Anda di halaman 1dari 4

Tugas Panggilan dan Bentuk Organisasi Gereja

Beserta Gerakan Oikoumene


Oleh: Victor Jonathan NPM:1706044660

Website:

1. http://www.gkpi.or.id/page/62/tugas_panggilan_gereja

2. http://www.studialkitab.com/2010/05/sistem-pemerintahan-dan-jabatan-gereja.html

3. http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=25&res=jpz

Penulis:

1. Gereja Kristen Protestan Indonesia

2. Wanta Sinurat

3. Yayasan Lembaga SABDA

Penerbit: -

A. Tugas dan Panggilan Gereja

Gereja ada di dunia untuk menjalankan misi dari Allah. Hal ini tentu erbicara soal tugas
dan panggilan gereja. Pada dasarnya, Allah mengembankan tiga tugas pokok untuk gereja yang
dikenal dengan Tridarma Gereja, yaitu persekutuan ibadah dengan saudara seiman (koinonia);
pelayanan sosial sesuai dengan karunia rohani masing-masing (diakonia); dan penginjilan dengan
memberitakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan juruselamat dunia (marturia).

Menurut Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI), tugas koinonia disebut juga tugas
pastorat. Tugas ini dilaksanakan dengan sukacita dan penuh tanggungjawab, bertolak dari kasih
kepada Gembala Agung itu (Yoh 21:15-19; Yeh 34) untuk menghimpun, mempersatukan dan
membina persekutuan umat sebagai kawanan domba Allah. Dengan demikian, gereja diharuskan
untuk mengadakan ibadah, persekutuan doa, pembelajaran dan pemahaman akan Firman Tuhan,
pendidikan dan pengajaran, mempersiapkan para pelayan gereja dan mentahbiskan mereka, serta

1
menegakkan hukum siasat Gereja sebagai pedoman pengajaran dan perilaku (1 Timotius 1:3-11; 2
Tim 3:16-17: Why 2:3).

Selanjutnya, tugas diakonia disebut juga tugas diakonat. Tugas ini mencerminkan
pelayanan Kristus yang rela berkorban dan penuh kasih. (Mrk 10:45). Pelayanan ini merupakan
bentuk ucapan syukur atas kasih Tuhan terhadap manusia. Lewat pelayanan gereja, kasih Kristus
dapat dinyatakan ke manusia (Kis 6:1-4;1 Kor 16:1-4). Bentuk pelayanan tentu bermacam-macam
seperti dengan memberikan pertolongan kepada orang yang berkekurangan, tertimpa musibah,
janda, dan fakir miskin (Mat 25:31-46). Pelayanan bisa pula dengan cara memberikan pengajaran
dan pelatihan keterampilan untuk pengembangan masyarakat guna menumpas kemiskinan.

Yang terakhir, marturia disebut juga tugas apostolat. Tugas ini dilakukan sebagaimana
mestinya seperti yang dilakukan oleh rasul-rasul pada zaman dahulu. Gereja diutus oleh Allah ke
dalam dunia untuk memberitakan injil ke seluruh bangsa di dunia (Mat 28:19-20; Mrk 16:15; Kis
1:8). Oleh karena itu, gereja biasanya mengutus para penginjil (Evangelis) atau misionaris,
mengadakan peribadatan, melakukan sakramen berupa baptisan dan perjamuan kudus, serta
mendorong jemaat untuk bersaksi tentang kasih Kristus melalui perkataan, sikap dan tingkah
lakunya sehari-hari.

B. Bentuk Organisasi Gereja dan Gerakan Oikoumene

Ada tiga bentuk organisasi gereja yaitu episkopal (uskup), presbiteral (penatua), dan
kongregasional (independen). Dalam dunia gereja, terdapat berbagai aliran seperti Lutheran,
Calvinis (Reformed, Presbyterian), Baptis, Injili, Pentakostal, Karismatik, Anglikan (Episcopal),
Adventis, Bala Keselamatan, non-denominasi dan lainnya.

Episkopal berasal dari kata Yunani “episkopos” yang berarti penilik dan dapat diartikan
sebagai uskup atau bishop. Dalam gereja episkopal, otoritas dan kewenangan berada di tangan
uskup yang memegang kendali sekelompok gereja. Uskup juga mempunyai otoritas untuk
menahbiskan imam. Kewenangan uskup didapatkan melalui suksesi apostolic dari rasul-rasul
pertama. Berdasarkan Matius 16:18-19, kuasa dilanjutkan secara estafet oleh uskup.

2
Gereja yang menganut episkopal contohnya adalah gereja Methodist dan Lutheran.
Dalam gereja ini, seorang uskup menjadi pemimpin tunggal atas gereja-gereja lokal yang ada. Hal
ini berbeda dengan struktur dalam gereja Anglikan dan gereja Katolik Roma. Gereja Katolik Roma
dipimpin oleh seorang Paus tetapi tetap memiliki sistem keuskupan di wilayah-wilayah tertentu.

Selanjutnya, ada gereja dengan sistem presbiteral. Istilah tersebut berada dari kata Yunani
“presbuteros” yang berarti penatua. Dalam sistem ini, tiap gereja lokal bersifat independen tetapi
mereka tetap terikat oleh norma-norma yang sama dan pengakuan iman yang sama. John Calvin
adalah tokoh yang merumuskan sistem ini. Dalam sistem ini, ada jabatan-jabatan gerejawi seperti
gembala/pendeta, guru, diaken, dan penatua. Gereja dipimpin oleh para penatua.

Yang terakhir adalah sistem kongregasional atau sistem independent. Sistem ini
menegaskan bahwa setiap gereja lokal adalah suatu badan lengkap, tidak tergantung dengan badan
lain, bahkan tidak memiliki hubungan pemerintahan dengan gereja lain. Dalam sistem ini,
kekuasaan gereja berada pada anggota jemaat, yang memiliki kekuasaan untuk mengatur dirinya
sendiri secara independen dan penuh. Otoritas gereja terletak pada seluruh jemaat lokal. Fokus
sistem ada pada otonomi dan demokrasi. Tiap anggota jemaat punya andil dalam pengambilan
keputusan dan memerintah gereja. Denominasi yang menganut sistem pemerintahan ini adalah
Baptis, Evangelical Free, Congregational dan sebagian Lutheran.

Perbedaannya dengan sistem kongregasional, presbiterian menekankan perwakilan


jemaat yakni para penatua yang dipilih oleh jemaat. Jadi otoritas tertinggi dalam suatu gereja lokal
adalah kemajelisan penatua dan satu majelis penatua. Majelis penatua ini adalah gabungan antara
imam dan orang awam. Di atas majelis penatua, ada sinode dan di atas sinode ada konferensi umum
sebagai sidang tertingi.

Dalam gereja-gereja, muncul suatu gerakan yaitu gerakan oikoumene sebagai upaya
untuk mempersatukan gereja tanpa memandang latar belakang aliran dan denominasi yang ada.
Kebersamaan dan kerjasama antar gereja dengan berbagai aliran harus tetap terjalin guna
membangun Kerajaan Allah di dunia. Gerakan ini muncul atas dasar kesadaran gereja-gereja
sendiri untuk bersatu dan melayani bersama. Oikumene sebenarnya adalah suatu sikap iman yang
mendorong gereja untuk berjalan bersama pada arah yang sama. Walaupun demikian, pada
hakekatnya gereja itu sudah menjadi satu dalam Kristus sebagai kepala gereja.

3
4

Anda mungkin juga menyukai