Anda di halaman 1dari 14

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

REKAYASA IDE

Disusun Oleh:
Sigit Nugroho(5213351041)
Dosen Pengampu:
Septian Prawijaya, S.Pd.,M.Pd

PENDIDIKAN TEKNOLOGI
INFORMATIKA DAN KOMPUTER
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
2022
RINGKASAN

Dalam makalah ini, saya akan menjelaskan "Metode Guru untuk menghadapi perbedaan
individu di kelas". Bagaimana guru menanggapi perbedaan individu di kelas berarti metode
atau teknik yang digunakan guru untuk mengatasi perbedaan gaya belajar siswa selama
proses pembelajaran.
Setiap inidividu mempunyai cara tersendiri dalam memahami sesuatu. Begitu pula cara
siswa dalam menyerap materi pelajaran yang didapatkan dari guru berbeda-beda. Gaya
belajar siswa berkaitan dengan cara belajar yang mereka sukai, atau yang mereka anggap
paling efektif. Gaya belajar siswa juga dapat dipengaruhi bentuk kepribadiannya. Seperti
siswa dengan kepribadian extrovert akan senang dengan pembelajaran yang melibatkan
kelompok. Siswa yang introvert lebih menyukai belajar di tempat yang tenang.
Namun gaya belajar tidak bersifat statis, artinya dapat berubah-ubah sesuai dengan
situasi. Misalnya dalam pembelajaran matematika yang membutuhkan visualisasi dan praktek
dalam kehiuspan sehari-hari. Siswa yang terbiasa belajar sendiri mungkin akan merasa
kesulitan dalam visualisasi dan membutuhkan bantuan orang lain. Siswa tersebut mau tidak
mau harus bertanya pada siswa lain, dengan begitu akan terciptalah kelompok diskusi.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan Rekayasa Ide untuk mata kuliah PSIKOLOGI PENDIDIKAN.
Terwujudnya Rekayasa Ide ini tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan serta arahan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dengan kesempatan ini,
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Septian Prawijaya,S.pd.,M.pd
selaku dosen mata kuliah psikologi pendidikan yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian Rekayasa Ide ini.
Penulisan Rekayasa Ide ini bertujuan agar pembaca dapat lebih memahami materi
yang telah penulis sajikan. Penulis sadar bahwa dalam penulisan Rekayasa Ide ini banyak
sekali kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca
agar penulisan Rekayasa Ide ini dapat lebih baik lagi.
Akhirnya penulis mengucapkan semoga Rekayasa Ide ini bermanfaat bagi para
pembaca dan dapat lebih mengerti tentang materi yang telah penulis sajikan.

Medan, 8 Mei 2022


Penyusun

Sigit Nugroho
DAFTAR ISI

RINGKASAN.........................................................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................
C. TUJUAN.....................................................................................................................................
D. MANFAAT.................................................................................................................................
BAB II....................................................................................................................................................
KERANGKA PEMIKIRAN.................................................................................................................
A. Uraian Permasalahan...................................................................................................................
B. Subjek Penelitian.........................................................................................................................
C. Assessment Data..........................................................................................................................
BAB III...................................................................................................................................................
METODE PELAKSANAAN................................................................................................................
A. Metode Penelitian........................................................................................................................
B. Langkah Penelitian......................................................................................................................
C. Teknik Pengumpulan Data...........................................................................................................
BAB IV...................................................................................................................................................
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................
A. Analisis Data...............................................................................................................................
B. Gagasan/Ide Baru........................................................................................................................
C. Kekuatan Ide................................................................................................................................
D. Kelemahan Ide.............................................................................................................................
BAB V PENUTUP..................................................................................................................................
A. KESIMPULAN...........................................................................................................................
B. SARAN.......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam lingkungan belajar seperti kelas, siswa memiliki karakteristik yang berbeda.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa tidak ada perbedaan antara siswa yang satu dengan siswa
yang lain dalam proses pembelajaran. Semua siswa dianggap sama. Siswa diharapkan menerima
materi yang sama, menggunakan materi yang sama, belajar dengan cara yang sama, diperlakukan
sama oleh guru, dan mencapai hasil belajar yang sangat baik.
Padalah seperti yang diketahui, setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-
beda. Begitu pula dengan siswa, sebagai individu, siswa yang satu dengan yang lainnya memiliki
perbedaan. Perbedaan antar inidividu tersebut nantinya dapat berpengaruh bagaimana proses
belajar akan berlangsung. Guru sebagai seorang pengajar tidak bisa begitu saja menyamaratakan
semua anak didiknya. Untuk mencapai proses pembelajaran yang optimal, seorang guru harus
mengetahui apa saja yang dibutuhkan siswanya dan berusaha membantu memenuhi
kebutuhannya dalam belajar.
Seorang guru sebagai salah satu fasilitator dalam pembelajaran matematika sebaiknya
dapat memastikan setiap anak didiknya mendapatkan apa yang ia butuhkan. Oleh karena itu,
seorang guru dituntut untuk dapat memahami perbedaan-perbedaan individu tiap anak didiknya.
Dengan memahami hal tersebut, diharapkan guru dapat menyediakan upaya-upaya agar setiap
siswa dapat mengikuti proses pembelajaran seefektif mungkin.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud perbedaan individu?


2. Macam-macam perbedaan individu dalam proses pembelajaran matematika?
3. Bagaimana cara menyikapi perbedaan individu tersebut?

C. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian perbedaan individu.


2. Mengetahui perbedaan-perbedaan individu dalam proses pembelajaran matematika.
3. Mengetahui cara menyikapi perbedaan individu dalam proses belajar.

D. MANFAAT
Dengan tercapainya tujuan di atas, kami berharap disertasi ini dapat membantu siswa, khususnya
guru matematika sebagai calon guru, memahami perbedaan individu mereka dan berkontribusi
pada keberhasilan proses belajar mereka. Dan, secara umum, dapat membantu pembaca untuk
memahami makna dan sifat perbedaan individu

BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
A. Uraian Permasalahan
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh dan menciptakan
sesuatu yang baru.Menurut Brunner,belajar adalah suatu proses aktif pada siswa dalam
membangun pengetahuan yang baru berdasarkan pengetahuan yang sudah ada. Bahkan, siswa
sering gagal mencapai tujuan belajarnya atau mencapai perubahan perilaku yang diinginkan. Hal
ini menunjukkan bahwa siswa memiliki ketidakmampuan belajar yang merupakan hambatan
untuk mencapai hasil belajar.

Bahkan dalam pembelajaran di sekolah, kita menghadapi karakteristik siswa yang berbeda
dan gaya belajar yang berbeda. Beberapa siswa dapat belajar secara visual, sementara yang lain
dapat belajar secara audio atau kinematik. Beberapa siswa dapat beradaptasi dengan ketiganya.
Di sisi lain, belajar di sekolah tidak sesuai dengan gaya belajar Anda, sehingga banyak siswa
yang justru mengalami berbagai kesulitan belajar.

Pada akhirnya, kesulitan belajar siswa ditunjukkan dengan adanya hambatan-hambatan


tertentu untuk mencapai hasil belajar dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, atau
fisiologis.Kinerja belajar mungkin lebih rendah dari yang seharusnya. Dalam menghadapi
permasalahan tersebut, peran guru cenderung untuk menyesuaikan model pembelajaran yang
sesuai agar tidak merugikan sebagian siswa dengan latar belakang, karakteristik, dan gaya belajar
yang berbeda.

B. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah seorang guru yang mengajar di Carnegie School.

C. Assessment Data
Penilaian (assessment) data dalam penelitian ini dilakukan melalui analisa hasil wawancara
terhadap guru.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan analisis data kualitatif.
Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang sebenarnya, menganalisis gejala secara
menyeluruh, dan membandingkan data untuk mengidentifikasi solusi untuk mengatasi masalah
tersebut.

B. Langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian yang digunakan dalam metode deskriptif dan analisis data
kualitatif ini adalah sebagai berikut.
1) Menetapkan fokus penelitian terhadap pengaruh atau dampak perbedaan profil gaya belajar
siswa dan solusinya.
2) Menentukan setting dan subjek penelitian.
3) Pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data.
4) Penyajian data.

C. Teknik Pengumpulan Data

Metode perolehan data untuk penelitian ini adalah wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan
yang menunjukkan kondisi dan permasalahan yang disebabkan oleh perbedaan profil gaya
belajar dan solusinya. Dalam penelitian ini, kami menganalisis data menggunakan teknik studi
pustaka komparatif terhadap hasil pengumpulan data.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Analisis Data

Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa guru wali kelas dan guru bidang studi
terhadap beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa yang dilakukan guru/pendidik dalam menghadapi siswa yang memiliki kemampuan
yang berbeda-beda?
2. Masalah apa sajakah yang sering terjadi akibat siswa yang berbeda-beda kemampuannya?
3. Tindakan apa yang dilakukan guru dalam menghadapi permasalahan yang terjadi akibat
perbedaan kemampuan siswa tersebut?

Jawaban dari pertanyaan yang dilakukan kelompok IV dengan cara wawancara kepada salah satu
guru SMA yang mengajar di Carnegie School.

1. Menurut Legina Alma Rija Sidabutar S.Pd memperlakukan siswa dengan kemampuan
yang berbeda-beda, namun pada beberapa kelas kemampuan siswa tersebut jelas berbeda, ada
yang pandai (cepat memahami) pelajaran dan ada yang tidak (lambat) dalam memahami
pelajaran diajari. Oleh karena itu, guru terlebih dahulu mendekati setiap siswa, terutama yang
lambat memahami pelajaran, berbicara tatap muka dan mengajarinya dengan energi ekstra.
Pendekatan yang dilakukan guru, tidak hanya pada saat di dalam ruangan kelas dan
dalam situasi belajar saja, tetapi juga sebagai seorang guru, guru memiliki peran sebagai orang
tua di sekolah, karena gurulah yang bertanggung jawab terhadap siswa pada saat siswa berada
dilingkungan sekolah. Sehingga pendekatan yang dilakukan guru sama seperti orang tua lahiriah,
seperti pengenalan karakter siswa tersebut, minat dan bakat siswa, cara belajar siswa tersebut.
Pendekatan guru harus sedetail mungkin agar perbedaan kemampuan siswa tidak
berdampak buruk terhadap pembelajaran. Selain itu, langkah yang dilakukan guru untuk
mengatasi perbedaan tersebut adalah guru tidak boleh melakukan diskriminasi terhadap siswa.
Misalnya, guru baik untuk siswa yang cerdas, sehingga guru harus dapat menggeneralisasi
kepada siswa meskipun ada perbedaan kemampuan.
Menurut Legina Alma Rija Sidabutar S.Pd masalah yang sering terjadi karena adanya
perbedaan kemampuan siswa tersebut terbagi dari dua sisi yang berbeda, kalau dari sisi guru
yang menjadi masalah adalah dalam pemanfaatan waktu, karena jika mengajar siswa yang
kemampuannya lambat (kurang cepat) dalam memahami pelajaran akan membutuhkan waktu
yang cukup lama, sehingga akibatnya kadang target pembelajaran yang sudah ditetapkan jadi
tidak terlaksana dengan baik.
Bagi siswa, perbedaan kemampuan menyebabkan pengelompokan pertemanan.
Misalnya, orang bijak dan orang bijak. Mungkin siswa pintar lebih terhubung satu sama lain
2. Menurut Legina Alma Rija Sidabutar S.Pd sebagai seorang guru tindakan yang dilakukan
dalam menghadapi masalah yang terjadi akibat perbedaan kemampuan tersebut adalah How To
Manage Our Class (memanajemen kelas), guru harus mampu menguasai kondisi kelas, mampu
membuat siswa yang berbeda kemampuan tersebut bisa mengerti pelajaran yang diberikan. Guru
harus mampu menggenggam semua siswanya, artinya guru harus menggunakan tenaga ekstranya
dalam meyakinkan siswanya.
Misalnya, secara teknis, mata pelajaran trigonometri menggunakan kubus dan balok
adalah dua mata pelajaran yang berbeda. Guru harus dapat menyampaikan materi dengan cara
yang mudah dipahami siswa, seperti model pembelajaran yang berselang-seling.
Mengenai masalah pengelompokan pertemanan siswa, menurut saya kita sudah mulai
mengkaji hasil belajar siswa baik di dalam maupun di luar kelas. Misalnya, kami membuat sesi
belajar yang menggabungkan hal-hal yang mudah dipahami dan mudah dipahami. Kurang
mudah dipahami, dengan tujuan dapat membantu/mengajarkan orang pintar yang lambat
memahami pelajaran.
B. Gagasan/Ide Baru
Adapun ide/gagasan yang dapat dilakukan untuk melakukan strategi yang tepat mengatasi
perbedaan profil belajar setiap individu atau siswa menurut pemahaman penulis adalah sebagai
berikut :

Seperti disebutkan sebelumnya, ada siswa dengan perbedaan individu yang berbeda dalam
proses pembelajaran. Perbedaan sangat umum dan tak terelakkan. Sebagai guru yang baik, guru
tidak dapat mengesampingkan perbedaan ini dengan menganggap bahwa semua siswa adalah
sama. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menghadapi perbedaan setiap siswa. Upaya
tersebut dapat berupa metode pengajaran yang berbeda.

Untuk menyikapi perbedaan gender antara siswa laki-laki dan perempuan di kelas,
hendaknya guru memberikan kesempatan pada semua siswa untuk dapat lebih aktif dalam
pembelajaran. Selain itu membantu siswa yang kurang memahami pelajaran baik itu siswa laki-
laki maupun siswa perempuan.

Perbedaan kemampuan siswa di kelas dapat diatasi dengan mengubah cara materi
didistribusikan. Siswa yang cerdas dapat dengan cepat menyerap pelajaran. Namun, siswa
dengan kecerdasan di bawah rata-rata mungkin memerlukan tinjauan tambahan. Siswa berbakat
perlu mendapatkan perhatian khusus agar tidak diperlakukan tidak setara dengan siswa lain.
Guru pada umumnya menjelaskan materi kepada semua siswa. Guru kemudian mengajukan
pertanyaan latihan kepada siswa yang merasa materi yang disajikan sudah jelas. Guru kemudian
bertanya kepada siswa lain apakah ada materi yang perlu dijelaskan kembali.
Perbedaan kepribadian dan gaya belajar siswa dapat disikapi melalui variasi metode
pengajaran yang dilakukan oleh guru. Pada pertemuan pertama, guru biasanya terbiasa
mengamati perilaku siswa yang berbeda tipe di kelas, sehingga ada acuan untuk menentukan
metode pengajaran yang akan digunakan. Misalnya, untuk menampung anak ekstrovert, guru
sesekali mengadakan diskusi kelompok untuk memfasilitasi pembelajaran bagi siswa ekstrovert.
Tugas mandiri dan pekerjaan rumah memberi siswa introvert kesempatan untuk lebih memahami
materi mereka.

Menyikapi siswa yang kritis diperlukan metode pembelajarn yang terbuka. Memberi
kesempatan siswa untuk mencoba dan membuktikan jawaban yang benar atau salah. Guru juga
harus memberi jalan untuk siswa yang mengeksplorasi materi yang diajarkan. Tetapi perlu
diperhatikan agar tidak memaksakan kehendak kepada siswa-siswa karena akan menjadi beban
mereka. Selain itu guru diharapkan dapat memberi motivasi secara terus menerus kepada siswa
untuk dapat berprestasi.

C. Kekuatan Ide
Kekuatan dari ide yang diajukan adalah untuk mempermudah siswa memahami pelajaran dan
mengurangi kehadiran siswa yang tertinggal selama pembelajaran. Selain itu, ketiga ide ini
tidak hanya fokus pada kelas, tetapi juga membuat pembelajaran di kelas lebih
menyenangkan. Siswa juga dapat lebih kreatif dan inovatif dengan berpikir kritis dan
menggunakan imajinasinya.
D. Kelemahan Ide
Kelemahan ide/gagasan tersebut adalah pembelajaran dapat memakan waktu dan alat/fitur
yang mendukung, sehingga guru sangat perlu dapat mengatur waktu dan dukungan sekolah
dengan sarana dan prasarana yang tepat.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam proses pembelajaran sudah sewajarnya terdapat perbedaan antara siswa satu
dengan yang lain. Tugas seorang guru adalah memenuhi kebutuhan setiap siswanya. Dengan
memahami perbedaan individu yang ada pada siswa-siswanya, guru dapat mengantisipasi dengan
memberikan metode pembelajaran yang bervariatif sehingga semua siswanya dapat mengikuti
pembelajaran matematika dengan baik.

B. SARAN

Dalam menyusun dan melaksanakan strategi dan model pembelajaran yang tepat dalam
praktiknya dalam dunia pendidikan sebaiknya guru dibekali dengan empat kompetensi utama
seorang guru, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi professional sehingga guru mampu mendemonstrasikan model-model pembelajaran
tersebut menjadi model terbaik secara maksimal sehingga mampu mencapai kompetensi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Khoirunnisa.2014. Perbedaan Individual dalam Proses Pembelajaran Matematika.
(http://mathenme.blogspot.com/2014/11/makalah-psikologi-pendidikan-perbedaan.html).
Diakses pada Senin tanggal 24 Maret 2019.

Nahdataeni, I., Sukayasa, & Linawati. 2015. Proses Berpikir Siswa Dalam Memecahkan
Masalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ditinjau dari Gaya Belajar Di Kelas X
SMA Negeri 2 Palu. Jurnal Pendidikan Matematika. 4(2):203-215
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai