Anda di halaman 1dari 2

Mengenalmu dalam ketidaksengajaan yang mungkin dimulai dari tindakan “iseng” semata

Mengingatnya aku selalu ingin tertawa, tak perlu waktu lama cukup satu purnama

Melawan ragu yang pada akhirnya membawa aku dan kamu bertemu siang itu

Mungkinkah ini benar-benar ketidaksengajaan semata atau justru takdir yang bekerja?

Terimakasih kuawali kalimat dengan ucap terima kasihku untukmu

Untuk tak menawarkanku romansa picisan semata namun justru keseriusan

Saat dering telepon pertama itu kuterima helaan nafas berulang kali kulakukan

Lucu, mengapa tiba-tiba menjadi gugup? sedang tanpa tatap hanya deru suara kudengar

Lembaran bio kuterima lalu membacanya dengan seksama

“Sama” kutemukan kesamaan disana. Haruskah aku sejenak merasa senang?

Kau tahu kupikir takdir tengah bercanda denganku

Dalam mula keisenganku kutemukan “sama” yang sama

Februari semua bermula, takdir seolah mengenalkanmu padaku

Si nona tegas dengan si tuan supel, “yes man” yang kau sebut itu

Ragu dihati membumbung, sebab kita yang benar-benar bertolak belakang

Bagai dua kutub magnet bila disatukan

Raguku sebab takut tak mampu menghargaimu bila menjadi masa depan

Namun aku lupa kita bukan sepasang kutub magnet, namun insan manusia yang berbeda

Manusia yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama

Tak mesti sama untuk bersama sebab berbeda bisa saling menyempurnakan

Awal maret di Kota kembang duduk bersebrangan terpisahkan meja

Senyum Malu-ku terbit tak berani kutatap matamu secara langsung meski hitungan detik

Adakah kamu pun sama?


Sepertinya aku menemukan sosok lain pada dirimu

Kupikir kamu tak se-sensitif dan tak setakut itu untuk mengambil keputusan

Seperti sosok yang kukenal melalui balasan-balasan percakapanmu

Atau sosok yang menghindar saat kerikil itu muncul bukan mengambil lalu menepikannya

Aku senang, kamu jauh lebih baik dari itu

Berkesan, Terima kasih telah memperkenalkan dirimu apa adanya

Untuk tidak menjadi sosok lain yang mungkin aku sukai

Percakapan diatas rooftop dengan semilir tiupan angin dingin yang sesekali mengganggu

Terima kasih telah bercerita jika kamu telah mengatakan siapa aku kepada cinta pertamamu

Raguku berkurang….

Semakin berkurang sebab kamu libatkan aku dalam aktivitasmu

Terima kasih sejauh ini untuk tidak mengumbara kalimat manis tak bertanggungjawab

Cukup kalimat akad-mu yang kutunggu….

-LS-

Anda mungkin juga menyukai