1
pernah menginginkan itu. Aku mulai menulis karena merasa
sudah terlalu banyak tulisan yang berserakan di arsip
facebook, instagram, twiter, blogspot dan lainya. Ide demi
ide aku tuangkan secara spontan di pelbagai jejaring sosial
dan terunggah begitu saja, tanpa tertinggal satu pun
diperangkatku. Berangkat dari sana Aku mencoba menggali
dalam-dalam berandaku, mengumpulkan sepotong demi
sepotong yang pernah aku tulis disana. Mungkin semuanya
terlihat seperti curhatan, tapi itulah cara untuk
mengekspresikan diri yang paling mudah, biar kalian
menilainya dari sudut pandang kalian. Aku tak bisa
mengingat semuanya sendiri dengan detail maka dari itu
sebelum lupa akan semuanya aku membuat tulisan ini. Suatu
waktu jika saat aku lupa dan inginku mengenang kisah kasih
bersamamu aku bisa membukanya kapanpun aku mau.
2
Dan pada akhirnya “Catatan Rindu” terpilih sebagai
judul kisah yang pernah aku alami ada “kamu dan “dia”
disana, cukup mewakili seiap titik titik peristiwa dalam tulisan
ini, mulai dari pertemuan, perjodohan, sandiwara yang kita
pernah jalani, kenyataan, patah hati, hingga pengikhlasan.
Semua tersusun secara kronologis kejadian yang ada. Di saat
yang sama ‘Catatan Rindu’ mewakili seluruh tulisanku di
dunia maya selama bertahun-tahun dan menjadikan sebuah
tulisan ini.
3
Dari sebuah catatan rindu aku mengadu,
tentang rasa yang tak kunjung bersatu.
Mungkin kamu hanyalah datang sebagai tamu,
bukan sebagai kasih seperti yang pernah aku gugu, atau
mungkin kita memang sudah tidak sejalan.
Lantas apa yang aku sesalkan atas rindu yang menggumpal?
Dan lagi aku tak bisa memintamu pulang,
hanya bertahan menunggu lupa yang tak kunjung datang.
●● ●● ●●●● ●
4
5
TATAPAN RAGU
Kali Pertama
6
Salah duga, Ponsel berdering dan pikirku itu adalah
sebuah salam kenal dari dia yang mendapat nomor dari
seorang karibku, Ternyata salah, itu pesan singkat dari
seorang yang aku sebut “Kamu” mengajak bertemu sebagai
kawan baik dia untuk sebuah rencana mempertemukanku
dalam sebuah acara. Pertemuan yang bukan kemauanku, tapi
mau tak mau aku mengiyakan untuk menghargai setiap
usahanya. Sebuah usaha yang tak aku yakini akan
keberhasilannya karena tanpa ada kemauan dari semua
orang terlibat termasuk aku.
7
menembus sebagian dimensi dipikiranmu, dimensi yang dari
awal tak aku inginkan adanya telah muncul seketika itu.
Sebuah obrolan yang niat awalnya membahas sebuah
rencana berubah dan bertambah tema-tema lainya, itu
membuatku sedikit larut dan mulai memahami sebagian dari
karaktermu mulai dari cara bicara hinga bahasa tubuhmu
yang menunjukan perasaan biasa saat bertatapan dengan
orang baru berbeda denganku.
8
bertemu. kamu mulai beranjak dari tempatmu duduk dan
aku mulai berharap untuk kamu bisa duduk kembali dilain
waktu denganku meskipun ditempat yang sesederhana ini,
kamu menjauh sembari menggingatkanku tentang hari kapan
rencana itu akan direalisasikan. Aku ingat betul perbincangan
pertama kita mulai dari team bola favorit yang sama sampai
keinginan memiliki mobil yang sama tanpa ada perjanjian
sebelumnya, positif saja mungkin hanya sebuah kebetuan.
9
●● ●● ●●●● ●
●● ●● ●●●● ●
10
11
AKU MULAI MENYELAMI
RASAMU
Kali Kedua
12
Pertemuan kedua ditempat yang sama dengan segala
keramaian muda mudi waktu itu cuckup membuat aku
semakin yakin bahwa kamu tidak hanya sekedar berbincang
soal rencana, tapi untuk hal yang lebih dari itu hanya saja kita
sebagai manusia sebenarnya tidak bisa memvonis perasaan
seseorang yang baru beberapa hari kenal. Ada bermacam
rasa takut yang menyelimuti waktu itu, takut pertemuan kita
akan terekspose dan menjadi bahan perbincangan teman
yang menyadarinya, takut akan berjalan dengan cara
beriringan ataupun duduk berdampingan denganmu. Kamu
menghubungi bertanya di mana, bertanda jarak kita semakin
dekat dan benar kau menemuiku dengan menenteng sebuah
coklat dingin yang sengaja untuk menambah tinta-tinta
dilukisan kenangan saat kamu tidak dapat menemuiku lagi
suatu saat nanti, itu pikiran terburuk saat itu yang tak
pernah aku harapkan terjadi adanya.
Aku tak perduli tak ada yang tau tentang ini, tapi aku
yakin semesta pernah menjadi saksi dan mengakui
keberadaan kita malam itu. Seasik mungkin seriang mungkin
mengubur dalam rasa malu dan takutku untuk menyambut
kedatanganmu dan akan membuatmu merasa terhibur
dengan caraku sendiri.
13
yang masih remaja dengan segala pikiran labil ku, aku
menjadi seorang yang sangat naif awalnya berpikir takut
karena tanpa ada suatu hubungan yang mendasari
pertemuan kita yang tak lebih dari seorang asing yang baru
bertemu dan selanjutnya berpikiran bahwa ini merupakan
bagian dari sebuah kedekatan, namun yang terpenting aku
harus mencoba tetap terlihat biasa tanpa ada pikir yang
berkeliaran diotakku.
14
“aku ngantuk” menjadi sebuah tanda untuk ajakan pulang,
aku mencoba memahaminya, tapi apa yang kamu katakan
seolah ingin berlama-lama duduk denganku dan aku tidak
pernah menyangka kau akan mengatakannya. Mungkin
kalian tak akan mengira hal yang aku idamkan kemarin sore
itu terjadi dan busur rasa telah mengenaiku tepat pada
sasaranya.
15
●● ●● ●●●● ●
●● ●● ●●●● ●
16
17
KATAMU BAHAGIA ITU
SEDERHANA
Kali Ketiga
18
Dengan melihatmu aku enggan untuk makan pagi itu.
Senyum dan sapaan lembutmu cukup untuk mengisi
lambungku, aku hanya butuh minum dan untuk itu hanya
bisa dengan cara meminta tolong kepadamu. Sedikit banyak
waktu bercanda menjadi ciri khas utama kita sebelum
akhirnya kamu merubah segalannya.
19
tidak bisa menempatkan posisiku saat itu peranku terlalu
berat untuk dijalankan. Sampai akhirnya kamu berbisik pelan
kepadaku “sakit” awalnya aku tak mengerti maksud dari
katamu dan setelah aku telaah dalam dalam, boom!!! aku
meledak sikap biasaku telah kamu tumpas habis dan diriku
dipenuhi segala pikir untuk memilih antara kamu dan dia,
tapi dengan segala pasti kamu akan memenangkanku
semesta pasti mendukungmu.
20
menggungkapkan rasa pada awalnya dan menjadi sok biasa
saat bersamamu. Atas segala pertimbangan aku akan
membuat keputusan yang menurutku baik untuk kamu
waktu itu.
21
●● ●● ●●●● ●
●● ●● ●●●● ●
22