2019
BUKU PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Pengertian Rekam Medis
1.2. Falsafah dan Kegunaan Rekam Medis
1.3. Sifat Rekam Medis
1.4. Tujuan Penyelenggaraan Rekam Medis
1.5. Isi Rekam Medis
1.6. Pendelegasian Rekam Medis
PENDAHULUAN
Definisi
Ada bermacam-macam definisi mengenai rekam medis.
Pada intinya rekam medis adalah sarana yang mengandung
informasi tentang penyakit dan pengobatan pasien yang ditujukan
untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Menurut Permenkes No. 269 Tahun 2008 Tentang Rekam Medis
pada Pasal 1 Butir 1 dan Undang-undang No.29 Tahun 2004
Tentang Praktek Kedokteran pada Pasal 46 ayat 1 menyebutkan
bahwa;
yang dimaksud rekam medis adalah berkas yang berisi catatan
dan dokumen yang berisi identitas pasien , pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.
Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas
tidak hanya sekedar pencatatan, tetapi mempunyai pengertian
sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam medis, yang
merupakan proses kegiatan mulai dari penerimaan pasien,
pencatatan data medik pasien , pelayanan medik oleh petugas
kesehatan di rumah sakit, di teruskan dengan penanganan
berkas dari pengarsipan untuk melayani permintaan / pinjaman
pasien atau keperluan lainya.(Depkes.97=6).
a. Aspek Administrasi
Dalam pengelolaan rumah sakit, jelas rekam medis
mempunyai peran penting. Bagaimana pihak administrator,
tenaga medis maupun para medis dapat menjalankan kegiatan
pelayanan bila tidak disertai dengan berkas rekam medis. Ini
menyangkut masalah kebijaksanaan dan tindakan penjabat
yang berwenang selama memegang jabatan dalam upaya
mencapai tujuan organisasi.
b. Aspek Medis
c. Aspek Hukum
Bila timbul tuntutan pasien terhadap dokter/rumah sakit,
maka rekam medis merupakan bukti-bukti yang akan menjadi
pegangan bagi dokter/rumah sakit yang berisikan tentang
apa, siapa, kapan dan bagaimana peristiwa tindakan medik
itu berlangsung. Dapat dibayangkan bagaimana tingginya nilai
hukum sebuah rekam medis ini karena dapat mewakili dokter
dalam rumah sakit tetapi juga mewakili kepentingan pasien
dan keluarga.
d. Aspek Keuangan
Biaya yang harus di tanggung pasien selama dalam perawatan
berasal dari rentetan kegiatan pelayanan medis dengan segala
rupa pemeriksaan . Lebih lanjut lagi data ini dapat dipakai
sebagai perencanaan keuangan rumah sakit untuk masa
mendatang.
e. Aspek Penelitian
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya dapat dikatakan
semua penyakit dan perjalanannya serta pengaruh pengobatan
dan lain-lain, berasal dari data yang diambil dari rekam medis.
Namun data untuk riset ini hanya dapat diambil dari rekam
medis yang sudah direncanakan untuk kepentingan ini. Oleh
sebab itu kita perhatikan rekam medis yang sudah ada di
Rumah Sakit pendidikan isinya lebih lengkap, sebab sudah
sering dipersiapkan untuk kepentingan penelitian.
f. Aspek Pendidikan
Rekam medis yang berisi data dan informasi tentang
perkembangan kronologis dari kegiatan medis yang di berikan
kepada pasien dapat di gunakan sebagai bahan pendidikan
dan pengajaran di bidang profesi kesehatan.
g. Aspek Dokumentasi
Rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya
merupakan sumber ingatan yang harus didokumentasikan. Ini
dimaksud sebagai semua bahan penglihatan yang
dikumpulkan, ditata dan disiapkan untuk dipakai baik
bentuknya tertulis, foto, hasil ECG, EEG maupun hasil-hasil
penunjang lainnya.
04 17 86
Angka ke Tiga Angka ke Dua Angka Pertama
(tertiary digits) (secondary digits) (primary digits)
Pada waktu menyimpan, petugas harus melihat angka-angka
pertama dan membawa rekam medis tersebut ke daerah rak
penyimpanan untuk kelompok angka-angka pertama yang
bersangkutan. Pada kelompok angka pertama ini berkas rekam
medis disesuaikan urutan letaknya menurut angka ke dua,
kemudingan rekam medis disimpan di dalam urutan sesuai
dengan kelompok angka ketiga, sehingga dalam setiap kelompok
penyimpanan nomor-nomor pada kelompok angka ketigalah
(tertiary digits) yang selalu berlainan.
Kelebihan Sistem Terminal Digit Filing :
a) Penambahan jumlah dokumen rekam medis selalu tersebar
secara merata ke 100 kelompok (section) di dalam rak
penyimpanan.
b) Petugas-petugas penyimpanan tidak akan terpaksa
berdesak-desakan di satu tempat dimana rekam medis
harus disimpan di rak.
c) Petugas-petugas dapat diserahi tanggung jawab untuk
sejumlah section tertentu misalnya ada 4 petugas masing-
masing diserahi: section 00-24, section 25-49, section 50-
74, dan section 75-99.
d) Pekerjaan akan terbagi rata mengingat setiap petugas rata-
rata mengerjakan jumlah rekam medis yang hampir sama
setiap harinya untuk setiap section sehingga mudah
mengingat letak berkas rekam medis.
e) Rekam medis yang tidak aktif dapat diambil dari rak
penyimpanan dari setiap section, pada saat ditambahnya
rekam medis baru di section tersebut.
f) Jumlah rekam medis untuk setiap section terkontrol dan
bisa dihindarkan timbulya rak-rak kosong.
g) Dengan terkontrolnya jumlah rekam medis, membantu
memudahkan perencanaan peralatan penyimpanan (jumlah
rak).
h) Kekeliruan menyimpan (misfile) dapat dicegah, karena
petugas penyimpanan hanya memperhatikan 2 angka saja
dalam memasukkan rekam medis ke dalam rak sehingga
jarang terjadi kekeliruan membaca angka.
Kekurangan Sistem Terminal Digit Filing :
a) Latihan dan bimbingan bagi petugas penyimpanan dalam
hal sistem angka akhir, mungkin lebih lama dibandingkan
latihan menggunakan sistem nomor langsung, tetapi
umumnya petugas dapat dilatih dalam waktu yang tidak
terlalu lama.
b) Membutuhkan biaya awal lebih besar karena harus
menyiapkan rak penyimpanan terlebih dahulu.
Sarana dan prasarana yang tersedia berupa 3 (tiga) ruang untuk
menyimpan dokumen rekam medis aktif, dan 1 (satu) ruangan
untuk menyimpan berkas rekam medis. Sedangkan tempat
penyimpanan / rak yang digunakan adalah sebagian besar rak
terbuka statis dan sebagian rak dinamis yang disebut Roll O
pack (mobile file) mekanis.
PENDAFTARAN
PERNAH
SUDAH BELUM
BEROBAT?
KIB
mM
Memb KIUP
Tidak awa Ya
BRM dan No
KIB
RM Baru
KIUP
Tracer
Filling
BRM
BRM
Klinik
b. Pasien Lama
Pasien lama atau pasien dengan kunjungan ulang dapat
dibedakan menjadi menjadi :
- Pasien yang datang dengan perjanjian (booking)
- Pasien yang datang tidak dengan perjanjian (datang
langsung).
Untuk pasien yang datang dengan perjanjian, berkas rekam
medisnya telah disiapkan oleh petugas rekam medis di poliklinik
masing-masing. Sedangkan untuk pasien yang datang langsung,
berkas rekam medis akan diantarkan oleh petugas rekam medis
setelah ada permintaan berkas rekam medis yang dientri dari
bagian pendaftaran pasien.
b. Adopsi
Dalam hal kasus adopsi pihak-pihak yang bersangkutan
harus benar-benar bertanggungjawab untuk segera
menandatangani formulir aau surat keterangan adopsi. Pihak
rumah sakit harus melibatkan unsure saksi sebagai penguat
disamping adanya pernyataan resmi secara tertulis dari pihak
yang menerima bayi/anak. Dalam hal mana seorang anak tidak
diabil oleh keluarganya maka pihak rumah sakit dapat
meneruskannya kepada yayasan atau badan resmi yang
berwenang dan dianggap sah oleh negara untuk menampung dan
mengasuhnya. Segala korespondensi yang terjadi dalam hal
adopsi harus sangat dijaga kerahasiannya. Unit rekam medis
harus bisa menjamin semua berkas yang diperlukan telah
lengkap. Bilamana dirasakan perlu untuk memisahkan laporan
adopsi dari berkas pencatatan pasien, maka kepala unit rekam
medis harus dapat mengambil kebijaksanaan tersebut dan
member kode tertentu dalam berkas rekam medis pasien tersebut.
Selanjutnya surat adopsi tersebut disimpan dalam tempat
khusus.
Untuk rekam medis dalam kasus adopsi ada beberapa
ketentuan yang harus diperhatikan, antara lain :
1. Adopsi telah mengakibatkan orang tua kandung
melepaskan hak mereka untuk memeriksa rekam medis
anaknya yang telah diangkat, karena dengan
pengangkatan itu seluruh hak orang tua kandung telah
berakhir.
2. Adopsi telah mengakibatkan orang tua baru menerima
hak sebagai orang tua asli berarti berhak untuk
memeriksa rekam medis anak angkatnya hingga
mencapai dewasa. Namun orang tua baru tidak boleh
melihat rekam medis masa lampau si anak. Dalam hal ini
petugas rekam medis wajib mengeluarkan semua
identitas masa lampaunya yang berkaitan dengan orang
tua asli sewaktu orang tua baru memeriksa rekam medis
anak angkat yang telah menjadikan anak kandung.
3. Anak angkat mempunyai hak untuk membaca rekam
medis dirinya pada saat mencapai usia dewasa, namun
petugas rekam medis harus menutup identitas oramg tua
aslinya, seperti pada keterangan no.2 (dua).
8.1. Assembling
Assembling yaitu perakitan lembar /formulir rekam
medis sehingga mudah dibaca secara sistimatis sesuai riwayat
penyakit pasien. Kegiatan ini dilakukan oleh petugas assembling
dan dilakukan setelah dokumen rekam medis kembali ke Unit
Rekam Medis.
Batas waktu penyelesaian dokumen rekam medis adalah
sebagai berikut :
1. Setelah pasien keluar rumah sakit, berkas rekam
medis harus segera dikembalikan ke Unit Rekam
Medis paling lambat 2 x 24 jam.
2. Petugas assembling akan mengecek kelengkapan
berkas rekam medis, kalau ada yang belum
lengkap maka dikembalikan kepada dokter atau
paramedis yang berwenang untuk minta
kelengkapan.
3. Jangka waktu penyelesaian kelengkapan berkas
rekam medis oleh dokter atau paramedis yang
berwenang paling lama 14 hari setelah pasien keluar.
4. Laporan PA harus selesai dalam waktu maksimal 7
sampai 10 hari. Di RSUD dr. H. Marsidi Judono hasil
PA disimpan di rekam medis pasien.
5. Segera setelah berkas rekam medis lengkap,
selanjutnya diolah dengan diberi kode penyakit dan
yang terakhir diserahkan ke bagian filling untuk
disimpan.
Untuk alur assembling berkas rekam medis adalah sebagai
berikut :
8.2. Koding
Koding yaitu pemberian kode dengan menggunakan
huruf atau angka yang dapat mewakili komponen data. Apa saja
yang diberi kode ? yaitu semua diagnose /penyakit (utama &
komplikasi), tindakan/pembedahan, terapi, dll. yang diderita
pasien.
Di RSUD dr. H. Marsidi Judono baru melaksanakan
untuk kode diagnosa /penyakit saja. Sedangkan untuk kode-
kode yang lain seperti tindakan belum semua dilaksanakan.
Dalam menentukan kode-kode tersebut digunakan
buku pedoman yang disebut International Classification of
Diseases and Related Health Problems, Tenth Revision (ICD – 10)
terbitan WHO. Di Indonesia penggunaannya telah ditetapkan
oleh Departemen Kesehatan. RI sejak tgl. 19 – 2 –1996. ICD –10
terdiri dari 3 volume, yaitu Volume 1 mengenai Tabular List,
Volume 2 mengenai Instruction Manual, Volume 3 mengenai
Alphabetical Index.
BAB IX
PENGUMPULAN DATA DAN PELAPORAN
9.1. Pengertian
d. Laporan SIRS VI
Laporan ini dilaporkan dalam periode tahunan (setahun
sekali). Adapun data yang dilaporkan meliputi;
- Data Indikator Pelayanan Rumah Sakit (RL.1.2)
- Data Tempat Tidur Rumah Sakit (RL.1.3)
- Data Ketenagaan Rumah Sakit (RL.2)
- Data Pelayanan Rumah Sakit (RL.3), yang
meliputi;
- Data Pelayanan Rawat Inap (RL.3.1)
- Data Pelayanan Rawat Darurat (RL.3.2)
- Data Pelayanan Gigi dan Mulut (RL.3.3)
- Data Pelayanan Kebidanan (RL.3.4)
- Data Pelayanan Perinatologi (RL.3.5)
- Data Pelayanan Pembedahan (RL.3.6)
- Data Pelayanan Radiologi (RL.3.7)
- Data Pelayanan Laboratorium (RL.3.8)
- Data Pelayanan Rehab Medis ( RL.3.9)
- Data Pelayanan Khusus (RL.3.10)
- Data Pelayanan Kesehatan Jiwa (RL.3.11)
- Data Pelayanan Keluarga Berencana (RL.3.12)
- Data Pelayanan Farmasi Rumah Sakit
(RL.3.13)
- Data Pelayanan Rujukan (RL.3.14)
- Data Pelayanan Cara Bayar (RL.3.15)
e. Laporan Up-Date
Laporan ini meliputi Data Dasar Rumah Sakit (RL.1.1)
yang dilaporkan bersifat updating atau dilaporkan sewaktu-waktu
jika ada perubahan-perubahan yang mendasar di rumah sakit,
misalnya; adanya pergantian Direktur Rumah Sakit, pindah
alamat (nama jalan, nomor, atau nomor telepon), ada perubahan
kelas perawatan, perubahan jumlah tempat tidur, dan adanya
perubahan/penambahan jenis pelayanan yang diberikan.
Rata – rata lama Total lama hari rawat Total dari jumlah
hari rawat dalam satu periode pasien yang keluar
untuk periode yang
sama
2019