Makna Intuisi Dalam Epistemologi Taoisme
Makna Intuisi Dalam Epistemologi Taoisme
Nomor 11
OLEH:
IMAM WA HYU Of
Daftar Isi
...
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 111
BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang Permasalahan .... .. . . . 1
/
iv
INTI SARI
Inti Permasalahan
Pemikiran Taoisme adalah bentuk mistisisme alam,
yaitu merupakan suatu usaha manusia untuk bersatu
dengan Alam sebagai penjilmaan Tao yang merupakan asal
segala sesuatu.
Model berpikir mistik merupakan bentuk ~ mendapatkan
Cara Penelitian
Penelitian ini melalui tahap-tahap sebagai ber-
ikut:
1. Mempelajari persoalan-persoalan epistemologi.
v
Hasil Penelitian
1. Intuisi-mistik merupakan salah satu cara untuk men-
capai Tao sebagai " the ultimate truth " atau ke-
benaran tertinggi dan abadi pada pengetahuan intuitif.
2. Untuk mencapai kebenaran tertinggi tidak cukup dengan
transendensi diri yang rasional saja, melainkan
perlu suatu keterlibatan subyek dalam keseluruhan
eksistensinya, yaitu pengamalan subyek dalam per-
buatan.
3. Sesuatu "yang benar" adalh muncul bersama datangnya
intuisi, bukan melulu pengertian murni tentang hal-
nya, ataupun introspeksi data. Ia merupakan ke-
seluruhan dari pengalaman langsung.
BAB I
P E N. G AN T A R
1
2
Tujuan Penelitian
Penelitian ini ingin mengungkapkan suatu epistemo-
logi yang melatar belakangi pemikiran Taoisme. Taoisme
berpandangan negatip tentang pengetahuan pada umumnya
dan ia menghargai pengetahuan intuitif yang dapat di-
peroleh melalui mistik-alam.
B. Tinjauan Pustaka
Epistemologi merupakan penyelidikan filsafati
terhadap pengetahuan, yaitu menyangkut tiga persoalan
pokok antara lain: 1. Berupa sumber pengetahuan, dengan
pertanyaan pokok dari manakah pengetahuan yang benar j_ tu
datang dan ba gaimana kita dapat mengetahui. 2. Berupa
watak peng etahuan, dengan pertanyaan pokok apakah a da
dunie. yang benar-benar berada di luar pikiran kita, dan
kalau ada apakah kita dapat mengetahuinya. 3. Berupa
kebenaran pengetahuan, dengan pertanyaan pokok apakah
pengetahuan kita itu benar, dan bagaimana kita dapat
membedakan pengetahuan yang benar dan pengetahuan yang
salah ( ~ Titus, Smih & Nolan, 1984 ).
Namun epistemologi sendiri tidak terlepas dari
cabang filsafat lainnya, misal: metafisika dan epistemo-
logi adalah saling tergantung secara logis, dan bahwa
epistemologi tanpa praanggapan metafisis tidak dapat
dicapai sebagaimana juga metafisika tanpa praanggapan
epistemologi ( Runes, 1979 ).
3
c. Hipotesis
Pengetahuan intuitif pada Taoisme sifat kebenaran-
nya adalah mutlak, Sebab obyeknya adalah Tao yang tran-
senden sekaligus imanen, oleh karena itu hanya dapat di-
dekati dengan sarana mistik. Mistik dalam Taoisme adalah
mistik alam, sebab untuk menjadi manusia yang sempurna
manusia harus menyatukan diri dan selaras dengan Alam.
D. Rencana Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat
historis faktual, oleh karena itu dalam pelaksanaan
pengumpulan data menyangkut dua hal: pertama yaitu
ajaran-ajaran Taoisme dan latar belakang historisnya,
kedua yaitu bidang filsafat khususnya metafisika.
Penelitian ini diawali dengan pengumpulan data, baik
data-dat a historis maupun konsep-kortsep tentane p e-
ngetahuan dan mistik.
Data yang telnh dikumpulkan kemudian dikl asifikas i-
kan sesuai dengan ciri-cirinya masing-masing. Setelah
p engklasifikasian data kemudian masing-masing dnta
dianalisis dari sudut epistemologi baik ajaran Lao Tzu
maupun Chuang Tzu. Dengan dibantu metode Verstehen
yang berupa pemahaman dan penafsiran, akhirnya disintesa-
kan sehingga menjadi pengetahuan intuitif melalui mistik.
BAB II
CARA PENELITIAN
B.Jalan Penelitian
Pengumpulan Data
Mengumpulkan data baik yang berhubungan dengan
ajaran-ajaran Taoisme maupun konsep-konsep epistemologi,
terutama yang berkaitan dengan pengetahuan intuitif. ·
Klasifikasi Data
Mengklasifikasikan data sesuai dengan ciri-cirinya,
yaitu data mengenai hubungan manusia dengan Alam sebagai
manifestasi Tao atau disebut mistik Taoisme.
Mengklasifikasikan data yang berupa konsep-
konsep pengetahuan sesuai dengan alirannya, kemudi~n
Analisis Data
Data yang telah diklasifikasikan sesuai dengan
6
7
1 • Riwayat Hidup
Menurut tradisi, kitab Lao Tzu dianggap merupakan
basil karya seseorang yang bernama Lao Tzu atau 'gu~u
8
9
2. Ajaran _Taoisme
Ajaran Taoisme dimunculkan oleh Lao Tzu pada
abad ke 4 SM dan kemudian dikembangkan oleh Chuang Tzu
pada abad ke 3 SM. Chuang Tzu ajarannya -tidak berbeda
10 .
1.Pengertian Intuisi
Intuisi merupakan pengetahuan yang diperoleh se-
cara langsung, artinya tanpa mencerap atau memikir.
Dengan kata lain pengetahuan intuitif bukanlah hasil
penalaran secara sadar atau hasil pencerapan indera
( Ali Mudhofir, 1983 ). Intuisi adalah suatu kemampuan
yang ada pada diri manusia yang berupa proses kejiwaan ·
dengan tanpa suatu suatu rangsangan atau stimulus
mampu untuk membuat pernyataan yang berupa pengetahuan
( Abbas Hamami M, 1983 ). Pengetahuan yang diperoleh
melalui intuisi tidak dapat dibuktikan seketika atau
melalui kenyataan , karena pengetahuan ini muncul tanpa
adanya pengalaman lebih dahulu.
Intuisi merupakan pemahaman langsung tanpa per-
antara yang dilakukan oleh suhyek yang mengetahui.
Pemahaman itu menyangkut diri subyek itu sendiri, ke-
adaan kesadarannya, pikiran orang lain, dunia luar,
hal-hal umum, nilai-nilai dan juga kebenaran-kebenaran
rasional ( Runes Dagobert, 1979 ). Seiring dengan itu
dikatakan intuisi sebagai suatu bentuk dari ketidak-
terdugaan atau pengetahuan langsung, yaitu ketidakter- .
dugaan atas kebenaran suatu pernyataan, juga ketidak-
terdugaan pengetahuan tentang obyek yang bukan berupa
pernyataan ( Antony Flew, 1983 ).
,·
16
2. Pengertian Mistik
Mistisisme adalah bentuk religi yang menekankan
pada kesadaran langsung akan hubungan · manusia de'ngan
Tuhan, kesadaran yang dekat dan intim akan hadirnya
~uhan ( Runes D, 1975 ). Mistisisme dikatakan sebagai
pengalaman langsung tanpa perantara akan wahyu, sebab
jiwa manusia sebentar lagi mendekati untuk bersatu
dengan Tuhan ( Flew,Antony, 1983 ). Di ~ini ditekankan
adanya suatu totalitas ketundukan dari kemauan dan
intelek manusia pada Tuhan, dalam mistik manusia me-
mandang Tuhan sebagai maha transenden.
Lasson mengatakan bahwa hakekat mistik adalah
pernyataan dari intuisi yang mengatas± kategori waktu
dengan pemahaman akan makna terdalam guna diteruskan
pada penalaran spekulatip, lain dengan rasio, sebab
rasio tidak memimpin kita pada hakekat sesuatu. Oleh
karena itu kita membutuhkan pandangan intelektual
(Happold.F.C, 1981 ) •
Mistisisme adalah sebagai bagian dari spirituali-
tas d~ngkal karena ia merupakan bentuk pengalaman, jalan
pengetahuan dan pernyataan kesadaran. Von Hartmann me•
ngatakan mistik sebagai perasaan dari kesadaran (yang
berisi· perasaan,berpikir dan kehendak ) dengan suatu
bantuan ketidaksengajaan atau spontanitas yang sama
dari kesadaran ( Happold.F.C, 1981 ).
18
3. Mistik Taoisme
Mistik Taoisme adalah miQtik alam, sebab tujuan
pembebasannya adalah mencapai 'kemanunggalan' dengan
Alam ( Tao ). · Sebagaimana dikatakan oleh R. Otto:
" adalah perasaan di dalam keberadaan terlingkup oleh
kemanunggalaQ dengan alam, sehingga seseorang merasa
semua k ekhususan benda-benda alamiah ada di dalam diri-
nya" ( Y. A. Surahardjo, 1983 ) •
Dasar pemikiran Taoisme tentang alam semesta
bersifat pantheistik, yaitu Tao berada di belakang
fenomena, dunia fenomena yang kita lihat dan ketahui
ini keluar dari Tao melalui terbelahnya Tao menjadi dua
kutub y ang bertentangan; 'Yang'dan'Yin' 8tau terang dan
gelap. Kutub pertentangan ini hanya · di dunia fenomena.,
pertentangan ini tidak ada di dalam Tao, sebab Ia me -
r~pakan kesatuan yang tak terpisahkan, juga merupakan
arah kema na jiwa manusia akan kembali.
KnJ;:. ~ Tao dalam Tao Te Ching mernpunyai makna ganda, di-
satu pihak Ia merupakan aspek transendental, dilain
pihak Tao adalah jalan hidup yang berupa prinsip moral
atau 'kebijaksanaan' manusia dalam berhubungan dengan
alam. Sehingga seseorang yang menyatakan Tao maka akan
terdorong untuk mengarahkan hidupnya sesuai dengan
koclratnya yang alami ( wu- wei ).
21
2. Validitas Mistik-Intuitif
3. Kebenaran 1ntuisi
K E S I MP U L A N
ini:
1. Intuisi mistik merupakan salah satu jalan untuk men-
capai ''the ultimate truth" atau kebenaran tertinggi
ebadi yang wajib dijunjung dan diupayakan.
2. Untuk mencapai kebenaran tertinggi tidak cukup dengan
pemahaman dan transendensi diri yang rasional saja,
melainkan perlu suatu keterlibatan subyek secara
eksistensial dalam perbuatannya berdasarkan prinsip
'wu-wei' untuk bersatu dengan Tao.
J. Sesuatu yang 'benar' muncul bersama datangnya intuisi
bukan melulu pengertian murni tentang halnya ataupun
introspeksi data. Ia merupakan rangkaian keseluruhan
dari pengalaman langsung.
34
35
DAFTAR PUSTAKA
•• 4\
I
I
'.
•
(
•)
II • • ..
.
t
•