Anda di halaman 1dari 203

Pengantar Administrasi Bisnis dan

Administrasi Pajak
Administrasi Pajak Praktikum

1 02/02/2022
PENGERTIAN ADMINISTRASI
⚫ H.A. Simon dan kawan-kawan, dalam bukunya “Public
Administration, memberikan definisi sebagai berikut :
“Administration as the activities of groups cooperating to accomplish
common goals”, jadi administrasi sebagai kegiatan dari kelompok
yang mengadakan kerja sama untuk menyelesaikan tujuan
bersama.
⚫ Willian H Newman dalam bukunya “Administrative Action”
mengemukakan “Administration has been defined as the guidance,
leadership and control of the effort of e group of individuals towards
some common goals”, jadi administrasi didefinisikan sebagai
bimbingan, kepemimpinan dan pengawasan dari usaha-usaha
kelompok individu-individu terhadap tercapainya tujuan
bersama.
⚫ Administrasi menurut Sondang Siagian “ keseluruhan proses
kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan
atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya”.
2 02/02/2022
Ciri-Ciri Administrasi
• Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri
dari 2 orang atau lebih
• Adanya kerja sama dari kelompok tersebut
• Adanya kegiatan/proses/usaha
• Adanya bimbingan, kepemimpinan, dan pengawasan
• Adanya tujuan

3 02/02/2022
Administrasi Bisnis
⚫ Administrasi Bisnis ialah kegiatan-kegiatan dari
organisasi-organisasi bisnis dalam usahanya mencapai
tujuan, yaitu mencari keuntungan (profit making)
⚫ BISNIS ; diartikan sebagai seluruh kegiatan yang diorganisasikan
oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan
(produsen, pedagang, konsumen, dan industri di mana perusahaan
berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup
mereka.

4 02/02/2022
Laba
• Tujuan dari kegiatan bisnis, agar dapat menjaga kelangsungan
bisnisnya.
• Sebagai insentif atau pendorong untuk bekerja lebih efisien
• Yang dicapai merupakan ukuran standar perbandingan dengan bisnis
lainnya
• Merupakan penghasilan bagi pemerintah, karena makin meningkat
laba bisnis, maka meningkat pula penghasilan pemerintah melalui
sistem perpajakan.

5 02/02/2022
Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU)
⚫ Ditetapkan dalam Kep-233/PJ/2012 jo Kep-321/PJ/2012
⚫ disusun menurut Kategori, Golongan Pokok, Golongan, Sub
golongan dan Kelompok Kegiatan Ekonomi sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran Keputusan Direktur Jenderal
Pajak tersebut.
⚫ Terdiri dari 5 digit
Contoh: 47832 PERDAGANGAN ECERANKAKI LIMA
DAN LOS PASAR PAKAIAN

6 02/02/2022
Fungsi Kode KLU
⚫ Penatausahaan data Wajib Pajak, seperti data Kelompok
Kegiatan EkonomiWajib Pajak dalam Master FileWajib Pajak
dan Kelompok Kegiatan Ekonomi pada Surat Pemberitahuan;
⚫ Dasar penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto;
⚫ Keperluan lainnya.

7 02/02/2022
BENTUK PEMILIKAN BISNIS DI
INDONESIA
⚫ Perusahaan Perseorangan
⚫ Firma
⚫ Persekutuan Komanditer /CV
⚫ PerseroanTerbatas / PT
⚫ Koperasi
⚫ Yayasan

8 02/02/2022
Pajak (Pasal 1 Angka 1 UU KUP)
UU No. 6/1983 jo UU No. 11/2020

⚫ Pajak: kontribusi wajib kepada negara yang terutang


oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat

9 02/02/2022
Kedudukan Hukum Pajak
Hukum Tata Negara

Hukum Administrasi Hukum Pajak


Hukum

Hukum Pidana

Hukum Perdata

10 02/02/2022
Hukum Administrasi
⚫ Keseluruhan aturan hukum yang menentukan cara bagaimana
negara sebagai penguasa menjalankan usaha-usaha untuk
memenuhi tugas-tugas atau cara bagaimana penguasa itu
seharusnya bertingkah laku dalam mengusahakan tugas-
tugasnya

11 02/02/2022
Hukum Pidana
⚫ Semua larangan atau perintah, yang mengakibatkan
dijatuhkannya suatu penderitaan atau siksaan sebagai
hukuman oleh negara kepada siapa saja yang melanggarnya

12 02/02/2022
Administrasi Perpajakan (arti sempit)
⚫ Pelayanan dan kegiatan-kegiatan ketatausahaan mencakup
kegiatan catat-mencatat dan pembukuan ringan (recording),
korespondensi (correspondence), kesekretariatan (secretariate),
penyusunan laporan (reporting),dan kearsipan (filling)
terhadap kewajiban-kewajiban hak-hakWajib Pajak.
⚫ (Pohan (2014:93))

13 02/02/2022
Tugas Pokok Administrasi Perpajakan
(Richard Bird)
“Thethreebasictaskof anytax administrationareto identify potential
taxpayers,to assessthe appropriate tax on them,and to collect that tax.In
otherwords,the threeE’sof administering taxesareto enumerate, estimate
and enforce”.
⚫ Enumeration,yakni mengidentifikasiWajib Pajak dalam bentuk
pemberian NPWP (Pasal 2 UU KUP)
⚫ Estimation, yakni menghitung atau mengestimasi berapa jumlah
pajak yang akan terutang dan harus dibayar oleh wajib pajak (Pasal
25 UU PPh)
⚫ Enforcement,yakni melakukan upaya dan tindakan supaya utang
pajak dibayar oleh wajib pajak tepat pada waktunya (UU PPSP)
⚫ pengawasan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam bentuk
pemeriksaan (Pasal 29 UU KUP)
14 02/02/2022
Struktur Organisasi KPP

Administrasi Pajak Praktikum

1 09/02/2023
Dasar Hukum
PMK 210/PMK.01/2017 jo PMK 184/PMK.01/2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat
Jenderal Pajak

2 09/02/2023
Struktur Organisasi Ditjen Pajak

Kantor Pusat: menjalankan fungsi perumusan kebijakan dan


standardisasi teknis, analisis dan pengembangan, serta
pembinaan dan dukungan administrasi

Kantor Operasional: menjalankan fungsi teknis operasional


dan/atau teknis penunjang

3 09/02/2023
Struktur Organisasi Ditjen Pajak

4 09/02/2023
JUMLAH KANTOR OPERASIONAL
1. 34 Kantor Wilayah
2. 4 KPP Wajib Pajak Besar
3. 9 KPP Khusus
4. 38 KPP Madya
5. 301 KPP Pratama
6. 204 KP2KP
7. 4 UPT

5 09/02/2023
Jenis KPP
a. KPP Wajib Pajak Besar:
a. KPP WP Besar Satu
b. KPP WP Besar Dua
c. KPP WP Besar Tiga
d. KPP WP Besar Empat
b. KPP Khusus:
a. KPP Penanaman Modal Asing Satu
b. KPP Penanaman Modal Asing Dua
c. KPP Penanaman Modal Asing Tiga
d. KPP Penanaman Modal Asing Empat
e. KPP Penanaman Modal Asing Lima
f. KPP Penanaman Modal Asing Enam
g. KPP Badan dan Orang Asing
h. KPP Minyak dan Gas Bumi
i. KPP Perusahaan Masuk Bursa
c. KPP Madya; dan
d. KPP Pratama
6 09/02/2023
7 09/02/2023
8 09/02/2023
9 09/02/2023
10 09/02/2023
11 09/02/2023
12 09/02/2023
13 09/02/2023
Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal
Mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, rumah
tangga, pengelolaan kinerja, melakukan pemantauan pengendalian intern, pengujian
kepatuhan dan manajemen risiko, internalisasi kepatuhan, penyusunan laporan,
pengelolaan dokumen nonperpajakan, serta dukungan teknis pelaksanaan tugas
kantor

14 09/02/2023
Seksi Penjaminan Kualitas Data
Mempunyai tugas melakukan analisis, penjabaran, dan pengelolaan dalam rangka
penjaminan kualitas data melalui pencarian, pengumpulan, pengolahan, penyajian data
dan informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, pengelolaan dan tindak
lanjut kerja sama perpajakan, penjaminan kualitas data yang berkaitan dengan
kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi, penerusan data hasil penjaminan kualitas,
tindak lanjut atas distribusi data, penatausahaan dokumen berkaitan dengan
pembangunan data, dan pelaksanaan dukungan teknis pengolahan data, serta
melakukan penyusunan monografi fiskal dan melakukan pengelolaan administrasi
produk hukum dan produk pengolahan data perpajakan.

15 09/02/2023
Seksi Pelayanan
Mempunyai tugas melakukan analisis, penjabaran, dan pengelolaan dalam rangka
pemberian layanan perpajakan yang berkualitas dan memastikan Wajib Pajak
memahami hak dan kewajiban perpajakannya melalui pelaksanaan edukasi dan
konsultasi perpajakan, pengelolaan registrasi perpajakan, penerimaan dan
pengolahan Surat Pemberitahuan, penerimaan, tindak lanjut, dan proses penyelesaian
permohonan, saran dan/atau pengaduan, dan surat lainnya dari Wajib Pajak atau
masyarakat, pemenuhan hak Wajib Pajak, serta melakukan penatausahaan dan
penyimpanan dokumen perpajakan, dan melakukan pengelolaan administrasi
penetapan dan penerbitan produk hukum dan produk layanan perpajakan.

16 09/02/2023
Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan
Mempunyai tugas melakukan analisis, penjabaran, dan pengelolaan dalam rangka
pencapaian target penerimaan pajak melalui pelaksanaan pemeriksaan,
pelaksanaan penilaian properti, bisnis, dan aset tak berwujud, pelaksanaan tindakan
penagihan, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, serta melakukan
penatausahaan piutang pajak, dan melakukan pengelolaan administrasi penetapan
dan penerbitan produk hukum dan produk pemeriksaan, penilaian, dan penagihan.

17 09/02/2023
Seksi Pengawasan
Mempunyai tugas melakukan analisis, penjabaran, dan pengelolaan dalam rangka
memastikan Wajib Pajak mematuhi peraturan perundang-undangan perpajakan
melalui perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut intensifikasi berbasis
pendataan dan pemetaan (mapping) subjek dan objek pajak, pengamatan potensi
pajak dan penguasaan informasi, pencarian, pengumpulan, pengolahan,
penelitian, analisis, pemutakhiran, dan tindak lanjut data perpajakan, pengawasan
dan pengendalian mutu kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, imbauan
dan konseling kepada Wajib Pajak, pengawasan dan pemantauan tindak lanjut
pengampunan pajak, serta melakukan pengelolaan administrasi penetapan dan
penerbitan produk hukum dan produk pengawasan perpajakan.

18 09/02/2023
PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 50 TAHUN 2022
TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN
HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN
PERPAJAKAN
LATAR BELAKANG
2

Penyesuaian pengaturan tata cara pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban


perpajakan dengan UU HPP

Pengaturan tata cara pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan


sebagaimana telah diatur dalam PP 74 Tahun 2011 dan PP Nomor 9 Tahun 2021
sudah tidak sesuai dengan kebutuhan administrasi dan pengaturan UU HPP

melaksanakan ketentuan Pasal 44E ayat (1) terkait pemberian data dalam rangka
integrasi basis data kependudukan dengan basis data perpajakan

Pengganti PP Nomor 74 Tahun 2011

www.pajak.go.id
SISTEMATIKA PP NOMOR 50 TAHUN 2022
KETENTUAN SELF ASSESSMENT DATA PENGAWASAN & PENEGAKAN HUKUM
3
UMUM INFORMASI
ADMINISTRASI UPAYA HUKUM PIDANA SUPPORTING

BAB II
• NPWP, BAB XII
BAB I • SPT, INTEGRASI BASIS BAB IV
KETENTUAN • PENGUNGKAPAN DATA BAB III.2 PENETAPAN BAB V.1
KETIDAKBENARAN KEPENDUDUKAN & DAN BANDING BAB VI
UMUM PEMERIKSAAN KEBERATAN
• TATA CARA DATA PERPAJAKAN KETETAPAN IMBALAN BUNGA
PEMBAYARAN

BAB VIII
V.5 PENINJAUAN KUASA DAN
DASAR GUGATAN KEMBALI RAHASIA JABATAN
PENGEMBALIAN

BAB V.2 BAB XI


BAB X.1
PEMBETULAN HAK & KEWAJIBAN
PEMERIKSAAN
BUKPER SECARA ELEKTRONIK
BAB III.1 BAB V.3
PEMBUKUAN • PENGURANGAN
• PENGHAPUSAN
BAB V.4 • PEMBATALAN BAB XIII
PENERBITAN PAJAK KARBON
KEMBALI
KEPUTUSAN BAB X.2
BAB IX PENYIDIKAN
BAB XIV
PROSEDUR PERSETUJUAN
KETENTUAN
BERSAMA
PERALIHAN

BAB XV
Pengaturan Baru BAB VII KETENTUAN PENUTUP
PENAGIHAN
BAB II.1 NPWP [Pasal 2, 3, & 4]
4

Penghapusan NPWP dengan penonaktifan NIK


Pendaftaran NPWP dengan aktivasi NIK sebagai NPWP
sebagai NPWP

Subjektif dan Subjektif dan


Objektif Objektif tidak
terpenuhi terpenuhi

Daftar NPWP Orang Pribadi NIK Aktivasi


Pemeriksaan Penelitian

Belum Dikenai pajak


memiliki secara
Wanita Kawin NPWP
NPWP terpisah
Dihapus/PKP
Dicabut

Meninggal
WBT Wakil
Dunia
Orang Pribadi NIK Dinonaktifkan

Pengaturan baru terkait aktivasi NIK sebagai NPWP


BAB II.2 Pembetulan SPT & Pengungkapan Ketidakbenaran [Pasal 5 s.d. 8]
5
Pembetulan SPT Pembetulan SPT akibat Pengungkapan Pengungkapan
(Ps.5) Keputusan dan Putusan Rugi Ketidakbenaran Ketidakbenaran
Fiskal (Ps.6) Perbuatan Pengisian SPT
(Ps.7) (Ps.8)
• WP dapat membetulkan SPT atas rugi fiskal
• sebelum Pemeriksaan
yang berbeda dengan yang telah • Atas ketidakbenaran
dan Pemeriksaan Bukper • pada saat dilakukan
dikompensasikan dalam hal menerima: perbuatan Pasal 38 atau
secara terbuka Pemeriksaan sepanjang
a. SKP Pasal 39 ayat (1) huruf c
b. SK Keberatan SPHP belum disampaikan
dan huruf d yang berdiri
• SPT LB/rugi disampaikan 2 c. SK Pengurangan Ketetapan Pajak sendiri
tahun sebelum daluwarsa d. SK Pembatalan Ketetapan Pajak
e. SK Pembetulan • atau yang berkaitan dengan:
f. SK Persetujuan Bersama a. Pasal 39 ayat (1) kecuali
g. Putusan Banding huruf c dan huruf d,
h. Putusan PK b. Pasal 39 ayat (3),
c. Pasal 39A,
d. Pasal 43 UU KUP, dan
• Paling lama 3 bulan dan tidak melewati 2
e. Pasal 24 dan 25 UU PBB
tahun sebelum daluwarsa penetapan (SPT
rugi/LB)

• Jika WP tidak pembetulan, rugi kompensasi


fiskal dihitung secara jabatan pada saat
penerbitan ketetapan/keputusan/putusan

Penambahan:
• Lingkup pengungkapan ketidakbenaran perbuatan
• SK persetujuan Bersama sebagai dasar Pembetulan SPT
• Batasan Pembetulan SPT LB/Rugi 2 tahun sebelum daluwarsa
BAB II.3 Pembayaran/Penyetoran Pajak & Dasar Pengembalian [Pasal 9 & 10]

▪ Pembayaran atau Penyetoran Pajak 6

WP wajib membayar/menyetor pajak yang terutang dengan menggunakan SSP/sarana administrasi lain

▪ Dasar Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak


Dasar pengembalian kelebihan pembayaran pajak:
1. SKPLB; 7. SK Pengurangan Ketetapan Pajak;
2. SKPPKP; 8. SK Pembatalan Ketetapan Pajak;
3. SK Keberatan; 9. SK Persetujuan Bersama;
4. SK Pembetulan; 10. Putusan Banding;
5. SK Pengurangan Sanksi Adm; 11. Putusan Peninjauan Kembali; dan
6. SK Penghapusan Sanksi Adm; 12. SKPIB
• Diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang pajak
• Dibayarkan paling lama 1 bulan sejak:
- Permohonan
- Diterbitkannya ketetapan/SK
- Diterimanya putusan
• Diberikan IB jika jk waktu 1 bulan terlewati

Menambahkan:
SK Persetujuan Bersama sebagai dasar pengembalian
BAB III.1 Pembukuan [Pasal 11 & 12]
7

Buku, catatan, dokumen Disimpan 10 tahun di


Indonesia
WP OP kegiatan
usaha/pekerjaan
bebas & Badan
wajib
menyelenggarakan Jika diperiksa, WP wajib
Termasuk hasil memperlihatkan dan/atau
pembukuan
pengolahan data secara meminjamkan
elektronik/aplikasi daring

▪ Pengecualian:
1. WP OP melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dapat memilih menggunakan NPPN
2. WP OP yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
3. WP OP dengan kriteria tertentu yang diatur lebih lanjut dalam PMK

Tidak ada perubahan dari PP sebelumnya


BAB III.2 Pemeriksaan [Pasal 13 s.d. 17]
8
1 Pemeriksaan Secara Umum 2 Tindak Lanjut Pemeriksaan setelah Pemeriksaan Bukper
Ditemukan dugaan
Tujuan Pemeriksaan : 1. Menguji Kepatuhan
tindak pidana
2. Tujuan Lain WP sedang Pemeriksaan ditangguhkan,
diperiksa dilakukan Pemeriksaan Bukper
Dirjen Pajak Wajib Pajak
1. Memperlihatkan/
1. wajib menyampaikan SP2
2. dapat meminjam atau meminjamkan buku, Pemeriksaan dilanjutkan Pemeriksaan dihentikan
buku, catatan, dokumen, catatan, dokumen, dsb
dsb 2. Memberikan kesempatan
Bukper dihentikan karena : Bukper dihentikan karena :
memasuki ruang • WP mengungkapkan
• Tidak ditemukan bukti
3. Memberikan data,
• bukan tindak pidana ketidakbenaran perbuatan
informasi, dan ket lain
• WP OP meninggal dunia • Daluwarsa

1. wajib menyampaikan SPHP kepada WP Penyidikan dihentikan karena : Penyidikan dihentikan karena :
2. wajib memberikan hak WP untuk hadir dalam PAHP • Tidak terdapat cukup bukti • WP mengungkapkan
3. Pemeriksa dapat mempertimbangkan dokumen yang • bukan tindak pidana ketidakbenaran Ps 44A
diberikan WP pada saat PAHP terbatas pada • Nebis in idem/tersangka meninggal • Pelunasan Ps 44B
a. perhitungan peredaran usaha atau penghasilan bruto dunia • Daluwarsa
b. kredit pajak
4. Hasil Pemeriksaan dituangkan dalam LHP, dibuat nothit Terdapat putusan pengadilan bebas atau Terdapat putusan pengadilan selain
dan ditindaklanjuti dengan penerbitan SKP lepas bebas atau lepas

Dikecualikan dari pemeriksaan yang


dihentikan jika masih terdapat LB
dari hasil Bukper atau Penyidikan
Tidak ada perubahan dari PP sebelumnya
BAB III.2 Pemeriksaan [Pasal 18]
9
Dirjen pajak dapat membatalkan SKP yang diterbitkan Ps.36 (1)
• Penyampaian SPHP
berdasarkan Pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa • PAHP huruf d
melalui prosedur:
Dalam hal terkait permohonan 17B (lebih bayar), jangka waktu 12 bulan penerbitan SKP tertangguh sejak
tanggal terbit SKP yang dibatalkan s.d. tanggal terbit SK Pembatalan

7 bulan tertangguh 5 bulan

JT SKP
Awal Terbit SKP SK yang baru
pemeriksaan Pembatalan
Ketetapan
Pajak

Pengaturan Sebelumnya:
Jangka Waktu 12 Bulan tidak tertangguh
BAB IV.1 Penetapan Dan Ketetapan [Pasal 19 s.d. 26, 28, & 29]
10

• WP membayar pajak yang terutang dengan tidak menggantungkan pada adanya SKP
• Apabila Dirjen Pajak mendapatkan bukti jumlah pajak yang terutang menurut SPT tidak benar,
Dirjen Pajak menetapkan jumlah pajak yang terutang.

Penelitian Pemeriksaan

▪ SKPLB 17 (2) ▪ SKPKB


▪ SKPLB 17E ▪ SKPKBT
▪ SKPPKP 17C,17D, dan 9 ayat (4c) ▪ SKPLB 17 (1), 17B
▪ SKPN
▪ SKP PBB

Jangka waktu penerbitan STP*, SKPKB dan SKPKBT adalah 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak atau
berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak
* Untuk STP diatur dalam Pasal 14 ayat (5b) UU HPP

Tidak ada perubahan dari PP sebelumnya


BAB IV.2 Penetapan Dan Ketetapan [Pasal 27 dan 30]
11
1

WP belum NPWP Diterbitkan NPWP NPWP dihapus dan/atau


dan/atau PKP dan/atau dikukuhkan PKP PKP dicabut

Ditemukan data dan/atau informasi yang Ditemukan data dan/atau informasi yang
menunjukkan adanya kewajiban perpajakan menunjukkan adanya kewajiban perpajakan

Dapat diterbitkan SKP/STP Dapat diterbitkan SKP/STP

Dalam jangka waktu 5 tahun sejak saat terutangnya pajak/berakhirnya masa pajak,
bagian tahun pajak atau tahun pajak

2 Pencabutan Penetapan WP dengan Kriteria Tertentu, dalam hal WP:


• terlambat menyampaikan SPT Tahunan
• terlambat menyampaikan SPT Masa (2 Masa berturut-turut)
• terlambat menyampaikan SPT Masa (3 Masa dalam 1 tahun kalender)
• menyampaikan Lapkeu tidak diaudit;
• menyampaikan Lapkeu yang telah diaudit selain WTP
• dilakukan Pemeriksaan Bukper secara terbuka atau Penyidikan
Menambahkan:
Data & informasi sebagai dasar penerbitan SKP/STP
Menambahkan kriteria pencabutan WP kriteria tertentu
BAB V.1 Keberatan [Pasal 31 s.d. 36]
12

• SKPKB • Ditolak/ • Ditolak/


Jk waktu 3 Dapat Dapat Menambah
• SKPKBT • Dikabulkan • Dikabulkan
bulan* dapat diajukan diajukan jumlah pajak
• SKPN sebagian/ sebagian/
diajukan banding PK yang harus
• SKPLB • Menambah • Menambah
Keberatan dibayar
• Potput utang pajak utang pajak

denda 30% denda 60% denda 60%

Put Banding tidak


WP tidak dapat mengajukan: dapat diterima
• Pengurangan/penghapusan, sanksi administratif SK Keberatan
• pengurangan/pembatalan SKP menjadi utang
• pembatalan SKP tanpa SPHP/pembahasan akhir sejak tgl penerbitan

Dalam hal keberatan dicabut:


• WP tidak dapat mengajukan pengurangan/pembatalan SKP yang tidak benar
• WP tetap dapat mengajukan pengurangan/penghapusan sanksi administratif;
• SKPKB/SKPKBT menjadi utang sejak penerbitan

* Dalam hal SK Pembetulan secara jabatan, jk waktu keberatan paling lama 3 bulan sejak tanggal SK Pembetulan.

Pengaturan sebelumnya:
Denda Keberatan 50%, Banding 100%, PK belum diatur
BAB V.2 Pembetulan [Pasal 37]
13

Atas permohonan WP atau karena jabatannya, Dirjen Pajak dapat membetulkan:


1. SKP; 9. SKPKP;
2. STP; 10. SKPIB;
3. SK Pembetulan; 11. SPPT;
4. SK Keberatan; 12. SKP PBB;
5. SK Pengurangan Sanksi Administrasi; 13. STP PBB;
6. SK Penghapusan Sanksi Administrasi; 14. surat keputusan pemberian pengurangan PBB;
7. SK Pengurangan Ketetapan Pajak; 15. surat keputusan pengurangan denda administrasi PBB; atau
8. SK Pembatalan Ketetapan Pajak; 16. SK Persetujuan Bersama,

Dalam hal terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan penerapan peraturan

Kesalahan hitung meliputi:


1. kesalahan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan/atau pembagian
2.kesalahan hitung karena penerbitan SKP, STP, surat keputusan, atau putusan
Kekeliruan PM PPN → hanya yang tidak mengandung sengketa antara fiskus dan WP

Atas permohonan → keputusan diterbitkan paling lama 6 bulan sejak tanggal surat permohonan pembetulan diterima

Menambah:
Ketetapan yang dapat dibetulkan
BAB V.3 Pengurangan, Penghapusan, Pembatalan, dan Gugatan [Pasal 38 s.d. 43]

1 Dirjen Pajak karena jabatannya atau atas permohonan Wajib Pajak dapat: 14

a. mengurangkan/menghapuskan sanksi administratif


Diajukan
maks. 2x • keputusan atas permohonan paling
b. mengurangkan atau membatalkan SKP yang tidak benar;
lama 6 bulan
c. mengurangkan atau membatalkan STP yang tidak benar
• Apabila melewati jk waktu 6 bulan,

1x
permohonan Wajib Pajak dianggap
Diajukan
d. membatalkan SKP dari hasil Pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa: dikabulkan
maks.
1) penyampaian surat pemberitahuan hasil Pemeriksaan; atau
2) Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dengan Wajib Pajak.

Dalam hal terdapat putusan gugatan yang membatalkan SKP 17B/SK Keberatan, jangka waktu 12 bulan penerbitan SKP/penyelesaian
2 keberatan tertangguh sejak tanggal terbit SKP/SK Keberatan yang digugat s.d. tanggal terbit Putusan Gugatan

8 bulan tertangguh 4 bulan

Awal pemeriksaan/ Terbit SKP/SK Putusan JT SKP (17B ayat (1))


keberatan diajukan Keberatan gugatan atau JT SK Keberatan
diterima DJP yang baru

Menambah:
Penangguhan penerbitan SKP/penyelesaian keberatan yg diajukan gugatan
BAB VI Imbalan Bunga [Pasal 44]
15
Dalam hal keberatan, banding, atau PK menyebabkan kelebihan pembayaran pajak, WP diberikan imbalan bunga:
• maksimal jumlah LB yang disetujui dalam PAHP atas SPT LB yang diterbitkan SKP
• SPT LB tsb merupakan SPT dengan permohonan pengembalian
• berdasarkan tarif bunga per bulan yang berlaku pada tanggal dimulainya penghitungan IB
• Maksimal 24 bulan dihitung sejak tanggal penerbitan SKP sd tanggal diterbitkannya keputusan/putusan

- Tanggal Put Banding diterima oleh Dirjen Pajak


- Tanggal Put PK diterima oleh Dirjen Pajak
Ketentuan Pemberian IB berdasarkan SK/Putusan
SKP atas
SK Keberatan Putusan Banding Putusan PK
SPT LB diajukan diajukan
Kelebihan Kelebihan Kelebihan
restitusi banding PK
pembayaran pajak pembayaran pajak pembayaran pajak
diajukan
Keberatan
Tidak diajukan
banding

IB IB IB

Pengaturan sebelumnya:
Tanggal diterbitkan putusan adalah tanggal diucap
Menambah:
Pemberian IB atas PK menyebabkan kelebihan pembayaran pajak
BAB VII Penagihan [Pasal 45 s.d. 50]
16
1 bulan 7 hari

1. Dasar Penagihan JT pelunasan* Surat Teguran


7 hari
• STP, SKPKB, SKPKBT
• SK Pembetulan, SK Persetujuan Bersama,
SK Keberatan, Put Banding, serta Put PK
yang menambah jumlah pajak yang
masih harus dibayar, termasuk pajak 2. Dasar Penagihan Surat Teguran
yang seharusnya tidak dikembalikan Klaim pajak, permintaan
bantuan penagihan pajak dari
negara mitra atau yurisdiksi mitra

* Bagi WP usaha kecil dan WP daerah tertentu, pelunasan SKP paling lama 2 bulan sejak penerbitan
Dalam hal WP mengajukan keberatan/banding JT pelunasan jumlah yg tidak disetujui dalam SKP tertangguh s.d. 1 bulan sejak
terbit SK/Put

Jumlah yg tidak disetujui dalam PAHP bukan merupakan


Dalam hal WP tidak menyetujui sebagian atau seluruh
utang pajak sd terbit SK/Put, berlaku juga untuk STP Pasal 14
jumlah pajak, dan mengajukan keberatan atau banding
ayat (4) yang belum inkracht.

Menambah:
Klaim pajak dan SK Persetujuan Bersama sebagai dasar penagihan serta pengaturan atas STP Ps.14 ayat (4)
Pengaturan sebelumnya:
STP Pasal 14 ayat (4) atas SKP yang belum inkracht tetap menjadi utang pajak namun tindakan penagihan tertangguh
BAB VIII Kuasa Wajib Pajak dan Rahasia Jabatan [Pasal 45 s.d. 50]
17
1 Keluarga
Suami, istri, atau keluarga sedarah
atau semenda s.d. derajat kedua

1. Konsultan pajak memiliki kompetensi


WP dapat menunjuk kuasa untuk Pihak Lain tertentu dalam aspek
menjalankan hak dan memenuhi 2. Bukan Konsultan pajak perpajakan
kewajiban perpajakan

Dengan ketentuan: Tidak dapat menjadi kuasa, dalam hal:


• Menggunakan surat kuasa khusus • menghalang-halangi pelaksanaan ketentuan UU; atau
• Mematuhi ketentuan UU • dipidana karena tindak pidana perpajakan atau tindak pidana lainnya.

2 demi kepentingan negara, dalam rangka:


Menkeu berwenang memberi izin
1. penyidikan,
2. penuntutan, atau tertulis untuk memberikan
3. kerja sama dengan lembaga negara, keterangan dan/atau memperlihatkan
Setiap pejabat dan tenaga ahli instansi pemerintah, badan hukum yang bukti tertulis dari atau tentang WP
wajib memegang rahasia dibentuk melalui UU atau PP, atau pihak kepada pihak tertentu
jabatan lain
Pengaturan sebelumnya:
• Kuasa meliputi konsultan dan bukan konsultan yang memenuhi persyaratan administratif
• Tidak dapat menjadi kuasa dalam hal melanggar peraturan perundang-undangan di bidang Perpajakan
• Belum ada penjabaran kegiatan “demi kepentingan negara”.
BAB IX Prosedur Persetujuan Bersama [Pasal 55 s.d. 58]
18
DJP berwenang melakukan Prosedur Persetujuan Bersama untuk mencegah/ menyelesaikan permasalahan dalam penerapan P3B

PENERBITAN SK PERSETUJUAN BERSAMA SECARA UMUM


1. WP dalam negeri Dirjen Pajak menerbitkan SK Persetujuan Bersama sepanjang telah:
2. Dirjen Pajak • menerima pemberitahuan tertulis dari pejabat mitra P3B bahwa Persetujuan Bersama
3. Pejabat berwenang negara/ yurisdiksi mitra P3B dapat dilaksanakan; dan
4. WNI melalui Dirjen Pajak terkait perlakuan diskriminatif di negara/
yurisdiksi mitra • menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada pejabat mitra P3B bahwa Persetujuan
Bersama dapat dilaksanakan

SYARAT PENERBITAN SK PERSETUJUAN BERSAMA BERSAMAAN


DENGAN UPAYA HUKUM DOMESTIK
Dalam hal disepakati Persetujuan Bersama sebelum: Selain persyaratan umum, Dirjen Pajak menerbitkan SK Persetujuan
Bersama sepanjang telah:
• SK Keberatan diterbitkan • Menerima penyesuaian atau pencabutan keberatan dari WP
• SK Pengurangan/Pembatalan Ketetapan Pajak diterbitkan • Menerima pencabutan permohonan pengurangan/pembatalan SKP
• Putusan Banding diucapkan • Menerima penyesuaian atau pencabutan banding
• Putusan PK diterbitkan • Menerima penyesuaian atau pencabutan PK
dan Persetujuan Bersama memuat kesepakatan untuk materi
yang disengketakan
• Menerima pemberitahuan pencabutan gugatan
• Dalam hal WP mengajukan gugatan

• Jika SK Persetujuan Bersama mengakibatkan LB, dikembalikan kepada WP tanpa IB


• Dalam hal tidak diterbitkan SK Persetujuan Bersama, berlaku SKP, SK Keberatan, SK Pengurangan Ketetapan Pajak, SK Pembatalan Ketetapan
Pajak, SK Pembetulan, Put Banding,/Put PK.
Menambahkan:
• Pengaturan P3B sesuai dengan Pasal 27C UU HPP
BAB X.1 Pemeriksan Bukti Permulaan dan Penyidikan [Pasal 59 s.d. 62]
19
PEMERIKSAAN BUKPER Ditemukan bukper tindak pidana dan WP: Dilanjutkan
1. Tidak mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya; atau
2. Pengungkapan ketidakbenaran WP tidak sesuai dengan
dengan
keadaan sebenarnya Penyidikan
• Informasi
Penyidik melakukan
• Data
Pemeriksaan
• Laporan
Bukper 1. pengungkapan ketidakbenaran WP telah sesuai dengan
• pengaduan
keadaan sebenarnya
2. WP OP meninggal dunia
Pemeriksaan
3. Bukan merupakan tindak pidana Bukper
4. Tidak ditemukan bukper dihentikan
5. Daluwarsa penuntutan

PENYIDIKAN & IN ABSENTIA

saksi: tersangka • Tidak perlu dilakukan pemeriksaan tersangka, dan


dapat ditetapkan Penyidik • Penyidik:
Penyidik 1. tidak hadir tanpa tidak hadir
sebagai memanggil a. Mengumumkan pemanggilan tersebut pada
memanggil alasan jelas setelah tanpa alasan
tersangka tanpa tersangka media nasional/internasional; dan
saksi untuk 2 kali dipanggil; dan jelas setelah
pemeriksaan untuk b. Menetapkan tersangka dalam DPO dan
diperiksa 2. berdasarkan 2 alat 2 kali meminta bantuan NCB Interpol untuk dicatat
sebagai saksi diperiksa
bukti yang sah dipanggil dalam red notice

Penyidik Jika hasil penyidikan sudah lengkap, penyerahan


memanggil tanggung jawab tersangka dan barang bukti
tersangka untuk dilakukan tanpa kehadiran tersangka
diperiksa

Dalam rangka Penyidikan, Menteri Keuangan berwenang menerbitkan keputusan pencegahan,


perpanjangan masa pencegahan, dan pencabutan pencegahan

Tidak diatur di PP sebelumnya


BAB X.2 Penghentian Penyidikan [Pasal 63 s.d. 65]
20

1. Penyidikan

Permohonan penghentian Penyidikan

WP/Tersangka Menteri Keuangan

melunasi:
a. Kerugian Negara Pasal 38 UU KUP + Sanksi 1x
b. Kerugian Negara Pasal 39 UU KUP + Sanksi 3x Permintaan
c. jumlah pajak Pasal 39A UU KUP + Sanksi 4x penghentian
diterapkan: Penyidikan
a. Sanksi paling tinggi untuk ancaman alternatif
b. Sanksi secara kumulatif untuk ancaman
kumulatif.

Jaksa Agung

Menghentikan Penyidikan dalam


jangka waktu 6 bulan sejak tanggal
surat permintaan
BAB X.2 Penghentian Penyidikan [Pasal 63 s.d. 65]
21
2. Perkara Pidana telah dilimpahkan ke Pengadilan

1. Permohonan S.Ket Pembayaran*


Lunas
Terdakwa Dirjen Pajak
Menjadi pertimbangan untuk:
2. S.Ket Pembayaran* a. Penuntutan tanpa disertai penjatuhan
pidana penjara
Penuntut b. Diperhitungkan sebagai pembayaran
3. S.Ket Pembayaran* + Pelunasan Umum kerugian pada pendapatan negara atau
pidana denda yang dibebankan kepada
Terdakwa
Tetap dapat melunasi:
a. Kerugian Negara Pasal 38 UU KUP + Sanksi 1x
b. Kerugian Negara Pasal 39 UU KUP + Sanksi 3x
c. jumlah pajak Pasal 39A UU KUP + Sanksi 4x Tidak Lunas
Setelah menerima informasi KN dari DJP
Diperhitungkan sebagai pembayaran
kerugian pada pendapatan negara atau
* S.Ket jika terdapat pembayaran tidak lunas tahap Penyidikan pidana denda yang dibebankan kepada
Terdakwa
Pengaturan sebelumnya:
Sanksi penghentian penyidikan 3x
BAB XI Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Elektronik [Pasal 66 & 67]

22

WP dalam melaksanakan hak dan Dirjen Pajak dapat menerbitkan keputusan,


Menteri dapat melakukan kerja sama
memenuhi kewajiban perpajakan dapat ketetapan, atau dokumen lain dalam bentuk
dengan instansi pemerintah, lembaga,
dilakukan secara elektronik dan elektronik yang berkekuatan hukum sama
asosiasi, dan pihak lain untuk
menggunakan tanda tangan elektronik. dengan keputusan atau ketetapan yang ditulis.

▪ TTE tersertifikasi (oleh ▪ TTE tersertifikasi ▪ Menyediakan fasilitas hak dan


PSrE) ▪ Segel elektronik tersertifikasi kewajiban Perpajakan secara
▪ TTE tidak tersertifikasi elektronik; dan
▪ Penggunaan TTE tersertifikasi &
tidak tersertifikasi

Tanggal dikirim atau tanggal diterima terkait dengan pelaksanaan hak dan pemenuhan melalui sistem administrasi yang
kewajiban perpajakan yang dilakukan secara elektronik merupakan tanggal pengiriman terintegrasi dengan sistem di
secara elektronik dalam sistem administrasi DJP atau sistem administrasi yang terintegrasi Direktorat Jenderal Pajak
dengan sistem administrasi DJP.

Menambahkan:
Penggunaan segel elektronik dalam keputusan DJP
BAB XII Integrasi Basis Data Kependudukan dan Data Perpajakan [Pasal 68]

23

Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi Nomor Induk Kependudukan


persyaratan subjektif dan objektif wajib
mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP • Menteri Dalam Negeri melalui Dirjen Dukcapil memberikan hak
akses data kependudukan dan data balikan dari pengguna
kepada Menteri Keuangan untuk diintegrasikan dengan basis
data perpajakan.
• Menteri Keuangan mendelegasikan kepada Dirjen untuk menerima
dan meminta data kependudukan dan data balikan dari pengguna
dari Menteri Dalam Negeri

Sesuai Amanah Pasal 44E ayat (1) UU KUP


BAB XIII Pajak Karbon [Pasal 69 & 70]
24
1. WP yang melakukan aktivitas yang menghasilkan emisi karbon atau pemungut Pajak Karbon wajib menyampaikan SPT untuk melaporkan
penghitungan dan/atau pembayaran Pajak Karbon
2. Pajak Karbon dilunasi dengan cara:
a. dibayar sendiri oleh Wajib Pajak; atau
b. dipungut oleh pemungut Pajak Karbon
3. WP yang melakukan aktivitas yang menghasilkan emisi karbon wajib menyampaikan SPT Tahunan
4. WP pemungut Pajak Karbon wajib menyampaikan SPT Masa Pajak Karbon
5. WP wajib menyelenggarakan pencatatan jumlah emisi karbon sebagai dasar perhitungan pajak karbon yang terutang

Melakukan
aktivitas yang Melunasi Pajak Wajib SPT Tahunan
menghasilkan Karbon dengan
membayar sendiri
4 bulan setelah tahun kalender
emisi karbon
WP OP

WP Membeli barang Dipungut oleh


Badan yang penjual sebagai Wajib SPT Masa
mengandung pemungut pajak 20 hari setelah akhir Masa Pajak
karbon karbon

Wajib pencatatan jumlah emisi karbon dan/atau penjualan


Tidak diatur di PP sebelumnya
barang yang mengandung karbon sebagai dasar pajak karbon
BAB XIV Ketentuan Peralihan [Pasal 71]
25

Sanksi Pasal 13 ayat (3b) – SKP yg diterbitkan sejak 29 Okt 2021 menggunakan suku bunga acuan + uplift 20%
1 (sebelumnya kenaikan 50% dan 100%)

2 Sanksi Psl 13 ayat (3) huruf c dan d – SKP yg diterbitkan sejak 29 Okt 2021 menggunakan sanksi adm kenaikan 75%
(sebelumnya kenaikan 100%)

STP untuk menagih WP wanprestasi atas SK angsuran dan penundaan SPT Tahunan - yg timbul sejak 29 Okt 2021 dapat
3
ditagih dengan penerbitan STP

4 Sanksi SK Keberatan, Put Banding, dan Put PK – atas keputusan/putusan yg diterbitkan sejak 29 Okt 2021 menggunakan
sanksi adm kenaikan 30%, 60%, dan 60% (sebelumnya 50% dan 100%)

Sanksi penghentian Penyidikan Psl 44B – yg permintaan informasi KN disampaikan sblm 29 Okt 21 dan belum diterbitkan
5
keputusan: Tindak Pidana Psl 38 → sanksi 1x (UU HPP), Psl 39 → sanksi 3x (UU HPP), Psl 39A → sanksi 3x (UU Cika)

6 Prosedur Persetujuan Besama – yg dilaksanakan sd 31 Des 22 ditindaklanjuti dgn PP 74/2011

7 Keputusan elektronik tanpa segel elektronik – diakui keabsahannya sampai tersedia segel di DJP

8 Peninjukan kuasa WP – sesuai ketentuan PP 74/2011 sampai dgn diberlakukannya peraturan pelaksanaan kuasa
BAB XV Ketentuan Penutup [Pasal 72 s.d. 74]
26

1 Jangka waktu penerbitan keputusan elektronik dan TTE paling lama 5 tahun sejak PP berlaku.

Peraturan pelaksanaan PP 74 Tahun 2011 tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan


2 dengan PP ini

PP 74 Tahun 2011 dan Pasal 6 serta Pasal 9 PP 9 Tahun 2021 dicabut dan dinyatakan tidak
3 berlaku.

Pemberlakuan PP Nomor 50 Tahun 2022 sejak tanggal diundangkan, yaitu


4
tanggal 12 Desember 2022
Evaluasi Rekap Buku
Pembelian dan
Penjualan
PRAKTIKUM ADMINISTRASI PAJAK

02/03/2023 1
Manfaat Evaluasi
Wajib Pajak dapat mengetahui temuan yang ada serta mencari tahu penyebab temuan tersebut.
Hal ini dilakukan sebagai persiapan dalam memberikan tanggapan apabila Wajib Pajak
mendapatkan SP2DK (Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan) atau
diperiksa oleh otoritas pajak.

02/03/2023 2
Harga Pokok Penjualan
Saldo Awal Persediaan XXX
Pembelian XXX
------- +
Barang Tersedia untuk Dijual XXX
Saldo Akhir Persediaan XXX
------- -
Harga Pokok Penjualan XXX

02/03/2023 3
Stock Opname
Rangkaian kegiatan untuk menghitung tingkat persediaan barang yang masih tersimpan di
gudang

02/03/2023 4
Pengujian Arus Barang
Barang Masuk/Keluar – Mutasi Persediaan
Memastikan kebenaran semua unit barang yang keluar ataupun masuk Gudang dengan
mempertimbangkan:
•Pemakaian sendiri
•Barang rusak
•Sampel
•Pemberian cuma-cuma
•Retur Pembelian/Penjualan
•Barang dalam pengiriman

02/03/2023 5
Pembelian
Saldo Akhir Utang Usaha + Pembelian Tunai + Pelunasan Utang Usaha – Saldo Awal Utang Usaha
+/- Penyesuaian
Penyesuaian dilakukan antara lain atas:
•Retur Pembelian (-)
•Diskon Pembelian (-)
•Ongkos Angkut (+)

02/03/2023 6
Ekualisasi Pembelian dan PPN Masukan
Secara teori, seharusnya besarnya nilai Pajak Masukan yang dimiliki oleh Wajib Pajak (PKP) atas
pembelian adalah 11% dari total pembelian yang dilakukannya.
Namun, pada kenyataannya sering terjadi perbedaan antara Pajak Masukan dan pembelian yang
disebabkan karena beberapa hal berikut:
•Wajib Pajak tidak sepenuhnya melakukan pembelian dari PKP sehingga tidak ada Faktur Pajak
yang diterima
•Wajib Pajak telah melakukan pembayaran uang muka kepada pemasok, namun barang belum
dikirim dan belum diterima
•Wajib Pajak menerima Faktur Pajak Masukan selain dari pemasok barang dagang akibat adanya
transaksi lain seperti pembelian aset tetap
•Wajib Pajak menerima Faktur Pajak cacat sehingga tidak dapat dikreditkan

02/03/2023 7
Peredaran Usaha/Penjualan
Penjualan Tunai + Penjualan Kredit (menimbulkan piutang)
Penjualan Kredit memerlukan uji arus piutang:
Pelunasan Piutang XXX
Piutang Akhir XXX
------ +
Total XXX
Piutang Awal XXX
------ -
Penjualan Kredit XXX
(kemungkinan terdapat pajak terutang/dipungut yang termasuk dalam nilai piutang namun tidak
termasuk dalam nilai penjualan seperti PPN dan PPh 22)

02/03/2023 8
Ekualisasi Peredaran Usaha SPT PPh
Tahunan dan SPT PPN
Pemeriksaan Pajak seringkali mengekualisasikan (merekonsiliasikan) penghasilan yang
dilaporkan pada SPT PPh Tahunan dan total Dasar Pengenaan Pajak (DPP) untuk Pajak Keluaran
dalam SPT PPN.
Oleh karena itu, Wajib Pajak sebaiknya melakukan ekualisasi peredaran usaha secara rutin.
Peredaran Usaha SPT PPh Tahunan XXX
Peredaran Usaha SPT PPN XXX
-------
Selisih XXX

02/03/2023 9
Penyebab Selisih Peredaran Usaha SPT
PPh Tahunan dan SPT PPN
•Selisih kurs atas penggunaan atas penggunaan mata uang asing, dimana biasanya penjualan
yang dicatat pada buku besar menggunakan kurs yang ditetapkan perusahaan dan nilai
penyerahan pada SPT PPN menggunakan kurs KMK (Keputusan Menteri Keuangan)
•Terdapat penyerahan yang terutang PPN tetapi merupakan biaya/beban dalam laporan laba rugi
seperti penyerahan sumbangan
•Terdapat penjualan aset yang dikenakan PPN sesuai ketentuan Pasal 16D UU PPN namun dalam
laporan laba rugi dicatat laba/rugi atas penjualan aset
•Uang muka penjualan yang telah diakui sebagai objek PPN namun masih belum dilaporkan
sebagai penghasilan dalam SPT PPh Tahunan
•Potongan harga yang tidak dimasukkan faktur

02/03/2023 10
Administrasi
Pembukuan dan
Pencatatan
PRAKTIKUM ADMINISTRASI PAJAK

09/03/2023 1
Pembukuan

Pasal 28 ayat (1) UU KUP

Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau


pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan di Indonesia wajib
menyelenggarakan pembukuan

09/03/2023 2
Pembukuan

pasal 1 angka 29 UU KUP


Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara tertatur
untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi: harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan
penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan
keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode tahun pajak
tersebut.

09/03/2023 3
Pembukuan
Pasal 28 ayat (2) UU KUP

Wajib Pajak yang dikecualikan dari kewajiban


menyelenggarakan pembukuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tetapi wajib melakukan pencatatan adalah
WP orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan diperbolehkan
menghitung penghasilan neto dengan menggunakan
norma penghitungan penghasilan neto dan WP orang
pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas

09/03/2023 4
Pencatatan
Pasal 28 UU KUP jo Pasal 14 UU PPh

Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau


pekerjaan bebas yang peredaran brutonya dalam 1 tahun kurang dari
Rp 4.800.000.000 dengan syarat memberitahukan kepada Direktur
Jenderal Pajak dalam jangka waktu 3 bulan pertama dari tahun
pajak yang bersangkutan. Wajib Pajak yang tidak memberitahukan
kepada Direktorat Jenderal Pajak hal tersebut dianggap memilih
menyelenggarakan pembukuan

09/03/2023 5
Dasar Hukum

WP OP & Badan yang melakukan


Wajib Kegiatan usaha di Indonesia
Ps 28/1 Wajib menyelenggarakan
pembukuan
UU
KUP
Pasal 28
1. WP OP yang melakukan kegiatan
Usaha dan diperbolehkan menghitung
Kecuali Penghasilan neto dg menggunakan
Ps 28/2 Norma Penghitungan Penghasilan Neto

2. WP OP yang tidak melakukan kegiatan


Usaha atau pekerjaan bebas

09/03/2023 6
KEWAJIBAN PEMBUKUAN dan
PENCATATAN / AKUNTANSI

Wajib
Menyelengarakan
Pembukuan
Badan

Wajib
Pajak
(Pasal 29 UU KUP jo Pasal 14 UU PPh)
Pencatatan
Wajib menyelengarakan pembukuan
(> Rp 4,8 M)
Pribadi

09/03/2023 7
8 Aspek Fundamental Ketentuan Penyelenggaraan
Pembukuan atau Pencatatan

1. Pembukuan harus diselenggarakan dengan itikad baik, dan


mencerminkan keadaan / kegiatan usaha yang sebenarnya
2. Pembukuan harus diselenggarakan di Indonesia dengan
menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah,
dan disusun dalam bahasa Indonesia atau bahasa asing yang
diijinkan oleh Menteri Keungan
3. Pembukuan harus diselenggarakan dengan prinsip taat azas dan
berdasarkan stelsel akrual atau stelsel kas
4. Perubahan metode pembukuan dan/atau tahun buku harus
mendapat persetujuan dari DirJen Pajak

09/03/2023 8
8 Aspek Fundamental Ketentuan Penyelenggaraan
Pembukuan atau Pencatatan

5. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta,


kewajiban, modal, penghasilan, dan biaya, serta penjualan dan pembelian,
sehingga dapat ditentukan besarnya pajak terhutang
6. Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain
Rupiah hanya dapat diselenggarakan oleh WP setelah mendapat ijin
Menteri Keuangan
7. WP (Ps 28 ayat 2) dikecualikan dari kewajiban untuk menyelenggarakan
pembukuan harus menyelenggarakan pencatatan yang terdiri dari data
yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran bruto sebagai dasar
untuk menghitung jumlah pajak terhutang, termasuk penghasilan yang
bukan objek pajak, dan penghasilan yang dikenakan pajak final
8. Buku, catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan
wajib disimpan 10 tahun di Indonesia
09/03/2023 9
Pembukuan

Pasal 28 ayat (3) UU KUP


Pembukuan dan pencatatan tersebut harus diselenggarakan dengan
memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan
usaha yang sebenarnya.

09/03/2023 10
Pembukuan

Pasal 28 ayat (4) UU KUP

Pembukuan/pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan


menggunakan huruf latin, angka arab, satuan mata uang rupiah, dan
disusun dalam bahasa indonesia atau dalam bahasa asing yang
diizinkan oleh Menteri Keuangan.

09/03/2023 11
Pembukuan

Pasal 28 ayat (5) UU KUP

Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas (konsistensi)


dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas.

09/03/2023 12
Pembukuan

Pasal 28 ayat (6) UU KUP

Perubahan terhadap metode pembukuan/ dan atau tahun buku, harus


mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak.

09/03/2023 13
Pembukuan

Pasal 28 ayat (7) UU KUP

Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta,


kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan
pembelian, sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang.

09/03/2023 14
Pembukuan
Penjelasan Pasal 28 ayat (7) UU KUP

Selain dapat dihitung besarnya PPh, pajak lainnya juga harus


dihitung dari pembukuan tersebut agar PPN & PPnBM dapat
dihitung dengan benar, pembukuan harus mencatat juga jumlah
harga perolehan atau nilai impor, jumlah harga jual atau nilai
ekspor, jumlah harga jual dari barang yang dikenakan PPnBM,
jumlah pembayaran atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dari
luar daerah pabean di dalam daerah pabean dan atau
pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah
pabean, jumlah pajak masukan yang dapat dikreditkan dan yang
tidak dapat dikreditkan.

09/03/2023 15
Pembukuan

Penjelasan Pasal 28 ayat (7) UU KUP


(lanjutan)

Dengan demikian, pembukuan harus diselenggarakan dengan cara


atau sistem yang lazim dipakai di Indonesia misalnya berdasarkan
standar akuntansi keuangan, kecuali peraturan perundang undangan
perpajakan menentukan lain

09/03/2023 16
Pembukuan

Pasal 28 ayat (8) UU KUP

Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain


rupiah dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah mendapat izin
Menteri Keuangan.
Bahasa asing dan mata uang selain rupiah yang diperbolehkan untuk
dipergunakan dalam pembukuan Wajib Pajak adalah Bahasa Inggris dan
mata uang Dollar Amerika Serikat.

09/03/2023 17
Pencatatan

Pasal 28 ayat (9) UU KUP

Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


terdiri atas data yang dikumpulkan secara
teratur tentang peredaran atau penerimaan
bruto dan atau penghasilan bruto sebagai dasar
untuk menghitung jumlah pajak yang
terutang, termasuk penghasilan yang bukan
objek pajak dan atau yang dikenakan pajak
yang bersifat final.

09/03/2023 18
Pembukuan
Pasal 28 ayat (11) UU KUP

Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar


pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain
termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan
yang dikelola secara elektronik atau secara program
aplikasi on-line wajib disimpan selama 10 (sepuluh)
tahun di Indonesia, yaitu ditempat kegiatan atau
tempat tinggal WP orang pribadi, atau ditempat
kedudukan WP badan.

09/03/2023 19
Alternatif Pembukuan

Pencatatan
(norma)

Pembukuan Koreksi
Pembukuan (PSAK) fiskal SPT

Pembukuan
(UUP)

09/03/2023 20
Administrasi Penggajian,
Pemotongan dan
Pemungutan
PRAKTIKUM ADMINISTRASI PAJAK

16/03/2023 1
Administrasi Penggajian
Pembayaran gaji yang diterima atau diperoleh pegawai dipotong oleh perusahaan sebagai
pemberi kerja.
Gaji + Premi Asuransi yang dibayar pemberi kerja + Tunjangan + Bonus/THR/Tambahan yang lain
Jumlah yang dibayarkan kepada pegawai jumlahnya berkurang sebagai akibat pemotongan PPh
Pasal 21.
Istilah yang sering digunakan atas jumlah bersih yang diterima pegawai setelah dikurangi
pemotongan PPh Pasal 21 dikenal dengan take home pay.

16/03/2023 2
Pemotongan PPh 21 Gaji
Pemotongan PPh 21 gaji pada dasarnya mengurangi jumlah gaji yang diterimakan kepada
pegawai.
Namun pada pelaksanaan, PPh 21 Gaji dapat:
•Dibayar oleh pemberi kerja
•Diberikan tunjangan pajak sebagian oleh pemberi kerja
•Diberikan tunjangan pajak full gross up oleh pemberi kerja

16/03/2023 3
Pemotongan/Pemungutan Pajak
Penghasilan
Selain pembayaran pajak penghasilan yang dilakukan sendiri, ada juga pembayaran pajak
penghasilan yang dilakukan dengan mekanisme pemotongan/pemungutan yang dilakukan oleh
pihak ketiga.
Pihak ketiga adalah pihak yang ditunjuk berdasarkan ketentuan perpajakan untuk
memotong/memungut pajak penghasilan.
Adapun jenis pemotongan/pemungutan pajak penghasilan adalah Pajak Penghasilan Pasal 21,
Pajak Penghasilan Pasal 22, Pajak Penghasilan Pasal 23, Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2, dan
Pajak Penghasilan Pasal 15.

16/03/2023 4
Pemotongan Pajak
Ketentuan pemotongan pajak adalah mengurangi jumlah nominal yang akan diterimakan.
Adapun jenis pemotongan pajak penghasilan adalah Pajak Penghasilan Pasal 21, Pajak
Penghasilan Pasal 22, Pajak Penghasilan Pasal 23, Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2, dan Pajak
Penghasilan Pasal 15.

16/03/2023 5
Pemungutan Pajak
Ketentuan pemungutan pajak adalah menambah jumlah nominal yang akan diterimakan.
Adapun jenis pemungutan pajak penghasilan adalah Pajak Penghasilan Pasal 22.

16/03/2023 6
Pajak Penghasilan Pasal 21
PPh Pasal 21 adalah pemotongan pajak yang dilakukan oleh pihak pemberi penghasilan kepada
pihak penerima penghasilan orang pribadi sehubungan dengan pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan.
Pihak penerima penghasilan apabila tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak maka besaran
yang dipotong lebih tinggi 20% daripada yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.

16/03/2023 7
Pajak Penghasilan Pasal 22
PPh Pasal 22 adalah pemotongan/pemungutan pajak yang dilakukan oleh pihak tertentu yang
ditunjuk Kementerian Keuangan sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang
seperti penyerahan barang oleh rekanan kepada bendaharawan pemerintah, impor barang dan
kegiatan usaha di bidang-bidang tertentu serta penjualan barang yang tergolong sangat mewah.
Walaupun secara umum penerapan PPh Pasal 22 adalah pemungutan pajak tetapi ada juga
mekanisme pemotongan pajak yang dipergunakan.
Pihak yang dikenakan pemungutan atau pemotongan pajak apabila tidak memiliki NPWP
dipergunakan tarif lebih tinggi 100% daripada yang memiliki NPWP.

16/03/2023 8
Pajak Penghasilan Pasal 23
PPh Pasal 23 adalah pemotongan pajak yang dilakukan oleh pihak pemberi penghasilan
sehubungan dengan pembayaran dividen, bunga, royalty, sewa dan jasa yang dilakukan oleh
Wajib Pajak Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap.
Apabila Wajib Pajak menerima penghasilan yang merupakan objek pemotongan PPh Pasal 23
dan pemberi penghasilan atau pemberi kerja merupakan pemotong PPh Pasal 23 maka atas
penghasilan yang akan diterimakan maka dipotong PPh Pasaal oleh pihak pemotong.
Pihak penerima penghasilan ketika tidak memiliki NPWP maka besaran potongan 100% lebih
tinggu daripada yang memiliki NPWP.

16/03/2023 9
Pajak Penghasilan Pasal 26
PPh Pasal 26 adalah pemotongan pajak yang dilakukan oleh pihak pemberi penghasilan
sehubungan dengan pembayaran berupa dividen, bunga, royalty, hadiah dan penghasilan
lainnya kepada Wajib Pajak Luar Negeri baik orang pribadi maupun badan.
Pihak asing yang akan menerima pembayaran penghasilan maka atas penghasilan tersebut akan
dikenakan pemotongan pajak oleh pihak pemberi penghasilan yang notabene adalah Wajib
Pajak Dalam Negeri yang memiliki kewajiban pemotongan atas pembayaran tersebut.
Pada penerapan pemotongan PPh Pasal 26 ini mengingat pajak yang terjadi bagi Wajib Pajak
Luar Negeri dapat saja dianggap beban sehingga tidak bersedia atas besaran yang dipotongkan
tersebut maka jumlah yang ada dapat dilakukan iterasi atau gross up sehingga jumlah yang
diterimakan bersih sesuai dengan yang disepakati.

16/03/2023 10
Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2
PPh Pasal 4 ayat 2 adalah pemotongan pajak yang dilakukan oleh pihak pemberi penghasilan
sehubungan dengan pembayaran untuk objek tertentu seperti sewa tanah dan/atau bangunan,
jasa konstruksi, dan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan.
Sifat dari pemotongan PPh Pasal 4 ayat 2 ini adalah final yang artinya Ketika sudah dilakukan
pemotongan maka penghitungan pajaknya selesai dan tidak dapat dikreditkan lagi.
Tidak ada perlakuan yang berbeda terkait besaran pemotongan pajak atas penerima
penghasilan yang memiliki NPWP dan yang tidak.
Namun, apabila pihak pemberi kerja adalah bukan pemotong maka Wajib Pajak tersebut wajib
menyetor sendiri PPh Pasal 4 ayat 2 tersebut.

16/03/2023 11
Pajak Penghasilan Pasal 15
PPh Pasal 15 adalah pemotongan pajak yang dilakukan oleh pihak pemberi penghasilan
sehubungan dengan penyerahan Wajib Pajak tertentu yang menggunakan norma penghitungan
khusus.
Wajib Pajak tertentu tersebut antara lain perusahaan pelayaran dan penerbangan.
Namun, apabila pihak pemberi penghasilan bukan merupakan pemotong pajak maka Wajib
Pajak tertentu penerima penghasilan tersebut wajib menyetor sendiri PPh Pasal 15 tersebut.

16/03/2023 12
Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai
PPN adalah pemungutan pajak yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) atau pemungut
yang ditunjuk seperti Instansi Pemerintah atas konsumsi barang kena pajak (BKP) dan/atau jasa
kena pajak (JKP).
Wajib Pajak baik orang pribadi maupun badan yang telah dikukuhkan sebagai PKP wajib
memungut PPN dari pembeli atau pemakai jasanya.
PPN akhirnya akan menambah jumlah yang akan ditagihkan kepada pembeli atau pemakai jasa.

16/03/2023 13
Pemungutan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah
PPnBM adalah pemungutan pajak yang dilakukan atas penyerahan BKP yang tergolong mewah
oleh produsen atau atas impor BKP yang tergolong mewah.
Pemungutan PPnBM hanya dikenakan sekali yaitu pada waktu:
a. Penyerahan oleh pabrikan atau produsen BKP yang tergolong mewah
b. Impor BKP yang tergolong mewah
Penyerahan pada tingkat berikutnya tidak lagi dikenai PPnBM

16/03/2023 14
Pengantar Administrasi Bisnis dan
Administrasi Pajak
Administrasi Pajak Praktikum

1 02/02/2022
PENGERTIAN ADMINISTRASI
⚫ H.A. Simon dan kawan-kawan, dalam bukunya “Public
Administration, memberikan definisi sebagai berikut :
“Administration as the activities of groups cooperating to accomplish
common goals”, jadi administrasi sebagai kegiatan dari kelompok
yang mengadakan kerja sama untuk menyelesaikan tujuan
bersama.
⚫ Willian H Newman dalam bukunya “Administrative Action”
mengemukakan “Administration has been defined as the guidance,
leadership and control of the effort of e group of individuals towards
some common goals”, jadi administrasi didefinisikan sebagai
bimbingan, kepemimpinan dan pengawasan dari usaha-usaha
kelompok individu-individu terhadap tercapainya tujuan
bersama.
⚫ Administrasi menurut Sondang Siagian “ keseluruhan proses
kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan
atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya”.
2 02/02/2022
Ciri-Ciri Administrasi
• Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri
dari 2 orang atau lebih
• Adanya kerja sama dari kelompok tersebut
• Adanya kegiatan/proses/usaha
• Adanya bimbingan, kepemimpinan, dan pengawasan
• Adanya tujuan

3 02/02/2022
Administrasi Bisnis
⚫ Administrasi Bisnis ialah kegiatan-kegiatan dari
organisasi-organisasi bisnis dalam usahanya mencapai
tujuan, yaitu mencari keuntungan (profit making)
⚫ BISNIS ; diartikan sebagai seluruh kegiatan yang diorganisasikan
oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan
(produsen, pedagang, konsumen, dan industri di mana perusahaan
berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup
mereka.

4 02/02/2022
Laba
• Tujuan dari kegiatan bisnis, agar dapat menjaga kelangsungan
bisnisnya.
• Sebagai insentif atau pendorong untuk bekerja lebih efisien
• Yang dicapai merupakan ukuran standar perbandingan dengan bisnis
lainnya
• Merupakan penghasilan bagi pemerintah, karena makin meningkat
laba bisnis, maka meningkat pula penghasilan pemerintah melalui
sistem perpajakan.

5 02/02/2022
Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU)
⚫ Ditetapkan dalam Kep-233/PJ/2012 jo Kep-321/PJ/2012
⚫ disusun menurut Kategori, Golongan Pokok, Golongan, Sub
golongan dan Kelompok Kegiatan Ekonomi sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran Keputusan Direktur Jenderal
Pajak tersebut.
⚫ Terdiri dari 5 digit
Contoh: 47832 PERDAGANGAN ECERANKAKI LIMA
DAN LOS PASAR PAKAIAN

6 02/02/2022
Fungsi Kode KLU
⚫ Penatausahaan data Wajib Pajak, seperti data Kelompok
Kegiatan EkonomiWajib Pajak dalam Master FileWajib Pajak
dan Kelompok Kegiatan Ekonomi pada Surat Pemberitahuan;
⚫ Dasar penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto;
⚫ Keperluan lainnya.

7 02/02/2022
BENTUK PEMILIKAN BISNIS DI
INDONESIA
⚫ Perusahaan Perseorangan
⚫ Firma
⚫ Persekutuan Komanditer /CV
⚫ PerseroanTerbatas / PT
⚫ Koperasi
⚫ Yayasan

8 02/02/2022
Pajak (Pasal 1 Angka 1 UU KUP)
UU No. 6/1983 jo UU No. 11/2020

⚫ Pajak: kontribusi wajib kepada negara yang terutang


oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat

9 02/02/2022
Kedudukan Hukum Pajak
Hukum Tata Negara

Hukum Administrasi Hukum Pajak


Hukum

Hukum Pidana

Hukum Perdata

10 02/02/2022
Hukum Administrasi
⚫ Keseluruhan aturan hukum yang menentukan cara bagaimana
negara sebagai penguasa menjalankan usaha-usaha untuk
memenuhi tugas-tugas atau cara bagaimana penguasa itu
seharusnya bertingkah laku dalam mengusahakan tugas-
tugasnya

11 02/02/2022
Hukum Pidana
⚫ Semua larangan atau perintah, yang mengakibatkan
dijatuhkannya suatu penderitaan atau siksaan sebagai
hukuman oleh negara kepada siapa saja yang melanggarnya

12 02/02/2022
Administrasi Perpajakan (arti sempit)
⚫ Pelayanan dan kegiatan-kegiatan ketatausahaan mencakup
kegiatan catat-mencatat dan pembukuan ringan (recording),
korespondensi (correspondence), kesekretariatan (secretariate),
penyusunan laporan (reporting),dan kearsipan (filling)
terhadap kewajiban-kewajiban hak-hakWajib Pajak.
⚫ (Pohan (2014:93))

13 02/02/2022
Tugas Pokok Administrasi Perpajakan
(Richard Bird)
“Thethreebasictaskof anytax administrationareto identify potential
taxpayers,to assessthe appropriate tax on them,and to collect that tax.In
otherwords,the threeE’sof administering taxesareto enumerate, estimate
and enforce”.
⚫ Enumeration,yakni mengidentifikasiWajib Pajak dalam bentuk
pemberian NPWP (Pasal 2 UU KUP)
⚫ Estimation, yakni menghitung atau mengestimasi berapa jumlah
pajak yang akan terutang dan harus dibayar oleh wajib pajak (Pasal
25 UU PPh)
⚫ Enforcement,yakni melakukan upaya dan tindakan supaya utang
pajak dibayar oleh wajib pajak tepat pada waktunya (UU PPSP)
⚫ pengawasan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam bentuk
pemeriksaan (Pasal 29 UU KUP)
14 02/02/2022
Struktur Organisasi KPP

Administrasi Pajak Praktikum

1 09/02/2023
Dasar Hukum
PMK 210/PMK.01/2017 jo PMK 184/PMK.01/2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat
Jenderal Pajak

2 09/02/2023
Struktur Organisasi Ditjen Pajak

Kantor Pusat: menjalankan fungsi perumusan kebijakan dan


standardisasi teknis, analisis dan pengembangan, serta
pembinaan dan dukungan administrasi

Kantor Operasional: menjalankan fungsi teknis operasional


dan/atau teknis penunjang

3 09/02/2023
Struktur Organisasi Ditjen Pajak

4 09/02/2023
JUMLAH KANTOR OPERASIONAL
1. 34 Kantor Wilayah
2. 4 KPP Wajib Pajak Besar
3. 9 KPP Khusus
4. 38 KPP Madya
5. 301 KPP Pratama
6. 204 KP2KP
7. 4 UPT

5 09/02/2023
Jenis KPP
a. KPP Wajib Pajak Besar:
a. KPP WP Besar Satu
b. KPP WP Besar Dua
c. KPP WP Besar Tiga
d. KPP WP Besar Empat
b. KPP Khusus:
a. KPP Penanaman Modal Asing Satu
b. KPP Penanaman Modal Asing Dua
c. KPP Penanaman Modal Asing Tiga
d. KPP Penanaman Modal Asing Empat
e. KPP Penanaman Modal Asing Lima
f. KPP Penanaman Modal Asing Enam
g. KPP Badan dan Orang Asing
h. KPP Minyak dan Gas Bumi
i. KPP Perusahaan Masuk Bursa
c. KPP Madya; dan
d. KPP Pratama
6 09/02/2023
7 09/02/2023
8 09/02/2023
9 09/02/2023
10 09/02/2023
11 09/02/2023
12 09/02/2023
13 09/02/2023
Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal
Mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, rumah
tangga, pengelolaan kinerja, melakukan pemantauan pengendalian intern, pengujian
kepatuhan dan manajemen risiko, internalisasi kepatuhan, penyusunan laporan,
pengelolaan dokumen nonperpajakan, serta dukungan teknis pelaksanaan tugas
kantor

14 09/02/2023
Seksi Penjaminan Kualitas Data
Mempunyai tugas melakukan analisis, penjabaran, dan pengelolaan dalam rangka
penjaminan kualitas data melalui pencarian, pengumpulan, pengolahan, penyajian data
dan informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, pengelolaan dan tindak
lanjut kerja sama perpajakan, penjaminan kualitas data yang berkaitan dengan
kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi, penerusan data hasil penjaminan kualitas,
tindak lanjut atas distribusi data, penatausahaan dokumen berkaitan dengan
pembangunan data, dan pelaksanaan dukungan teknis pengolahan data, serta
melakukan penyusunan monografi fiskal dan melakukan pengelolaan administrasi
produk hukum dan produk pengolahan data perpajakan.

15 09/02/2023
Seksi Pelayanan
Mempunyai tugas melakukan analisis, penjabaran, dan pengelolaan dalam rangka
pemberian layanan perpajakan yang berkualitas dan memastikan Wajib Pajak
memahami hak dan kewajiban perpajakannya melalui pelaksanaan edukasi dan
konsultasi perpajakan, pengelolaan registrasi perpajakan, penerimaan dan
pengolahan Surat Pemberitahuan, penerimaan, tindak lanjut, dan proses penyelesaian
permohonan, saran dan/atau pengaduan, dan surat lainnya dari Wajib Pajak atau
masyarakat, pemenuhan hak Wajib Pajak, serta melakukan penatausahaan dan
penyimpanan dokumen perpajakan, dan melakukan pengelolaan administrasi
penetapan dan penerbitan produk hukum dan produk layanan perpajakan.

16 09/02/2023
Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan
Mempunyai tugas melakukan analisis, penjabaran, dan pengelolaan dalam rangka
pencapaian target penerimaan pajak melalui pelaksanaan pemeriksaan,
pelaksanaan penilaian properti, bisnis, dan aset tak berwujud, pelaksanaan tindakan
penagihan, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, serta melakukan
penatausahaan piutang pajak, dan melakukan pengelolaan administrasi penetapan
dan penerbitan produk hukum dan produk pemeriksaan, penilaian, dan penagihan.

17 09/02/2023
Seksi Pengawasan
Mempunyai tugas melakukan analisis, penjabaran, dan pengelolaan dalam rangka
memastikan Wajib Pajak mematuhi peraturan perundang-undangan perpajakan
melalui perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut intensifikasi berbasis
pendataan dan pemetaan (mapping) subjek dan objek pajak, pengamatan potensi
pajak dan penguasaan informasi, pencarian, pengumpulan, pengolahan,
penelitian, analisis, pemutakhiran, dan tindak lanjut data perpajakan, pengawasan
dan pengendalian mutu kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, imbauan
dan konseling kepada Wajib Pajak, pengawasan dan pemantauan tindak lanjut
pengampunan pajak, serta melakukan pengelolaan administrasi penetapan dan
penerbitan produk hukum dan produk pengawasan perpajakan.

18 09/02/2023
PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 50 TAHUN 2022
TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN
HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN
PERPAJAKAN
LATAR BELAKANG
2

Penyesuaian pengaturan tata cara pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban


perpajakan dengan UU HPP

Pengaturan tata cara pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan


sebagaimana telah diatur dalam PP 74 Tahun 2011 dan PP Nomor 9 Tahun 2021
sudah tidak sesuai dengan kebutuhan administrasi dan pengaturan UU HPP

melaksanakan ketentuan Pasal 44E ayat (1) terkait pemberian data dalam rangka
integrasi basis data kependudukan dengan basis data perpajakan

Pengganti PP Nomor 74 Tahun 2011

www.pajak.go.id
SISTEMATIKA PP NOMOR 50 TAHUN 2022
KETENTUAN SELF ASSESSMENT DATA PENGAWASAN & PENEGAKAN HUKUM
3
UMUM INFORMASI
ADMINISTRASI UPAYA HUKUM PIDANA SUPPORTING

BAB II
• NPWP, BAB XII
BAB I • SPT, INTEGRASI BASIS BAB IV
KETENTUAN • PENGUNGKAPAN DATA BAB III.2 PENETAPAN BAB V.1
KETIDAKBENARAN KEPENDUDUKAN & DAN BANDING BAB VI
UMUM PEMERIKSAAN KEBERATAN
• TATA CARA DATA PERPAJAKAN KETETAPAN IMBALAN BUNGA
PEMBAYARAN

BAB VIII
V.5 PENINJAUAN KUASA DAN
DASAR GUGATAN KEMBALI RAHASIA JABATAN
PENGEMBALIAN

BAB V.2 BAB XI


BAB X.1
PEMBETULAN HAK & KEWAJIBAN
PEMERIKSAAN
BUKPER SECARA ELEKTRONIK
BAB III.1 BAB V.3
PEMBUKUAN • PENGURANGAN
• PENGHAPUSAN
BAB V.4 • PEMBATALAN BAB XIII
PENERBITAN PAJAK KARBON
KEMBALI
KEPUTUSAN BAB X.2
BAB IX PENYIDIKAN
BAB XIV
PROSEDUR PERSETUJUAN
KETENTUAN
BERSAMA
PERALIHAN

BAB XV
Pengaturan Baru BAB VII KETENTUAN PENUTUP
PENAGIHAN
BAB II.1 NPWP [Pasal 2, 3, & 4]
4

Penghapusan NPWP dengan penonaktifan NIK


Pendaftaran NPWP dengan aktivasi NIK sebagai NPWP
sebagai NPWP

Subjektif dan Subjektif dan


Objektif Objektif tidak
terpenuhi terpenuhi

Daftar NPWP Orang Pribadi NIK Aktivasi


Pemeriksaan Penelitian

Belum Dikenai pajak


memiliki secara
Wanita Kawin NPWP
NPWP terpisah
Dihapus/PKP
Dicabut

Meninggal
WBT Wakil
Dunia
Orang Pribadi NIK Dinonaktifkan

Pengaturan baru terkait aktivasi NIK sebagai NPWP


BAB II.2 Pembetulan SPT & Pengungkapan Ketidakbenaran [Pasal 5 s.d. 8]
5
Pembetulan SPT Pembetulan SPT akibat Pengungkapan Pengungkapan
(Ps.5) Keputusan dan Putusan Rugi Ketidakbenaran Ketidakbenaran
Fiskal (Ps.6) Perbuatan Pengisian SPT
(Ps.7) (Ps.8)
• WP dapat membetulkan SPT atas rugi fiskal
• sebelum Pemeriksaan
yang berbeda dengan yang telah • Atas ketidakbenaran
dan Pemeriksaan Bukper • pada saat dilakukan
dikompensasikan dalam hal menerima: perbuatan Pasal 38 atau
secara terbuka Pemeriksaan sepanjang
a. SKP Pasal 39 ayat (1) huruf c
b. SK Keberatan SPHP belum disampaikan
dan huruf d yang berdiri
• SPT LB/rugi disampaikan 2 c. SK Pengurangan Ketetapan Pajak sendiri
tahun sebelum daluwarsa d. SK Pembatalan Ketetapan Pajak
e. SK Pembetulan • atau yang berkaitan dengan:
f. SK Persetujuan Bersama a. Pasal 39 ayat (1) kecuali
g. Putusan Banding huruf c dan huruf d,
h. Putusan PK b. Pasal 39 ayat (3),
c. Pasal 39A,
d. Pasal 43 UU KUP, dan
• Paling lama 3 bulan dan tidak melewati 2
e. Pasal 24 dan 25 UU PBB
tahun sebelum daluwarsa penetapan (SPT
rugi/LB)

• Jika WP tidak pembetulan, rugi kompensasi


fiskal dihitung secara jabatan pada saat
penerbitan ketetapan/keputusan/putusan

Penambahan:
• Lingkup pengungkapan ketidakbenaran perbuatan
• SK persetujuan Bersama sebagai dasar Pembetulan SPT
• Batasan Pembetulan SPT LB/Rugi 2 tahun sebelum daluwarsa
BAB II.3 Pembayaran/Penyetoran Pajak & Dasar Pengembalian [Pasal 9 & 10]

 Pembayaran atau Penyetoran Pajak 6

WP wajib membayar/menyetor pajak yang terutang dengan menggunakan SSP/sarana administrasi lain

 Dasar Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak


Dasar pengembalian kelebihan pembayaran pajak:
1. SKPLB; 7. SK Pengurangan Ketetapan Pajak;
2. SKPPKP; 8. SK Pembatalan Ketetapan Pajak;
3. SK Keberatan; 9. SK Persetujuan Bersama;
4. SK Pembetulan; 10. Putusan Banding;
5. SK Pengurangan Sanksi Adm; 11. Putusan Peninjauan Kembali; dan
6. SK Penghapusan Sanksi Adm; 12. SKPIB
• Diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang pajak
• Dibayarkan paling lama 1 bulan sejak:
- Permohonan
- Diterbitkannya ketetapan/SK
- Diterimanya putusan
• Diberikan IB jika jk waktu 1 bulan terlewati

Menambahkan:
SK Persetujuan Bersama sebagai dasar pengembalian
BAB III.1 Pembukuan [Pasal 11 & 12]
7

Buku, catatan, dokumen Disimpan 10 tahun di


Indonesia
WP OP kegiatan
usaha/pekerjaan
bebas & Badan
wajib
menyelenggarakan Jika diperiksa, WP wajib
Termasuk hasil
pembukuan memperlihatkan dan/atau
pengolahan data secara meminjamkan
elektronik/aplikasi daring

 Pengecualian:
1. WP OP melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dapat memilih menggunakan NPPN
2. WP OP yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
3. WP OP dengan kriteria tertentu yang diatur lebih lanjut dalam PMK

Tidak ada perubahan dari PP sebelumnya


BAB III.2 Pemeriksaan [Pasal 13 s.d. 17]
8
1 Pemeriksaan Secara Umum 2 Tindak Lanjut Pemeriksaan setelah Pemeriksaan Bukper

Tujuan Pemeriksaan : 1. Menguji Kepatuhan Ditemukan dugaan


tindak pidana
2. Tujuan Lain WP sedang Pemeriksaan ditangguhkan,
diperiksa dilakukan Pemeriksaan Bukper
Dirjen Pajak Wajib Pajak
1. Memperlihatkan/
1. wajib menyampaikan SP2
2. dapat meminjam atau meminjamkan buku, Pemeriksaan dilanjutkan Pemeriksaan dihentikan
buku, catatan, dokumen, catatan, dokumen, dsb
dsb 2. Memberikan kesempatan
Bukper dihentikan karena : Bukper dihentikan karena :
memasuki ruang • WP mengungkapkan
• Tidak ditemukan bukti
3. Memberikan data,
• bukan tindak pidana ketidakbenaran perbuatan
informasi, dan ket lain
• WP OP meninggal dunia • Daluwarsa

1. wajib menyampaikan SPHP kepada WP Penyidikan dihentikan karena : Penyidikan dihentikan karena :
2. wajib memberikan hak WP untuk hadir dalam PAHP • Tidak terdapat cukup bukti • WP mengungkapkan
3. Pemeriksa dapat mempertimbangkan dokumen yang • bukan tindak pidana ketidakbenaran Ps 44A
diberikan WP pada saat PAHP terbatas pada • Nebis in idem/tersangka meninggal • Pelunasan Ps 44B
a. perhitungan peredaran usaha atau penghasilan bruto dunia • Daluwarsa
b. kredit pajak
4. Hasil Pemeriksaan dituangkan dalam LHP, dibuat nothit Terdapat putusan pengadilan bebas atau Terdapat putusan pengadilan selain
dan ditindaklanjuti dengan penerbitan SKP lepas bebas atau lepas

Dikecualikan dari pemeriksaan yang


dihentikan jika masih terdapat LB
dari hasil Bukper atau Penyidikan
Tidak ada perubahan dari PP sebelumnya
BAB III.2 Pemeriksaan [Pasal 18]
9
Dirjen pajak dapat membatalkan SKP yang diterbitkan
• Penyampaian SPHP Ps.36 (1)
berdasarkan Pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa • PAHP huruf d
melalui prosedur:
Dalam hal terkait permohonan 17B (lebih bayar), jangka waktu 12 bulan penerbitan SKP tertangguh sejak
tanggal terbit SKP yang dibatalkan s.d. tanggal terbit SK Pembatalan

7 bulan tertangguh 5 bulan

JT SKP
Awal Terbit SKP SK yang baru
pemeriksaan Pembatalan
Ketetapan
Pajak

Pengaturan Sebelumnya:
Jangka Waktu 12 Bulan tidak tertangguh
BAB IV.1 Penetapan Dan Ketetapan [Pasal 19 s.d. 26, 28, & 29]
10

• WP membayar pajak yang terutang dengan tidak menggantungkan pada adanya SKP
• Apabila Dirjen Pajak mendapatkan bukti jumlah pajak yang terutang menurut SPT tidak benar,
Dirjen Pajak menetapkan jumlah pajak yang terutang.

Penelitian Pemeriksaan

 SKPLB 17 (2)  SKPKB


 SKPLB 17E  SKPKBT
 SKPPKP 17C,17D, dan 9 ayat (4c)  SKPLB 17 (1), 17B
 SKPN
 SKP PBB

Jangka waktu penerbitan STP*, SKPKB dan SKPKBT adalah 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak atau
berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak
* Untuk STP diatur dalam Pasal 14 ayat (5b) UU HPP

Tidak ada perubahan dari PP sebelumnya


BAB IV.2 Penetapan Dan Ketetapan [Pasal 27 dan 30]
11
1

WP belum NPWP Diterbitkan NPWP NPWP dihapus dan/atau


dan/atau PKP dan/atau dikukuhkan PKP PKP dicabut

Ditemukan data dan/atau informasi yang Ditemukan data dan/atau informasi yang
menunjukkan adanya kewajiban perpajakan menunjukkan adanya kewajiban perpajakan

Dapat diterbitkan SKP/STP Dapat diterbitkan SKP/STP

Dalam jangka waktu 5 tahun sejak saat terutangnya pajak/berakhirnya masa pajak,
bagian tahun pajak atau tahun pajak

2 Pencabutan Penetapan WP dengan Kriteria Tertentu, dalam hal WP:


• terlambat menyampaikan SPT Tahunan
• terlambat menyampaikan SPT Masa (2 Masa berturut-turut)
• terlambat menyampaikan SPT Masa (3 Masa dalam 1 tahun kalender)
• menyampaikan Lapkeu tidak diaudit;
• menyampaikan Lapkeu yang telah diaudit selain WTP
• dilakukan Pemeriksaan Bukper secara terbuka atau Penyidikan
Menambahkan:
Data & informasi sebagai dasar penerbitan SKP/STP
Menambahkan kriteria pencabutan WP kriteria tertentu
BAB V.1 Keberatan [Pasal 31 s.d. 36]
12

• SKPKB • Ditolak/ • Ditolak/


Jk waktu 3 Dapat Dapat Menambah
• SKPKBT • Dikabulkan • Dikabulkan
bulan* dapat diajukan diajukan jumlah pajak
• SKPN sebagian/ sebagian/
diajukan banding PK yang harus
• SKPLB • Menambah • Menambah
Keberatan dibayar
• Potput utang pajak utang pajak

denda 30% denda 60% denda 60%

Put Banding tidak


WP tidak dapat mengajukan: dapat diterima
• Pengurangan/penghapusan, sanksi administratif SK Keberatan
• pengurangan/pembatalan SKP menjadi utang
• pembatalan SKP tanpa SPHP/pembahasan akhir sejak tgl penerbitan

Dalam hal keberatan dicabut:


• WP tidak dapat mengajukan pengurangan/pembatalan SKP yang tidak benar
• WP tetap dapat mengajukan pengurangan/penghapusan sanksi administratif;
• SKPKB/SKPKBT menjadi utang sejak penerbitan

* Dalam hal SK Pembetulan secara jabatan, jk waktu keberatan paling lama 3 bulan sejak tanggal SK Pembetulan.

Pengaturan sebelumnya:
Denda Keberatan 50%, Banding 100%, PK belum diatur
BAB V.2 Pembetulan [Pasal 37]
13

Atas permohonan WP atau karena jabatannya, Dirjen Pajak dapat membetulkan:


1. SKP; 9. SKPKP;
2. STP; 10. SKPIB;
3. SK Pembetulan; 11. SPPT;
4. SK Keberatan; 12. SKP PBB;
5. SK Pengurangan Sanksi Administrasi; 13. STP PBB;
6. SK Penghapusan Sanksi Administrasi; 14. surat keputusan pemberian pengurangan PBB;
7. SK Pengurangan Ketetapan Pajak; 15. surat keputusan pengurangan denda administrasi PBB; atau
8. SK Pembatalan Ketetapan Pajak; 16. SK Persetujuan Bersama,

Dalam hal terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan penerapan peraturan

Kesalahan hitung meliputi:


1. kesalahan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan/atau pembagian
2.kesalahan hitung karena penerbitan SKP, STP, surat keputusan, atau putusan
Kekeliruan PM PPN  hanya yang tidak mengandung sengketa antara fiskus dan WP

Atas permohonan  keputusan diterbitkan paling lama 6 bulan sejak tanggal surat permohonan pembetulan diterima

Menambah:
Ketetapan yang dapat dibetulkan
BAB V.3 Pengurangan, Penghapusan, Pembatalan, dan Gugatan [Pasal 38 s.d. 43]

1 Dirjen Pajak karena jabatannya atau atas permohonan Wajib Pajak dapat: 14

a. mengurangkan/menghapuskan sanksi administratif


Diajukan
maks. 2x • keputusan atas permohonan paling
b. mengurangkan atau membatalkan SKP yang tidak benar;
lama 6 bulan
c. mengurangkan atau membatalkan STP yang tidak benar
• Apabila melewati jk waktu 6 bulan,

1x
permohonan Wajib Pajak dianggap
Diajukan
d. membatalkan SKP dari hasil Pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa: dikabulkan
maks.
1) penyampaian surat pemberitahuan hasil Pemeriksaan; atau
2) Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dengan Wajib Pajak.

Dalam hal terdapat putusan gugatan yang membatalkan SKP 17B/SK Keberatan, jangka waktu 12 bulan penerbitan SKP/penyelesaian
2 keberatan tertangguh sejak tanggal terbit SKP/SK Keberatan yang digugat s.d. tanggal terbit Putusan Gugatan

8 bulan tertangguh 4 bulan

Awal pemeriksaan/ Terbit SKP/SK Putusan JT SKP (17B ayat (1))


keberatan diajukan Keberatan gugatan atau JT SK Keberatan
diterima DJP yang baru

Menambah:
Penangguhan penerbitan SKP/penyelesaian keberatan yg diajukan gugatan
BAB VI Imbalan Bunga [Pasal 44]
15
Dalam hal keberatan, banding, atau PK menyebabkan kelebihan pembayaran pajak, WP diberikan imbalan bunga:
• maksimal jumlah LB yang disetujui dalam PAHP atas SPT LB yang diterbitkan SKP
• SPT LB tsb merupakan SPT dengan permohonan pengembalian
• berdasarkan tarif bunga per bulan yang berlaku pada tanggal dimulainya penghitungan IB
• Maksimal 24 bulan dihitung sejak tanggal penerbitan SKP sd tanggal diterbitkannya keputusan/putusan

- Tanggal Put Banding diterima oleh Dirjen Pajak


- Tanggal Put PK diterima oleh Dirjen Pajak
Ketentuan Pemberian IB berdasarkan SK/Putusan
SKP atas
SK Keberatan Putusan Banding Putusan PK
SPT LB diajukan diajukan
Kelebihan Kelebihan Kelebihan
restitusi banding PK
pembayaran pajak pembayaran pajak pembayaran pajak
diajukan
Keberatan
Tidak diajukan
banding

IB IB IB

Pengaturan sebelumnya:
Tanggal diterbitkan putusan adalah tanggal diucap
Menambah:
Pemberian IB atas PK menyebabkan kelebihan pembayaran pajak
BAB VII Penagihan [Pasal 45 s.d. 50]
16
1 bulan 7 hari

1. Dasar Penagihan JT pelunasan* Surat Teguran


7 hari
• STP, SKPKB, SKPKBT
• SK Pembetulan, SK Persetujuan Bersama,
SK Keberatan, Put Banding, serta Put PK
yang menambah jumlah pajak yang
masih harus dibayar, termasuk pajak 2. Dasar Penagihan Surat Teguran
yang seharusnya tidak dikembalikan Klaim pajak, permintaan
bantuan penagihan pajak dari
negara mitra atau yurisdiksi mitra

* Bagi WP usaha kecil dan WP daerah tertentu, pelunasan SKP paling lama 2 bulan sejak penerbitan
Dalam hal WP mengajukan keberatan/banding JT pelunasan jumlah yg tidak disetujui dalam SKP tertangguh s.d. 1 bulan sejak
terbit SK/Put

Jumlah yg tidak disetujui dalam PAHP bukan merupakan


Dalam hal WP tidak menyetujui sebagian atau seluruh
utang pajak sd terbit SK/Put, berlaku juga untuk STP Pasal 14
jumlah pajak, dan mengajukan keberatan atau banding
ayat (4) yang belum inkracht.

Menambah:
Klaim pajak dan SK Persetujuan Bersama sebagai dasar penagihan serta pengaturan atas STP Ps.14 ayat (4)
Pengaturan sebelumnya:
STP Pasal 14 ayat (4) atas SKP yang belum inkracht tetap menjadi utang pajak namun tindakan penagihan tertangguh
BAB VIII Kuasa Wajib Pajak dan Rahasia Jabatan [Pasal 45 s.d. 50]
17
1 Keluarga
Suami, istri, atau keluarga sedarah
atau semenda s.d. derajat kedua

1. Konsultan pajak memiliki kompetensi


WP dapat menunjuk kuasa untuk Pihak Lain tertentu dalam aspek
menjalankan hak dan memenuhi 2. Bukan Konsultan pajak perpajakan
kewajiban perpajakan

Dengan ketentuan: Tidak dapat menjadi kuasa, dalam hal:


• Menggunakan surat kuasa khusus • menghalang-halangi pelaksanaan ketentuan UU; atau
• Mematuhi ketentuan UU • dipidana karena tindak pidana perpajakan atau tindak pidana lainnya.

2 demi kepentingan negara, dalam rangka:


Menkeu berwenang memberi izin
1. penyidikan,
2. penuntutan, atau tertulis untuk memberikan
3. kerja sama dengan lembaga negara, keterangan dan/atau memperlihatkan
Setiap pejabat dan tenaga ahli instansi pemerintah, badan hukum yang bukti tertulis dari atau tentang WP
wajib memegang rahasia dibentuk melalui UU atau PP, atau pihak kepada pihak tertentu
jabatan lain
Pengaturan sebelumnya:
• Kuasa meliputi konsultan dan bukan konsultan yang memenuhi persyaratan administratif
• Tidak dapat menjadi kuasa dalam hal melanggar peraturan perundang-undangan di bidang Perpajakan
• Belum ada penjabaran kegiatan “demi kepentingan negara”.
BAB IX Prosedur Persetujuan Bersama [Pasal 55 s.d. 58]
18
DJP berwenang melakukan Prosedur Persetujuan Bersama untuk mencegah/ menyelesaikan permasalahan dalam penerapan P3B

PENERBITAN SK PERSETUJUAN BERSAMA SECARA UMUM


1. WP dalam negeri Dirjen Pajak menerbitkan SK Persetujuan Bersama sepanjang telah:
2. Dirjen Pajak • menerima pemberitahuan tertulis dari pejabat mitra P3B bahwa Persetujuan Bersama
3. Pejabat berwenang negara/ yurisdiksi mitra P3B dapat dilaksanakan; dan
4. WNI melalui Dirjen Pajak terkait perlakuan diskriminatif di negara/
yurisdiksi mitra • menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada pejabat mitra P3B bahwa Persetujuan
Bersama dapat dilaksanakan

SYARAT PENERBITAN SK PERSETUJUAN BERSAMA BERSAMAAN


DENGAN UPAYA HUKUM DOMESTIK
Dalam hal disepakati Persetujuan Bersama sebelum: Selain persyaratan umum, Dirjen Pajak menerbitkan SK Persetujuan
Bersama sepanjang telah:
• SK Keberatan diterbitkan • Menerima penyesuaian atau pencabutan keberatan dari WP
• SK Pengurangan/Pembatalan Ketetapan Pajak diterbitkan • Menerima pencabutan permohonan pengurangan/pembatalan SKP
• Putusan Banding diucapkan • Menerima penyesuaian atau pencabutan banding
• Putusan PK diterbitkan • Menerima penyesuaian atau pencabutan PK
dan Persetujuan Bersama memuat kesepakatan untuk materi
yang disengketakan
• Menerima pemberitahuan pencabutan gugatan
• Dalam hal WP mengajukan gugatan

• Jika SK Persetujuan Bersama mengakibatkan LB, dikembalikan kepada WP tanpa IB


• Dalam hal tidak diterbitkan SK Persetujuan Bersama, berlaku SKP, SK Keberatan, SK Pengurangan Ketetapan Pajak, SK Pembatalan Ketetapan
Pajak, SK Pembetulan, Put Banding,/Put PK.
Menambahkan:
• Pengaturan P3B sesuai dengan Pasal 27C UU HPP
BAB X.1 Pemeriksan Bukti Permulaan dan Penyidikan [Pasal 59 s.d. 62]
19
PEMERIKSAAN BUKPER Ditemukan bukper tindak pidana dan WP: Dilanjutkan
1. Tidak mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya; atau
2. Pengungkapan ketidakbenaran WP tidak sesuai dengan dengan
keadaan sebenarnya Penyidikan
• Informasi
Penyidik melakukan
• Data
Pemeriksaan
• Laporan
Bukper 1. pengungkapan ketidakbenaran WP telah sesuai dengan
• pengaduan
keadaan sebenarnya
2. WP OP meninggal dunia
Pemeriksaan
3. Bukan merupakan tindak pidana Bukper
4. Tidak ditemukan bukper dihentikan
5. Daluwarsa penuntutan

PENYIDIKAN & IN ABSENTIA

saksi: tersangka • Tidak perlu dilakukan pemeriksaan tersangka, dan


dapat ditetapkan Penyidik • Penyidik:
Penyidik 1. tidak hadir tanpa tidak hadir
sebagai memanggil a. Mengumumkan pemanggilan tersebut pada
memanggil alasan jelas setelah tanpa alasan
tersangka tanpa tersangka media nasional/internasional; dan
saksi untuk 2 kali dipanggil; dan jelas setelah
pemeriksaan untuk b. Menetapkan tersangka dalam DPO dan
diperiksa 2. berdasarkan 2 alat 2 kali meminta bantuan NCB Interpol untuk dicatat
sebagai saksi diperiksa
bukti yang sah dipanggil dalam red notice

Penyidik Jika hasil penyidikan sudah lengkap, penyerahan


memanggil tanggung jawab tersangka dan barang bukti
tersangka untuk dilakukan tanpa kehadiran tersangka
diperiksa

Dalam rangka Penyidikan, Menteri Keuangan berwenang menerbitkan keputusan pencegahan,


perpanjangan masa pencegahan, dan pencabutan pencegahan

Tidak diatur di PP sebelumnya


BAB X.2 Penghentian Penyidikan [Pasal 63 s.d. 65]
20

1. Penyidikan

Permohonan penghentian Penyidikan

WP/Tersangka Menteri Keuangan

melunasi:
a. Kerugian Negara Pasal 38 UU KUP + Sanksi 1x
b. Kerugian Negara Pasal 39 UU KUP + Sanksi 3x Permintaan
c. jumlah pajak Pasal 39A UU KUP + Sanksi 4x penghentian
diterapkan: Penyidikan
a. Sanksi paling tinggi untuk ancaman alternatif
b. Sanksi secara kumulatif untuk ancaman
kumulatif.

Jaksa Agung

Menghentikan Penyidikan dalam


jangka waktu 6 bulan sejak tanggal
surat permintaan
BAB X.2 Penghentian Penyidikan [Pasal 63 s.d. 65]
21
2. Perkara Pidana telah dilimpahkan ke Pengadilan

1. Permohonan S.Ket Pembayaran*


Lunas
Terdakwa Dirjen Pajak
Menjadi pertimbangan untuk:
2. S.Ket Pembayaran* a. Penuntutan tanpa disertai penjatuhan
pidana penjara
Penuntut b. Diperhitungkan sebagai pembayaran
3. S.Ket Pembayaran* + Pelunasan Umum kerugian pada pendapatan negara atau
pidana denda yang dibebankan kepada
Terdakwa
Tetap dapat melunasi:
a. Kerugian Negara Pasal 38 UU KUP + Sanksi 1x
b. Kerugian Negara Pasal 39 UU KUP + Sanksi 3x
c. jumlah pajak Pasal 39A UU KUP + Sanksi 4x Tidak Lunas
Setelah menerima informasi KN dari DJP
Diperhitungkan sebagai pembayaran
kerugian pada pendapatan negara atau
* S.Ket jika terdapat pembayaran tidak lunas tahap Penyidikan pidana denda yang dibebankan kepada
Terdakwa
Pengaturan sebelumnya:
Sanksi penghentian penyidikan 3x
BAB XI Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Elektronik [Pasal 66 & 67]

22

WP dalam melaksanakan hak dan Dirjen Pajak dapat menerbitkan keputusan,


Menteri dapat melakukan kerja sama
memenuhi kewajiban perpajakan dapat ketetapan, atau dokumen lain dalam bentuk
dengan instansi pemerintah, lembaga,
dilakukan secara elektronik dan elektronik yang berkekuatan hukum sama
asosiasi, dan pihak lain untuk
menggunakan tanda tangan elektronik. dengan keputusan atau ketetapan yang ditulis.

 TTE tersertifikasi (oleh  TTE tersertifikasi  Menyediakan fasilitas hak dan


PSrE)  Segel elektronik tersertifikasi kewajiban Perpajakan secara
 TTE tidak tersertifikasi elektronik; dan
 Penggunaan TTE tersertifikasi &
tidak tersertifikasi

Tanggal dikirim atau tanggal diterima terkait dengan pelaksanaan hak dan pemenuhan melalui sistem administrasi yang
kewajiban perpajakan yang dilakukan secara elektronik merupakan tanggal pengiriman terintegrasi dengan sistem di
secara elektronik dalam sistem administrasi DJP atau sistem administrasi yang terintegrasi Direktorat Jenderal Pajak
dengan sistem administrasi DJP.

Menambahkan:
Penggunaan segel elektronik dalam keputusan DJP
BAB XII Integrasi Basis Data Kependudukan dan Data Perpajakan [Pasal 68]

23

Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi Nomor Induk Kependudukan


persyaratan subjektif dan objektif wajib
mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP • Menteri Dalam Negeri melalui Dirjen Dukcapil memberikan hak
akses data kependudukan dan data balikan dari pengguna
kepada Menteri Keuangan untuk diintegrasikan dengan basis
data perpajakan.
• Menteri Keuangan mendelegasikan kepada Dirjen untuk menerima
dan meminta data kependudukan dan data balikan dari pengguna
dari Menteri Dalam Negeri

Sesuai Amanah Pasal 44E ayat (1) UU KUP


BAB XIII Pajak Karbon [Pasal 69 & 70]
24
1. WP yang melakukan aktivitas yang menghasilkan emisi karbon atau pemungut Pajak Karbon wajib menyampaikan SPT untuk melaporkan
penghitungan dan/atau pembayaran Pajak Karbon
2. Pajak Karbon dilunasi dengan cara:
a. dibayar sendiri oleh Wajib Pajak; atau
b. dipungut oleh pemungut Pajak Karbon
3. WP yang melakukan aktivitas yang menghasilkan emisi karbon wajib menyampaikan SPT Tahunan
4. WP pemungut Pajak Karbon wajib menyampaikan SPT Masa Pajak Karbon
5. WP wajib menyelenggarakan pencatatan jumlah emisi karbon sebagai dasar perhitungan pajak karbon yang terutang

Melakukan
aktivitas yang Melunasi Pajak Wajib SPT Tahunan
menghasilkan Karbon dengan
membayar sendiri
4 bulan setelah tahun kalender
emisi karbon
WP OP

WP Membeli barang Dipungut oleh


Badan yang penjual sebagai Wajib SPT Masa
mengandung pemungut pajak 20 hari setelah akhir Masa Pajak
karbon karbon

Wajib pencatatan jumlah emisi karbon dan/atau penjualan


Tidak diatur di PP sebelumnya
barang yang mengandung karbon sebagai dasar pajak karbon
BAB XIV Ketentuan Peralihan [Pasal 71]
25

Sanksi Pasal 13 ayat (3b) – SKP yg diterbitkan sejak 29 Okt 2021 menggunakan suku bunga acuan + uplift 20%
1 (sebelumnya kenaikan 50% dan 100%)

2 Sanksi Psl 13 ayat (3) huruf c dan d – SKP yg diterbitkan sejak 29 Okt 2021 menggunakan sanksi adm kenaikan 75%
(sebelumnya kenaikan 100%)

STP untuk menagih WP wanprestasi atas SK angsuran dan penundaan SPT Tahunan - yg timbul sejak 29 Okt 2021 dapat
3
ditagih dengan penerbitan STP

Sanksi SK Keberatan, Put Banding, dan Put PK – atas keputusan/putusan yg diterbitkan sejak 29 Okt 2021 menggunakan
4
sanksi adm kenaikan 30%, 60%, dan 60% (sebelumnya 50% dan 100%)

Sanksi penghentian Penyidikan Psl 44B – yg permintaan informasi KN disampaikan sblm 29 Okt 21 dan belum diterbitkan
5
keputusan: Tindak Pidana Psl 38  sanksi 1x (UU HPP), Psl 39  sanksi 3x (UU HPP), Psl 39A  sanksi 3x (UU Cika)

6 Prosedur Persetujuan Besama – yg dilaksanakan sd 31 Des 22 ditindaklanjuti dgn PP 74/2011

7 Keputusan elektronik tanpa segel elektronik – diakui keabsahannya sampai tersedia segel di DJP

8 Peninjukan kuasa WP – sesuai ketentuan PP 74/2011 sampai dgn diberlakukannya peraturan pelaksanaan kuasa
BAB XV Ketentuan Penutup [Pasal 72 s.d. 74]
26

1 Jangka waktu penerbitan keputusan elektronik dan TTE paling lama 5 tahun sejak PP berlaku.

Peraturan pelaksanaan PP 74 Tahun 2011 tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan


2 dengan PP ini

PP 74 Tahun 2011 dan Pasal 6 serta Pasal 9 PP 9 Tahun 2021 dicabut dan dinyatakan tidak
3 berlaku.

Pemberlakuan PP Nomor 50 Tahun 2022 sejak tanggal diundangkan, yaitu


4
tanggal 12 Desember 2022
Pencatatan Transaksi ke
dalam Buku Pembelian
dan Penjualan
PRAKTIKUM ADMINISTRASI PAJAK

23/02/2023 1
Jurnal Khusus
Jurnal Pembelian
Jurnal Pembayaran Kas
Jurnal Pendapatan/Penjualan
Jurnal Penerimaan Kas

23/02/2023 2
Jurnal Pembelian
Jurnal mencatat semua pembelian secara kredit
Pada 3 Januari 2023, PT Fajar (PKP) membeli barang dagangannya secara kredit berupa 10 unit
Personal Computer dengan harga beli Rp 4juta/unit kepada PT Computer (PKP). (Harga beli belum
termasuk PPN)
Periodik
Pembelian Rp 40.000.000
PPN Masukan Rp 4.400.000
◦ Utang Usaha – PT Computer Rp 44.400.000 (Buku Besar Pembantu Utang Usaha)
Perpetual
Persediaan Rp 40.000.000
PPN Masukan Rp 4.400.000
◦ Utang Usaha – PT Computer Rp 44.400.000 (Buku Besar Pembantu Utang Usaha)

23/02/2023 3
Jurnal Pembayaran Kas
Jurnal mencatat semua pembayaran secara tunai
Pada 3 Januari 2023, PT Fajar (PKP) membeli barang dagangannya secara tunai berupa 10 unit
Personal Computer dengan harga beli Rp 4juta/unit kepada PT Computer (PKP). (Harga beli belum
termasuk PPN)
Periodik
Pembelian Rp 40.000.000
PPN Masukan Rp 4.400.000
◦ Kas Rp 44.400.000
Perpetual
Persediaan Rp 40.000.000
PPN Masukan Rp 4.400.000
◦ Kas Rp 44.400.000

23/02/2023 4
Jurnal Pendapatan/Penjualan
Jurnal mencatat semua pendapatan/penjualan secara kredit
Pada 3 Januari 2023, PT Fajar (PKP) menjual barang dagangannya secara kredit berupa 10 unit Personal Computer
dengan harga jual Rp 5juta/unit kepada PT Terbaik (PKP) dengan harga pokok penjualan Rp 40juta. (Harga jual
belum termasuk PPN)
Periodik
Piutang Usaha – PT Terbaik Rp 55.500.000 (Buku Besar Pembantu Piutang Usaha)
◦ Penjualan Rp 50.000.000
◦ PPN Keluaran Rp 5.500.000
Perpetual
Piutang Usaha – PT Terbaik Rp 55.500.000 (Buku Besar Pembantu Piutang Usaha)
◦ Penjualan Rp 50.000.000
◦ PPN Keluaran Rp 5.500.000
Harga Pokok Penjualan Rp 40.000.000
◦ Persediaan Rp 40.000.000

23/02/2023 5
Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal mencatat semua penerimaan tunai
Pada 3 Januari 2023, PT Fajar (PKP) menjual barang dagangannya secara tunai berupa 10 unit Personal Computer
dengan harga jual Rp 5juta/unit kepada PT Terbaik (PKP) dengan harga pokok penjualan Rp 40juta. (Harga jual
belum termasuk PPN)
Periodik
Kas Rp 55.500.000
◦ Penjualan Rp 50.000.000
◦ PPN Keluaran Rp 5.500.000
Perpetual
Kas Rp 55.500.000
◦ Penjualan Rp 50.000.000
◦ PPN Keluaran Rp 5.500.000
Harga Pokok Penjualan Rp 40.000.000
◦ Persediaan Rp 40.000.000

23/02/2023 6
Harga Pokok
(Pasal 10 Ayat 6 UU PPh)
“Persediaan dan pemakaian persediaan untuk penghitungan harga pokok dinilai berdasarkan
harga perolehan yang dilakukan secara rata-rata (Average) atau dengan cara mendahulukan
persediaan yang diperoleh pertama (FIFO).”
Hasil penghitungan Average periodik dan Average perpetual berbeda tetapi hasil penghitungan
FIFO periodik dan FIFO perpetual sama.

23/02/2023 7
Retur Pembelian
Pada 4 Januari 2023, PT Fajar (PKP) meretur barang dagangannya berupa 1 unit Personal
Computer dengan harga beli Rp 4juta/unit kepada PT Computer (PKP) atas pembelian secara
kredit tanggal 3 Januari 2023. (Harga beli belum termasuk PPN)  Retur pembelian harus
memuat Faktur Pajak pembelian barang yang diretur
Periodik
Utang Usaha – PT Computer Rp 4.400.000 (Buku Besar Pembantu Utang Usaha)
◦ Retur Pembelian Rp 4.000.000
◦ PPN Masukan Rp 400.000
Perpetual
Utang Usaha – PT Computer Rp 4.400.000 (Buku Besar Pembantu Utang Usaha)
◦ Persediaan Rp 4.000.000
◦ PPN Masukan Rp 400.000

23/02/2023 8
Diskon Pembelian
Pada 5 Januari 2023, PT Fajar (PKP) membeli secara tunai barang dagangan berupa 10 unit Personal Computer
dengan harga beli Rp 4juta/unit kepada PT Computer (PKP) dan PT Computer (PKP) memberikan potongan
pembelian Rp 1juta. (Harga beli belum termasuk PPN)  DPP PPN = Harga Beli – Diskon Pembelian
Periodik
Pembelian Rp 40.000.000
PPN Masukan Rp 4.290.000
◦ Kas Rp 43.290.000
◦ Potongan Pembelian Rp 1.000.000
Perpetual
Persediaan Rp 40.000.000
PPN Masukan Rp 4.290.000
◦ Kas Rp 43.290.000
◦ Persediaan Rp 1.000.000

23/02/2023 9
Retur Penjualan
Pada 4 Januari 2023, PT Fajar (PKP) menerima retur barang dagangannya berupa 1 unit Personal Computer dengan harga
jual Rp 5juta/unit dari PT Terbaik (PKP) atas penjualan secara kredit tanggal 3 Januari 2023 dengan harga pokok Rp 4 juta.
(Harga jual belum termasuk PPN)  Retur Penjualan harus memuat Faktur Pajak penjualan barang yang diretur
Periodik
Retur Penjualan Rp 5.000.000
PPN Keluaran Rp 550.000
◦ Piutang Usaha – PT Terbaik Rp 5.550.000 (Buku Besar Pembantu Piutang Usaha)

Perpetual
Retur Penjualan Rp 5.000.000
PPN Keluaran Rp 550.000
◦ Piutang Usaha – PT Terbaik Rp 5.550.000 (Buku Besar Pembantu Piutang Usaha)

Persediaan Rp 4.000.000
◦ Harga Pokok Penjualan Rp 4.000.000

23/02/2023 10
Diskon Penjualan
Pada 5 Januari 2023, PT Fajar (PKP) menjual secara tunai barang dagangan berupa 10 unit Personal Computer dengan harga jual Rp
5juta/unit kepada PT Terbaik (PKP) dengan harga pokok penjualan Rp 40juta dan PT Fajar (PKP) memberikan potongan penjualan Rp 1juta.
(Harga jual belum termasuk PPN)  DPP PPN = Harga Jual – Diskon Penjualan
Periodik
Kas Rp 54.390.000
Potongan Penjualan Rp 1.000.000
◦ Penjualan Rp 50.000.000
◦ PPN Keluaran Rp 5.390.000

Perpetual
Kas Rp 54.390.000
Potongan Penjualan Rp 1.000.000
◦ Penjualan Rp 50.000.000
◦ PPN Keluaran Rp 5.390.000

Harga Pokok Penjualan Rp 40.000.000


◦ Persediaan Rp 40.000.000

23/02/2023 11
Ongkos Angkut: FOB Shipping Point
Pembeli membayar ongkos angkut dari titik pengiriman (tempat penjual) sampai ke tujuan akhir
(tempat pembeli)
Penjual: tidak ada jurnal
Pembeli:
Periodik
Ongkos Angkut xxx
◦ Kas xxx
◦ Utang PPh 23 xxx (PMK 141/PMK.03/2015 tentang Jenis Jasa Lain)
Perpetual
Persediaan xxx
◦ Kas xxx
◦ Utang PPh 23 xxx (PMK 141/PMK.03/2015 tentang Jenis Jasa Lain)

23/02/2023 12
Ongkos Angkut: FOB Destination
Penjual membayar ongkos angkut dari titik pengiriman (tempat penjual) sampai ke tujuan akhir
(tempat pembeli)
Penjual:
Periodik
Beban Ongkos Angkut xxx
◦ Kas xxx
◦ Utang PPh 23 xxx (PMK 141/PMK.03/2015 tentang Jenis Jasa Lain)
Perpetual
Beban Ongkos Angkut xxx
◦ Kas xxx
◦ Utang PPh 23 xxx (PMK 141/PMK.03/2015 tentang Jenis Jasa Lain)
Pembeli: tidak ada jurnal

23/02/2023 13
Evaluasi Rekap Buku
Pembelian dan
Penjualan
PRAKTIKUM ADMINISTRASI PAJAK

02/03/2023 1
Manfaat Evaluasi
Wajib Pajak dapat mengetahui temuan yang ada serta mencari tahu penyebab temuan tersebut.
Hal ini dilakukan sebagai persiapan dalam memberikan tanggapan apabila Wajib Pajak
mendapatkan SP2DK (Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan) atau
diperiksa oleh otoritas pajak.

02/03/2023 2
Harga Pokok Penjualan
Saldo Awal Persediaan XXX
Pembelian XXX
------- +
Barang Tersedia untuk Dijual XXX
Saldo Akhir Persediaan XXX
------- -
Harga Pokok Penjualan XXX

02/03/2023 3
Stock Opname
Rangkaian kegiatan untuk menghitung tingkat persediaan barang yang masih tersimpan di
gudang

02/03/2023 4
Pengujian Arus Barang
Barang Masuk/Keluar – Mutasi Persediaan
Memastikan kebenaran semua unit barang yang keluar ataupun masuk Gudang dengan
mempertimbangkan:
•Pemakaian sendiri
•Barang rusak
•Sampel
•Pemberian cuma-cuma
•Retur Pembelian/Penjualan
•Barang dalam pengiriman

02/03/2023 5
Pembelian
Saldo Akhir Utang Usaha + Pembelian Tunai + Pelunasan Utang Usaha – Saldo Awal Utang Usaha
+/- Penyesuaian
Penyesuaian dilakukan antara lain atas:
•Retur Pembelian (-)
•Diskon Pembelian (-)
•Ongkos Angkut (+)

02/03/2023 6
Ekualisasi Pembelian dan PPN Masukan
Secara teori, seharusnya besarnya nilai Pajak Masukan yang dimiliki oleh Wajib Pajak (PKP) atas
pembelian adalah 11% dari total pembelian yang dilakukannya.
Namun, pada kenyataannya sering terjadi perbedaan antara Pajak Masukan dan pembelian yang
disebabkan karena beberapa hal berikut:
•Wajib Pajak tidak sepenuhnya melakukan pembelian dari PKP sehingga tidak ada Faktur Pajak
yang diterima
•Wajib Pajak telah melakukan pembayaran uang muka kepada pemasok, namun barang belum
dikirim dan belum diterima
•Wajib Pajak menerima Faktur Pajak Masukan selain dari pemasok barang dagang akibat adanya
transaksi lain seperti pembelian aset tetap
•Wajib Pajak menerima Faktur Pajak cacat sehingga tidak dapat dikreditkan

02/03/2023 7
Peredaran Usaha/Penjualan
Penjualan Tunai + Penjualan Kredit (menimbulkan piutang)
Penjualan Kredit memerlukan uji arus piutang:
Pelunasan Piutang XXX
Piutang Akhir XXX
------ +
Total XXX
Piutang Awal XXX
------ -
Penjualan Kredit XXX
(kemungkinan terdapat pajak terutang/dipungut yang termasuk dalam nilai piutang namun tidak
termasuk dalam nilai penjualan seperti PPN dan PPh 22)

02/03/2023 8
Ekualisasi Peredaran Usaha SPT PPh
Tahunan dan SPT PPN
Pemeriksaan Pajak seringkali mengekualisasikan (merekonsiliasikan) penghasilan yang
dilaporkan pada SPT PPh Tahunan dan total Dasar Pengenaan Pajak (DPP) untuk Pajak Keluaran
dalam SPT PPN.
Oleh karena itu, Wajib Pajak sebaiknya melakukan ekualisasi peredaran usaha secara rutin.
Peredaran Usaha SPT PPh Tahunan XXX
Peredaran Usaha SPT PPN XXX
-------
Selisih XXX

02/03/2023 9
Penyebab Selisih Peredaran Usaha SPT
PPh Tahunan dan SPT PPN
•Selisih kurs atas penggunaan atas penggunaan mata uang asing, dimana biasanya penjualan
yang dicatat pada buku besar menggunakan kurs yang ditetapkan perusahaan dan nilai
penyerahan pada SPT PPN menggunakan kurs KMK (Keputusan Menteri Keuangan)
•Terdapat penyerahan yang terutang PPN tetapi merupakan biaya/beban dalam laporan laba rugi
seperti penyerahan sumbangan
•Terdapat penjualan aset yang dikenakan PPN sesuai ketentuan Pasal 16D UU PPN namun dalam
laporan laba rugi dicatat laba/rugi atas penjualan aset
•Uang muka penjualan yang telah diakui sebagai objek PPN namun masih belum dilaporkan
sebagai penghasilan dalam SPT PPh Tahunan
•Potongan harga yang tidak dimasukkan faktur

02/03/2023 10
Administrasi
Pembukuan dan
Pencatatan
PRAKTIKUM ADMINISTRASI PAJAK

09/03/2023 1
Pembukuan

Pasal 28 ayat (1) UU KUP

Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau


pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan di Indonesia wajib
menyelenggarakan pembukuan

09/03/2023 2
Pembukuan

pasal 1 angka 29 UU KUP


Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara tertatur
untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi: harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan
penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan
keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode tahun pajak
tersebut.

09/03/2023 3
Pembukuan
Pasal 28 ayat (2) UU KUP

Wajib Pajak yang dikecualikan dari kewajiban


menyelenggarakan pembukuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tetapi wajib melakukan pencatatan adalah
WP orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan diperbolehkan
menghitung penghasilan neto dengan menggunakan
norma penghitungan penghasilan neto dan WP orang
pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas

09/03/2023 4
Pencatatan
Pasal 28 UU KUP jo Pasal 14 UU PPh

Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau


pekerjaan bebas yang peredaran brutonya dalam 1 tahun kurang dari
Rp 4.800.000.000 dengan syarat memberitahukan kepada Direktur
Jenderal Pajak dalam jangka waktu 3 bulan pertama dari tahun
pajak yang bersangkutan. Wajib Pajak yang tidak memberitahukan
kepada Direktorat Jenderal Pajak hal tersebut dianggap memilih
menyelenggarakan pembukuan

09/03/2023 5
Dasar Hukum

WP OP & Badan yang melakukan


Wajib Kegiatan usaha di Indonesia
Ps 28/1 Wajib menyelenggarakan
pembukuan
UU
KUP
Pasal 28
1. WP OP yang melakukan kegiatan
Usaha dan diperbolehkan menghitung
Kecuali Penghasilan neto dg menggunakan
Ps 28/2 Norma Penghitungan Penghasilan Neto

2. WP OP yang tidak melakukan kegiatan


Usaha atau pekerjaan bebas

09/03/2023 6
KEWAJIBAN PEMBUKUAN dan
PENCATATAN / AKUNTANSI

Wajib
Menyelengarakan
Pembukuan
Badan

Wajib
Pajak
(Pasal 29 UU KUP jo Pasal 14 UU PPh)
Pencatatan
Wajib menyelengarakan pembukuan
(> Rp 4,8 M)
Pribadi

09/03/2023 7
8 Aspek Fundamental Ketentuan Penyelenggaraan
Pembukuan atau Pencatatan

1. Pembukuan harus diselenggarakan dengan itikad baik, dan


mencerminkan keadaan / kegiatan usaha yang sebenarnya
2. Pembukuan harus diselenggarakan di Indonesia dengan
menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah,
dan disusun dalam bahasa Indonesia atau bahasa asing yang
diijinkan oleh Menteri Keungan
3. Pembukuan harus diselenggarakan dengan prinsip taat azas dan
berdasarkan stelsel akrual atau stelsel kas
4. Perubahan metode pembukuan dan/atau tahun buku harus
mendapat persetujuan dari DirJen Pajak

09/03/2023 8
8 Aspek Fundamental Ketentuan Penyelenggaraan
Pembukuan atau Pencatatan

5. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta,


kewajiban, modal, penghasilan, dan biaya, serta penjualan dan pembelian,
sehingga dapat ditentukan besarnya pajak terhutang
6. Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain
Rupiah hanya dapat diselenggarakan oleh WP setelah mendapat ijin
Menteri Keuangan
7. WP (Ps 28 ayat 2) dikecualikan dari kewajiban untuk menyelenggarakan
pembukuan harus menyelenggarakan pencatatan yang terdiri dari data
yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran bruto sebagai dasar
untuk menghitung jumlah pajak terhutang, termasuk penghasilan yang
bukan objek pajak, dan penghasilan yang dikenakan pajak final
8. Buku, catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan
wajib disimpan 10 tahun di Indonesia
09/03/2023 9
Pembukuan

Pasal 28 ayat (3) UU KUP


Pembukuan dan pencatatan tersebut harus diselenggarakan dengan
memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan
usaha yang sebenarnya.

09/03/2023 10
Pembukuan

Pasal 28 ayat (4) UU KUP

Pembukuan/pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan


menggunakan huruf latin, angka arab, satuan mata uang rupiah, dan
disusun dalam bahasa indonesia atau dalam bahasa asing yang
diizinkan oleh Menteri Keuangan.

09/03/2023 11
Pembukuan

Pasal 28 ayat (5) UU KUP

Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas (konsistensi)


dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas.

09/03/2023 12
Pembukuan

Pasal 28 ayat (6) UU KUP

Perubahan terhadap metode pembukuan/ dan atau tahun buku, harus


mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak.

09/03/2023 13
Pembukuan

Pasal 28 ayat (7) UU KUP

Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta,


kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan
pembelian, sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang.

09/03/2023 14
Pembukuan
Penjelasan Pasal 28 ayat (7) UU KUP

Selain dapat dihitung besarnya PPh, pajak lainnya juga harus


dihitung dari pembukuan tersebut agar PPN & PPnBM dapat
dihitung dengan benar, pembukuan harus mencatat juga jumlah
harga perolehan atau nilai impor, jumlah harga jual atau nilai
ekspor, jumlah harga jual dari barang yang dikenakan PPnBM,
jumlah pembayaran atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dari
luar daerah pabean di dalam daerah pabean dan atau
pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah
pabean, jumlah pajak masukan yang dapat dikreditkan dan yang
tidak dapat dikreditkan.

09/03/2023 15
Pembukuan

Penjelasan Pasal 28 ayat (7) UU KUP


(lanjutan)

Dengan demikian, pembukuan harus diselenggarakan dengan cara


atau sistem yang lazim dipakai di Indonesia misalnya berdasarkan
standar akuntansi keuangan, kecuali peraturan perundang undangan
perpajakan menentukan lain

09/03/2023 16
Pembukuan

Pasal 28 ayat (8) UU KUP

Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain


rupiah dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah mendapat izin
Menteri Keuangan.
Bahasa asing dan mata uang selain rupiah yang diperbolehkan untuk
dipergunakan dalam pembukuan Wajib Pajak adalah Bahasa Inggris dan
mata uang Dollar Amerika Serikat.

09/03/2023 17
Pencatatan

Pasal 28 ayat (9) UU KUP

Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


terdiri atas data yang dikumpulkan secara
teratur tentang peredaran atau penerimaan
bruto dan atau penghasilan bruto sebagai dasar
untuk menghitung jumlah pajak yang
terutang, termasuk penghasilan yang bukan
objek pajak dan atau yang dikenakan pajak
yang bersifat final.

09/03/2023 18
Pembukuan
Pasal 28 ayat (11) UU KUP

Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar


pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain
termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan
yang dikelola secara elektronik atau secara program
aplikasi on-line wajib disimpan selama 10 (sepuluh)
tahun di Indonesia, yaitu ditempat kegiatan atau
tempat tinggal WP orang pribadi, atau ditempat
kedudukan WP badan.

09/03/2023 19
Alternatif Pembukuan

Pencatatan
(norma)

Pembukuan Koreksi
Pembukuan (PSAK) fiskal SPT

Pembukuan
(UUP)

09/03/2023 20

Anda mungkin juga menyukai