Anda di halaman 1dari 1

UAS : TPK

Dosen : Tim
Waktu: 90 menit
Sifat : Closed Book

Minggu yang lalu Adi sebagai manajer produksi/operasi mengalami persoalan, dimana
perusahaan mendapatkan komplain dari importir Malaysia, bahwa produk yang dikirim
ke Malaysia (sejumlah 9 kontainer furniture) beberapa cacat. Importir mengancam tidak
akan membayar apabila produk tersebut tidak segera diganti dan akan menghentikan
kerjasamanya. Perusahaan Importir ini adalah satu-satunya perusahaan yang menjadi
buyer perusahaan.

Adi memutuskan untuk melakukan konfirmasi tentang komplain dari importir Malaysia.
Beberapa alternatif yang dapat dilakukan adalah: Adi datang langsung ke Malaysia, Adi
melakukan konfirmasi via telepon, faks atau internet. Isi konfirmasi adalah: meminta
penjelasan apakah produk yang dikirimkan memang tidak sesuai dengan spesifikasi,
berapa jumlah yang cacat, jenis kerusakan dan meminta waktu untuk mempelajari
(meneliti sebab kerusakan) agar Adi dapat mengganti produk baru yang berkualitas
(tanpa cacat).

Dari beberapa alternatif tersebut, Adi kemudian memutuskan untuk datang sendiri ke
Malaysia. Sesampainya di Malaysia Adi menemukan memang terjadi kerusakan pada
produk, yaitu terjadi kerusakan sampai 66,67% dari total produk yang diekspor (kurang
lebih 6 kontainer).

Yang membuat Adi semakin bingung adalah importir Malaysia memberikan tenggang
waktu hanya 1,5 bulan untuk mengganti produk rusak hingga sampai pada gudang
importir. Pengiriman barang dengan kapal dari Pelabuhan Tanjung Mas Semarang ke
Pelabuhan Porklang Malaysia membutuhkan waktu 1 minggu. Padahal berdasarkan
pengalaman Adi untuk menyelesaikan pesanan sejumlah 9 kontainer dibutuhkan waktu
3 bulan dengan kapasitas produksi yang ada (jumlah mesin dan karyawan). Itupun
dilakukan dengan menambah jam kerja karyawan sampai 4 jam kerja per harinya,
dengan hari Minggu masuk setengah hari. Berdasarkan pengalaman, mesin produksi
harus bekerja selama 12 jam per hari, karena dikejar deadline, seringkali maintanance
tidak dilakukan. Karyawan yang dikejar target produksi sering melakukan pekerjaan
yang tidak berorientasi pada kualitas produk. Demikian juga dengan supervisor sering
kali harus memilih antara kualitas atau kuantitas.

Yang semakin menambah Adi pusing, manager divisi, atasannya Adi, memberikan
ultimatum kepada Adi, apabila tidak dapat menyelesaikan permasalahan ini tepat waktu,
perusahaan tidak segan-segan mengeluarkan Adi. Manager divisi menyerahkan
permasalahan ini sepenuhnya pada Adi.

Jika pengiriman atas penggantian barang yang rusak terlambat, maka pembayaran akan
dipotong 30% dari total produk yang sudah diekspor. (Isi perjanjian antara Adi dan
importir Malaysia, setelah Adi melakukan konfirmasi langsung ke Malaysia).

Silakan Anda bantu Adi dalam mengatasi persoalan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai