Anda di halaman 1dari 2

Tema : Optimalisasi peran pemuda melalui budaya literasi menuju

Indonesia emas 2045

Ruang Literasi ; Regulasi Pemerintah dalam mencipta Indonesia …. Dan


me-revitalisasi ….

(memandang dari sudut pandang kaum marginal)

Membawa ke ranah kurikulum

Menghidupkan literasi dalam kurikulum

Sumber rujukan literasi juga penting

Membuat analisis swot

Merancang solusi

Mencari cara agar solusi tercapai

Di era digtalisasi seperti sekarang ini, perubahan fundamental yang terjadi pada
revolusi teknologi telah menyasar celah kehidupan manusia. Kecepatan
perubahannya mendisrupasi ke seluruh sistem tatana khususnya pada pendidikan.
Sebagai mahasiswa, di tengah maraknya modernisasi disegala bidang dan disusul
dengan zaman yang serba digital, kita harus mampu bergerak diberbagai link guna
membentuk sumber daya manusia.

Misal, tuntutan mencapai gelar, tuntutan mendapatkan pekerjaan, atau bahkan


tuntutan mengikuti trend dan perkembangan zaman. Tidak untuk pelajar sejati,
meraka belajar hanya ingin mengetahui hal yang tak diketahui, belajar hanya
untuk membebaskan diri dari suatu penyakit yang disebut kebodohan. Bagi saya,
kebodohan sendiri merupakan suatu penyakit yang dapat mematikan sebagian atau
bahkan keseluruhan dari jiwa seorang manusia. Mengapa demikian?

Pertama, saya akan melihat pendidikan dari sudut pandang kaum marginal.
Untuk menciptakan manusia yang kreatif dan otonom dengan didasari oleh
kebudayaan, membuka terobosan baru terhadap pola pemikiran yang semula
terkekang, serta menanamkan kemandirian dalam belajar, kemandirian berpikir,
dan kemandirian berekspresi seyogiyanya telah terprogram dalam sistem
kurikulum Indonesia. Salah satu peran kurikulum yakni mentransformasi
pendidikan dari yang semula biasa-biasa saja dan kemudian akan menjadi lebih
baik.

Anda mungkin juga menyukai