Memahami dan
menguasai materi
terlebih dahulu,
baru Latihan soal-
soal / Try out PK
BEDAH KISI-KISI Online PPKB GPAI
MATERI PK
USER
ONLINE PPKB Drs. Saiful Amirin, M.Ag
GPAI
TAHUN 2023
Page 0 of 90
Kata Pengantar
Page 1 of 90
Ketercapaian tujuan PK Online PPKB
GPAI hanya sebatas Pemetaan Kompetensi
mereka, yang tidak mempengaruhi status GPAI
(PNS, PPPK, GTT Sertifikasi atau belum).
GPAI harus sadar diri dan sadar posisi. GPAI
yang nilainya rendah, dia harus sadar diri untuk
mau ditingkatkan kompetensinya melalui
pelatihan-pelatihan berikutnya yang
diselenggarakan oleh pemerintah (dalam hal ini
Kemenag). Bagi GPAI yang nilainya tinggi,
sadar posisi dia berkesempatan untuk meraih
posisi Pelatih Daerah, Pelatih Propinsi bahkan
Pelatih Nasional, berkat kemampuannya.
Page 2 of 90
pembaca dan pengguna buku ini untuk
memberikan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kebaikan di masa mendatang.
Penulis mengucapkan terima kasih
dengan iringan doa semoga Allah Swt.
menjadikan amal jariyah yang pahalanya selalu
mengalir.
Page 3 of 90
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
Chapster 1
Pedagogik 1 Persiapan Pembelajaran 3
Chapster 2
Pedagogik 2 Proses Pembelajaran 7
Chapster 3
Pedagogik 3 Penilaian Pembelajaran 18
Chapster 4
Profesional 1 Pendalaman Materi Substansi PAI 22
Chapster 5
Profesional 2 Publikasi Ilmiyah 28
Chapster 6
Profesional 3 Karya Inovatif 33
Latihan Soal-soal 35
Page 4 of 90
Pedagogik 1
Perencanaan Pembelajaran
KI.1. Menguasai karakteristik peserta didik dari
aspek fisik, akhlaq, spiritual, sosial, budaya,
emosional, dan intelektual.
Indikator:
1. Memahami karakteristik peserta didik yang
berkaitan dengan fisik, intelektual, emosional,
moral, dan latar belakang sosial budaya.
Karakteristik Umum Aspek untuk memahami
karakteristik peserta didik meliputi aspek fisik,
intelektual, emosional, moral, latar belakang sosial
dan budaya.
4 hal karakteristik siswa
a. Kemampuan dasar (Kognitif dan Intelektual)
b. Latar belakang kulturallokal, status sosial,
ekonomi, dan agama
c. Perbedaan kepribadian (Sikap, perasaan, minat
dll)
d. Cita-cita, pandangan kedepan, keyakinan diri,
daya tahan dll
Penerapan karakteristik PD dlm pembelajaran:
a. Mengidentifikasi karakter fisik dan non fisik
anak didik
b. Mengindentifikasi karakter belajar anak di
kelas
Page 5 of 90
c. Memastikan semua siswa mendapat
kesempatan yang sama untuk berbartisipasi
aktif dalam kegiatan pembelajaran
d. Mengatur kelas untuk memberikan
kesempatan belajar yang sama pada semua
anak dengan kelaianan fisik dan kemampuan
belajar yg sama
e. Mencoba mengetahuuii penyebab
penyimpangan prilaku anak untuk mencegah
agar prilaku tersebut tidak merugikan anak
lain.
f. Membantu pengembangan potensi dan
mengatasi kekurangan serta keterlambatan
pemahaman pada anak.
g. Memperhatikan anak dengan kelemahan fisik
tertentu agar dapat mengikuti aktifitas
pembelajaran, sehingga anak tersebut tidak
terasingkan.
2. Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam
berbagai bidang pengembangan
Peserta didik adalah individu yang unik yang
memiliki potensi, kecakapan dan pribadi yang
berbeda dengan individu yang lainnya. Oleh karena
itu, dalam proses dan kegiatan belajar peserta didik
tidak bisa dilepaskan dari karakteristik
individualnya.
Page 6 of 90
Potensi peserta didik adalah : Kemampuan dalam
diri peserta didik yang belum terwujud yang
diperoleh secara pembawaan baik fisik maupun
psykologis.
3. Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik
dalam berbagai bidang pengembangan
Kemampuan awal merupakan seperangkat
pengetahuan dan keterampilan yang relevan yang
dimiliki oleh peserta didik pada saat sekarang
(sebelum mengikuti pembelajaran) dan berfungsi
sebagai referensi atau input utama bagi guru sebelum
melaksanakan proses pembelajaran, terutama untuk
menetapkan tujuan pembelajaran serta desain
pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik.
4. Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik
dalam berbagai bidang pengembangan
Gaya belajar atau learning style adalah suatu
karakteristik kognitif, afektif dan perilaku
psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang
relatif stabil untuk pebelajar merasa saling
berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan
belajar. Macam gaya belajar:
Visual (belajar dengan cara melihat)
Auditori (belajar dengan cara mendengar)
Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja
dan menyentuh)
Page 7 of 90
KI.3. Pengembangan kurikulum yang terkait dengan
bidang pengembangan PAI
Indikator:
1. Memahami Prinsip2 pengembangan kurikulum
PAI
a. Prinsip Relevansi
b. Prinsip Flesibilitas
c. Prinsip Kontinuitas
d. Prinsip Efektifitas
e. Prinsip Efisiensi
Kurdeka:
a. CP
b. TP
c. ATP
d. MA
3. Menentuan kegiatan belajar yang tepat untuk
mencapai tujuan pengembangan PAI.
a. Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu
Page 8 of 90
b. Peserta didik belajar dari berbagai sumber
c. Pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah
d. Pembelajaran berbasis kompetensi
e. Pembelajaran terpadu
f. Pembelajaran yang menekankan jawaban
divergen yg memiliki kebenaran multifungsi
g. Pembelajaran berbasis ketrampilann aplikatif
h. Peningkatan keseimbangan, kesinambungan,
dan keterkaiatan antara Hard Skill dan Soft Skill
i. Pembelajaran yang mengutamakan
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sebagai pembelajar sepanjang hayat
j. Pembelajaran yang menerapkan nilai2
keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreatifitas.
k. Pembelajaran berlangsung di rumah, sekolah
dan masyarakat
l. Pemanfaatan TIK untuk efisiensi dan efektifitas
pembelajaran
m. Pengakuan atas perbedaan individu dan latar
belakang peserta didik
n. Suasana belajar yang menyenangkan dan
menantang.
Page 9 of 90
Prinsip Pemilihan materi PAI
a. Prisip Relevansi
b. Prinsip Konsistensi
c. Prinsip Kecukupan
Cakupan Isi Materi PAI
a. Pengetahuan
b. Ketrampilan
c. Sikap
Faktor yang harus diperhatikan dalam merumuskan
cakupan isi materi PAI adalah:
a. Keluasan Materi
b. Kedalaman Materi
Karakteristik materi PAI ada 5 Elemen:
a. Al-Qur’an-Hadits
b. Aqidah
c. Akhlaq
d. Fiqih
e. Sejarah Peradaban Islam
Macam-macam Cakupan Materi PAI
a. Pengetahuan …
1. Faktual
2. Konseptual
3. Prosedural
4. Metakognitif
5. Menyusun perencanaan semester, bulanan,
mingguan dan harian dalam berbagai kegiatan
pengembangan PAI.
Page 10 of 90
Program Semester merupakan penjabaran dari
program tahunan yang berisi hal-hal yang ingin
dicapai pada semester tersebut. Program semester
adalah rumusan kegiatan belajar mengajar untuk
satu semester yang kegiatannya dibuat berdasarkan
pertimbangan alokasi waktu yang tersedia, jumlah
pokok bahasan yang ada dalam semester tersebut
dan frekuensi ujian yang disesuaikan dengan
kalender pendidikan. Promes akan mempermudah
guru dalam alokasi waktu mengajarkan materi yang
harus dicapai dalam semester tersebut. Atau dengan
pengertian lainnya yakni bahwa program semester
adalah merupakan penjabaran dari program tahunan
sehingga program semester ini tidak bisa disusun
sebelum tersusun program tahunan. Promes
berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang
hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester
tersebut.
Page 11 of 90
Program Semester, Silabus, dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam perkembangan
dan pengkajian penyusunan Program Tahunan,
terdapat beragam alternatif format program tahunan.
Dengan demikian pendidik memiliki kebebasan
dalam menentukan format program tahunan.
Dalam mempelajari Minggu Efektif Pembelajaran
dapat diambil simpulan, bahwa rincian Minggu
efektif adalah hitungan hari-hari efektif yang ada
pada tahun pelajaran berlangsung. Analisis Minggu
Efektif (AME) berisi rencana minggu efektif untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam tiap
semester dalam satu tahun. Format AME secara
garis besar terdiri dari tiga bagian yaitu: Identitas
Pelajaran, Perhitungan Alokasi Waktu (PAW) dan
Distribusi Alokasi Waktu (DAW). Adapun cara
menentukan minggu efektif:
a. Menentukan jumlah minggu selama satu tahun.
b. Menghitung jumlah minggu tidak efektif selama
satu tahun.
c. Menghitung jumlah minggu efektif degan cara
jumlah minggu dalam satu tahun dikurang jumlah
minggu tidak efektif.
d. Menghitung jumlah jam efektif selama satu tahun
dengan cara jumlah minggu efektif dikali jumlah
jam pelajaran perminggu.
Page 12 of 90
e. Rincian efektif berfungsi untuk memudahkan
menentukan hari-hari yang tidak efektif dalam
satu minggu, kemudian membantu guru untuk
menyusun RPP dalam satu minggu.
Pembelajaran Abad 21, Profil Pelajar Pancasila dan
Moderasi Beragama
a. Pembelajaran Abbad 21 : Critical Thinking,
Creativity, Communication and Collaboration
(4C). Kiterasi dan HOTS (Kemampuan
berpikirkritis, logis, dan kreatif)
b. Pofil Pelajar Pancasila : Rumusan kekhasan
Pendidikan Indonesia yang menitikberatkan
pada 6 elemen, yaitu:
1. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME
2. Berkebhinekaan global
3. Bergotong royong
4. Kreatif
5. Bernalar kritis
6. Mandiri
c. Moderasi beragama: Cara padang, sikap,
perilaku yang selalu mengambil posisi di
tengah2, selalu bertindak adil dan tidak ekstrem
dalam beragama.
6. Mengembangkan indkator dan Teknik penilaian
PAI.
Page 13 of 90
1. Penilaian adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik
2. Pendekatan Penilaian Pembelajaran meliputi
penilaian sebagai pembelajaran (assesment as
learning), penilaian untuk pembelajaran 24
(assesment for learning) dan penilaian atas
pembelajaran (assesment of learning).
3. Penilaian memiliki prinsip-prinsip yang harus
dipenuhi antara lain: sahih, objektif, adil, terpadu,
terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan,
sistematis, beracuan kriteria dan akuntable
4. Penilaian dilakukan melalui tes dan non tes.
Bentuk penilaian tes dilakukan dengan
menyiapkan sejumlah pertanyaan yang harus
dijawab. Sedangkan penilaian yang berbentuk
non-tes dilakukan dengan cara mengamati secara
teliti dan tanpa menguji peserta didik.
5. KKM adalah kriteria ketuntasan belajar yang
ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu
pada standar kompetensi kelulusan, dengan
mempertimbangkan karakteristik peserta didik,
karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan
pendidikan.
6. Teknik dan Istrumen Penilaian Pembelajaran PAI
meliputi:
Page 14 of 90
(a) Aspek Sikap: Observasi, Penilaian Diri,
Penilaian Antar Teman dan Jurnal Guru;
(b) Aspek Pengetahuan: Tes Tulis, tes lisan, dan
penugasan;
(c) Aspek Keterampilan: Unjuk
Kerja/Praktek/kinerja, proyek, produk, dan
portofolio.
Page 15 of 90
Pedagogik 2
Proses Pembelajaran
KI.2 : Menguasai teori belajar dan Prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik
Indikator:
1. Memahami berbagai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
terkait dengan pengembangan PAI.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar
dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan. Jadi dapat dikatakan Teori belajar
merupakan upaya untuk mendeskripsikan
bagaimana manusia belajar, sehingga membantu
kita semua memahami proses inhern yang
kompleks dari belajar. Adapunteori belajar terdiri
dari 5, yaitu:
a) Teori belajar Desktiptif dan preskriptif
b) Teori belajar Behavioristik
c) Teori belajar Kognitifistik
d) Teori belajar Konstrukstivistik
e) Teori belajar Humanistik
Page 16 of 90
2. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi,
metode dan Teknik pembelajaran yang
bersifat holistic, otentik dan bermakna yg
terkait dengan PAI
Adapun rumpun model pembelajaran yang bisa
dikembangkan terdiri dari 3 yaitu:
a) Inquri dan discovery
b) Problem based learning
c) Project based learning
d) Saintific based learning
Page 17 of 90
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
6. Belajar sepanjang hayat.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan
daerah.
8. Diarahkan pada upaya pencapaian tujuan
pendidikan nasional.
2. Mengembangkan komponen-komponen
merancang kegiatan pengembangan yang
mendidik dan menyenangkan.
Komponen pembelajaran adalah kumpulan dari
beberapa item yang saling berhubungan satu
sama lain yang merupakan hal penting dalam
proses belajar mengajar. Di dalam pembelajaran,
terdapat komponen-komponen yang berkaitan
dengan proses pembelajaran, yaitu :guru, siswa,
tujuan, metode, materi, alat pembelajaran
(media), evaluasi.
Interaksi yang terjadi antara komponen guru dan
siswa itu harus adil, yakni adanya komunikasi
yang timbal balik di antara keduanya, baik secara
langsung maupun tidak langsung atau melalui
media. Siswa jangan selalu dianggap sebagai
Page 18 of 90
subjek belajar yang tidak tahu apa-
apa. Ia memiliki latar belakang, minat, da
n kebutuhan, serta kemampuan yang berbeda.
Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai
pengajar (penyampai ilmu pengetahuan), tetapi
juga sebagai pembimbing, pengembang, dan
pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat
memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Page 19 of 90
tahap perkembangan peserta didik pemetaan
capaian pembelajaran dibagi dalam fase usia.
2. Perencanaan dan pelaksanaan asesmen
diagnostik
Asesmen diagnostik bertujuan untuk
mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan
peserta didik. Hasilnya digunakan pendidik sebagai
rujukan dalam merencanakan pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik.
Dalam kondisi tertentu, informasi terkait latar
belakang keluarga, kesiapan belajar, motivasi
belajar, minat peserta didik, dan informasi lain
dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam
merencanakan pembelajaran.
3. Mengembangkan modul ajar
Pengembangan modul ajar bertujuan untuk
mengembangkan perangkat ajar yang memandu
pendidik melaksanakan pembelajaran. Modul ajar
yang dikembangkan harus bersifat esensial;
menarik, bermakna, dan menantang; relevan dan
kontekstual; dan berkesinambungan.
4. Penyesuaian pembelajaran dengan tahap
capaian dan karakteristik peserta didik
Pembelajaran paradigma baru berpusat pada peserta
didik. Karena itu, pembelajaran ini disesuaikan
dengan tahapan pencapaian dan karakteristik
peserta didik. Ruang lingkup materi pembelajaran
adalah apa yang akan diajarkan oleh pendidik di
kelas atau apa yang akan dipelajari oleh peserta
didik di kelas. Selanjutnya pendidik menyesuaikan
Page 20 of 90
proses pembelajaran, menyesuaikan produk hasil
belajar, dan mengkondisikan lingkungan belajar.
5. Perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan
asesmen formatif dan sumatif
Dalam merencanakan dan melaksanakan
asesmen, terdapat lima prinsip asesmen yang
hendaknya diperhatikan. Prinsip pertama adalah
asesmen sebagai bagian terpadu dari proses
pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan
menyediakan informasi yang holistik sebagai
umpan balik. Yang kedua adalah asesmen
dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi
asesmen dengan keleluasaan untuk menentukan
teknik dan waktu pelaksanaan asesmen. Ketiga,
asesmen dirancang secara adil, proporsional,
valid, dan dapat dipercaya (reliable). Keempat
laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta
didik bersifat sederhana dan informatif. Terakhir,
hasil asesmen digunakan oleh peserta didik,
pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua.
6. Pelaporan kemajuan belajar
Bentuk Pelaporan hasil belajar yang efektif
adalah pelaporan yang melibatkan orang tua
peserta didik, peserta didik dan pendidik sebagai
partner; merefleksikan nilai-nilai yang dianut
oleh sekolah; menyeluruh, jujur, adil dan dapat
dipertanggung jawabkan; jelas dan mudah
dipahami oleh semua pihak.
Page 21 of 90
7. Evaluasi pembelajaran dan asesmen
Pembelajaran dan asesmen yang sudah
dilaksanakan selanjutnya dievaluasi. Pendidik
melakukan refleksi pembelajaran dan asesmen
pada masing-masing modul ajar. Setelah itu
pendidik mengidentifikasi apa saja yang sudah
berhasil dan apa saja yang perlu diperbaiki.
Dengan mengidentifikasi hal tersebut maka
modul ajar dapat disempurnakan kembali.
6. Menerapkan kegiatan pembelajaran yang
bersifat holistic, otentik dan bermakna.
Menurut Depdikbud (1996:3),
pembelajaran terpadu sebagai suatu
proses mempunyai beberapa karakteristik
atau ciri-ciri yaitu: holistik, bermakna,
otentik, dan aktif.
Page 22 of 90
gilirannya nanti, hal ini akan
membuat siswa lebih arif dan bijak
di dalam menyikapi atau mengahdapi
kejadian yang ada di depan mereka.
2. Bermakna, yaitu:
Pe n g k a j i a n s u a t u f e n o m e n a
dari berbagai
aspek seperti yang dijelask
a n d i a t a s , memungkinkan
terbentuknya semacam jalinan antar
konsep-konsep yang berhubungan yang
disebut skemata! hal ini
akan berdampak pada
kebermaknaan dari mate
r i y a n g dipelajari. Rujukan yang
nyata dari semua konsep yang diperoleh
dan keterkaitannya dengank o n s e p -
konsep lainnya akan me
nambah kebermaknaan k
o n s e p y a n g d i p e l a j a r i sel
anjutn ya, hal ini akan
mengakibatkan pe mbelajaran y
ang fungsional! siswa ma mpu
menerapkan perolehan belajarnya untuk
memecahkan masalah-masalah yang
muncul dalam kehidupannya!
Page 23 of 90
3. Otentik yaitu: Pembelajaran terpadu
memungkinkan siswa
memahami secara langsung prinsip
dan konsep yang ingin dipelajarinya
melalui kegiatan belajar secara langsung
mereka memahami dari hasil belajarnya
sendiri, bukan sekedar pemberitahuan
guru! Informasi dan pengetahuan yang
diperoleh sifatya lebih otentik!
misalnya, hukum pemantulan
cahaya diperoleh siswa
melalui eksperimen
guru lebih ban ya k berperan se
bagai fasilitator, sedangkan si
s w a bertindak sebagai aktor pencari
informasi dan pemberitahuan.
4. Aktif, yaitu :
Pembelajaran terpadu menekankan
keaktifan siswa
dalam pembelajaran, baik secara
fisik, mental, intelektual,
maupun emosional guna tercapainy
a hasil belajar yang optimaldengan
mempertimbangkan hasrat, minat dan
kemampuan siswa sehingga mereka
termotifasi untuk terus-menerus belajar!
Dengan demikaian,pembelajaran terpadu
Page 24 of 90
bukan hanya
sekedar m e r a n c a n g a k t i f i t
as-
aktifitas dari masingm
asing mata pelajran
y a n g s a l i n g terkait.
Pembelajaran terpadu bisa saja
Page 25 of 90
lebih hidup dan menggairahkan. Oleh karena
itu selalu awali kegiatan pembelajaran dengan
memberikan sapaan hangat kepada siswa,
misalnya “anak-anak senang bertemu kal ian
hari i ni, kal ian adal ah anak-anak bapak
atau/ibu yang hebat”. Karena sapaan hangat
dan raut wajah cerah memantulkan energy
positif yang dapat mempegaruhi semangat
para siswa. Kita dapat bayangkan jika seorang
guru ketika memulai pembelajaran dengan
raut muka ruwet, tidak senyum, penampilan
kusut, tentu saja suasana kelas menjadi
menegangkan dan menakutkan.
2. Menciptakan suasana rileks
Ciptakanlah lingkungan yang releks, yaitu
dengan menciptakan lingkungan yang
nyaman. Oleh karena itu aturlah posisi tempat
duduk secara berkala sesuai keinginan siswa.
Bisa memakai format U, lingkaran, Cevron,
dan lain-lain. Selain itu, ciptakanlah suasana
kelas dimana siswa tidak takut melakukan
kesalahan. Untuk menanamkan keberanian
kepada siswa dalam mengemukakan pendapat
atau menjawab pertanyaan, katakan kepada
siswa ji ka j awabannya salah katakan "KAN
LAGI BELAJAR". Karena sedang belajar,
Page 26 of 90
maka kesalahan adalah suatu yang lumrah dan
tidak berdosa.
3. Memotivasi siswa
Motivasi adalah sebuah konsep utama dalam
banyak teori pembelajaran. Motivasi ini
sangatlah dikaitkan dengan dorongan,
perhatian, kecemasan, dan umpan
balik/penguatan. Adanya dorongan dalam diri
individu untuk belajar bukan hanya tumbuh dari
dirinya secara langsung, tetapi bisa saja karena
rangsangan dari luar, misalnya berupa stimulus
model pembelajaran yang menarik
memungkinkan respon yang baik dari diri
peserta didik yang akan belajar. Respon yang
baik tersebut, akan berubah menj adi sebuah
motivasi yang tumbuh dalam diri nya, sehingga
ia merasa terdorong untuk mengikuti proses
pembelajaran dengan penuh perhatian dan
antusias.
Apabila dalam diri peserta didik telah tumbuh
respon, hingga termotivasi untuk belajar, maka
tujuan belajar akan lebih mudah dicapai.
Peserta didik yang antusias dalam proses
pembelajaran memiliki kecenderungan berhasil
lebih besar dibanding mereka yang mengikuti
proses dengan terpaksa atau asal-asalan.
Page 27 of 90
Kebanyakan pendidik mengajar hanya untuk
mengejar target tanpa memperdulikan
pemahaman peserta didik. Padahal belajar
adalah suatu bentuk aktivitas manusia yang
memerlukan adanya motivasi untuk mencapai
tujuan. Semakin tinggi motivasi yang didapat
siswa maka semakin tinggi pula keberhasilan
yang akan dicapai.
4. Menggunakan ice breaking
Dalam pelajaran terkadang kita melihat
timbulnya suasana yang kurang mendukung
hingga menyebabkan tidak tercapainya tujuan
dari pembelajaran. Suasana yang dimaksud
adalah kaku, dingin, atau beku sehingga
pembelajaran saat itu menjadi kurang nyaman.
Icebreaking berguna untuk menaikkan kembali
derajat perhatian peserta pelatihan (training).
Hal ini perlu dilakukan oleh guru karena
berdasarkan hasil penelitian, rata-rata setiap
orang untuk dapat berkonsentrasi pada satu
focus tertentu hanyalah sekitar 15 menit.
Setelah itu konsentrasi seseorang sudah tidak
lagi dapat memusatkan perhatian (focus).
Seorang guru harus peka keti ka mel i hat gejala
yang menunj ukkan bahwa siswa sudah tidak
dapat konsentrasi lagi dengan melakukan ice
breaking agar siswa menjadi segar dan
Page 28 of 90
konsentrasi kembal i. Ice breaking bisa berupa
yel -yel, tepuk tangan, menyanyi, gerak dan
lagu, gerak anggota badan, dan games.
5. Menggunakan metode yang variatif
Individu adalah makhluk yang unik memiliki
kecenderungan, kecerdasan, dan gaya belajar
yang berbeda-beda. Paling tidak ada 4 gaya
belajar siswa seperti yang diungkapkan Howard
Gardner yaitu Auditory, Visual, Reading dan
Kinesthetic. Guru perlu menyadari bahwa siswa
dalam satu kelas memiliki gaya belajar yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, untuk
mengakomodir semua siswa belajar dengan
latar belakang yang berbeda tersebut guru dapat
menggunakan metode yang bervariasi.
Page 29 of 90
menjadi media grafis, media audio dan media
proyeksi diam. Berdasarkan cara
mendapatkannya, media dibedakan atas media
jadi dan media rancangan. Dalam memilih media
perlu diperhatikan kriteria pemilihan media.
Dengan penggunaan media dalam proses
pembelajaran diharapkan kualitas pendidikan
agama Islam menjadi lebih baik lagi.
7. Menerapkan tahapan pembelajaran dalam
kegiatan pengembangan PAI.
Tahapan Pembelajaran PAI
1. Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
a. Explorasi
b. Elaborasi
c. Konfirmasi
3. Penutup
Dukungannya adalah
a. Metode Pembelajaran
b. Media Pembelajaran.
KI. 5: Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk kepentingan penyelengaraan
kegiatan pengembangan PAI.
Indikator :
Page 30 of 90
1. Mengoperasikan media TIK untuk
meningkatan kualitas kegiatan pengembangan
PAI
Page 31 of 90
berbagai disiplin dengan mengabaikan
batasan-batasan yang bersifat arti fisial.
6. Dengan menggunakan laboratorium
Komputer sebagai persiapan yang
memadai agar dimasa depan dapat
berperan dimasyarakat serta sebagai
orientasi pendidikan dan pekerjaan
dimasa yang akan datang.
7. Dengan menggunakan laboratorium
komputer dapat memberi sumbangan
bagi pendidikan secara umum dengan
cara memberikan kesempatan untuk
mengembangkan keterampilan yang
sangat diperlukan yang berpusat pada
situasi kehidupan nyata.
Page 32 of 90
1. Agar terjadinya suasana
pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan.
2. Mempermudah bagi Guru PAI dalam
penyampaian materi.
3. Memberi gambaran terhadap Guru
PAI akan pentingnya penggunaan
komputer sebagai media dalam
pembelajaran.
4. Agar Guru PAI bisa mengembangkan
kemampuannya dibidang Teknologi,
khususnya Teknologi yang berkaitan
dengan Media Komputer.
3. Menggunakan media TIK untuk
pengembangan bahan dan kegiatan PAI yang
mendidik.
Model pembelajaran PAI berbasis TIK ini
memiliki sintaks dengan lima fase, yakni:
a) menyampaikan tujuan pembelajaran dan
mempersiapkan siswa terarah jelas dalam
program moodle yang telah diformat
sedemikian rupa,
b) mendemonstrasikan pengetahuan atau
keterampilan (siswa membaca dan
mempelajari dengan seksama materi yang
telah disiapkan dalam program moodle,
Page 33 of 90
c) membimbing pelatihan (guru/pengajar
membimbing siswa jika mengalami kesulitan
dalam memahami materi, baik melalui
bimbingan langsung maupun melalui forum
diskusi yang telah disiapkan dalam program
moodle,
d) mengecek pemahaman dan memberikan
umpan balik (siswa mengerjakan kuis dan uji
kompetensi yang ada pada emateri masing-
masing KD),
e) memberikan kesempatan untuk pelatihan
lanjutan dan penerapan.
KI. 6: Memfasilitasi pengembangan potensi peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimiliki.
Indikator:
1. Memilih berbagai kegiatan belajar yang
mendorong peserta didik untuk
mengembangkan potensinya
Guru harus memahami bagaimana karakteristik
peserta didik asuhannya dan cara
mengembangkan potensinya. Informasi
mengenai karakteristik peserta didik dalam
berbagai aspek menjadi satu acuan dalam
Page 34 of 90
menentukan kedalaman dan keluasan materi
sehingga sesuai dengan perkembangan peserta
didik. Berdasarkan pemahaman tersebut guru
perlu bekerja keras dan kreatif untuk
mengeksplorasi berbagai upaya baik dalam
bentuk media, bahan ajar, dan metode
pembelajaran untuk memfasilitasi peserta didik
secara tepat dan kreatif sehingga sesuai dengan
perkembangan mereka termasuk gaya belajarnya.
Dalam pembelajaran karakteristik dan
pengembangan potensi peserta didik diharapkan
dapat memahami konsep perkembangan perilaku
dan pribadi peserta didik, tahapan, prinsip-prinsip
dan implementasinya terhadap pendidikan;
mengidentifikasi tugas-tugas perkembangan
akhir masa kanak-kanak dan keragaman
karakteristik peserta didik, menganalsiis
permasalahan perkembangan perilaku dan
pribadi peserta didik dan menentukan kegiatan
pembelajaran untuk memfasilitasi variasi
perkembangan peserta didik. Guru juga
diharapkan dapat memahami konsep potensi
peserta didik dan pengembangannya serta
menentukan pembelajaran yang memfasilitasi
pengembangan potensi peserta didik.
Page 35 of 90
2. Menyediakan berbagai bahan ajar PAI dan
rancangan kegiatan pembelajarannya untuk
mendorong peserta didik mengembangkan
potensinya secara optimal
Ketersediaan bahan ajar PAI dalam rancangan
kegiatan pembelajaran PAI untuk mendorong
peserta didik mengembangkan potensinya secara
optimal adalah :
1. Strategi guru PAI dalam meningkatkan
mutu pembelajaran pada bidang studi
Pendidikan Agama Islam dengan
memberikan dorongan dan motivasi
untuk belajar Agama Islam.
2. Faktor-faktor yang menjadi Penghambat
Strategi Guru PAI dalam Meningkatan
Mutu Pembelajaran di Sekolah yaitu
kurangnya minat siswa untuk
mempelajari Pendidikan Agama Islam,
Kurangnya buku-buku panduan atau
literal mata pelajaran dan kurangnya
penguasaan metodologi pembelajaran
bagi guru bidang studi Agama Islam.
3. Upaya-Upaya Yang dilakukukan Guru
PAI dalam Mengatasi Hambatan Strategi
dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Page 36 of 90
diantaranya dengan meningkatkan mutu
belajar siswa untuk mempelajari mata
pelajaran Pendidikan Agama
Islam,pengadaan buku panduan atau
literature mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam,
4. Penguasaan metodologi pembelejaran
bagi guru terhadap mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam terus
ditingkatkan agar siswa dapat
berkembang potensinya.
Page 37 of 90
otaknya dalam rangka memberi stimulus dan
daya minat belajar sehingga pelajar akan
termotivasi dan konsentrasi dalam belajar hasil
akhirnya pelajar mampu memhami pembelajaran
Pendidikan agama Islam. Sekedar contoh: Guru
memberi sampel penelitian pembelajaran
Pendidikan agama Islam berbasis Neurosains
Sedangkan pengembangan materi pembelajaran
berbasis Quipper School pengembangan materi
ini mampu memberi kreatif belajar terhadap
pelajar terkhusus terhadap peserta didik di
sekolah antara lain peserta didik mampu
berkreasi dengan pembelajaran Aqidah akhlak.
Sebagai contoh : Dengan mapel Aqidah Akhlak
dengan bab asmaul husna (sifat wajib) mampu
berinovasi dalam materi tersebut. Pengembangan
materi ini juga bisa dimanfaatkan dalam media
pembelajaran misal audio visual, teks yang
berimplikasi terhadap pembelajaran Pendidikan
agama Islam dimasa kini khususnya dimasa kini.
Hal ini dibuktikan, memiliki keterbatasan, yaitu
pada isi dan subtansi penelitian yang telah dikaji
dalam Pendidikan agama Islam, khususnya yang
berkaitan focus pengembangan materi
pembelajaran Pendidikan agama Islam. Sekedar
cotoh pengembangan pembelajaran PAI dengan
Page 38 of 90
pendekatan akal bertingkat Ibnu Sina perspektif
Neurosains, pengembangan pembelajaran PAI
dengan pendekatan Gistal Psikologi
Pengembangan Materi Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam: Implikasinya Terhadap Pendidikan
Islam impilasinya dalam pembelajara PAI yang
masih berhubungan interdisipliner diskursus
Pendidikan agama Islam secara eksprementasi
saintifik
Page 39 of 90
condong badan kepada orang yang sedang
berbicara.
2. Melakukan parafrasa, menyatakan kembali
kalimat yang baru saja dikatakan orang lain
dengan menggunakan kalimat sendiri.
3. Mensinstesiskan tema dan pola, meringkas
tema utama dan perasaan pembicara yang
disampaikan dalam percakapan panjang.
4. Memberi umpan balik atau tanggapan dengan
cara yang kompeten berupa tanggapan verbal
atau nonverbal. Hal tersebut akan membuat
pembicara/siswa mengerti bahwa pesan yang
disampaikan diterima dengan baik.
5. Tidak memotong pembicaraan terlebih dahulu.
6. Menempatkan konteks yang sama antara
pembicara dengan Anda sebagai pendengar
agar pesan dapat dimaknai secara bersama.
7. Memberikan respon yang positif pada siswa
yang reaktif terhadap suatu materi pelajaran.
8. Tidak terburu-buru menyalahkan apabila siswa
menyampaikan pesan yang tidak sesuai
dengan konteks pembahasan pelajaran.
Page 40 of 90
hasil yang diterima oleh peserta didik, oleh
karena itu dalam hal ini ada beberapa pertanyaan
kepada guru untuk mengetahui tingkat
kemampuan yang dimiliki guru.
(1) Bagaimana cara anda sebagai seorang guru
menanyakan keadaaan siswa pada saat awal
pembelajaran?
(2) Bagaimana cara anda menasihati siswa yang
membolos?
(3) Bagaimana cara anda memberi tanggapan
yang efektif, empatik, dan santun jika ada siswa
yang berbeda pendapat saat pembelajaran?
(4) Jika ada salah satu siswa yang menjawab
salah, Bagaimana cara anda merespon siswa
tersebut dengan empatik dan santun ?
(5) Menurut anda bagaimana cara meningkatkan
motivasi belajar siswa ?
(6) Disaat setelah pandemi saat ini, bagaimana
anda memberikan pembelajaran kepada siswa?
(7) Sebagai seorang guru, Hadiah/penghargaan
apa yang anda berikan kepada siswa yang
berhasil menjawab tugas dengan sangat baik ?
Nah jawaban dari pertanyaan diatas merupakan
Teknik berkomunikasi secara efektif, empatik,
dan santun. Dengan peserta didik dalam interaksi
pembelajaran PAI.
Page 41 of 90
3. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan
santun, dengan peserta didik dalam interaksi
social di lingkungan satuan Pendidikan
Page 42 of 90
dilatih sejak dini, sehingga kelak bisa menjadi
orang dermawan.
4. Berkomunikasi dengan teman sekelas dan teman
sesekolah, yakni para siswa harus dilatih untuk
mau terbuka berkomunikasi dengan teman-teman
kelas mereka atau teman-teman sekolah mereka.
Jangan dibiarkan menjadi orang tertutup,
introvert, atau tidak mau berteman dengan
koleganya sendiri.
5. Negosiasi. Dalam hal ini, para siswa harus dilatih
bernegosiasi atau tawar menawar satu sama lain,
apakah dalam konteks kebutuhan belajar,
mengerjakan tugas-tugas bersama, tugas
kelompok atau yang lainnya. Pelatihan ini akan
menghasilkan keterampilan take and give, yakni
meminta dan memberi, dalam rangka
optimalisasi potensi-potensi hubungan sosial
untuk mencapai tujuan.
6. Penyelesaian masalah, yakni para siswa harus
dilatih memiliki keterampilan menyelesaikan
masalah. Oleh sebab itu, para siswa harus diberi
kesempatan melakukannya dalam konteks yang
lebih nyata dengan cara belajar berbasis kasus.
Dengan demikian, kelak ketika mereka menjadi
profesional sudah memiliki bekal keterampilan
penyelesaian masalah yang lebih saintifik karena
dihasilkan lewat latihan terbimbing oleh guru.
Page 43 of 90
4. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan
santun, dengan pemangku kepentingan PAI
Kepemimpinan, kemampuan seorang guru untuk
mempengaruhi peserta didik yang di dalamnya
berisi serangkaian tindakan atau perilaku tertentu
terhadap peserta didik menggunakan pendekatan
personal, nasihat, sangsi untuk membentuk
kepribadian yang baik kepada peserta didik.
Pertama, Interaksi dalam pembelajaran yaitu
aktifitas yang terjadi secara timbal balik antara
pendidik dan anak didiknya yang dapat kita
istilahkan sebagai suatu aktifitas secara sosial
karena ada peserta didik dan sahabatnya serta
antar peserta didik dengan pendidiknya ada suatu
interaksi yang terbangun yaitu komunikasi sosial
atau pergaulan adapun contohnya yaitu, Interaksi
guru terhadap peserta didik dengan cara,
pengaturan kelas, menjelaskan materi pelajaran,
mengajukan pertanyaan pada peserta didik,
pemberian point/ nilai, pemberian latihan soal
pada peserta didik, memeriksa hasil kerja peserta
didik, pengulangan materi pelajaran, pemberian
tugas belajar, pemberian tugas diskusi. Kedua,
Interaksi peserta didik terhadap guru, menjawab
pertanyaan guru, mengerjakan soal, mengerjakan
Page 44 of 90
tugas diskusi, mencatat pelajaran, mengulangi
materi pelajaran, mengerjakan tugas di depan
Page 45 of 90
Pedagogik 3
Penilaian Pembelajaran
KI. 8 : Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi
proses dan hasil belajar
Indikator :
1. Memahami prinsip-prinsip penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar sesuai
dengan karakteristik PAI.
Prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan
hasil belajar
1. Kontinuitas
2. Komprehensif
3. Kooperatif
4. Objektif
2. Menentukan aspek-aspek proses dan hasil
belajar yang penting untuk dinilai dan
dievaluasi sesuai dengan karakteristik PAI
Terdapat tiga aspek dalam evaluasi
pembelajaran, yang oleh Benjamin S. Bloom
dinamakan Taksonomi Bloom, yakni kognitif,
afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif
memiliki enam tingkatan, yakni pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan
evaluasi. Ranah afektif memiliki lima aspek yaitu
: Penerimaan (Receiving), Jawaban
Page 46 of 90
(Responding), Penilaian (Valuing), Organisasi,
Karakteristik nilai / Pembentukan pola hidup.
Sedangkan ranah psikomotorik berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak
setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu.
3. Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi
proses dan hasil belajar PAI
Prosedur penilaian proses belajar dan
hasil belajar oleh pendidik dilakukan
dengan urutan:
1. Menetapkan tujuan penilaian dengan
menetapkan pada RPP yang telah
disusun.
2. M e n y u s u n k i s i - k i s i p e n i l a i a n
3. Membuat instrumen penilaian berikut
pedoman penilaian
4.Melakukan analisis kualitas
instrument
5.Melakukan penilaian
6. Mengolah, menganalisis dan
menginterpretasikan hasil penilaian
7. Melaporkan hasil penilaian,
dan memanfaatkan laporan hasil penilaian
.
Page 47 of 90
4. Mengembangkan instrument penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar PAI
Beberapa prinsip yang menjadi dasar dalam
melakukan penilaian yakni
keandalan (realibility), kesahihan (validity), dan
kewajaran (fairness).
Pengembangan instrument penilaian berbasis
kelas yang mencakup tes tertulis, penilaian
kinerja, hasil kerja siswa, projek, penilaian diri,
sikap, dan penilaian portofolio.
5. Mengadministrasikan penilaian proses dan
hasil belajar PAI secara berkesinambungan
dengan menggunakan berbagai instrument
Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil
belajar sebagai berikut:
a. Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu
proses untuk menentukan nilai daripada
sesuatu. Sesuai dengan pendapat tersebut
maka evaluasi pendidikan dapat diartikan
sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan segala sesuatu dalam dunia
pendidikan atau segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan dunia pendidikan.
b. Penilaian pendidikan sebagai proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta
Page 48 of 90
didik mencakup: penilaian otentik, penilaian
diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan,
ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi,
ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria
mengenai mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
c. Penilaian hasil belajar oleh pendidik yang
dilakukan secara berkesinambungan bertujuan
untuk memantau proses dan kemajuan belajar
peserta didik serta untuk meningkatkan
efektivitas pembelajaran.
Page 49 of 90
Langkah-langkah sistematis analisis
pembelajaran PAI secara keseluruahan terdiri
atas 1). Analisis kebutuhan pembelajaran,
2) Menentukan tujuan pembelajaran,
3).Memilih dan mengembangkan bahan ajar,
4).Memilih sumber belajar yang relvan,
5).Memilih dan merencanakan system evaluasi
dan tindak lanjut.
Tahapan ini dilakukan terutama untuk
menentukan tujuan pembelajaran.Analisis
pembelajaran dilakukan dengan menganalisis
tuntutan dan kebutuhan belajar siswa yang sangat
beragam.Keberagaman tersebut perlu
diakomodasi dalam kegiatan pembelajaran, sebab
penyeragaman terhadap siswa yang realitasnya
beragam, bukanlah tindakan yang bijak dan
proporsional.
7. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar
PAI
Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam
pembelajaran pendidikan Agama Islam, seorang
guru harus memiliki pengetahuan tentang
evaluasi hasil belajar, diantaranya adalah teknik
dan langkah-langkah evaluasi hasil belajar,
sehingga evalusi yang dilakukan dapat
terukur.
Page 50 of 90
Adapun langkah-langkah evaluasi hasil belajar
PAI yaitu,
a. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar,
b. menghimpun data,
c. melakukan verifikasi data,
d. mengolah dan menganalisis data,
e. memberikan interpretasi dan
f. menarik kesimpulan, tidak lanjut hasil
evaluasi.
Sedangkan teknik evaluasi hasil belajar yaitu
a. teknik tes,
b. teknik objektif dan
c. teknik non tes.
KI. 9 : Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi
PAI untuk kepentingan pembelajaran
Indikator :
1. Menggunakan informasi hasil penilaian dan
evaluasi untuk menentukan ketuntasan hasil
belajar PAI
Penilaian merupakan salah satu bagian penting
dalam pengelolaan pendidikan untuk
mendapatkan informasi perkembangan peserta
didik serta pencapaian standar kompetensi
lulusan yang telah ditetapkan. Penilaian
dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan
menggunakan acuan kriteria, yang didasarkan
Page 51 of 90
pada prinsip-prinsip: sahih, objektif, adil,
terpadu, terbuka, menyeluruh dan berkelanjutan,
sistematis, beracuan kriteria dan akuntabel.
Penilaian dilakukan secara berkesinambungan
bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan
belajar peserta didik serta untuk meningkatkan
efektivitas pembelajaran PAI. Pengelolaan
pembelajaran PAI yang efektif dengan ditunjang
penilaian hasil belajar yang baik akan
berpengaruh positif terhadap peningkatan mutu
pendidikan di sekolah.
2. Menggunakan informasi hasil penilaian dan
evaluasi dan evaluasi untuk merancang
program remedial dan pengayaan PAI
Program remedial adalah program pembelajaran
yang diperuntukkan bagi peserta didik yang
belum mencapai KKM. Program ini dilakukan
untuk memfasilitasi peserta didik agar mencapai
hasil belajar yang optimal. Bagi peserta didik
yang belum mencapai KKM maka dilakukan
tindakan remedial dan bagi peserta didik yang
sudah mencapai atau melampaui ketuntasan
belajar diberikan pengayaan. Pembelajaran
remedial dan pengayaan dilaksanakan untuk
kompetensi pengetahuan dan keterampilan,
sedangkan sikap tidak ada remedial atau
Page 52 of 90
pengayaan namun merupakan
penumbuhkembangan sikap, perilaku, dan
pembinaan karakter setiap peserta didik.
3. Mengkomunikasikan hasil penilaian dan
evaluasi pembelajaran PAI kepada pemangku
kepentingan
Penyusunan laporan kemajuan hasil belajar
peserta didik dibuat sebagai pertanggungjawaban
lembaga sekolah kepada orang tuawali peserta
didik, komite sekolah, masyarakat dan instansi
terkait lainnya.
Laporan tersebut merupakan sarana komunikasi
dan kerjasama antara sekolah, orangtua, dan
masyarakat yang bermanfaat baik bagi kemajuan
belajar peserta didik maupun pengembangan
sekolah.
Pelaporan hasil belajar hendaknya:
a. Merinci hasil belajar peserta didik berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan dan dikaitkan
dengan penilaian yang bermanfaat bagi
pengembangan peserta didik;
b. Memberikan informasi yang jelas,
komprehensif dan akurat;
c. Menjamin orangtua mendapatkan informasi
secepatnya bilamana anaknya bermasalah
dalam belajar.
Page 53 of 90
4. Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan
evaluasi pembelajaran PAI kepada pemangku
kepentingan.
Tujuan dan sasaran evaluasi kompetensi
pedagogik guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
pada sekolah, sudah tertera dengan jelas dalam
pedoman umum Pendidikan Agama Islam.
Evaluasi kompetensi pedagogik diharapkan agar
siswa dan guru mempunyai nilai-nilai moral,
spiritual, sosial, budaya, kearifan lokal dan
intelektual.
Persiapan dan prosedur evaluasi kompetensi guru
PAI dilakukan secara periodik dan
berkesinambungan yang pembinaanya dilakukan
oleh pengawas sekolah. Guru selalu
mempersiapkan diri dengan teori dan prinsip-
prinsip pembelajaran, agar siswa dapat
menerima, memahami dan mempraktekkan
materi yang di sampaikan dengan benar dan baik.
Evaluasi pelaksanaan pembelajaran, guru PAI
memfasilitasi pengembangan potensi peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimiliki. Guru PAI mempersiapkan fasilitas
internet, dan memperkenalkan kepada siswa,
tatacara mencari dan mempergunakan fasilitas
internet untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah.
Page 54 of 90
Setelah serangkaian evaluasi diawali dengan
kontek, input dan proses, maka yang terakhir
adalah evaluasi produk yang hendak dicapai.
Secara umum guru PAI menentukan lulusan
dengan melakukan penilai secara lisan, tulisan
dan observasi. Penilaian pembelajaran diterapkan
untuk mengukur ketuntasan belajar siswa dengan
sistem lisan maupun tertulis, selanjutnya
diakumulasi dan dijadikan hasil akhir yang
dimasukkan sebagai nilai rapor. Kemudian
diinformasikan pada pemangku kepentingan
(wali murid, masyarakat, instansi terkait) yang
sudah diketahui oleh kepala sekolah.
Page 55 of 90
PROFESIONAL 1
Pendalaman Materi Substantif
PAI
Page 56 of 90
dan masyarakat. Guru PAI setidaknyaa
memiliki dua tugas yaitu tugas
melaksanakan sebagai pendidik dan
pengajar di sekolah dan juga memiliki
tugas memberikan pemahaman materi
agama Islam kepada peserta didik agar
peserta didik dan masyarakat memiliki
cara pandang atau pemahaman terhadap
agama (al qur’an dan hadis) secara tepat
yang ditandai dengan sikap dan perilaku
yang santun, damai serta anti kekerasan.
2. Menguasai struktur materi Agama
Islam di berbagai sumber belajar
yang relevan untuk pembelajaran PAI
Pemahaman seorang guru
pendidikan agama Islam terhadap konsep
dasar PAI yang meliputi 5 aspek PAI
yaitu Al-Qur’an, Al-Hadis, Akhlak,
Keimanan dan Fiqih/ibadah sangatlah
penting dan wajib hukumnya sebab 5
aspek PAI itu jika tidak dikuasai dan
dipahami secara seksama maka akan
menimbulkan kesalahan dalam
memahami tentang ajaran Islam.
Salah satu ciri seorang guru yang
profesional adalah harus memiliki
Page 57 of 90
pengetahuan yang praktis yang dapat
digunakan langsung oleh klien atau
orang lain, dan pengetahuan itu bersifat
aplikatif, dimana aplikasi didasari atas
kerangka teori yang jelas dan teruji,
makin spesialis seseorang makin
mendalam pengetahuannya di bidang itu
dan makin akurat pula layanannya
3. Memahami konsep dasar PAI yang
meliputi 5 aspek PAI, yaitu Al-Qur’an
dan Hadits, Aqidah, Akhlak, Fiqih,
dan Sejarah Peradaban Islam.
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah
pendidikan yang terencana untuk
menyiapkan peserta didik dalam
meyakini, memahami, manghayati, dan
mengamalkan ajaran Islam melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau
latihan. Bidang studi Pendidikan Agama
Islam (PAI) meliputi: Akidah-Akhlaq,
Qur’an-Hadis, Fiqh, dan Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI).
Materi Aqidah adalah bagian dari
mata pelajaran PAI yang memberikan
penekanan pada pembinaan keyakinan
bahwa Tuhan adalah asal-usul dan tujuan
Page 58 of 90
hidup manusia. Materi Aqidah
menekankan pada kemampuan
memahami dan mempertahankan
keyakinan/keimanan yang benar serta
menghayati dan mengamalkan nilai-nilai
yang terkandung dalam nama-nama
Allah Swt. (al-asma’ al-husna).
Sementara itu materi Qur’an-
Hadis menekankan pada kemampuan
baca tulis yang baik dan benar,
memahami makna secara tekstual dan
kontekstual, serta mengamalkan
kandungannya dalam kehidupan sehari-
hari. Al-Qur'an merupakan wahyu Tuhan
yang kebenarannya bersifat absolut.
Sementara itu
materi Akhlak adalah bagian dari mata
pelajaran PAI yang diarahkan untuk
menyiapkan peserta didik agar memiliki
moral dan etika Islam sebagai keseluruan
pribadi Muslim dan dimalkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Materi Akhlaq menekankan pada
pembiasaan untuk menerapkan akhlak
terpuji (al-akhlaq al-mahmudah) dan
menjauhi akhlak tercela (al-akhlaq al-
Page 59 of 90
mazmumah) dalam kehidupan sehari-
hari. Akhlaq mempelajari relasi antara
manusia dengan Tuhan, manusia dengan
manusia, dan manusia dengan alam
semesta (Ihsan).
Materi Fiqh adalah bagian mata
pelajaran PAI yang diarahkan untuk
menyiapkan peserta didik agar dapat
mengenal, memahami, menghayati, dan
mengamalkan hukum Islam, yang
kemudian menjadi dasar pandangan
hidupnya (way of life) melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, latihan, serta
pengalaman. Materi Fiqh menekankan
pada kemampuan cara melaksanakan
ibadah dan muamalah yang benar dan
baik, bersifat fleksibel dan kontekstual.
Sedangkan
materi Tarikh atau Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) adalah bagian
dari mata pelajaran PAI yang diarahkan
untuk menyiapkan peserta didik agar
memiliki pemahaman terhadap apa yang
telah diperbuat oleh Islam dan kaum
Muslimin sebagai katalisator proses
perubahan sesuai dengan tahapan
Page 60 of 90
kehidupan mereka pada masing-masing
waktu, tempat dan masa, untuk dijadikan
sebagai pedoman hidup ke depan bagi
umat Islam.
Page 61 of 90
pelajaran Pendidikan Agama Islam oleh
Guru PAI, guru melakukan analisis
terhadap kompetensi dasar dan indikator-
indikator yang sesuai dengan kompetensi
dasar untuk menentukan tujuan
pembelajaran yang harus dikuasai oleh
siswa sebagai penanda bahwa siswa
menguasai SK dan KD materi pelajaran.
Ketiga,pengembangan materi
pembelajaran yang diampu secara kreatif
oleh guru Pendidikan Agama Islam
dengan memilih materi pembelajaran
sesuai dengan tingkat perkembangan
peserta didik dengan merujuk pada
tujuan pembelajaran serta ketercapaian
SK dan KD bagi peserta didik.
Keempat pengembangan
keprofesionalan secara berkelanjutan
dengan melakukan tindakan reflektif
oleh guru Pendidikan Agama Islam
dengan melakukan refleksi secara lisan
diakhir pembelajaran, memperhatikan
respon dan tingkah laku siswa ketika
proses pembelajaran berlangsung, dan
memperhatikan hasil ulangan/penilaian
siswa.
Page 62 of 90
Kelima, pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri oleh guru
Pendidikan Agama Islam dengan
memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi
melalui handphon dengan beberapa
aplikasi.
Page 63 of 90
didik dalam hubungannya dengan kegiatan
kelompok
2. Memahami kemajuan peserta didik
dalam pembelajaran PAI
Di antara peran guru pendidikan agama
Islam dalam memahami kemajuan peserta
dideik adalah sebagai berikut:
1. Guru agama bertugas mengajar dan
mendidik peserta didiknya agar
menjadi manusia susila, cakap,
menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab
atas kesejahteraan masyarakat dan
tanah air.
2. Guru agama sebagai seorang da’i,
artinya guru agama agar dapat
berfungsi memberikan pengarahan-
pengarahan positif kepada rekan
sejawatnya sehingga pendidikan
agama tidak mengalami hambatan.
3. Guru agama sebagai pembimbing dan
penyuluh bagi peserta didiknya maka
guru agama harus peka terhadap
perilaku asuhannya.
4. Guru agama adalah suatu jabatan yang
tidak hanya berlaku ketika bertugas
Page 64 of 90
atau dinas di muka kelas saja, akan
tetapi gelar dan sebutan itu senantiasa
melekat di masyarakat sehingga tak
dapat dikatakan guru agama adalah
seorang yang dianggap ahli dalam
bidang agama.
5. Guru agama harus mendorong
tumbunhya iman, dengan
menanamkan rasa spiritual
(keagamaan) dan pemupukan rasa
tanggung jawab terhadap kesadaran
beragama dapat diwujudkan melalui
suasana keagamaan di dalam kelas
maupun di sekolah ialah dengan
mengadakan praktek shalat, praktek
wudhu, shalat berjamaah, praktek
shalat sunnat seperti shalat sunnat
rawatib, istisqa, dan sebagainya.
Page 65 of 90
tentang agama Islam, sehingga menjadi
manusia muslim yang beriman dan bertakwa
kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ālā, serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
keluarga, dan masyarakat.
Tujuan pembelajaran Pendidikan Agama
Islam memiliki ciri khas terintegrasi antara
kehidupan dunia dan akhirat, sehingga
dalam merumuskan perencanaan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam
mestinya harus berbeda dengan mata
pelajaran lain. Dalam proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, guru mesti
terampil dalam mengembangkan materi dan
metode pembelajaran, maka disinilah peran
guru mesti memahami kompetensi
pedagogik. Ditinjau berdasarkan aspek
materi, guru mesti mampu mengembangkan
materi Pendidikan Agama Islam bukan
hanya dipahami dalam pengetahuan, tetapi
materi tersebut harus mampu membuahkan
amal perbuatan. Adapun ditinjau
berdasarkan aspek metode, guru mesti mulai
memberanikan diri menggunakan metode
yang berasal dari pendidikan Islam, seperti
metode pendidikan Qurani, metode
Page 66 of 90
Riyadhah, metode rihlah, metode talaqi,
metode halqah dan yang lainnya. Dalam
evaluasi pembelajaran, guru mesti menilai
aspek sikap dan keterampilan peserta didik
sehari-harinya dalam mengamalkan ajaran
Islam, karena hakikat tujuan mempelajari
Pendidikan Agama Islam untuk
mewujudkan peserta didik yang beriman,
berilmu, dan beramal.
Page 67 of 90
4) Menggambarkan latar belakang dan
suasana yang dihayati peserta didik,
5) Mudah dan ekonomis dalam
mempelajarinya
Secara garis besar langkah-
langkah pemilihan bahan ajar meliputi
pertama-tama mengidentifikasi aspek-
aspek yang terdapat dalam standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang
menjadi acuan atau rujukan pemilihan
bahan ajar. Langkah berikutnya adalah
mengidentifikasi jenis- jenis materi
bahan ajar.
Page 68 of 90
kemampuan peserta didik, memilih
dan menyusun proses pembelajaran
yang tepat sesuai kebutuhan, dan
pandai menggunakan metode
pembelajaran;
(3) mengelola kelas dengan kondusif,
efektif, efisien, serta produktif;
(4) menggunakan media dan sumber
belajar, dan
(5) menilai prestasi peserta didik.
Kemampuan dalam mengelola
kelas sebagai kegiatan penting bagi guru
sebelum melaksanakan pembelajaran.
Hal ini dimaksudkan agar tercipta
suasana kondusif didalam kelas sehingga
memungkinkan siswa merasa senang
dalam mengikuti pembelajaran. Apabila
siswa dalam keadaan antusias mengikuti
penjelasan guru, maka siswa akan
bersikap disiplin dan mempunyai minat
untuk belajar lebih tekun lagi. Kondisi
belajar yang optimal dapat tercapai jika
guru mampu mengatur anak didik dan
sarana pengajaran serta
mengendalikannya dalam suasana yang
menyenangkan untuk mencapai tujuan
Page 69 of 90
pengajaran. Karena itu pengelolaan kelas
harus ditingkatkan supaya siswa dapat
mencapai prestasi belajar secara optimal.
Page 70 of 90
untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru, sekaligus
mengajarkan siswa cara untuk saling
berkomunikasi dan berbagi dan dapat
menimbulkan kesadaran bahwa hidup
ini saling membutuhkan.
c). Pendakatan bervariasi, dalam
mengatasi berbagai masalah pada
siswa guru menggunakan pendekatan
bervariasi, dalam belajar setiap murid
mempunyai motivasi yang berbeda,
maka pendekatan bervariasi adalah
pendekatan yang harus dimiliki oleh
seorang guru.
d). Pendakatan keagamaan, melalui
pendekatan keagaaman ini guru harus
menghubungkan setiap pelajaran
dengan nilai agama, supaya siswa
juga dapat mengamalkan nilai-nilai
yang terkandung dalam agama.
e). Pendakatan pengalaman, pada
pendekatan ini peserta didik diberikan
kesempatan untuk mendapatkan
pengalaman baik berupa pengalaman
individu ataupun kelompok, hal ini
dilakukan oleh guru dalam rangka
Page 71 of 90
memberikan pengalaman-pengalaman
kepada siswa dengan penuh nilai
pendidikan.
f). Pendakatan pembiasaan, pada
pendekatan guru melatih hal-hal baik
kepada siswa baik untuk dirinya
sendiri ataupun untuk lingkungan,
dengan adanya pendekatan
pembiasaan yang dilakukan oleh guru
maka diharapkan dapat terciptanya
suatu kebiasaan yang baik.
g). Pendakatan keteladanan, guru yang
senantiasa bersikap baik kepada orang
lain maka secara langsung
memberikan keteladanan bagi anak
didiknya.
Page 72 of 90
PROFESIONAL 2
Publikasi Ilmiah
Page 73 of 90
5. Memahami respon siswa dalam belajar dan
penyampaian materi.
6. Supaya guru bisa memahami kelemahan atau
kekurangan dari sebuah pembelajaran supaya
lebih baik untuk guru dan juga murid.
7. Memahami akurasi sebuah model, metode,
strategi, dan teknik pembelajaran yang telah
diimplementasikan supaya bisa terus dievaluasi.
8. Guru bisa membuat kegiatan belajar mengajar
yang lebih efektif dalam pembelajaran di
kemudian hari.
Refleksi pembelajaran Memberikan manfaat bagi
guru maupun siswa. Berikut manfaatnya:
Manfaat bagi guru:
Page 74 of 90
memudahkan dalam pembagian kelompok,
pemberian materi, dan evaluasi belajar.
Manfaat bagi siswa:
Page 75 of 90
(1) Aktivitas refleksi berguna sebagai
peninjauan pada kelas atau sebuah kelompok;
(2) Refleksi pembelajaran dapat berguna untuk
melihat situasi dan kondisi di dalam kelas;
(3) Guru dapat memanfaatkan refleksi
pembelajaran untuk mengulas apa yang
terjadi pada Peserta Didik dan masalah
yang mereka temui ketika mempelajari
Bahasa Inggris;
(4) Guru dapat memaksimalkan potensi setiap
Peserta Didik dalam melatih kemampuan
menulis dan berbicara dalam Bahasa
Inggris;
(5) Guru dapat memetakan karakter dan daya
tangkap Peserta Didik yang akan berguna
untuk memudahkan dalam pemberian
materi dan pembagian kelompok belajar.
Page 76 of 90
untuk melatih kemampuan berbahasa
Inggris mereka.
Page 77 of 90
suatu tindakan untuk memperbaiki masalah
dalam pembelajaran tersebut.
Penelitian tindakan kelas mempunyai
beberapa karakteristik, yaitu diantaranya
permasalahan yang akan dicari solusinya
berasal dari persoalan pembelajaran sehari-
hari di kelas, berskala mikro, hasil temuan
tidak untuk digeneralisasikan, bersifat
konstektual, merupakan penelitian terapan
dengan tindakan, penelitinya berfungsi ganda,
merupakan penelitian kolaboratif, dan langkah
penelitian berupa siklus yang sistematis. Tujuan
utama dari penelitian tindakan kelas adalah
untuk peningkatan dan atau perbaikan praktik
pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh
guru. Manfaat dari penelitian tindakan kelas,
guru dapat terlibat secara tidak langsung dalam
inovasi pembelajaran dan peningkatan
profesionalismenya.
Ada empat langkah/tahapan dalam
melakukan penelitian tindakan kelas, yaitu:
a. Perencanaan (yang diawali dengan
refleksi awal),
b.Tindakan,
c. Pengamatan, dan
d. observasi-refleksi-evaluasi.
Apabila muncul permasalahan baru, maka
dilakukan perencanaan ulang, tindakan ulang,
Page 78 of 90
pengamatan ulang, dan refleksi ulang,
sehingga penelitian membentuk siklus.
Hasil PTK GPAI:
1. Penerapan Penelitian Tindakan Kelas bagi
profesionalitas guru cukup efektif dalam
rangka meningkatkan mutu pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Hal ini
ditunjukkan dengan peran aktif guru dalam
mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan, guru tidak hanya menjadi
penerima hasil perbaikan dari orang lain,
namun guru berperan sebagai perancang dan
pelaku perbaikan pembelajaran, sehingga
dapat meningkatkan mutu pembelajaran
siswa.
2. Penerapan guru melalui Penelitian Tindakan
Kelas dalam meningkatkan mutu
pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu
tumbuhnya motivasi pada diri guru, karena
guru berani menyusun sendiri kurikulum
dari bawah dan menjadikan guru bersifat
mandiri sesuai dengan kebutuhan siswa.
3. Efektivitas penerapan guru melalui Penelitian
Tindakan Kelas dapat dilihat dari beberapa
aspek, antara lain:
Page 79 of 90
1) melalui PTK guru dapat meningkatkan
kemampuan dalam memahami peserta
didik;
2) melalui PTK guru dapat meningkatkan
kemampuan dalam merancang
pembelajaran;
3) melalui PTK guru dapat meningkatkan
kemampuan melaksanakan pembelajaran,
4) melalui PTK guru dapat meningkatkan
kemampuan menilai/mengevaluasai proses
dan hasil pembelajaran, dan
5) melalui PTK guru dapat meningkatkan
kemampuan dalam mengembangkan
potensi peserta didik.
Page 80 of 90
profesionalnya, bahwa melakukan refleksi atas
praktik-praktik profesional guru, terutama belajar
dan mengajar merupakan faktor penting bagi
terbentuknya inovasi dan revolusi pembelajaran
di kelas. Bahkan pada saat ini refleksi diri guru
dalam konteks pengembangan profesional
berkelanjutan dijadikan sebagai konsep kunci
pendidikan guru.
4 aspek yang merupakan fokus refleksi guru
dalam praktik profesionalnya, yaitu:
1. Lingkungan (bagaimana upaya guru
memanfaatkan lingkungan belajar dalam
pengembangan profesionalnya)
2. Perilaku Profesional (respon positif terhadap
perubahan atau inovasi)
3. Kompetensi (respon terhadap pentingnya
meningkatkan kompetensi profesional)
4. Keyakinan guru tentang profesinya (beliefs).
Page 81 of 90
bagaimana siswa belajar dan mengingat sejumlah
faktor yang mempengaruhi kualitas belajar siswa
serta pemahaman mendasar tentang pemilihan
dan penggunaan pendekatan dan strategi
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
pembelajaraan. Hal tersebut diatas dapat
dikembangkan dengan baik oleh guru jika
mereka dapat melakukan refleksi terhadap tugas
dan fungsi profesionalisme mereka dengan baik.
Jika refleksi diri guru dilakukan dengan baik,
maka upaya yang dilakukan untuk
mengembangkan profesionalismenyapun juga
baik. Tentu saja hal ini bukan merupakan faktor
utama dan satu-satunya, namun refleksi diri
merupakan bagian penting dalam pengembangan
profesionalisme guru.
3. Melakukan PTK untuk meningkatkan
keprofesionalan
Kegiatan pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) merupakan tuntutan yang
harus dipenuhi oleh seorang guru. Penelitian
Tindakan Kelas merupakan bagian penting dari
upaya pengembangan profesi dan karir
kepangkatan guru. Melalui PTK maka terjadi
peningkatan mutu pendidikan di sekolah secara
berkelanjutan serta peningkatan sikap profesional
Page 82 of 90
guru dan pengembangan diri sebagai guru
professional.
Penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan
kinerja guru sehingga menjadi profesional. Dengan
melakukan tahap-tahapan dalam penelitian tindakan
kelas, guru mampu memperbaiki proses
pembelajaran melalui suatu kajian yang mendalam
terhadap apa yang terjadi di kelasnya.ada beberapa
alasan mengapa guru perlu melakukan PTK di
antaranya sebagai berikut :
1. PTK sangat kondusif untuk membuat guru
menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika
pembelajaran di kelasnya. Para guru menjadi
reflektif dan kritis terhadap apa yang ia dan
muridnya lakukan.
2. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga
menjadi profesional. Guru tidak lagi sebagai
seorang praktisi, yang sudah merasa puas
terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-
tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi,
namun juga sebagai peneliti di bidangnya.
3. Dengan melaksanakan tahapan dalam PTK, guru
mampu memperbaiki proses pembelajaran
melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa
yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang
dilakukan guru semata-mata didasarkan pada
Page 83 of 90
masalah aktual dan faktual yang berkembang di
kelasnya.
4. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok
seorang guru karena dia tidak perlu
meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu
kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan
pelaksanaan proses pembelajaran.
5. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif
karena selalu dituntut untuk melakukan upaya
inovasi sebagai implementasi dan adaptasi
berbagai teori dan teknik pembelajaran serta
bahan ajar yang dipakainya. Dalam setiap
kegiatan, guru diharapkan dapat mencermati
kekurangan dan mencari berbagai upaya sebagai
pemecahan. Guru diharapkan dapat menjiwai dan
selalu ber-PTK.
Seorang pendidik dapat menjadi reflektif dan
kritis terhadap proses pembelajaran di dalam kelas.
Pelaksanaan PTK dapat meningkatkan kinerja
pendidik. Seorang pendidik tidak lagi merasa puas
terhadap apa yang dikerjakan tanpa ada upaya
perbaikan atau inovasi, namun juga sebagai
peneliti dibidangnya.
Page 84 of 90
Menjadi seorang guru berarti Guru Pintar harus
siap untuk selalu belajar sepanjang masa atau
menjadi guru pembelajar. Berikut ini adalah lima
alasan yang mengharuskan Guru Pintar untuk
terus belajar dan mengikuti segala perkembangan
di dunia pendidikan:
5 Alasan mengapa guru harus mengikuti
kemajuan zaman:
1. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi
2. Guru merupakan penentu kualitas pendidikan
3. Kualitas guru menentukan kualitas siswa
4. Guru yang berkualitas tinggi yang akan
bertahan di tengah gempuran tantangan
5. Guru adalah teladan yang mewariskan nilai-
nilai dan norma masyarakat kepada siswa.
Page 85 of 90
PROFESIONAL 3
Karya Inovatif
1. Interaksi Langsung
Dengan menyelenggarakan pembelajaran secara
daring, maka siswa akan dapat untuk berinteraksi
langsung dengan lingkungan. Siswa bisa
langsung mengajukan pertanyaan kepada guru
serta melakukan diskusi dengan teman-teman
lain. Dengan begitu, kegiatan belajar mengajar
daring terasa hidup dan dinamis seperti halnya
ketika dilakukan di sekolah secara luring.
Page 86 of 90
2. Keseragaman Pengamatan dan Persepsi
Dengan menyimak bahan ajar yang disajikan
oleh guru bersama-sama secara daring, maka
para siswa diharapkan terjadi keseragaman
pengamatan dan persepsi siswa sehingga
mendapatkan pengalaman belajar yang juga
sama.
Page 87 of 90
satunya ialah memudahkan informasi menyebar
tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Para guru
dapat memberikan materi pembelajaran kepada
siswa secara serempak untuk lingkup sasaran
yang kecil maupun besar, dimanapun dan kapan
pun.
Page 88 of 90
1. Meninjau tujuan pembelajaran, hasil belajar yang
diinginkan, peserta ajar, dan strategi
pembelajaran.
2. Menentukan karakteristik media yang paling baik
untuk dipakai di dalam pembelajaran.
3. Mencari dan mengkaji media/materi
pembelajaran yang ada.
4. Melakukan adaptasi jika perlu terhadap
media/materi pembelajaran yang ada.
5. Apabila diperlukan pengembangan media/materi
pembelajaran baru,
a. format/bentuk dan isi media.
b. Buat rancangan dan prototipe
media/materi pembelajaran.
c. Periksa kejelasan dan alur ide yang
dituangkan di dalam media/materi
pembelajaran tersebut.
6. Lakukan evaluasi formatif
7. Implementasikan/ aplikasikan/ uji coba
media/materi tersebut di dalam pembelajaran
nyata.
8. Evaluasi hasil implementasi/uji coba kemudian
lakukan perbaikan.
Page 89 of 90