Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

"Pidana pencemaran nama baik"

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah : Fiqh Jinayah dan Siyasah

Dosen Pengampu :

Drs. M. Hasbi Ash-Shidiqi, M. Ag

Disusun Oleh :

Kelompok 7:

Ainur (101200036)

M. Farhan akhwan (101200028)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI'AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ; “ pidana
pencemaran nama baik " ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah fiqh jinayah dan siyasah, Kami mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Drs. M. Hasbi Ash-Shadiqi, M. Ag selaku dosen pengampu Fiqh Jinayah
dan Siyasah yang memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan
pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Minggu, 30 April 2023

Penulis

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2

C. Tujuan Masalah ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

A. Pengertian pencemaran nama baik/penghinaan dalam KUHP ........................ 3

B. Klasifikasi tindak pidana penginaan dalam KUHP ........................................ 7

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 11

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 11

B. Saran ................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pencemaran nama baik dewasa ini sebagai sebuah perilaku yang tidak asing
lagi dimasyarakat, karena kemajuan teknologi. Istilah ini yang dalam bahasa
inggris sering kali diterjemahkan dengan defamation, artinya perbuatan yang
membahayakan reputasi orang lain dengan dengan membuat pernyataan yang
salah.1
Perilku pencemaran nama baik merupakan suatu tindak pidana, yang
pengaturannya dalam KUHP maupun undang – undang di luar KUHP, tujuannya
untuk memberikan perlindungan hukum mengenai rasa harga diri yakni
kehormatan (eer) dan rasa harga diri mengenai nama baik orang (goeden naam).
Setiap orang memiliki harga diri berupa kehormatan maupun harga diri berupa
nama baik. 2
Perilaku pencemaran nama baik sangat erat dengan perilaku penghinaan, yang
artinya adalah perilaku menyerang nama baik atau kehormatan. Sasaran
pencemaran nama baik dapat di golongkan menjadi :
a. Terhadap pribadi perorangan
b. Terhadap kelompok atau golongan
c. Terhadap suatu agama
d. Terhadap orang yang sudah meninggal
e. Terhadap para pejabat negara

1 Ari, W. (2012), kebijakan kriminalisasi delik pencemaran nama baik di Indonesia, Volume 7. Nomor 1,

Januari 2012. Hlm 12

2 Chazawi, A. (2013), Hukum Pidana Positif Penghinaan, Malang: Bayumedia Publishing, hlm. 3

1
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat diambil beberapa rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian pencemaran nama baik dalam KUHP ?
2. Bagaimanai klasifikasi tindak pidana penginaan/pencemaran nama baik dalam
KUHP?
C. Tujuan Masalah
Dari uraian rumusan masalah di atas, maka dapat diambil beberapa tujuan
masalah sebagai berikut:
1. Memahami pengertian dan Pengaturan pemberian kuasa.
2. Mengetahui klasifikasi tindak pidana penginaan/pencemaran nama baik dalam
KUHP.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian pencemaran nama baik /penghinaan dalam KUHP


1. Pencemaran
Penghinaan adalah menghina yaitu “ menyerang kehormatan dan nama baik
seseorang”, Yang di serang itu merasakan malu. Kehormantan yang di serang
disni hanya mengenai kehormatan yang dapat dicemarkan. Penghinaan itu ada
6 (enam ) macam :
a. Menista (smaad)
b. Menista dengan surat (smaadchrift)
c. Menfitnah (laster)
d. Penghinaan ringan (eenvoudige belediging)
e. Mengadu secara menfitnah (lasterajke aanklacht)
f. Tuduhan sevara menfitnah (lasterajke verdhartmaking)
Semua penghinaan itu hanya dapat di tuntut, apabila ada pengaduan dari
orang yang menderita ( delik aduan), kecuali bila penghinaan itu dilakukan
terhadap seorang pegawai negeri pada waktu sedang menjalakan tugas yang
sah.Dalam kamus bahasa Indonesia sendiri, hinaan diartikan sebagai nistaan,
cercaan dan caci-makian. Sedangkan Penghinaan yaitu proses, perbuatan, cara
menistakan. Adapun arti Menghina yaitu memandang rendah, merendahkan,
memburukkan nama baik orang lain, mencemarkan nama baik orang lain,
memaki-maki. Jadi, kamus Bahasa Indonesia memberikan penekanan bahwa
pencemaran nama baik lebih hanya pada person/pribadi seseorang.3
Menurut R. Soesilo dalam buku Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, untuk dapat

3 Umi Chulsum dan Windy Novia, 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Surabaya ; Kashiko, , hal. 283-
284

3
dikatakan sebagai penghinaan ringan, maka perbuatan itu dilakukan tidak
dengan jalan “menuduh suatu perbuatan”. Penghinaan yang dilakukan dengan
“menuduh suatu perbuatan” termasuk pada delik penghinaan pasal 310 KUHP
atau penghinaan dengan tulisan pasal 311 KUHP. Penghinaan yang dilakukan
dengan jalan selain “menuduh suatu perbuatan”, misalnya dengan mengatakan
“anjing”, "bajingan” dan sebagainya, dikategorikan sebagai penghinaan
ringan.4
Selanjutnya, Soesilo menjelaskan bahwa untuk dapat dihukum,
penghinaan itu – baik lisan maupun tulisan – maka penghinaan itu harus
dilakukan di tempat umum. Yang dihina sendiri tidak perlu berada di situ.
Pengecualiannya adalah:
1. Apabila orang yang dihina berada di situ melihat dan mendengar sendiri
penghinaan tersebut.
2. Apabila penghinaan dilakukan dengan surat (tulisan), maka surat itu harus
dialamatkan kepada yang dihina.
Kata-kata atau kalimat apakah yang dianggap menghina itu, bergantung pada
tempat, waktu, dan keadaan, ialah menurut pendapat umum di tempat
Penghinaan yang dilakukan dengan perbuatan, misalnya dengan meludahi
muka, atau sodokan, pukulan atau dorongan yang tidak seberapa keras, bisa
juga dikategorikan sebagai penghinaan. Pencemaran nama baik/penghinaan
terdiri ata dua unsur, yakni tindakn pencemran dan objek yang dicemarkan
berupa nama baik seseorang.
Pencemaran nama baik bisa diartikan sebagai perbuatan/suatu tindakan
seseorang yang mengakibatkan tercemarnya nama baik seorang lain atau objek
yang dihina. Tindak pidana pencemaran nama baik dapat dikelompokan
berdasarkan sarana yang digunakan antara lain :

4 R.soesilo,1995. Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Bogor . politeia . hal 225

4
a) Pencemaran nama baik secara konvensional Yang mana pencemaran
namabik yang dilakukan dengan cara-cara biasa seperti berbuat/bertindak
dengan lisan ataupun dengan tertulis. Pencemaran dengan menggunakan lisan
yakni berucap dengan maksud untuk menyerang atau membuat malu nama baik
/ kehormatan di depan khalayak ramai. Sedangkan pencemaran nama baik
secara tertulis yakni dengan membuat tulisan ataupun gambar dengan maksud
menyerang kehormatan / nama baik seseorang pada suatu media dan di
sebarkan dengan maksud untuk di ketahui khalayak ramai.5
b) Pencemaran nama baik dengan memanfaatkan teknologi informasi. Dimana
pencemaran nama baik ini dilakukan dengan cara memanfaatkan teknologi
informasi dengan cara lisan maupun dengan cara tertulis. Pencemaran nama
baik dengan memanfaatkan teknologi informasi menggunakan lisan biasanya
dilakukan dengan melalaui telepon atau pesan suara yang mana di maksud
untuk menyerang nama baik seseorang. Pencemran namabaik menggunakan
teknologi informasi dilakukan secara tertulis dilakukan dengan cara memebuat
tulisan atau gambar berupa dokume elektronik dengan maksud untuk
menyerang kehormatan atau nama baik orang lain.Rumusan kejahatan
pencemaran ayat (1) terdiri dari unsur sebagai berikut :
Unsur obyektif :
1) Perbuatannya : menyerang
Perbuatan menyerang aanranden, bukan bersifat fisik, karna pada dasarnya
yang di serang hanya mengenai kehormatan dan perasaan mengenai nama baik
orang yang di serang. Perbuatan yang menurut ketentuan menyerang dalam ayat
1 berupa perbuatan ucapan.
2) Objeknya :

5 Atven Vemanda Putra, Al. Wisnubroto .2013.Eksistensi Pasal 27 ayat (3) UndangUndang Nomor 11
Tahun 2008 dalam Perkara Pencemaran Nama Baik. Vol 1 No.1 Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum
Universitas Atmajaya Yogyakarta

5
a. Kehormatan orang
b. Nama baik orang
Objek yang diserang adalah rasa / perasaan harga diri mengenai kehormatan
(eer), dan rasa/perasaan harga diri menegenai nama baik orang (godennaam).
Harga diri adalah objek dari setiap penghinaan yang menurut Wirjono
Prodjodikoro yakni ukuran dalam suatu tindak pidana penghinaan.

3) Caranya : dengan menuduhkan perbuatan tertentu

Perbuatan menyerang ditujukan pada rasa harga diri atau martabat


mengenai kehormatan dan nama baik orang, dengan meenggunakan
kata/kalimat melalui ucapan, caranya dengan menuduhkan suatu perbuatan
tertentu (telast-legging van een bepaald feit).
Unsur subyektif :
a) Kesalahan : sengaja

b) Maksudnya terang supaya diketahui umum.

Dalam kejahatan pencemaran nama baik terdapat dua unsur kesalahan,


yakni sengaja (ofzettelijk) dan maksud (opzet als oogmerk) atau tujuan (doel).
Dalam artian doktrin , maksud itu adalah juga kesengajaan dalam arti sempit
bisa disebut juga dengan kesengajaan sebagai maksud atau opzet als oogmerk,
akan teteapi fungsi dari unsdur sengaja dan maksud dalam pencemaran nama
baik berbeda. Sikap batin sengaja yang ditujukan pada perbuatan menyerang
kehormatan atau nama baik orang. Sikap batin maksud ditujukan pada unsur
“diketahuio oleh umum” mengenai perbuatan apa yng dituduhkan pada orang
lain.Ringkasan dalam unsur-unsur pada tindak pidana pencemaran nam baik
yankni meliputi :
a. Perbuatan menyerang
b. Objek : kehormatan atau nama baik orang
c. Dengan menuduhkan suatu perbuatan tertentu.

6
2. Pencemaran tertulis.
Pencemaran dengan menuduhkan suatu perbutan tertentu yaang
dilakukan dengan tulisan dan gambar yang disiarkan atau pun di publikasikan
dipengadilan umum. Disbeut dengan pencemaran scara tertulis yang
dirumuskan pada pasal 310 ayat 2 dengan unsur sebagai berikut :
1) Semua unsur objektif dan subyektif dalam ayat 1.
Apa yang terdapat dalam pasal 310 ayat 1 dengan ucapan yang berari terdiri
dari perkataan atau kalimat yang memang ditujukan kepada orang lain dengan
maksud dan tujuan menyerang kehormatan atau nam baik orang lain. Dan
maksud dari pencemaran tertulis , pada dasarnya tulisan adalah wujud nyata
dari kata-kata atau kalimat yang diucapkan. 6
2) Menuduhkan melakukan perbuatan dengan cara / melalui : tulisan, gambar:
a) Yang disiarkan.
b) Yang dipertunjukan dan atau
c) Yang di tempel
3) Secara terbuka.
B. Klasifikasi tindak pidana penginaan dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (UU No. 1 Tahun 1946)
KUHP mengklasifikasikan tindak pidana penghinaan ada 6 kategori yaitu sebagai
berikut :
a. Penistaan Pasal 310 ayat 1 KUHP
“Barangsiapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seorang, dengan
menuduh suatu hal, yang dimaksudnya terang supaya hal itu diketahui umum,
diancam karena pencemaran, dengan pidana penjara paling lama Sembilan bulan
atau denda paling banyak tiga ratus rupiah” Menurut R. Soesilo, supaya dapat
dihukum menurut pasal ini, maka penghinaan itu harus dilakukan dengan cara

6 R. Soesilo, 1993, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta KomentarKomentarnya Lengkap
Pasal Demi Pasal, jakarta, Politeia. Hal . 225

7
“menuduhkan seseorang telah melakukan perbuatan tertentu” dengan maksud agar
tuduhan itu tersiar (diketahui oleh orang banyak). Perbuatan yang dituduhkan itu
tidak perlu suatu perbuatan yang boleh dihukum seperti mencuri, menggelapkan,
berzina dan sebagainya, cukup dengan perbuatan biasa, sudah tentu suatu perbuatan
yang memalukan. Beberapa pakar menggunakan istilah “menista” dan ada juga
yang menggunakan istilah “celaan”. Perbedaan istilah tersebut disebabkan
penggunaan kata-kata dalam menerjemahkan kata “smaad” dari Bahasa Belanda.
Kata nista dan kata celaan merupakan sinonim.
b. Penistaan dengan surat Pasal 310 ayat 2 KUHP
“Bila hal itu dilakukan dnegan tulisan atau gambar yang disiarkan, ditunjukkan
atau ditempelkan di muka umum, maka diancam karena pencemaran tertulis
dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah.”
Menurut R. Soesilo, sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan Pasal 310 ayat
(2) KUHP, apabila tuduhan tersebut dilakukan dengan tulisan (surat) atau gambar,
maka kejahatan itu dinamakan menista dengan surat. Jadi seseorang dapat dituntut
menurut pasal ini jika tuduhan atau kata-kata hinaan dilakukandengan surat atau
gambar.
Istilah menista secara tertulis oleh beberapa pakar dipergunakan istilah menista
dengan tulisan. Perbedaan tersebut disebabkan pilihan kata-kata untuk
menerjemahkan yakni kata smaadschrift yang dapat diterjemahkan dengan katakata
yang bersamaan atau hampir bersamaan.
c. Fitnah pasal 311
“Bila yang melakukan kejahatan pencemaran atau pencemaran tertulis
diperbolehkan untuk membuktikan kebenaran tuduhannya itu, namun ia tidak dapat
membuktikannya, dan tuduhan dilakukan bertentangan dengan apa yang
diketahuinya, maka dia diancam karena melakukan fitnah dengan pidana penjara
paling lama empat tahun.”Kata fitnah sehari-hari umumnya diartikan sebagai yang

8
dimuat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yakni: perkataan yang dimaksud
menjelekkan orang.
Dalam ilmu hukum pidana, fitnah adalah menista atau menista dengan
surat/tulisan tetapi yang melakukan perbuatan itu, diizinkan membuktikannya dan
ternyata, tidak dapat membuktikannya. Menurut Pasal 313 KUHP, membuktikan
kebenaran ini juga tidak diperbolehkan apabila kepada si korban dituduhkan suatu
tindak pidana yang hanya dapat dituntut atas pengaduan, dan pengaduan ini in
concreto tidak ada.7

d. Penghinaan Ringan Pasa 315 KUHP.

“Tiap-tiap penghinaan dengan sengaja yang tidak bersifat pencemaran atau


pencemaran tertulis yang dilakukan terhadap seseorang, baik di depan umum
dengan lisan atau tulisan, maupun di depan orang itu sendiri dengan tulisan atau
perbuatan, atau dengan surat yang dikirimkan atau diterimakan kepadanya,
diancam karena penghinaan ringan dengan pidana penjara paling lama empat bulan
dua minggu atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah”.
Kata penghinaan ringan diterjemahkan dari bahasa Belanda yaitu kata
eenvoudige belediging; sebagian pakar menerjemahkan kata eenvoudige dengan
kata biasa, sebagian pakar lainnya menerjemahkan dengan kata ringan. Dalam
Kamus Bahasa Belanda, kata eenvoudige: sederhana, bersahaja, ringan. Dengan
demikian, tidak tepat jika dipergunakan kata penghinaan biasa. Unsur-unsur Pasal
315 KUHP terdiri dari Unsur Objektif yaitu Setiap penghinaan yang tidak bersifat
pencemaran (dengan lisan) atau pencemaran tertulis, yang dilakukan terhadap
seseorang dimuka umum dengan lisan atau tulisan, maupun dimuka orang itu
sendiri degan lisan atau perbuatan, dengan surat yang dikirimkan atau diterimakan

7Leden Marpaung, 1997, Tindak Pidana Terhadap Kehormatan, Pengertian dan Penerapannya, Jakarta,
PT Grafindo Persada. Hal . 11.

9
kepadanya. Sedangkan Unsur Subjektif yaitu Dengan sengaja.
e. Pengaduan Palsu atau Pengaduan Fitnah Pasal 317 KUHP
“Barangsiapa dengan sengaja mengajukan pengaduan atau pemberitahuan
palsu kepada penguasa, baik secara tertulis maupun untuk dituliskan, tentang
seseorang sehingga kehormatan atau nama baiknya terserang, diancamkarena
melakukan pengaduan fitnah, dengan pidana penjara paling lama empat tahun.”
R. Sugandi, S.H memberikan uraian terhadap pasal di atas, yakni yang diancam
hukuman dalam pasal ini adalah orang yang dengan sengaja:
a. memasukkan surat pengaduan yang palsu tentang seseorang kepada pembesar
negeri.
b. menyuruh menuliskan surat pengaduan yang palsu tentang seseorang kepada
pembesar negeri sehingga kehormatan atau nama baik orang itu terserang.
f. Perbuatan Fitnah pasal 318 KUHP.
“Barangsiapa dengan sesuatu perbuatan sengaja menimbulkan secara palsu
persangkaan terhadap seseorang bahwa dia melakukan sesuatu perbuatan pidana,
diancam, karena menimbulkan persangkaan palsu, dengan dengan pidana penjara
paling lama empat tahun”.
Menurut R. Sugandhi, S.H., terkait Pasal 318 KUHP, yang diancam hukuman
dalam pasal ini ialah orang yang dengan sengaja melakukan suatu perbuatan yang
menyebabkan orang lain secara tidak benar terlibat dalam suatu tindak pidana,
misalnya: dengan diam-diam menaruhkan sesuatu barang asal dari kejahatan di
dalam rumah orang lain, dengan maksud agar orang itu dituduh melakukan
kejahatan.8

8 R. Sughandi, 1980, KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Berikut Penjelasannya, Surabaya,
Usaha Nasional. Hal . 337

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pencemaran nama baik bisa diartikan sebagai perbuatan/suatu tindakan
seseorang yang mengakibatkan tercemarnya nama baik seorang lain atau objek
yang dihina.Tindak pidana pencemaran nama baik dapat dikelompokan
berdasarkan sarana yang digunakan antara lain :
a) Pencemaran nama baik secara konvensional
b) Pencemaran nama baik dengan memanfaatkan teknologi informasi.
KUHP mengklasifikasikan tindak pidana penghinaan ada 6 kategori yaitu
sebagai berikut :
a. Penistaan Pasal 310 ayat 1 KUHP
b. Penistaan dengan surat Pasal 310 ayat 2 KUHP
c. Fitnah pasal 311
d. Penghinaan Ringan Pasa 315 KUHP.
B. Saran
Demikianlah makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok, mata
kuliah fiqh jinayah dan siyasah. Makalah ini merupakan hasil maksimal dari kami,
kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari harapan dan kata sempurna. Karena
itu, saran dan masukan dari pembaca sangat kami harapkan dalam penyempurnaan
makalah ini agar pada penulisan selanjutnya bisa lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ari, W. (2012), kebijakan kriminalisasi delik pencemaran nama baik di Indonesia,


Volume 7. Nomor 1, Januari 2012. Hlm 12

Atven Vemanda Putra, Al. Wisnubroto .2013.Eksistensi Pasal 27 ayat (3)


UndangUndang Nomor 11 Tahun 2008 dalam Perkara Pencemaran Nama Baik.
Vol 1 No.1 Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Atmajaya
Yogyakarta

Chazawi, A. (2013), Hukum Pidana Positif Penghinaan, Malang: Bayumedia Publishing,


hlm. 3

Leden Marpaung, 1997, Tindak Pidana Terhadap Kehormatan, Pengertian dan


Penerapannya, Jakarta, PT Grafindo Persada. Hal . 11.

R. Soesilo, 1993, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta


KomentarKomentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, jakarta, Politeia. Hal . 225

R. Soesilo,1995. Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Bogor . politeia . hal 225

R. Sughandi, 1980, KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Berikut


Penjelasannya, Surabaya, Usaha Nasional. Hal . 337

Umi Chulsum dan Windy Novia, 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Surabaya ;
Kashiko, , hal. 283-284

12

Anda mungkin juga menyukai