LP CKD Hestii Fixx
LP CKD Hestii Fixx
Disusun Oleh :
HESTI WULANDARI
70900122041
A. Definisi
Pada pasien CKD dapat meperlihatkan beberapa tanda dan gejala. Menurut
(Smeltzer, 2014) kondisi tanda dan gejala mengikut dimana bagian dan
beberapa besar kerusakan ginjal, umur klien dan kondisi yang mendasarinya.
Tanda dan gejala klien CKD yaitu:
1. Tanda dan gejala pada daerah kardiovakular
Yaitu peningkatan tekanan darah (suatu reaksi dari adanya retensi cairan
dan natrium dari aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron), pitting
edema (kaki, tangan, sakrum), pertambahan ukuran vena leher.
2. Tanda dan gejala pada daerah kulit
Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik, gatal/preuritis,
ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar.
3. Tanda dan gejala pada daerah paru-paru
Yaitu krekels, caian/sputum kental, napas dangkal, pernapasan cuping
hidung.
4. Tanda dan gejala pada daerah gastrointestinal
Yaitu napas berbau amonia, ulserasi dan pendarahan pada mulut,
anoreksia, mual, muntah, konstipasi dan diare, pendarahan saluran
gastrointestinal.
5. Tanda dan gejala pada daerah persarafan
Yaitu kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan
tungkai, panas pada telapak kaki, perubahan perilaku.
6. Tanda dan gejala pada daerah otot dan tulang
Yaitu keram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot drop.
7. Tanda dan gejala pada daerah reproduksi
Yaitu tidak mengalami menstruasi dan berkurangnya ukuran tesis.
E. Penatalaksanaan
Menurut (Kasron, 2012) Pada gagal ginjal konik yang bersifat irreversibel,
tujuan penatalaksanaan medis antara lain meningkatkan fungsi ginjal sampai
taraf maksimal, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam
batas biokimiawi yang aman, mengobati komplikasi sistemik dan
meningkatkan kualitas kehidupan hingga taraf seaktif dan senormal mungkin.
1. Penatalaksanaan medis
a. Melakukan pemeriksaan lab darah dan urine
b. Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam)
Diet TKRP (Tinggi Kalori Rendah Protein).
c. Diet rendah protein (20-240 gr/hr) dan tinggi kalori menghilangkan
gejala anoreksia dan nausea dari uremia serta menurunkan kadar
ereum. Hindari pemasukan berlebih dari kalium dan garam
d. Kontrol hipertensi. Pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal,
keseimbangan garam dan cairan diatur tersendiri tanpa tergantung
pada tekanan darah. Sering diperlukan diuretik loop selain obat anti
hipertensi
e. Kontrol ketidak seimbangan elektrolit. Yang sering ditemukan
adalah hiperkalemia dan asidosis berat. Untuk mencegah
hiperkalemia hindari pemasukan kalium yang banyak (batasi
hingga 60 mmol/hr), diuretik hemat kalium, obat-obat yang
berhubungan dengan ekskresi kalium (penghambat ACE dan obat
anti inflamasi nonsteroid), asidosis berat, atau kekurangan garam
yang menyebabkan pelepasan kalium dari sel dan ikut dalam
kaliuresis
f. Deteksi melalui kalium plasma dan EKG
g. Hemodialisis Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif
di vena dengan menggunakan mesin
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Observasi balance cairan
b. Observasi adanya odema
c. Batasi cairan yang masuk
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat kita lakukan pada klien dengan CKD
menurut Trucker (2008) dalam (Sudoyo, 2015) yaitu sebagai berikut :
1. Urinalisasi : akan didapatkan hasil PH asam, SDP, SDM, berat jenis urin
(24 jam) : volume normal, volume kosong, proteinurea, penurunan klirens
kreatinin kurang dari 10 ml/i menunjukkan kerusakan ginjal yang berat.
2. Hitungan darah lengkap : akan didapatkan hasil penurunan
hematokrit/HB, trombosit, leukosit, peningkatan SDP.
3. Pemeriksaan urin : akan didapatkan hasil diantaranya warna PH,
kekeruhan, glukosa, protein, sedimen, keton, SDP, CCT
4. Kimia darah : akan didapatkan hasil kadar BUN, kreatinin, kalium,
kalsium, fosfor, natrium, klorida abnormal.
5. Uji pencitraan : akan didapatkan hasil IVP, ultrasonografi ginjal,
pemindaian ginjal, CT scan.
6. EKG : akan didapatkan hasil yaitu distritmia/aritmia.
7. Poto polos abdomen : akan ditemukan batu radio opak
8. Pemeriksaan lab CCT (Clirens Creatinin Test) untuk memastikan laju
filtrasi glomerulus juga menilai GFR (Glomelular Filration Rate)/ CCT
(Clearance Creatinin Test) yaitu dengan rumus CCT (ml/menit) = (140-
umur) x berat badan (kg) 72 x creatinin serum) pada wanita hasil tersebut
akan dikalikan dengan 0,085.
G. Komplikasi
Ditemukan komplikasi Chronic Kidney Disease menurut Prabowo dan
Eka, 2014 :
1. Penyakit Tulang
Penurunan kadar kalium (Hipokalsemia) secara langsung akan
mengakibatkan deklasifikasi matriks pada tulang, sehingga tulang akan
menjadi rapuh (Osteoporosis) dan jika berlangsung lama akan
menyebabkan fraktur patologis pada tulang.
2. Penyakit Kardiovaskular
Ginjal sebagai control sirkulasi sistemik akan berdampak secara
sistemik berupa hipertensi, kelainan lipid, intoleransi glukosa, dan
kelainan hemodinamik (sering terjadi hipertrofi ventrikel kiri).
3. Anemia
Selain berfungsi dalam sirkulasi, ginjal juga berfungsi dalam
rangkaian hormonal (Endokrin). Sekresi eritropoetin yang mengalami
defesiensi di ginjal akan mengakibatkan penurunan hemoglobin dalam
tubuh.
4. Disfungi seksual
Dengan gangguan sirkulasi pada ginjal, terjadi impotensi pada pria maka
libido sering mengalami penurunan, terjadi hiperprolaktinemiadi wanita.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan suatu proses pertama asuhan keperawatan
untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber baik itu data yang berasal
dari klien ataupun data yang berasal dari keluarga untuk mengidentifikasi
status kesehatan klien dan membantu dalam memberikan asuhan
keperawatan
Pengkajian keperawatan pada klien dengan CKD menurut
(Dongoes, 2010); (Sudoyo, 2015); NIC NOC, 2015 sebagai berikut :
1. Demografi data demografi berupa nama, umur, jenis kelamin, alamat,
pekerjaan, status pernikahan, agama dan lain sebagainya dari data
demografi kita bisa mendapatkan data diri pasien untuk menunjang
proses asuhan keperawatan selanjutnya.
2. Riwayat penyakit yang diderita klien sebelum mengalami CKD apakah
mengalami penyakit Diabetes Melitus, Glomerulo nefritis, hipertensi,
reumatik, hiperparatiroidisme, obstruksi saluran kemih, dan traktus
urinarius bagian bawah memungkinkan terjadinya CKD.
3. Pengkajian Bio-Psiko-Sosial
a. Aktivitas Istirahat
Gejala : kelelahan ekstrem, kelemahan dan malaise, gangguan tidur
(insomnia/gelisah atau somnolen).
Tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang
gerak
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat huoertensi lama atau berat
Tanda : hipertensi : nadi kuat, edema jaringan umum dan piting
pada kaki, telapak tangan, nadi lemah dan halus, hipotensi
ortostatik menunjukkan hipovelemia yang jarang terjadi pada
penyakit tahap akhir, friction rub pericardial (respon terhadap
akumulasi rasa), pucat, kulit coklat kehijauan, kuning,
kecenderungan pendarahan.
c. Integritas ego
Gejala : faktor stres, contoh finansial, hubungan dan sebagainya.
Peran tak berdaya, tidak ada harapan, tidak ada kekuatan,
Tanda : menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang,
perubahan kepribadian.
d. Eliminasi
Gejala : peningkatan berat badan cepat (edem), penurunan berat
badan (malnutrisi), anoreksia, malnutrisi, kembung, diare,
konstipasi.
Tanda : perubahan warna urin, contoh kuning pekat, merah, coklat,
berwarna, oligutia dapat menjadi anuria.
e. Makanan/cairan
Gejala : peningkatan berat badan cepat (edem), penurunan berat
badan (malnutrisi). Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa
metalik tidak seddap pada mulut (pernapasan amonia), penggunaan
diuretik.
Tanda : distensi abdomen/asietas, pembesaran hati (tahap akhir).
Perubahan turgor kulit. Edem (umum, tergantung, akhir). Ulserasi
gusi, pendarahan gusi/lidah. Penurunan otot, penurunan lemak
subkutan, tampak tak bertenaga.
f. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot/kejang :
sindrom kaki, gelisah, kebas terasa terbakar pada telapak kaki.
Kebas kesemutan dan kelemahan, khususnya ekstremitas bawah
(neuropati perifer).
Tanda : gangguan sistem mental, contoh penurunan lapang
perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori,
kacau, penurunan tingkat kesadaran, koma, kejang, fasikulasi otot,
aktivitas kejang, rambut tipis, kuku rapuh dan tipis
g. Nyeri / kenyamanan
Gejala : nyeri panggul, sakit kepala, kram otot / nyeri kaki
memburuk pada malam hari.
Tanda : perilaku berhati-hati dan gelisah.
h. Pernapasan
Gejala : napas pendek : dispnea, nokturnal parosimal, batuk dengan
atau tanpa sputum kental atau banyak.
Tanda : takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi atau kedalaman
(pernapasan kusmaul). Batuk produktif dengan sputum merah
muda encer (edema paru).
i. Keamanan
Gejala : kulit gatal ada / berulangnya infeksi
Tanda : pruritus demam (sepsis, dehidrasi : normotemia dapat
secara aktual terjadi peningkatan pada klien yang mengalami suhu
tubuh lebih rendah dari pada normal (efek CKD/depresi respon
imun) ptekie, araekimosis pada kulit fraktur tulang : defosit fosfat,
kalsium, klasifikasi metastatik pada kulit, jaringan lunak sendir,
keterbatasan gerak sendi.
j. Seksualias
Gejala : penurunan libido, amenorea ; infertilitas
k. Interaksi sosial
Gejala : kesulitan menentukan kondisi, contoh tidak mampu
bekerja, mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum pasien :
f. Dada
i. Ekstremitas
Objektif
a. Edemaanasarka dan atau edema perifer
b. Berat badan meningkat dalam waktu yang singkat
c. Jugular venous Pressure (JVP) dan atau Central Venous
Pressure (CVP) meningkat
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
Tidak tersedia
Objektif
a. Distensi Vena jugular
b. Terdengar suara napas tambahan
c. Hepatomegali
d. Kadar Hb dan Ht turun
e. Oliguria
f. Intake lebih banyak dari output (balans cairan positif)
g. Kongesti paru
Kondisi Klinis
terkait
a. Penyakit ginjal; gagal ginjal akut/kronis, sindrom nefrotik
b. Hipoalbuminemia
c. Gagal Jantung Kongestif
d. Kelainan Hormon
e. Penyakit hati (mis.sirosis, asites, kanker hati)
f. Penyakit vena perifer(mis.varises vena, thrombus
vena, phlebitis)
g. Imobilitas
Subjektif :
a. Dispnea
Objektif
a. PCO2 meningkat/menurun
b. PO2 menurun
c. Takikardia
d. pH arteri meningkat/menurun
e. Bunyi napas tambahan
Gejala dan tanda minor
a. Subjektif
b. Pusing
c. Penglihatan kabur
d. Objektif
e. Sianosis
f. Diaforesis
g. Gelisah
h. Napas cuping hidung
i. Pola napas abnormal (cepat/lambat, regular/ireguler,
dalam/dangkal)
j. Kesadaran menurun
Objektif
a. Frekuensi jantung meningka >20% dari kondisi istirahat
Gejala dan tanda minor
Subjektif
a. Dispnea saat/setelah aktivitas
b. Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
c. Merasa lemah
Objektif
a. Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat
b. Gambaran EKGmenunjukkan aritmia saat/setelah aktivitas
c. Gambaran EKG menunjukkan iskemia
d. Sianosis
Kondisi klinis terkait
a. Anemia
b. Gagal Jantung Kongestif (GJK)
c. Penyakit jantung coroner
d. Penyakit katup jantung
e. Aritmia
C. Intervensi (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) dan (TimPokja SLKI DPP
PPNI, 2019).
1. Hipervolemia
Luaran Utama : Keseimbangan Cairan
a. Tujuan dan kriteria hasil
Tujuan : Ekuilibrum antara volume cairan di ruang intraseluler dan
ekstraseluler tubuh meningkat.
Kriteria hasil :
1) Asupan cairan, keluaran urin, kelembaban membran mukosa,
asupan makanan menigkat
2) Edema, dehidrasi, asietas, konfusi menurun
3) Tekanan darah, denyut nadi radial, tekanan arteri rata-rata,
membran mukosa, mata cekung, turgor kulit, berat badan
membaik.
b. Intervensi
Intervensi keperawatan Rasional
Manajemen Hipervolemia
Observasi
a. Periksa tanda dan gejala a. Mengetahui adanya tanda
hipervolemia (mis. dan gejala hipervolemia
Ortopnea, dispnea, edema, pada pasien.
JVP/CVP meningkat, relx
hepatojugular positif, suara
napas tambahan.
b. Identifikasi penyebab b. Mengetahui penyebab
hipervolemia hipervolemia pada pasien
c. Monitor status c. Untuk mengetahui status
hemodinamika (mis. hemodinamika pada pasien
Frekuensi jantung, tekanan
darah, MAP, CVP, PAP,
PCWP, CO, CI), jika
tersedia
d. Monitor input dan output d. Mengetahui keseimbangan
cairan (mis. Kadar natrium, cairan pasien
BUN, hematokrit, Berat
jenis urin)
e. Monitor tanda peningkatan e. Mengetahui adanya tanda
onkotik plasma (mis. Kadar hemokonsentrasi pada
protein dan albumin pasien
meningkat.
f. Monitor kecepatan infus f. Memastikan cairan IV yang
secara ketat masuk sesuai kebutuhan
pasien
g. Monitor efek samping g. Mengetahui adanya efek
secara ketat samping diuretik pada
pasien
Terapeutik
a. Timbang berat badan setiap
a. Mengetahui adanya
pada waktu yang sama
penambahan atau
pengurangan berat badan
pasien
b. Batasi asupan cairan dan
b. Mengurangi asupan cairan
garam
dan garam agar
keseimbangan cairan
kembali normal
c. Tinggikan kepala tempat
c. Mempertahankan
tidur 30-40 °C
kenyamanan, meningkatkan
ekspansi paru, dan
memaksimalkan oksigenasi
pasien
Edukasi
a. Anjurkan melapor jika
a. Agar haluaran urin pasien
haluaran urin <0,5
tetap terpantau
ml/kg/jam dalam 6 jam
b. Agar BB pasien tetap
b. Anjurkan melapor jika BB
terpantau, sehingga
bertambah >1 kg dalam kecukupan penggantian
sehari cairan dan kebutuhan serta
status cairan pasien dapat
segera ditangani jika terjadi
ketidakseimbangan
c. Agar pasien dapat
c. Anjurkan cara mengukur mengetahui cara mengukur
dan mencatat asupan dan dan mencatat asupan dan
haluaran cairan haluaran cairannya secara
mandiri
Kolaborasi
a. Membantu mengeluarkan
a. Kolaborasi pemberian
kelebihan garam dan air
diuretik
dalam tubuh melalui urin
Terapeutik
a. Atur interval pemantauan a. Mengetahui fokus
respirasi sesuai kondisi keperawatan dan
pasien mengevaluasi hasil
keperawatan serta sebagai
tanggung gugat perawat
Edukasi
Meningkatkan pengetahuan pasien
a. Jelaskan tujuan dan
dan keluarga mengenai kondisi
prosedur pemantauan
terkait masalah kesehatannya
b. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
3. Intoleransi Aktivitas
Luaran Utama : Manajemen Energi
a. Tujuan dan kriteria hasil
Tujuan : Respon fisiologis terhadap aktifitas yang membutuhkan
tenaga dapat meningkat.
Kriteria hasil :
1) Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat
2) Kekuatan tubuh bagian atas meningkat
3) Kekuatan tubuh bagian bawah meningkat
4) Keluhan keperawatan
b. Intervensi
Intervensi keperawatan Rasional
Manajemen Energi
Observasi
a. Identifikasi gangguan a. Mengidentifikasi pencetus
fungsi tubuh yang terjadinya kelelahan dan
mengakibatkan kelelahan rencana tindakan
berikutnya yang dapat
dilakukan
b. Monitor kelalahan fisik b. Untuk mengetahui koping
dan emosional klien
c. Monitor pola tidur dan c. Menghindari kelelahan
jam tidur akibat kurang istirahat
d. Monitor lokasi dan d. Mengetahui kemampuan
ketidaknyamanan selama dan batasan pasien terkait
melakukan aktivitas aktivitas yang akan
dilakukan
Terapeutik
a. Sediakan lingkungan a. Memberikan rasa aman
nyaman dan rendah dan nyaman kepada klien
stimulus b. Membantu meningkatkan
b. Lakukan latihan rentang rentang gerak
gerak pasif/aktif (ROM) c. Memberikan rasa nyaman
c. Berikan aktivitas distraksi
d. Mengurangi resiko
yang menenangkan
jatuh/sakit pada klien.
d. Fasilitasi duduk disisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi
a. Anjurkan tirah baring
a. Istirahat yang lebih dan
mengurangi aktivitas dan
dapat memulihkan energi
b. Anjurkan melakukan kembali
aktivitas secara bertahap b. Melatih kekuatan otot dan
pergerakan pasien agar
tidak terjadi kekauan otot
c. Anjurkan menghubungi maupun sendi
perawat jika tanda dan c. Untuk mengidentifikasi
gejala kelelahan tidak rencana tindakan
berkurang selanjutnya
d. Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi d. Memiliki kemampuan
kelelahan mengatasi masalah dan
bermanfaat untuk
mencegah komplikasi
Kolaborasi kesehatan yang mungkin
a. Kolaborasi dengan ahli muncul nanti akan timbul.
gizi tentang cara a. Pemberian gizi yang cukup
meningkatkan asupan dapat meningkatkan
makanan energi.
Anterior sklerosis
GFR menurun
CKD
Produksi hemoglobin
Peningkatan kadar
menurun CES meningkat
kreatinin/ ureum Asidosis dan
hiperventilasi
Suplai darah dan O2
Kejaringan menurun Risiko erfusi renal Volume intersesial
tidak efektif meningkat sesak
Fatique/malaise
Edema
Pola nafas tidak
efektif
Intoleransi Aktivitas
Hipervolemia
DAFTAR PUSTAKA