Anda di halaman 1dari 41

INDIKATOR MUTU : ADMEN

Judul Pengumpulan laporan bulanan yang tepat waktu

Dasar Pemikiran PMK No.31 tahun 2019 tentang Sistem Informasi Kesehatan

Dimensi Mutu Efektif, efisien, adil, tepat waktu

Tujuan Untuk tertib administrasi laporan yang tepat waktu

Definisi Operasional Laporan yang selama 1 bulan dikumpul tepat waktu paling
lambat tanggal 5 bulan berjalan
Tipe Indikator Input
Proses
Output
Outcome
Satuan Pengukuran Persentase (%)

Numerator Jumlah laporan bulanan yang terkumpul tepat waktu selama 1


bulan
Denumerator Jumlah seluruh laporan

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi : semua laporan bulanan

Formula Jumlah laporan bulanan yang terkumpul tepat waktu


Jumlah seluruh laporan × 100%
Desain Pengumpulan Data Dokumen

Sumber Data Ceklist laporan bulanan

Besar Sampel -

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data
Periode Pelaporan Data 1 bulan

Periode Analisa Data 3 bulan

Penyajian Data Tabel

Instrumen Pengambilan Formulir


Data
Penanggung Jawab Ka.Sub. Tata Usaha dan Pj. Mutu
Judul Ketepatan Pelaksanaan Waktu Lokmin Bulanan

Dasar Pemikiran PMK No.44 tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas

Dimensi Mutu Efektif, efisien, adil, tepat waktu

Tujuan Tercapainya pelaksanaan lokmin bulanan secara rutin

Definisi Operasional Lokmin bulanan rutin dilaksanakan tiap tanggal 5 bulan berjalan

Tipe Indikator Input


Proses
Output
Outcome
Satuan Pengukuran Persentase (%)

Numerator Jumlah pelaksanaan lokmin tidak sesuai jadwal

Denumerator Jumlah pelaksanaan lokmin

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi : jadwal lokmin

Formula Jumlah pelaksanaan lokmin tidak sesuai jadwal


Jumlah pelaksanaan lokmin × 100%
Desain Pengumpulan Data Survei

Sumber Data Data primer pelaksanaan lokmin

Besar Sampel 12

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data
Periode Pelaporan Data 1 bulan

Periode Analisa Data 3 bulan

Penyajian Data Tabel

Instrumen Pengambilan Formulir


Data
Penanggung Jawab Ka.Sub. Tata Usaha dan Pj. Mutu
UKM
Judul Ketepatan jadwal pengambilan Limbah padat Non medis di TPS

Dasar Pemikiran Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Dimensi Mutu Efektifitas, Efesiensi, kesinambungan pelayanan

Tujuan Mengetahui Ketetapan jadwal pengambilan limbah padat non


medis oleh pihak ketiga ditempat penampungan sementara
Depenisi operasional Ketetapan jadwal pengambilan limbah padat non medis oleh
pihak ketiga ditempat penampungan sementara
Tipe Indikator Proses dan outcome

Satuan Pengukuran Kilogram

Numerator Jumlah pengambilan limbah padat non medis yang tepat waktu
dalam satu bulan
Denumerator Jumlah seluruh sampah dalam sebulan

Target Pencapaian 100 %

Kriteria - inklusi : pengambilan limbah padat non medis yang tepat


waktu dalam satu bulan
- eksklusi : Tidak ada
Formula Jumlah sampah non medis yang dihasilkan dalam sebulan
─────────────────────────────────X100%
Jumlah pengambilan limbah padat non medis yang tepat waktu
dalam satu bulan
Desain Pengumpulan Data Survey harian ( Concurrent )

Sumber Data Register Neraca Sampah medis

Besar Sampel Total populasi

Frekuensi Pengumpulan Harian


Data
Periode Pelaporan Data Bulanan

Periode Analisa Data Triwulan

Penyajian Data Diagram batang

Instrumen Pengambilan Formulir Monitoring kebersihan Harian


Data
Penanggung Jawab PJ Kesling
Judul Sarana Air Minum yang Diawasi/Diperiksa Kualitas Air
Minumnya Sesuai Standar
Dasar Pemikiran PMK No.43 tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum
Dimensi Mutu Efektifitas, Efesiensi, keterjangkauan
Tujuan Mengetahui kualitas air bersih yang ada yang ada diwilayah kerja
Puskesmas
Depenisi operasional Upaya untuk mengetahui kualitas sarana penyediaan air bersih
dengan cara melakukan pengawasan atau pengawasan terhadap
kualitas air bersih SAB terdiri dari PDAM, SGL, SPT dan PMA
Tipe Indikator Proses dan outcome
Satuan Pengukuran Persen (%)
Numerator Jumlah Sarana Air bersih yang di inspeksi sanitasi
Denumerator Jumlah seluruh sarana air bersih yang ada diwilayah kerja
Puskesmas wara utara
Target Pencapaian 100 %
Kriteria - inklusi : Seluruh sarana yang ada di Puskesmas wara utara
- eksklusi : Tidak ada
Formula Jumlah sarana air bersih yang di inspeksi sanitasi
─────────────────────────────────X100%
Jumlah seluruh sarana air bersih yang ada diwilyah kerja
Puskesmas Wara Utara
Desain Pengumpulan Data Survey ( Concurrent )
Sumber Data Laporan kesling
Besar Sampel Total populasi
Frekuensi Pengumpulan 3 x dalam setahun
Data
Periode Pelaporan Data Bulanan
Periode Analisa Data Triwulan
Penyajian Data Diagram batang
Instrumen Pengambilan Format Inspeksi sarana Air bersih
Data
Penanggung Jawab PJ Kesling
Profil Indikator Mutu UKP

1. Kepatuhan IdentifikasiPasien

Judul Kepatuhan Identifikasi Pasien


Dasar Pemikiran PMK no 11 tahun 2017 tentang
KeselamatanPasien
Dimensi Mutu Keselamatan (safety), Beriorientasikepada
Pasien
Tujuan Terlaksananya proses identifikasi pasien
agar menjamin keselamatanpasien.
Definisi Operasional Identifikasi pasien adalah proses pengecekan identitas
pasien menggunakan minimal 2 identitas, yaitu nama
dan umur atau bentuk identitas lainnya (seperti no
BPJS/NIK, nama suami, alamat) sebelum memberikan
pelayanan kepada pasien. Disebut patuh bila proses
identifikasi pasien dilakukan secara benar oleh petugas
pada saat, antara lain :
1. Pemberianobat
2. Pemberian pengobatan termasuknutrisi
3. Pengambilanspecimen
4. Sebelum melakukan tindakan diagnostik /teraupetik
5. Sebelum melakukan pengkajianawal

Tipe Indikator Proses


Satuan Pengukuran % (Persentase)
Numerator Jumlah pasien unit masing-masing yang mendapatkan
identifikasi dengan baikdan
benar dalam 1 bulan
Denumerator Jumlah pasien unit masing-masing dalam 1
bulan
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi Semua pasien yang mendapatkan pelayanan
kesehatan di Puskesmas Sendana pada unit masing-
masing
Kriteria Ekslusi Tidak Ada
Formula Jumlah pasien masing-masing unit yang
mendapatkan identifikasi dengan baikdan
benar dalam 1 bulan dibagi jumlah pasien
masing-masing dalam 1 bulan x 100%
Desain Pengumpulan Data Concurrent/ survei harian
Sumber Data Register Pasien
Besar sampel Total sampling
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data 3 bulan
Penyajian Data Dalam bentuk grafik setiap bulan
Instrumen Pengambilan Data Ceklist harian ketepatan identifikasi pasien
Penanggung Jawab PMKP dan PJ unit masing-masing
2. Kepatuhan KebersihanTangan

Judul Kepatuhan Kebersihan Tangan


Dasar Pemikiran 1. Pedoman Teknis PPI di FKTP tahun2020
2. PMK no 11 tahun 2017 tentang
KeselamatanPasien

Dimensi Mutu Keselamatan (safety), Beriorientasi kepada


Pasien
Tujuan Untuk mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan dalam
melakukan kebersihan tangan sebagai dasar untuk memperbaiki
dan meningkatkan kepatuhan agar dapat menjamin keselamatan
pasien dengan cara mengurangi risiko infeksi yang
terkait pelayanan kesehatan

Definisi Operasional Kepatuhan kebersihan tangan adalah kepatuhan petugas dalam


melakukan prosedur cuci tangan baik itu hand wash maupun hand
rub dalam 5 indikasi (five moments) menurut WHO dan 5 indikasi
sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan terkait Pencegahan
dan Penanganan Covid- 19 & 6 Langkah menurut WHO. Indikasi
yang dimaksud adalah:
1. Sebelum kontak denganpasien
2. Sesudah Kontak denganpasien
3. Sebelum melakukan Proseduraseptic
4. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuhpasien
5. Setelah bersentuhan dengan lingkunganpasien
6. Melepas Sarung tanganSteril
7. MelepasAPD
8. Setelah kontak dengan permukaan benda mati danobjek
termasuk peralatanmedis
9. Setelah melepaskan sarung tangansteril
10. Sebelum menangani obat-obatan atau menyiapkan
makanan Kepatuhan kebersihan tangan dilakukan
dengan pengamatan pada petugas selama 15
menit setiap observasi
Tipe Indikator Proses
Satuan Pengukuran % (Persentase)
Numerator Jumlah kebersihan tangan yang dilakukan
dalam 15 menit pengamatan
Denumerator Jumlah peluang kebersihan tangan yang
seharusnya dilakukan dalam 15 menit
pengamatan
Target Pencapaian 85%
Kriteria Inklusi Seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan
yang bertugas di ruang pelayanan/
perawatan pasien serta tenaga penunjang
yang bekerja sebagai cleaning servis,
pemulasaran jenazah, sopir ambulan, dan
tenaga penunjang yang kontak eratdengan
pasien/spesimen yang akan diobservasi
Kriteria Ekslusi Tidak Ada
Formula Jumlah kebersihan tangan yang dilakukan
dalam 15 menit pengamatan dibagi dengan
umlah peluang kebersihan tangan yang
seharusnya dilakukan dalam 15 menit
pengamatan x 100%
Desain Pengumpulan Data Survei harian (Concurrent)
Sumber Data Hasil observasi
Besar sampel 5 sampel petugas per hari
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data 3 bulan
Penyajian Data Dalam bentuk grafik setiap bulan
Instrumen Pengambilan Data Formulir kepatuhan kebersihan tangan
Penanggung Jawab PPI dan PJ unit masing-masing
3. Kepatuhan PenggunaanAPD

Judul Kepatuhan Penggunaan APD


Dasar Pemikiran 1. PMK no 11 tahun 2017 tentang KeselamatanPasien
2. Permenkes no 27 tahun 2017 tentangPPI
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
HK.01/07/Menkes/413/2020 Tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian CoronaVirus Disease
2019
4. Pedoman Teknis PPI di FKTP tahun2020
5. Petunjuk Teknis APD dalam menghadapi wabah
Covid 19 (Dirjen Yankes tahun2020)
6. Petunjuk Teknis Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
di FKTP pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru
Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer Kemenkes
2021

Dimensi Mutu Keselamatan (safety), Efektivitas


Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmasdalam
menggunakan APD.
2. Menjamin keselamatan petugas dan
pengguna layanan dengan cara mengurangi
risiko infeksi
Definisi Operasional 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang
dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi zat,
partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi
poemakainya dari cedera atau penyebaran infeksi atau
penyakit.
2. APD digunakan sesuai dengan indikasi dan jenis
paparan.
3. Indikasi penggunaan APD adalah saat melakukan
tindakan yang memungkinkan tubuh atau membrane
mukosa terkena atau terpercik darah atau cairan tubuh
atau kemungkinan pasienterkontaminasi
dari petugas.
4. Kepatuhan penggunaan APD adalah
kepatuhan petugas kesehatan dalam
menggunakan APD sesuai indikasi dan
paparan.
5. Penilaian kepatuhan penggunaan APD
adalah penilaian yang dilakukan terhadap
petugas kesehatan dalam menggunakan
APD saat melakukan tindakanatau
prosedur pelayanan kesehatan.
Tipe Indikator Proses
Satuan Pengukuran % (Persentase)
Numerator Jumlah petugas kesehatan yang
menggunakan APD sesuai dengan indikasi
dan standar dalam satu periode pengamatan
Denumerator Jumlah petugas kesehatan yang diamati
dalam satu periode pengamatan
Target Pencapaian 85%
Kriteria Inklusi Semua petugas yang terindikasi harus
menggunakan APD
Kriteria Ekslusi Tidak Ada
Formula Jumlah petugas kesehatan yang
menggunakan APD sesuai dengan indikasi
dan standar dalam periode pengamatan
dibagi jumlah petugas kesehatan yang
diamatix 100%
Desain Pengumpulan Data Survei harian (Concurrent)
Sumber Data Data primer dari hasil observasi
Besar sampel 30 petugas per bulan
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data 3 bulan
Penyajian Data Dalam bentuk grafik setiap bulan
Instrumen Pengambilan Data Formulir kepatuhan penggunaan APD
Penanggung Jawab PPI dan PJ unit masing-masing
4. Kepuasan PenggunaLayanan

Judul Kepuasan pengguna layanan


Dasar Pemikiran Permenpan RB no 14 tahun 2017
Dimensi Mutu Berorientasi pasien
Tujuan Untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna
layanan
Puskesmas sebagai dasar peningkatan mutu
penyelenggaraan pelayanan Puskesmas
Definisi Operasional Kepuasan pengguna layanan adalah hasil
pendapat dan penilaian masyarakat terhadap
kinerja pelayanan yang diberikan kepada
aparatur penyelenggara pelayanan publik
dibandingkan dengan harapanterhadap
pelayanan.
Tipe Indikator Outcome
Satuan Pengukuran % (Persentase)
Numerator Sesuai Permenpan 14 tahun 2017
Denumerator Sesuai Permenpan 14 tahun 2017
Target Pencapaian 76%
Kriteria Inklusi Semua pasien yang mendapatkan pelayanan
di Puskesmas
Kriteria Ekslusi Tidak Ada
Formula Jumlah kumulatif hasil penilaiankepuasan
dari responden yang disurvei (dalam persen)
dibagi jumlah respoden yang disurvei100%
Desain Pengumpulan Data Survei harian (Concurrent)
Sumber Data Data primer
Besar sampel 357 responden
Frekuensi Pengumpulan Data Tahunan
Periode Pelaporan data Tahunan
Periode Analisis Data Tahunan
Penyajian Data Dalam bentuk grafik
Instrumen Pengambilan Data Kuesioner survei kepuasan pelanggan
Penanggung Jawab PJ Mutu dan Unit Masing-masing
Profil Indikator Loket

1. Kelengkapan Pengisian Rekam Medis 24 jam setelah selesaipelayanan

Judul Kelengkapan pengisian rekam Medis 24 jam setelah selesai


pelayanan

Dasar Pemikiran Permenkes no 269 tahun 2008 tentang


Rekam Medik
Dimensi Mutu Keselamatan (safety), tepat waktu
Tujuan Semua rekam medis pasien terisi dengan
lengkap sebelum dikembalikan ke ruang rekam medis, tepat
waktu
Definisi Rekam medik yang lengkap adalah, rekam medik yang
Operasional
telah diisi lengkap oleh dokter dalam waktu < 24 jam
setelah selesai pelayanan pasien rawat inap diputuskan
untuk pulang, yang meliputi identitas pasien, anamnesis,
rencana asuhan, pelaksanaan asuhan, tindak lanjut, dan
resume berdasarkan pada formulir telaah
rekam medis
Proses[H1]
Tipe Indikator
% (Persentase)
Satuan Pengukuran
Jumlah rekam medis yang terisi lengkap[H2]
Numerator
Jumlah semua rekam medis pasien[H4]
Denumerator[H3]
100%
Target Pencapaian
Seluruh Rekam Medis pasien yang masuk
Kriteria Inklusi
ke puskesmas[H5]
Tidak Ada[H6]
Kriteria Ekslusi
Jumlah rekam medis yang terisi lengkap
Formula
dibagi jumlah semua rekam medis pasien X 100%

Desain Pengumpulan Data Survei harian (Concurrent)


Sumber Data Hasil observasi[H7]
Besar sampel Seluruh rekam medik pada hari itu
Frekuensi Pengumpulan Bulanan
Data
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data 3 bulan
Penyajian Data Dalam bentuk grafik dan tabel setiap bulan[H8]
Instrumen Pengambilan Data Formulir kelengkapan rekam medis
Penanggung Jawab PJ Rekam Medik
2. Waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan <10menit

Judul Waktu penyediaan dokumen rekam


medis pelayanan rawat jalan <10 menit
Dasar Pemikiran Permenkes no 269 tahun 2008 tentang
Rekam Medik
Dimensi Mutu Keselamatan (safety), tepat waktu, efektif,
efisien
Tujuan Peningkatan mutu pelayanan di loket
pendaftaran/ rekam medik
Definisi Operasional Dokumen rekam medis rawat jalan adalah dokumen
rekam medis pasien baru atau pasien lama yang
digunakan pada pelayanan rawat jalan. Waktu
penyediaan dokumen rekam medik mulai dari pasien
mendaftar sampai rekam medis disediakan/ditemukan
olehpetugas.
Tipe Indikator Proses
Satuan Pengukuran % (Persentase)
Numerator Jumlah rekam medis pasien rawat jalan yang
tersedia kurang dari 10 menit pada saat survei[H9]
dilakukan
Denumerator Jumlah semua rekam medis pasien rawat
jalan yang dilayani pada saat survei
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi Seluruh Rekam Medis pasien rawat jalan
Kriteria Ekslusi Tidak Ada
Formula Jumlah rekam medis pasien yang tersedia kurang dari
10 menit pada saat survei dilakukan dibagi jumlah
semua rekam medis pasien yang dilayani pada saat
survey X
100%
Desain Pengumpulan Data Survei harian (Concurrent)[H10]
Sumber Data Hasil observasi
Besar sampel Seluruh rekam medis pada hari itu[H11]
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data 3 bulan
Penyajian Data Dalam bentuk grafik dan tabel setiap bulan
Instrumen Pengambilan Data Formulir pencatatn waktu penyediaan
dokumen rekam medik
Penanggung Jawab PJ Rekam Medik/ loket pendaftaran
Profil Indikator Poli Umum

Kelengkapan pengisian Subjektif, Objektif, Assesment, Plan (SOAP)

Judul Kelengkapan pengisian Subjektif, Objektif, Assesment, Plan


(SOAP)

Dasar Pemikiran 1. PMK no 11 tahun 2017 tentang Keselamatan


Pasien
2. PMK 269 tahun 2008 tentang RekamMedis
3. Permenkes 290 tahun 2008 tentang
Informed consent
Dimensi Mutu Keselamatan (safety)
Tujuan Menganalisis kelengkapan dan ketidak lengkapan pengisian
Formulir SOAP dan mengetahui factor-faktor penyebab
ketiklengkapan pengisian

Definisi Operasional Kelengkapan pengisian Subjektif, Objektif, Assesment, Plan


(SOAP) adalah kelengkapan pengisian SOAP pada rekam
medis untuk setiap pasien yang diisi oleh perawat dan dokter
yang memberikan
pelayanan[H12]

Tipe Indikator Proses[H13]


Satuan Pengukuran % (Persentase)
Numerator Semua Formulir SOAP yang terisi dengan
lengkap dalam 1 bulan[H14]
Denumerator Jumlah Formulir SOAP [H15]dalam 1 bulan
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi Semua Formulir SOAP pasien poli umum
Kriteria Ekslusi Tidak Ada
Formula Semua Formulir SOAP yang terisi dengan lengkap dalam 1
bulan dibagijumlah
formulir SOAP dalam 1 bulan X 100%[H16]
Desain Pengumpulan Survei harian (Concurrent)[H17]
Data
Sumber Data Rekam medis dan informed consent[H18]
Besar sampel Total sampling[H19]
Frekuensi Pengumpulan Bulanan
Data
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data 3 bulan
Penyajian Data Dalam bentuk grafik dan tabel setiap bulan
Instrumen Pengambilan Data Ceklist kelengkapan SOAP
Penanggung Jawab PJ Poli Umum
Profil Indikator Mutu Pengelola TB

1. Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaanTCM/Mikroskopis

Judul Penegakan diagnosis Tb melalui


pemeriksaan Tcm/Mikroskopis
Dasar Pemikiran 1. Permenkesno.67tahun 2016 tentang PenanggulanganTuberkulosis.
2. Pedoman Penemuan dan
Pengobatan PasienTB
Dimensi Mutu Efektifitas ,kesinambungan layanan[H20]
Tujuan Untuk mengetahui kepastian dalam
penegakan diagnosis tuberculosis
Definisi Penegakan diagnosis TB secara tcm ataupun mikroskopis adalah dengan di
Operasional
temukannnya mycobacterium tuberculosis melalui
pemeriksaan tcm ataupun microskopis
Tipe Indikator Proses
Satuan % (Persentase)
Pengukuran
Numerator Jumlah semua pasien rawat jalan
tuberculosis yang di tangani dengan
strategiDOTS[H21]
Denumerator Jumlah semua pasien rawat jalan
tuberculosis yang di tangani di puskesmas dalam waktu 3 bulan
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi Semua pasien
Kriteria Ekslusi Tidak Ada
Formula Jumlah pasien tersangka tuberculosis yang di diagnosa tuberculosis ditegakkan
melalui pemeriksaan tcm/mikroskopik dalam 1 bulan dibagi jumlah seluruh pasien
tersangka tuberculosis dalam 1 bulan X
100%
Desain Retrospektif
Pengumpulan Data
Sumber Data Rekam medis
Besar sampel Total sampling[H22]
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Bulanan
data
Periode Analisis 3 bulan
Data
Penyajian Data Dalam bentuk grafik dan tabel setiap bulan
Instrumen Pengambilan Data Formulir penegakan diagnosis pasien TB
Penanggung Jawab PJ UKP dan TB
2. Pasien Rawat Jalan TB Yang Ditangani dengan SrategiDOTS

Judul Penegakan diagnosis Tb melalui


pemeriksaanTcm/Mikroskopis[H23]
Dasar Pemikiran 1. Permenkesno.67tahun 2016 tentang PenanggulanganTuberkulosis.
2. Pedoman Penemuan dan Pengobatan
PasienTB

Dimensi Mutu Akses, efisiensi, dan efektivitas


Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat jalan
bagi pasien Tb dengan strategi DOTS
Definisi Operasional Pelayanan rawat jalan tb yang ditangani dengan strategi DOTS adalah
pelayanan tuberculosis dengan 5 strategi penanggulangan tuberculosis
nasional. Penegakan diagnosis dan follow up pengobatan pasien
tuberculosis,pengobatan harus menggunakan panduan obat anti tb yang sesuai
dengan standar penanggulangan tuberculosis nasional, dan semua pasien yang
tuberculosis yang di obati dievaluasi secara kohort sesuai dengan
penanggulangan tuberculosis nasional.
Tipe Indikator Proses
Satuan Pengukuran % (Persentase)
Numerator Jumlah semua pasien rawat jalan tuberculosis yangditangani
denganstrategi
DOTS[H24]
Denumerator Jumlah semua pasien rawat jalan
tuberculosis yang ditangani di puskesmas dalam waktu 1 bulan
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi Semua pasien rawat jalan TB yang ditangani
di Puskesmas
Kriteria Ekslusi Tidak Ada
Formula Jumlah semua pasien rawat jalan tuberculosis yang ditangani dengan strategi
DOTS dibagi Jumlah semua pasien rawat jalan tuberculosis yang ditangani di
puskesmas dalam waktu 1 bulan X 100%
Desain Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data Rekam medis
Besar sampel Total sampling
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data 3 bulan
Penyajian Data Dalam bentuk grafik dan tabel setiap bulan
Instrumen Pengambilan Data Formulir pencatatan pasien TB
Penanggung Jawab PJ UKP dan TB
3. Pencatatan dan Pelaporan TB diPuskesmas

Judul Pencatatan dan pelaporan TB di Puskesmas


Dasar Pemikiran 1. Permenkesno.67tahun 2016 tentang
PenanggulanganTuberkulosis.
2. Pedoman Penemuan danPengobatan
Pasien TB
Dimensi Mutu Efektivitas
Tujuan Tersedianya data pencatatan dan pelaporan
Tb di Puskesmas
Definisi Operasional Pencatatan dan Pelaporan TB adalah
pencatatan dan pelaporan semua pasienTb
yang berobat rawat jalan di Puskesmas
Tipe Indikator Proses[H25]
Satuan Pengukuran % (Persentase)
Numerator Jumlah semua pasien TB rawat jalan yang
dicatat dan dilaporkan dalam 1 bulan
Denumerator Jumlah seluruh kasus TB rawat jalan
di Puskesmas dalam 1 bulan
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi Semua pasien rawat jalan TB yang ditangani
di Puskesmas
Kriteria Ekslusi Tidak Ada
Formula Jumlah semua pasien TB rawat jalan yang
dicatat dan dilaporkan dalam 1 bulan dibagi
jumlah seluruh kasus TB rawat jalan di
Puskesmas dalam 1 bulan X 100%
Desain Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data Rekam medis
Besar sampel Total sampling
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data 3 bulan
Penyajian Data Dalam bentuk grafik dan tabel setiap bulan
Instrumen Pengambilan Data Formulir pencatatan pasien TB
Penanggung Jawab PJ UKP dan TB
4. Angka Keberhasilan Pengobatan Pasien TB Semua Kasus Sensitif Obat(SO)

Judul Angka Keberhasilan Pengobatan Pasien TB


Semua Kasus Sensitif Obat (SO)
Dasar Pemikiran 1. Permenkesno.67tahun 2016 tentang Penanggulangan
Tuberkulosis.
2. Pedoman Penemuan dan
Pengobatan PasienTB
Dimensi Mutu Efektivitas
Tujuan Untuk mengetahui jumlah keberhasilan pengobatan pasien TB
semua kasus sensitif obat dan mengurangi angka penularan
penyakit Tb

Definisi Operasional TB SO adalah penderita TB yang berdasarkan hasil pemeriksaan


bakteriologi atau tes cepat molekuler. Angka keberhasilan
pengobatan pasien TB semua kasus sensitive obat adalah dimana
angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus minimal
90% dengan memperhatikan upaya penurunan angka putus
beroabat, gagal, meninggal dan pasien tidak dilakukan
evaluasi.
Tipe Indikator Proses[H26]
Satuan Pengukuran % (Persentase)
Numerator Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan pengobatan
lengkap pada tahun berjalan
di wilayah Puskesmas
Denumerator Jumlah semua kasus TB SO yang diobati
pada tahun berjalan di wilayah Puskesmas
Target Pencapaian 90%
Kriteria Inklusi Semua pasien TB SO yang dinyatakan sembuh dan
menjalani pengobatan
lengkap
Kriteria Ekslusi 1. Pasien TBRO
2. Pasien TB pindahan yg tidak dilengkapi dengan TB09 &
hasil pengobatan pasien pindahan dg TB10
3. Pasien TB dengan hasil positif pada bulan
ke 5 atau bulan ke6
4. Pasien meninggal sebelum berakhir masa
pengobatan
Formula Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh
dan pengobatan lengkap pada tahun berjalan
di wilayah Puskesmas dibagi umlah semua
kasus TB SO yang di obati pada tahun
berjalan di wilayah Puskesmas X 100%
Desain Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data Formulir TB
Besar sampel Total sampling
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data 3 bulan
Penyajian Data Dalam bentuk grafik dan tabel setiap bulan
Instrumen Pengambilan Data Ceklist pasien TB SO
Penanggung Jawab PJ UKP dan TB
Profil Indikator Poli Gigi

Kelengkapan Informed Consent setelah Mendapat Informasi yang Jelas

Judul Kelengkapan Informed Consent setelah mendapat


informasi yangjelas

Dasar Pemikiran 1. PMK no 11 tahun 2017 tentang Keselamatan


Pasien
2. PMK 269 tahun 2008 tentang RekamMedis
3. Permenkes 290 tahun 2008 tentang
Informed consent

Dimensi Mutu Keselamatan (safety)


Tujuan Tergambarnya tanggung jawab dokter untuk memberikan
informasi kepada pasien / keluarga pasien atas dasar
penjelasan mengenai tindakan medis yang akan
dilakukan terhadap pasien tersebut

Definisi Operasional Informed Consent adalah persetujuan atau penolakan


yang diberikan pasien atau keluarga pasien atas dasar
penjelasan mengenai tindakan medis yang akan
dilakukan terhadap pasien tersebut.

Kelengkapan informed consent setelah mendapat


informasi yang jelas adalah setiap pasien dan atau
keluarga pasien diberikan informed consent ketika akan
dilakukan tindakan medis, dimana sebelum
diberikandoktergigiterlebihdahulu menjelaskanmengenai
diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran, tujuan
tindakan kedokteran yang dilakukan,
alternatiftindakanlaindanrisikonya,risikodankomplikasi
yang mungkin terjadi, serta prognosis dari tindakan yang
akandilakukan[H27]
Tipe Indikator Proses[H28]
Satuan Pengukuran % (Persentase)
Numerator Jumlah pasien ataukeluargapasien yang
diberikan informasi yang jelas sebelum menandatangani
informed consent untuk
tindakan medis yang akan dilakukan di poli
gigi
Denumerator Jumlah seluruh pasien yang diberikan
tindakan medis di poli gigi
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi Seluruh pasien yang diberikan tindakan
medis di poli gigi
Kriteria Ekslusi Tidak Ada
Formula Jumlah pasien atau keluarga pasien yang
diberikan informasi yang jelas sebelum
menandatagani informed consent untuk
tindakan medis yang akan dilakukan di poli
gigi dibagi jumlah seluruh pasien yang
diberikan tindakan medis di poli gigi X
100%
Desain Pengumpulan Data Survei harian (Concurrent)
Sumber Data Rekam medis dan informed consent
Besar sampel Total sampling
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data 3 bulan
Penyajian Data Dalam bentuk grafik dan tabel setiap bulan
Instrumen Pengambilan Data Formulir pencatatan pemberian informed
consent
Penanggung Jawab PJ Poli Gigi
Profil Indikator Mutu UGD

Ketepatan pelaksanaan Triase

Judul Ketepatan pelaksanaan Triase


Dasar Pemikiran 1. UUD 36 Tahun2014 tentang TenagaKesehatan
2. UUD 38 TAHUN 2014 tentangkeperawatan
3. Permenkes 43 tahun 2019 tentang PelayananKesehatan

Dimensi Mutu
Keselamatan (safety), Efektif, Aksesibilitas,
Keadilan
Tujuan
Terselenggaranya pelayanan yang cepatresponsif dan
mampumenyelamatkan
pasien yang gawat darurat
Definisi Operasional
Triase adalah usaha pemulihan pasien sebelum ditangani berdasarkan
tingkatkegawatdaruratan dengan mempertimbangkan
prioritas kasus. Ketepatan pelaksanaan triase adalah pelaksanaan
triase dilakukan sesuaidengan
SOP yang berlaku.
Tipe Indikator
Proses
Satuan Pengukuran
% (Persentase)
Numerator
Jumlah pasien yang dilakukan triase sesuai
SOP dalam bulan tersebut
Denumerator
Jumlah pasien yang dilayani di UGD dalam
bulan tersebut
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi Seluruh pasien true emergency yang
diberikan pelayanan di UGD[H29]
Kriteria Ekslusi Pasien false emergency yang dilayani di
UGD[H30]
Formula Jumlah pasien yang dilakukan triase sesuai SOP dalam 1 bulan dibagi
jumlah pasien yang dilayani di UGD dalam bulan tersebut
X 100%

Desain Pengumpulan Survei harian (Concurrent)[H31]


Data
Sumber Data Register pasien UGD[H32]
Besar sampel Total sampling
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data 3 bulan
Penyajian Data Dalam bentuk grafik dan tabel setiap bulan
Instrumen Pengambilan Data Formulir pelaksanaan triase di UGD
Penanggung Jawab PJ UGD
Profil Indikator Mutu Farmasi

1. Waktu Tunggu Pelayanan Obat Jadi ≤ 10menit

Judul Waktu tunggu pelayanan obat jadi ≤ 10


menit
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas
Dimensi Mutu Efektivitas, kesenambungan pelayanan,
efisiensi, keselamatan, ketepatanwaktu
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan resep
Definisi Operasional Waktu tunggu pelayanan obat jadi ≤ 10 adalah waktu tunggu mulai
diambil petugas farmasi [H33]sampai obat jadi diserahkan ke
pasien maksimal 10 menit
Tipe Indikator Proses
Satuan Pengukuran % (Persentase)
Numerator Jumlah resep obat jadi yang dilayani < 10
menit selama 1 bulan
Denumerator Jumlah seluruh resep obat jadi yang dilayani
dalam bulan tersebut.
Target Pencapaian 90%
Kriteria Inklusi Seluruh resep obat jadi yang masuk di
ruangfarmasi[H34]
Kriteria Ekslusi Resep reacikan[H35]
Formula Jumlah resep obat jadi yang dilayani < 10 menit selama 1 bulan dibagi
jumlah seluruh resep obat jadi yang dilayani dalam bulan
tersebut X 100%
Desain Pengumpulan Survei harian (Concurrent)
Data
Sumber Data Data sekunder dari resep
Besar sampel Total sampling
Frekuensi Pengumpulan Bulanan
Data
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data 3 bulan
Penyajian Data Dalam bentuk grafik dan tabel setiap bulan
Instrumen Pengambilan Formulir pencatatan waktu tunggu resep jadi
Data
dan stopwatch
Penanggung Jawab PJ Farmasi
2. Waktu Tunggu Pelayanan Obat Racikan ≤ 30menit

Judul Waktu Tunggu Pelayanan Obat Racikan ≤


30 menit
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas
Dimensi Mutu Efektivitas, kesenambungan pelayanan,
efisiensi, keselamatan, ketepatan waktu
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan resep
Definisi Operasional Waktu tunggu pelayanan obat racikan ≤ adalah waktu tunggu mulai
diambil petugas farmasi sampai obat jadi diserahkan ke
pasien paling lama 30 menit
Tipe Indikator Proses
Satuan Pengukuran % (Persentase)
Numerator Jumlah resep obat racikan yang dilayani <
30 menit selama 1 bulan
Denumerator Jumlah seluruh resep obat racikan yang
dilayani dalam bulan tersebut.
Target Pencapaian 90%
Kriteria Inklusi Seluruh resep obat racikan yang masuk di
ruang farmasi
Kriteria Ekslusi Resep obat jadi[H36]
Formula Jumlah resep obat racikan yang dilayani <
30 menit selama 1 bulan dibagi jumlah seluruh resep obat racikan
yangdilayani
dalam bulan tersebut X 100%
Desain Pengumpulan Survei harian (Concurrent)
Data
Sumber Data Data sekunder dari resep
Besar sampel Total sampling
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan Bulanan
data
Periode Analisis Data 3 bulan
Penyajian Data Dalam bentuk grafik dan tabel setiap bulan
Instrumen Formulir pencatatan waktu tungguresep
Pengambilan Data
racikan dan stopwatch
Penanggung Jawab PJ Farmasi
3. Tidak terjadi Kesalahan PemberianObat

Judul Tidak terjadi kesalahan pemberian obat


Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 74
Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas[H37]

Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efektif, dan efisien


Tujuan Tergambarnya kejadian kesalahan [H38]pemberian obat, meliputi:
1. JenisObat
2. Dosis
3. Jumlah obat
4. Orang atau pasien yang menerimaobat
5. Penulisan etiket[H39]

Definisi Operasional Kesalahan pemberian obat adalah terjadi


kesalahan pada waktu proses penyiapan obat hingga penyerahan obat
Tipe Indikator Proses[H40]
Satuan Pengukuran % (Persentase)
Numerator Jumlah resep yang mengalami kesalahan
pemberian obat selama 1 bulan[H41]
Denumerator Jumlah seluruh resep dalam 1 bulan
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi Seluruh resep obat yang masuk di ruang
farmasi
Kriteria Ekslusi Tidak ada
Formula Jumlah resep yang mengalami kesalahan pemberian obat selama 1
bulan dibagi
jumlah seluruh resep dalam 1 bulan X100%[H42]
Desain Pengumpulan Data Survei harian (Concurrent)
Sumber Data Resep dan Laporan Keselamatan Pasien
Besar sampel Total sampling
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data 3 bulan
Penyajian Data Dalam bentuk grafik dan tabel setiap bulan
Instrumen Pengambilan Data Formulir pencatatan kesalahan pemberian
obat
Penanggung Jawab PJ Farmasi
Profil Indikator Mutu Laboratorium

1. Ketepatan waktu penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium

Judul Ketepatan waktu penyerahan hasil


pemeriksaan laboratorium
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015
tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri
Dokter, Dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi

Dimensi Mutu Tepat waktu


Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan
laboratorium
Definisi Operasional
Ketepatan waktu penyerahan hasil laboratorium adalah monitoring
evaluasi terhadap ketepatan waktu untuk meneyrahkan ahsil pemeriksaan
sesuai
dengan standar tiap-tiap pemeriksaan[H43]
Tipe Indikator Proses
Satuan Pengukuran % (Persentase)[H44]
Numerator Jumlah pemeriksaan laboratorium yang
sesuai dengan SOP dalam 1 bulan[H45]
Denumerator Jumlah pemeriksaan laboratoriumyang
dilakukan dalam 1 bulan
Target Pencapaian 100%[H46]
Kriteria Inklusi Pemeriksaan laboratorium yangdilakukan
dalam bulan yang sama
Kriteria Ekslusi Tidak ada
Formula Jumlah pemeriksaan laboratorium yang sesuai dengan SOP dalam 1 bulan
dibagi jumlah pemeriksaan laboratorium yang
dilakukan dalam 1 bulan X 100%[H47]

Desain Pengumpulan Data Survei harian (Concurrent)


Sumber Data Register pasien laboratorium, lembar
pemeriksaan laboratoriumpasien
Besar sampel Total sampling
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data 3 bulan
Penyajian Data Dalam bentuk grafik dan tabel setiap bulan
Instrumen Pengambilan Data Formulir pencatatan waktu penyerahan
hasil laboratorium dan stopwatch
Penanggung Jawab PJ Farmasi

Profil Indikator Mutu KIA

1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1) SesuaiStandar

Judul Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1) Sesuai


Standar
Dasar Pemikiran Buku Pedoman Pelayanan Antenatal
Terpadu
Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efektif, efisien,
berorientasi kepada pasien
Tujuan Memberi Pelayanan dan Konseling
Kesehatan agar Kehamilan berlangsungSehat
Definisi Operasional Pelayanan kesehatan ibu hamil (K1) adalah Pelayanan
Kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu di awal kehamilan,
dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang meliputi
10 T antara lain :
 Timbang BB dan UkurTB
 Ukur TD
 UkurTFU
 Tentukan Presentasi Janin danDJJ
 Beri Imunisasi TT
 Beri Tablet TambahDarah
 TesLaboratorium
 Tata LaksanaKasus
 Temu Wicara (Konseling)

Tipe Indikator Proses


Satuan Pengukuran % (Persentase)
Numerator Jumlah Ibu Hamil yang Pertama kali
mendapat pelayanan antenatal yang sesuai Standar 10 T di
Ruang KIA/KB
Denumerator Jumlah semua Ibu Hamil yang Pertama kali
mendapat Pelayanan antenatal di bulan yang sama
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi Seluruh ibu hamil yang mendapat pelayanan
antenatal di ruang KIA/KB
Kriteria Ekslusi Tidak Ada
Formula Jumlah Ibu Hamil yang Pertama kali
mendapat pelayanan antenatal yang sesuai
Standar 10 T di Ruang KIA/KB dibagi
Jumlah semua Ibu Hamil yang Pertama kali
mendapat Pelayanan antenatal di bulan yang
sama X 100%
Desain Pengumpulan Data Survei harian (Concurrent)
Sumber Data Register ibu hamil di KIA
Besar sampel Total sampling
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data 3 bulan
Penyajian Data Dalam bentuk grafik dan tabel setiap bulan
Instrumen Pengambilan Data Formulir pencatatan ibu hamil mendapatkan
layanan sesuai standar
Penanggung Jawab PJ KIA

2. Waktu Pelayanan ANC ≤ 30menit

Judul Waktu Pelayanan ANC ≤ 30 menit


Dasar Pemikiran Buku Pedoman Pelayanan Antenatal
Terpadu
Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efektif, efisien,
berorientasi kepada pasien
Tujuan Untuk mengetahui lama waktu pelayanan kehamilan/ANC
terpadu, mulai pasien dilakukan anamnesa sampai selesai
pelayanan.
Definisi Operasional Waktu pelayanan ANC ≤ 30 menit yaitu waktu yang diperlukan
mulai pelayanan kehamilan ANC terpadu, mulai pasien
anamnesa sampai selesai pelayanan
maksimal 30 menit.
Tipe Indikator Proses
Satuan Pengukuran % (Persentase)
Numerator Jumlah Ibu hamil yang mendapatkan pelayananANC
≤30 menit dalam bulan
tersebut
Denumerator Jumlah Ibu hamil yang mendapatkan pelayananANC
≤30 menit [H48]dalam
bulan tersebut
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi Seluruh ibu hamil yang mendapat
pelayanan ANC di ruang KIA/KB
Kriteria Ekslusi Tidak Ada
Formula Jumlah Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC ≤30
menit dalam bulan tersebut dibagi jumlah Ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan ANC ≤30menit
dalam bulan tersebut X 100%[H49]
Desain Pengumpulan Data Survei harian (Concurrent)
Sumber Data Register ibu hamil di KIA
Besar sampel Total sampling
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data 3 bulan
Penyajian Data Dalam bentuk grafik dan tabel setiap bulan
Instrumen Pengambilan Data Formulir pencatatan ibu hamil mendapatkan
pelayanan ANC
Penanggung Jawab PJ KIA
Profil Indikator Mutu KB

Waktu Pemasangan Implan ≤15 menit

Judul Waktu pemasangan implan ≤15 menit


Dasar Pemikiran Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi
Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan efisien
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang efektif
sehingga memberikan kenyamanan pasien
Definisi Operasional Pemasangan KB implant mulai dari persiapan alat dan
pemasangan alat KB implant dengan standard pelayanan
maksimal 15 Menit. KB susuk atau dalam medis dikenal
sebagai KB implan adalah tabung plastik kecil dan
fleksibel seukuran korek api yang berisi hormon untuk
mecegah kehamilan. Tabung ini ( yang sering disebut
susuk) akan dimasukkan atau implan ke dalam kulit lengan
atas. Dengan pemakaian yang benar, sekali pasang KB
implan sudah dapat mencegahkehamilan
selama 3 tahun[H50]

Tipe Indikator Proses


Satuan Pengukuran % (Persentase)
Numerator Jumlah PUS yang mendapatkan pelayanan
pemasangan implan ≤ 15 menit dalam 1 bulan

Denumerator Jumlah seluruh PUS yang mendapatkan pelayanan


pemasangan implan dalam 1
bulan
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi Seluruh PUS yang mendapatkan pelayanan
KB implan
Kriteria Ekslusi Tidak ada
Formula Jumlah PUS yang mendapatkan pelayanan pemasangan
implan ≤ 15 menit dalam 1 bulan dibagi jumlah seluruh
PUS yang mendapatkan pelayanan pemasangan implan
dalam 1 bulan X 100%

Desain Pengumpulan Data Survei harian (Concurrent)


Sumber Data Register pasien KB
Besar sampel Total sampling
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data 3 bulan
Penyajian Data Dalam bentuk grafik dan tabel setiap bulan
Instrumen Pengambilan Data Formulir pencatatan PUS yang mendapatkan
pelayanan pemasangan implan
Penanggung Jawab PJ KB
Profil Indikator Mutu Ruang Rawat Inap

Tidak Terjadi Infeksi Akibat Jarum Infus

Judul Tidak Terjadi Infeksi Akibat Jarum Infus


Dasar Pemikiran 1. Pedoman Teknis PPI di FKTP tahun2020
2. PMK no 11 tahun 2017 tentang
KeselamatanPasien

Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan efisien


Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang efektif
sehingga memberikan kenyamanan pasien
Definisi Operasional Infeksi akibat jarum infus adalah peradangan akut lapisan
internal vena yang ditandai oleh rasa sakit dan nyeri di
sepanjang vena, kemerahan, bengkak, dan hangat dapat
dirasakan di sekitar daerah
penusukan dalam kurun waktu lebih 72 jam.
Tipe Indikator Outcome
Satuan Pengukuran % (Persentase)
Numerator Jumlah pemasangan infus yang tidak terjadi
infeksi dalam 1 bulan
Denumerator Jumlah pemasangan infus dalam 1 bulan
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi Seluruh pemasangan infus dalam 1 bulan
Kriteria Ekslusi Tidak ada[H51]
Formula Jumlah pemasangan infus yang tidak terjadi
infeksi dalam 1 bulan dibagi jumlah pemasangan
infus dalam 1 bulan X100%
Desain Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data Register pasien rawat inap
Besar sampel Total sampling
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan
Periode Pelaporan data Bulanan
Periode Analisis Data 3 bulan
Penyajian Data Dalam bentuk grafik dan tabel setiap bulan
Instrumen Pengambilan Data Formulir pencatatan kejadian infeksi akibat
jarum infus
Penanggung Jawab PPI dan PJ Rawat Inap

Catatan :
1. Istilah yang baku adalah Denominator. Bukan Denumerator
2. Untuk indikator nasional, profil yang benar menunggu SK Menkesnya turun . Tapi sambil
menunggu bisa dibuat sendiri dulu. Indikator2 yang sudah ada di SPM mungkin dapat didetilkan
lagi.
3. Untuk yang menggunakan kriteria waktu, pada definisi operasional perlu disebutkan waktu
start dan finishnya.
4. Untuk jumlah yang diukur dapat disebutkan apakah total populasi ataukah menggunakan sampel
5. Untuk penyajian data dapat disebutkan jenis grafik yang hendak dipergunakan apa,
misalnya run chart, control chart, dsb
6. Perlu diperhatikan tipe indikatornya, apakah merupakan indikator struktur, proses atau
outcome
7. Untuk pengukuran indikator yang lebih paham tentunya unit masing2. Pendapat saya bisa jadi
banyak yang salah, silakan dijadikan bahan diskusi.
8. Numerator dan denominator dengan formula harus konsisten
9. Inklusi dan eksklusi tidak harus selalu diisi. Bisa dikosongi, tergantung kebutuhan
10. Apa yang saya sampaikan belum tentu benar dan tidak teliti benar. Sama2 belajar. Namun
mudah2an dapat menjadi bahan diskusi di PKMnya
11. Mohon maaf bila salah. Tetap semangat. Salam sehat.

Anda mungkin juga menyukai