Anda di halaman 1dari 4

Chapter 3.

PERTEMANAN

Sejak perkenalan itu Mereka semakin akrab dan sejak itu pula, Ito sering
keluar masuk pintu yang dibuat oleh Ayahnya. Setiap malam setelah
Kedua Orangtuanya terlelap, Ia menyelinap ke ruang kerja Ayahnya
untuk bertemu dengan Gea.
Dan hari ini Ito diajak Gea untuk berkunjung ke rumahnya, Gea
mengatakan kalau Ibunya yang mengundang Ito berkunjung karena
merasa sangat senang bahwa Putrinya telah memiliki teman. Selama ini
Gea tidak satu pun memiliki teman yang benar-benar ingin berteman
dengannya Mereka cenderung memanfaatkan Gea, Gea memang
memiliki kelebihan dalam bidang olahraga dan kelebihan itulah yang
Mereka manfaatkan pada saat latih tanding secara berkelompok.
Setelah melewati pintu berbentuk lingkaran Ito pun berjalan melewati
gudang yang sangat pengap dan minim pencahayaan, melangkahkan
kakinya perlahan-lahan agar tidak menginjak sembarangan sesampainya
di pintu masuk gudang Ito berusaha membuka pintu itu tapi pintu itu
seakan terkunci dari luar. Dan setelah diteliti ternyata pintu itu sudah
sangat berkarat, padahal sudah beberapa kali Ia melewati pintu itu tapi
tidak separah sekarang. Ito pun berpikir keras bagaimana caranya dapat
membuka pintu gudang, Ia pun mengedarkan pandangannya ke segala
penjuru gudang mencari benda yang dapat ia gunakan untuk membuka
pintu gudang.
Sampai matanya menjumpai sebuah linggis yang di letakkan dibawah
rak paling bawah ditengah gudang, setelah mengambil linggis itu Ito
menancapkannya ditengah-tengah pintu dan mendorongnya kearah
berlawanan agar pintu dapat terbuka. Dengan sekuat tenaga Ia kerahkan
agar dapat membuka pintu, sesekali berhenti untuk mengambil nafas
bahkan bulir-bulir keringat pun sudah menetes dari keningnya. Selama
beberapa menit berkutat membuka pintu akhirnya pintu itu pun dapat
terbuka Ito pun terduduk lemas kehabisan tenaga dan mengatur nafasnya
sambil bersender pada pintu.
Diwaktu yang sama dengan Ito, Gea sedang menunggu bel pulang
sekolah yang akan berbunyi lima belas menit lagi, Ia seakan tidak sabar
untuk menunjukan Ito pada Mamanya kalau Ia sudah memiliki seorang
teman. Lima menit pun berlalu kini tinggal sepuluh menit lagi pelajaran
usai dan saat itu pula Gea merasa bosan, ditambah lagi jam terakhir
adalah pelajaran Matematika yang membosankan.
Setelah lima menit mengistirahatkan tubuhnya Ito pun bangkit berdiri
membersihkan pakaiannya dari debu dan kotoran yang menempel,
setelah bersih Ito pun bergegas menuju gerbang utama sekolah dengan
melewati tembok yang sudah biasa Ia lewati. Sebelumnya didekat
tembok tidak ada tempat berpijak saat Ia pertama kali keluar dari
gudang, tapi setelah Ia menemukan sebuah kursi yang masih layak pakai
yang sudah tidak digunakan lagi di gudang, barulah Ia dapat menemui
Gea didepan gerbang utama.
" KRINGGGGG... "
Bertepatan dengan itu bel tanda berakhirnya belajar mengajar pun
berbunyi seluruh Siswa dan Siswi berhamburan keluar sekolah, beberapa
ada yang di jemput beberapa lagi ada yang menggunakan transportasi
umum dan sedangkan Gea tinggal tidak jauh dari sekolah Ia hanya
membutuhkan sepuluh menit berjalan kaki untuk sampai dirumah.
Ito menunggu Gea keluar dari dalam sekolah beberapa kali Ia mengintip
kedalam sekolah, Ia sudah merasa risih dengan tatapan Siswa dan Siswi
yang melewatinya dengan menatapnya aneh.
Dilain tempat Gea sedang dihadang oleh tiga anak Laki-laki yang
mengelilinginya, Gea hanya memasang wajah santai seolah sudah bisa
dengan situasi ini. Satu dari dua anak Laki-laki itu pun maju sambil
memasukkan kedua tangannya pada kantong celananya dan menunjukan
pose angkuh agar terlihat menyeramkan, bagi Gea anak itu tidak ada
apa-apanya hanya anak nakal yang kurang kerjaan.
" Hei Gea mana uangmu,kamu pasti masih punya,kan! " ujar anak itu.
" Kalo masih ada emangnya kenapa?! ,uang uangku,kenapa kamu yang
repot,sih. Lagian hari ini,Aku ngak mau memberikannya pada kalian! "
bentaknya pada anak itu.
Anak itu pun tersulut emosi dan menyuruh kedua temannya untuk
mengambil paksa uang Gea, padahal biasanya Ia tidak menolak untuk
memberikannya. Tapi dengan gesit Ia menghindar dan langsung berlari
keluar kelas sambil menunjukan wajah mengejek. Ketiga anak itu pun
mengejar Gea yang berlari keluar kelas , sesekali Ia menengok ke
belakang memastikan bahwa ketiga anak tadi tidak mengikutinya. Tapi
ternyata mereka mengejar sampai di koridor sekolah, Gea pun mencari
tempat untuk bersembunyi sambil sesekali menengok belakang.
Matanya tak lepas dari ketiga anak nakal yang ingin mengambil
uangnya, berlari semakin cepat agar dapat menghindari mereka. Gea pun
mendapatkan ide tempat dimana Ia akan bersembunyi. Gea pun
memperlambat laju larinya saat mendekati sebuah ruangan yang
bertuliskan UKS, sebelum masuk ke dalam Ia mengawasi sekitar ruang
UKS dan berjaga-jaga kalau ada seseorang yang melihatnya.
Setelah memastikan tidak ada yang melihatnya, Ia pun masuk ke ruang
UKS mencari tempat yang cocok untuk bersembunyi. Sampai matanya
tertuju pada sebuah lemari yang biasa memuat keperluan UKS, Ia pun
membuka lemari itu memeriksa apakah masih ada ruang untuknya
bersembunyi. Dan ada sebuah ruang yang tidak terlalu luas untuknya di
bagian paling bawah tapi itu bisa diatasi. Ketiga anak tadi pun tidak
dapat mengejar Gea, mereka berhenti didepan pintu UKS dengan wajah
kelelahan dan memutuskan beristirahat dibangku dekat ruang UKS.
" Gimana nih, kita udah cape-cape ngejar itu anak,tapi kok susah
nangkapnya! "ujar anak nakal pertama.
" Iya,Gea udah kayak belut aja susah banget dimintai uang "keluh anak
nakal kedua.
" Emang belut bisa ngasih uang apa?!. Terus gimana nih,tetap cari atau
kita pulang aja ?!"sungut dan tanya anak nakal ketiga. Dan dibalas
lirikan tajam oleh anak nakal pertama. Sementara mereka bertiga sedang
mengobrol, Gea terus menguping obrolan mereka. Gea jadi mengingat
Ito yang lagi menunggunya di gerbang depan sekolah, mungkin Ia
merasa tidak nyaman terus menunggu disana dengan terik sinar matahari
bolong siang ini.
Ditempat Ito Ia sudah menunggu Gea kurang lebih setengah jam dan
berkali-kali mengubah posisinya, dari berdiri menjadi jongkok dan
berdiri lagi, begitu sebaliknya. Ia juga sudah merasa bosan disertai
ngantuk dan lapar, dan seandainya Ia memiliki uang dengan Mata uang
Dunia ini, pasti Ia tidak akan sesulit ini. Menunggu Gea membuatnya
menjadi lumutan Ito pun mencari tempat duduk untuk mengistirahatkan
badannya yang lelah sambil menunggu Gea datang, tak lama Ia
menemukan sebuah kursi panjang didekat sebuah Pos dan langsung
berbaring disana. Beberapa detik setelahnya Ia pun tertidur.
Gea terus mengintip mereka sambil mulutnya tak berhenti menggerutu
Ia menunggu mereka bosan dan berhenti mencarinya, ketiga anak itu
pun berdiri dari tempat duduk mereka sambil mengobrol sesuatu. "
Zaman,Kita pulang aja yuk~,nunggu lama-lama Aku jadi laper nih! "ujar
anak nakal kedua.
" Ya udah,ayo Kita pulang aja Vino,Danu " ujar Zaman, Mereka pun
memutuskan untuk pulang dan berhenti mencari Gea. Setelah ketiga
anak nakal itu pergi, Gea pun keluar dari tempat persembunyiannya dan
langsung menuju gerbang depan sekolah dari jalan yang berbeda dengan
ketiga anak tadi. Saat sampai didepan gerbang Gea tidak menemukan Ito
bahkan batang hidungnya pun tak terlihat, Ia pun menyesal membuat Ito
menunggu lama.
Gea pun mencari Ito ke sekeliling daerah sekolah tak sedikit pun lewat
dari penglihatannya, matanya pun melihat ada seseorang sedang tertidur
diatas sebuah kursi panjang dekat Pos. Ia pun memastikan apakah orang
itu tahu kemana Ito. Ia pun mendekatinya dengan mata yang tak lepas
dari orang tersebut, langkahnya kian dekat dan semakin dekat dengan
jarak satu meter barulah, Ia tahu kalau orang yang tengah tertidur adalah
Seorang Satpam.
" Hei,hei Pak bangun! " ujar Gea dengan menepuk-nepukkan tangannya
pada pundak orang itu, orang yang ditepuk pun merasa risih ada orang
lain yang membangunkannya.
" Ukh, siapa sih? " ujar orang itu sambil mengucek-ucek matanya, Ia pun
menguap sebentar dan menyadari siapa yang telah membangunkannya.

Anda mungkin juga menyukai