Bahan Sosialisasi PERPRES 98 TH 2021-KKP-25 Agts
Bahan Sosialisasi PERPRES 98 TH 2021-KKP-25 Agts
REPUBLIK INDONESIA
Joko Prihatno
Analis Kebijakan Ahli Utama Bidang Perubahan Iklim
1 2 3 4 5
BAB II BAB IV TATA LAKSANA
PENYELENGGARAAN NILAI EKONOMI BAB VI PEMANTAUAN
MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG
KARBON DAN EVALUASI
LINGKUP
Pasal 2 – 3 Maksud dan Tujuan
Pasal 45 – 47 Nilai Ekonomi Karbon 6 Pasal 78 – 80
Pasal 48 – 54 Perdagangan Karbon Pemantauan dan Evaluasi
Pasal 4 Ruang Lingkup
Pasal 55 – 57 Pembayaran Berbasis Kinerja
Pasal 58 – 59 Pungutan Atas Karbon
10 9 8 7
BAB X BAB IX BAB VIII BAB VII PEMBINAAN DAN
KETENTUAN PENUTUP KETENTUAN KOMITE PENGARAH PENDANAAN
Pasal 87 – 90 Penutup PERALIHAN Pasal 84 Komite Pasal 81 – 82 Pembinaan
Pasal 85 – 86 Peralihan Pengarah Pasal 83 Pendanaan 2
MAKSUD Pasal 2 TUJUAN Pasal 3
1. Pedoman pengurangan emisi GRK dalampencapaian target NDC
2. Penyelenggaraan NEK dilakukan di dalam negeri dan/atau luar negeri tanpa mempengaruhi target
NDC
3. Target NDC yang dimaksud adalah:
• pengurangan emisi GRK 29% (sebesar 834 juta Ton CO2 e) dengan upaya sendiri dan 41%
(sebesar 1.185 juta Ton CO2e) dengan Kerjasama luar negeri pada tahun 2030 dibandingkan
Baseline emisi GRK sebesar 2.869 juta Ton CO2e ;
• Membangun ketahanan nasional, kewilayahan dan masyarakat dari berbagai resiko atas kondisi
perubahan iklim atau ketahanan iklim
4. Pengendalian emisi GRK dilakukan dengan kebijakan pembangunan nasional pusat dan daerah,
pelaku usaha dan masyarakat,
5. Upaya pencapaian target NDC, dilaksanakan untuk menuju arah pembangunan rendah emisi GRK
dan berketahanan iklim tahun 2050 (tujuan jangka Panjang)
6. Target NDC disesuaikan dengan peninjauan NDC, paling sedikit dalam, 5 (lima) Tahun
7. Target NDC tertuang dalam dokumen NDC yang ditetapkan oleh Menteri dan disampaikan ke
UNFCCC
3
RUANG LINGKUP Pasal 4
4
Sektor
Upaya Pencapaian Target NDC
a. energi;
b. limbah;
c. proses industri
Pasal 5 dan
Target NDC Pasal 6 Pasal 7 penggunaan
produk;
Mitigasi Perubahan Iklim Sub Sektor d. pertanian;
a. pembangkit; e. kehutanan;
b. transportasi; dan/atau
Strategi Implementasi Penyelenggaraan c. bangunan; f. sektor lain
d. limbah padat; sesuai dengan
1. pengembangan
kepemilikan dan 1. Mitigasi e. limbah cair; perkembangan
komitmen; Perubahan f. sampah; ilmu
2. pengembangan Iklim Pelaksanaan Penyelenggara g. industri; pengetahuan
kapasitas; 2. Adaptasi h. persawahan; dan teknologi.
1. perencanaan Aksi
3. penciptaan kondisi Perubahan i. peternakan;
Iklim Mitigasi Perubahan 1. kementerian/
pemungkin; Iklim; j. perkebunan;
4. penyusunan kerangka lembaga; k. perhutanan;
2. pelaksanaan Aksi
kerja dan jaringan Mitigasi Perubahan
2. pemerintah l. Pengelolaan gambut dan mangrove;
komunikasi; Iklim; dan daerah; dan/atau
5. kebijakan satu data Emisi 3. pemantauan dan 3. Pelaku Usaha; m. sub sektor lain sesuai dengan
GRK dan ketahanan evaluasi Aksi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
iklim; Mitigasi Perubahan
6. penyusunan kebijakan, 4. masyarakat. teknologi.
Iklim.
rencana, dan program;
7. penyusunan pedoman Pasal 8
implementasi NDC; Note :
8. pelaksanaan NDC; dan Menteri selaku Koordinator Sektor lainnya dan Sub Sektor lainnya ditetapkan
9. pemantauan dan kaji
oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan
ulang NDC. menteri terkait (Sektor Kelautan – Blue Carbon)
TINDAK LANJUT ATAS PASAL 7 DAN PASAL 8:
PASAL 7 DAN PASAL 8 :
Pembagian Sektor (sesuai IPCC 2006) 1. Menteri menetapkan Sektor Kelautan dan Perikanan menjadi
sector lainnya:
dan Aksi Mitigasi Perubahan Iklim a) Menteri menetapkan sector KP sesuai perkembangan ilmu
1. Pasal 7 Ayat (4): Sektor lainnya pengetahuan dan teknologi;
b) Dalam menetapkan harus berkoordinasi n Menteri Terkait;
ditetapkan oleh Menteri setelah
c) Menteri terkait dapat mengusulkan Blue Karbon sebagai
berkoordinasi dengan Menteri terkait Sektor Kelautan dan Perikanan kepada Menteri , dilengkapi:
2. Pasal 8 Ayat (1): Mitigasi perubahan iklim Kajian kebijakan dan usulan proposal.
sector lainnya untuk Sektor Kelautan dan 2. Menteri KP melakukan:
a) Mengidentifikasi sub sector Kelautan dan Perikanan: 1)
Perikanan atau Blue Karbon dilaksanakan
Mangrove (IPCC 2006 dan 2013 masuk AFOLU untuk
oleh Kementerian Kelautan dan wetland): 2) Sea Grasaa; 3) Coral Reef; 4) Panas dan
Perikanan; Gelombang Laut;
3. Pasal 8 Ayat (2): Kebijakan Sektor b) Mengumpulkan data aklivitas dan Faktor Emisi dari masing2
Kelautan atau Blue Karbon dilaksanakan sub sector;
c) Mengacu methodology UNFCCC atau Hasil penelitian yg
sesuai dengan perkembangan ilmu
dipublikasikan di jurnal Internasional;
pengetahuan dan teknologi dan dapat d) Inventarisasi GRK sector dan sub sector;
dipertimbangkan dalam Aksi Mitigasi e) Menyusun dan menentukan baseline sector dan sub sektor
Perubahan Iklim dalam rangka 2. Menteri KKP: pertimbangkan masuk ke NDC apa tidak
pencapaian target NDC; a) In NDC: Perdagangan karbon: beyond NDC dan buffer 10-20%
b) Outside NDC: Perdag karbon dg buffer minimal 20%
PASAL 31 DAN 32: ADAPTASI PERUBAHAN TINDAK LANJUTNYA
IKLIM
1. Apabila dianggap perlu dan signifikan, Menteri
1. Pasal 31 Ayat 2): Bidang Penyelenggaraan Adaptasi
Perubahan Iklim: menetapkan Blue karbon atau Kelautan dan
Perikanan menjadi bidang lainnya:
a) Pangan a) Menteri menetapkan blue karbon menjadi
b) Air, energi; Kesehatan; bidang lainnya sesuai perkembangan ilmu
c) Ekosistem; dan/atau pengetahuan dan teknologi;
b) Dalam menetapkan harus berkoordinasi
d) Lainnya sesuai perkembangan ilmu dengan Menteri Terkait;
pengetahuan dan teknologi. c) Menteri terkait dapat mengusulkan Blue Karbon
2. Pasal 32 Ayat 1): Adaptasi Perubahan Iklim bidang sebagai bidang Blue Karbon kepada Menteri ,
lainnya untuk bidang kelautan atau blue carbon dilengkapi: Kajian kebijakan dan usulan
dilaksanakan oleh kementerian kelautan dan proposal.
perikanan.; 2. Menteri KP melakukan:
3. Pasal 32 Ayat 2): Kebijakan bidang kelautan a) Perencanaan Aksi adaptasi: inventarisasi
atau blue carbon sebagaimana dimaksud pada dampak; penyusunan dan penetapan baseline
ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan dan target; perencanaan aksi adaptasi
perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan iklim;
teknologi dan dapat dipertimbangkan dalam b) Pelaksanaan Aksi Adaptasi Perubahan Iklim di
Aksi Adaptasi Perubahan Iklim bidang lain level: Nasional; Provinsi; Kabupaten/Kota;
untuk bidang kelautan atau blue carbon dalam c) Pemantauan dan Evaluasi pada setiap level pada
rangka pencapaian target NDC. setiap bidang;
d) Pelaporan: dilakukan berjenjang
HAL MENDASAR YANG PERLU DIPAHAMI DALAM NILAI EKONOMI KARBON
BERDASARKAN PARIS AGREEMENT
KYOTO PROTOKOL BERBEDA DENGAN PARIS AGREEMENT:
a) Kyoto Protokol:
§ hanya negara Annex 1 dan 2 yang wajib menurunkan emisi, sedang negara non Annex 1 untuk negara berkembang tidak wajib menurunkan emisi tetapi boleh ikut
secara sukarela (voluntary) melalui voluntary market, CDM, maupun Join Implementation
§ Periode Komitmen Pertama (2008-2012) dan Periode Komitmen kedua (2013 akan berakhir setelah article 6 Paris Agreement diimplementasikan dan akan
ditransisikan ke article 6.4)
a) Paris Agreement: Article 2 para (2) semua negara wajib menurunkan emisi dengan Common but Differentiated Responsibility and Respective Capabilities, in the light of
different national circumstances.
§ Article 3 Nagara meratifikasi PA menyampaikan komitmennya untuk menurunkan emisi sampai pada tahun 2030 yang dinyatakan dalam NDC.
§ Article 5: Incentif positif melalui Result Based Payments atas kinerja pengurangan emisi dari REDD+
§ Article 6: pendekatan Kerjasama dalam mekanisme pasar dan non pasar untuk tujuan implementasi NDC, peningkatan ambisi dan juga pencapaian target NDC;
§ Article 9: negara maju harus memberikan dukungan pendanaan untuk kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim untuk pencapaian target NDC;
§ Article 10: negara maju harus memberikan dukungan alih teknologi dalam rangka penurunan emisi dan peningkatan kapasitas adaptasi perubahan iklim
§ Articvle 11: negara maju harus memberikan peningkatan kapasitas untuk mendukung pelaksanaan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
§ Article 15: adanya compliance dalam pelaksanaan Paris Agreement.
§ Articl;e 2 para (1) PA terkait tujuan jangka Panjang dari Paris Agreement adalah untuk membatasi peningkatan suhu rata2 global di bawah 2 derajat dan
mengupayakan kenaikan suhu tidak lebih dari 1,5 derajat C dari suhu pra industry.
§ Laporan IPCCC 1.5: menyatakan bahwa kenaikan suhu saat ini masih tinggi, sehingga negara maju dihimbau semua negara meningkatkan ambisinya dalam NDC nya,
sementara negara berkembang meminta Negara maju menunjukkan mempelopori meningkatkan ambisi dan memenuhi janjinya atas bantuan untuk implementasi
NDC sebesar 100 billion US$ per tahun.
§ Pelaksanaan aksi mitigasi di negara maju membutiuhkan biaya yang tinggi, dengan dibukanya untuk implementasi article 6 maka negara maju kecenderungannya
memilih mekanisme penurunan emisi melalui article 6 perdagangan karbon;
§ Sedangkan mekanisme RBP REDD+ negara maju diminta tetap berkomitmen dengan keputusan COP sebelumnya tentang REDD+ agar tidak mengalihkan tanggung
jawabnya melalui article 6
‘BlueCarbon’
• Karbon yang diserap dan disimpan di perairan dan ekosistem
pesisir (hutan mangrove, semak pasang surut dan padang
lamun).
• 2013 Supplement to the 2006 IPCC Guidelines for National
Greenhouse Gas Inventories: Wetlandsà ekosistem pesisir
(Coastal Wetland) à Mangrove, Tidal Marshes dan Seagrass
meadow)
Topic D3. Slide 15 of 21
Ekosistem magrove yang masuk dalam batasan Ekosistem magrove yang tidak masuk dalam
definisi hutan à Hutan Mangrove (Primer dan batasan definisi hutan
sekunder)
Berdasarkan definisi hutan nasional à Emisi dan Emisi dan serapan dihitung menggunakan 2006 IPCC
serapan pada Forest Land dihitung dengan 2006 IPCC GL Vol 4 (kategori landuse grassland /otherland à
GL volume 4 hutan mangrove/belukar/tanah terbuka/rawa)
3.000.000
2.500.000
2.000.000
Luas (Ha)
1.500.000
1.000.000
500.000
0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Hutan Mangrove Primer (HMP) Hutan Mangrove Sekunder (HMS) Average
Laju Pengurangan Stok Karbon Hutan Mangrove tahun 2000 s/d 2020
Kehilangan karbon 2000 sd 2020 adalah 34.9 jt ton C atau laju
400.000.000 pertahun nya : 1.7 jt Ton C/th atau 6.4 Jt Ton CO2-eq/th
Carbon Stock Hutan Mangrove (Ton C)
350.000.000
300.000.000
250.000.000
200.000.000
150.000.000
100.000.000
50.000.000
0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Stock HMP Stock HMS Average
(ton C) (ton C)
Aksi mitigasi untuk pengurangan emisi GRK dapat dikelompokkan ke dalam 2 kategori
:
1. Pengurangan emisi dari pencegahan deforestasi dan degradasi hutan Mangrove
• Akan efektif untuk mempertahankan stok karbon yang sudah tersimpan dalam ekosistem
mangrove terutama karbon yang tersimpan dalam tanah.
• Jika emisi dari deforestasi/degradasi butan mangrove dapat ditekan sampai 0 (nol) maka dapat
dihasilkan ER sebesar 6.4 juta ton/th
• Karbon tanah mangrove akan teremisi dengan cepat jika dilakukan pengerukan/di-drainasi
untuk Kawasan budidaya (cultivated area – tambak, kebun, lahan pertanian dll)
2. Pengurangan emisi dari penamanan (Rehabilitasi) hutan mangrove
• Dalam satu hektar hutan mangrove yang berhasil direhabilitasi (menjadi hutan mangrove
sekunder), diperkirakan menyerap +/- 226,8 ton CO2-eq, namun diperlukan waktu yang cukup
lama untuk dapat merehabilitasi hutan mangrove (5-10 tahun).
• Jika laju emisi hutan mangrove masih tetap terjadi seperti sebelumnya (6.4 Jt Ton CO2-eq/th)
maka diperlukan rehabilitasi hutan mangrove minimal seluas +/- 28 ribu ha/th.
• Luas rehabilitasi tersebut hanya untuk menutup defisit emisi dari deforestasi dan degradasi
hutan, sehingga jika diperlukan untuk menghasilkan nilai pengurangan emisi maka aksi
rehabilitasi harus lebih luas dari 28 ribu ha/th (perlu dipertimbangkan tingkat keberhasilannya, juga
umur tanaman telah mencapai 5 tahun atau lebih).
• Perhitungan pengurangan emisi GRK pada sector FOLU diperlukan data monitoring
emisi GRK secara series. Data series digunakan untuk penyusunan reference level yang
dapat digunakan sebagai rujukan/benchmark terhadap pengurangan
emisi/penambahan serapan GRK.
• Indonesia belum memasukkan pelaporan emisi GRK dari padang lamun, dikarenakan
data aktivitas perubahan pada padang lamun tidak cukup memadai. Indonesia belum
memiliki data monitoring secara berkala/series terhadap perubahan yang terjadi pada
padang lamun.
• Jika pengurangan emisi GRK pada padang lamun akan dimasukkan dalam perhitungan
pengurangan emisi nasional yang masuk dalam taerget NDC maka yang harus ditempuh
adalah memasukkan pelaporan emisi GRK padang lamun pada sistem Inventarisasi GRK.
• Berdasarkan IPCC GL 2013 Supplement, aktivitas yang mungkin menyebabkan
emisi/removal GRK pada padang lamun antara lain : aktivitas pengerukan
penimbunan/reklamasi, revegetasi dan konversi ke untuk budidaya perikanan. (detainya
pada slide berikut)
TABLE 4.1
SPECIFIC MANAGEMENT ACTIVITIES IN COASTAL WETLANDS
Activity Subactivity Veg. types affected
Activities relevant to CO2 emissions and removals
Forest management Planting, thinning, harvest, wood removal, fuelwood removal, charcoal Mangrove
practices in mangroves production1
Excavation to enable port, harbour and marina construction and filling or Mangrove, Tidal marsh,
dredging to facilitate raising the elevation of land Seagrass meadow
Rewetted soils CH4 emissions from change to natural vegetation following modifications to Mangrove, Tidal marsh
restore hydrology
MITIGASI PERUBAHAN IKLIM
disagregasi
disagregasi disagregasi
agregasi
agregasi agregasi
Penetapan
Baseline:
Nasional, Sektor
Oleh Menteri
Provinsi oleh
Gubernur
19
ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
1 2 3 4 5 6
Penyusunan dan Penyusunan dan Pelaksanaan Pemantauan dan
Penyusunan dan Penetapan Adaptasi
Penetapan Penetapan Target Evaluasi
Adaptasi Rencana Aksi Perubahan Iklim (Ps.42-43)
Inventarisasi Baseline Perubahan Iklim Adaptasi (Ps. 41)
Dampak Ketahanan Iklim perubahan Iklim
Ps. 35) Dilaksanakan oleh :
Perubahan (Ps.36-37) Dilaksanakan oleh :
Dikoordinasikan dan (Ps. 38-40) • kementerian/
Iklim(Ps.34) ditetapkan oleh • kementerian/ lembaga;
1.Dikoordinasikan Rencana Aksi lembaga
dan ditetapkan oleh Menteri melalui Adaptasi Perubahan • pemerintah
1.Identifikasi wilayah Menteri; tahapan Pemerintah;
berdasarkan data Iklim dikoordinasikan daerah;
historis dan proyeksi; 2.Untuk penetapan • mengkoordinasi dan ditetapkan oleh • pemerintah
target ketahanan daerah; • pelaku Usaha; dan
iklim dan kan penyusunan Menteri, melalui
2.Identifikasi pengukuran tahapan: • dunia usaha • masyarakat.
target ketahanan
dampak perubahan besarnya capaian pelaku Usaha; dan
ketahanan iklim iklim; dan • penyusunan pilihan Pemantauan dan
iklim pada bidang
rencana Aksi • masyarakat. evaluasi adaptasi
prioritas di wilayah; • menetapkan target perubahan iklim
Penyusunan Baseline Adaptasi
Ketahanan Iklim ketahanan iklim. Perubahan Iklim; Untuk dikoordinasikan oleh
Berdasarkan Menteri
dilaksanakan secara dan meningkatkan
inventarisasi dampak nasional, sektor ketahanan iklim
terhadap kajian dan/atau daerah
berdasarkan • penetapan prioritas
kerentanan, resiko Pelaksanaan Aksi
pedoman yang rencana Aksi Adaptasi Perubahan
dan dampak ditetapkan oleh Adaptasi Iklim dikoordinasikan
perubahan iklim; Menteri; Perubahan Iklim. oleh Menteri
• Kementerian
Pasal 46 /Lembaga 1. Perdagangan
• Pemerintah Karbon
2. Pungutan atas
Pasal 47
Karbon
Pelenggaraannya berdasarkan
strategi keefektifan perkembangan ilmu 3. Pembayaran
peta jalan pencapaian Batas Atas waktu dan pengetahuan, Berbasis Kinerja
NDC; target NDC Emisi GRK; efisiensi biaya; teknologi, dan
Sektor; dan kapasitas Sektor.
4. Mekanisme
lainnya sesuai
perkembangan
Tata Laksana Penyelenggaraan Instrumen NEK secara Umum
Mekanisme Pelaksanaan Pasal 47
Penyelenggaraan NEK mekanisme pasar
dalam karbon melalui
Dapat bursa karbon
dilakukan dan/atau
1. Perdagangan Karbon lintas dengan luar bertempat di Jakarta
sektor
Pasal 48 negeri
perdagangan
langsung
Pengelolaan a. Perdagangan
Dana Emisi
Batas Atas
Dapat Pasal 50 tata cara dan Emisi GRK hasil capaian
dilakukan mekanisme sertifikasi
melalui perdagangan pengurangan pengurangan
lembaga b. Offset Emisi emisi Baseline emisi emisi nasional
yang dan Target
Pasal 52
mengelola
dana
lingkungan Lingkup RBP:
hidup atau 2. Pembayaran penerima mekanisme a. Internasional
lembaga Berbasis Kinerja manfaat pembagian b. Nasional
yang Pasal 55 manfaat c. provinsi
ditunjuk
Validasi DRAM oleh Validator Penyusunan Laporan Capaian Aksi Permintaan Penerbitan Sertifikat
Internal/Ekternal. Mitigasi.(LCAM) Pengurangan Emisi (SPE) atau Sertifikat
ERMR *)
Emission Reduction Apresiaasi
Monitoring Reporting
SPE Carbon
1 2 3 4 5 6 Registry
Monitoring
CBAM
Sertifikat Pengurangan Emisi GRK (SPE) adalah surat Salah satu Keijakan yang akan diterapkan oleih EU
bentuk bukti pengurangan emisi oleh usaha dan/atau untuk mewujudkan EGD adalah Carbon Border
kegiatan yang telah melalui MRV, serta tercatat dalam SRN PPI Adjustment Mechanism (CBAM) yang pada prinsipnya
dalam bentuk nomor dan/atau kode registry – Pasal 1 (31) adalah pengenaan carbon tax terhadap barang impor
Sertifikat Pengurangan Emisi GRK EU yang dipandang memiliki carbon footprint tinggl
Offset Emisi
Mekanisme Offset Emisi GRK diterapkan untuk usaha dan/atau kegiatan yang tidak
memiliki Batas Atas Emisi GRK. Menteri terkait atau gubernur atau bupati/walikota
sesuai dengan kewenangannya menetapkan Target untuk usaha dan/atau kegiatan
yang tidak memiliki Batas Atas Emisi GRK mengacu pada:
a. Baseline Emisi GRK Sektor dan Sub Sektor;
b. data berkala inventarisasi Emisi GRK Sektor dan Sub Sektor dalam kurun waktu
tertentu;
c. Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Daerah; dan
d. emisi aktual pada tahun kalender;
e. Pencapaian target NDC
Persyaratan Perdagangan Karbon
30
ILUSTRASI PERDAGANGAN EMISI BERDASARKAN TARGET ATAU
EMISI YANG DIIJINKAN PADA CM 1 DAN CM 2 UNTUK TAHUN 2030
ILUSTRASI PT BAE, PT BAE-PU Sub SUB SEKTOR PEMBANGKIT EBT DENGAN UPAYA SENDIRI
Baseline Sub Sub Sektor Pembangkit EBT tahun 2020 = 850 juta
Note: ton CO2 e
1. Poin 1 sampai dengan 4
sebagai dasar Menteri
melakukan uji kepatutan;
2. Poin 5 sampai 9 sebagai
dasar Menteri melakukan 9,371 juta ton CO2 e Menurunkan emisi 9,371 juta ton CO2 e dari baseline tahun
telaahan akhir setelah
2020 atau emisi menjadi 840,63 juta ton CO2 e
dilaporkan di SRN PPI;
Uji kepatutan: emisinya hrs dibawah 840,63
3. Pada saat disertakan
juta ton CO2 e
dokumen perencanaan
kegiatan usaha rendah
PTBAE Sub Sub Sektor Pembangkit EBT Tahun 2020
emisi, laporan hasil F
monev, verifikasi E
independent, dapat D
diusulkan penerbitan SPE
C
B
GRK untuk perdagangan
A 2020 2030
LN, DN ,Lintas sektor
Keterangan:
1. PT BAE sub sub sector pembangkit EBT tahun 2020: besarnya batas atas emisi yang diijinkan pada sub sub sector pembangkit EBT harus berada di bawah emisi yang diijinkan yaitu 840,63 juta ton CO2 e atau
target penurunan emisi sebesar 9,371 juta ton CO 2 e
2. Misal nilainya berada 10% di bawah emisi yg diijinkan tahun 2020 yiatu sebesar 10% x 840,63 juta ton CO 2 e = 756, 57 juta ton CO 2 e (ditetapkan oleh Menteri Terkait). Disebut PT BAE
3. Sub Sub Sektor Pembangkit EBT ada 6 pelaku usaha A sampai F, yg memiliki emnisi actual berbeda-beda, maka nilai batas atas emisi yg diijinkan 756,57 juta ton tadi dibagi kepada 6 pelaku usaha oleh
menter terkait;
4. Penetapan PT BAE dan PT BAE-PU oleh Menteri terkait (poin 2 dan 3) melalui dua cara: penetapan langsung oleh Menteri Terkait atau Pelaku Usaha mengusulkan dg melampirkan dokumen perencanaan
kegiatan usaha rendah emisi yg paling sedikit memuat emisi actual dan rencana kegiatan usaha rendah emiai;
5. Perdagangan dapat dilakukan pada awal tahun setelah ditetapkan PT BAE dan PT BAE-PU oleh Menteri terkait melalui perdagangan dalam negeri dan kepada sesame pemilik ijin missal = dari PT BAE-PU
pelaku usaha A sebesar 140 juta ton CO2 dijual 20 juta ton CO2 kepada pelaku usaha B = emisi pelaku usaha A menjadi sebesar 120 juta ton CO2
6. Pada akhir periode penaatan dilakukan pengukuran, dan pelaku usaha melakukan monev dan membuat laporan hasil pengukuran emisi untuk dilakukan verifikasi oleh Verifikator independent;
7. Hasil Verifikasi = nilai emisi actual sebesar 100 juta ton Co2 e
8. Nilai kinerja PT BAE-PU pelaku usaha A = (nilai PT BAE-PU pelaku usaha A setelah dijual awal tahun menjadi= 120 juta ton CO2) dikurangi (nilai emisi actual pada khir periode penaatan = 100 juta ton CO 2 e)
= efisiensi sebesar 20 juta ton CO2 e;
9. Nilai emisi actual akhir periodse penaatan berada di bawah PT BAE-PU pelaku usaha A yg terjadi efisiensi 20 juta ton CO2 e, dapat diperdagangkan Kembali.
10. Perencanaan perdagangan emisi poin 1 sampai 4 dituangkan dalam peta jalan perdagangan karbon, sedangkan poin 5 sampai 9 hasil pelaksanaan perdagangan emisi;
ILUSTRASI PT BAE, PT BAE-PU Sub SUB SEKTOR PEMBANGKIT EBT DENGAN KERJASAMA LUAR
NEGERI
Baseline Sub Sub Sektor Pembangkit EBT tahun 2020 = 850 juta
ton CO2 e
9,371 juta ton CO2 e Menurunkan emisi 9,371 juta ton CO2 e dari baseline tahun
2020 atau emisi yg diijinkan menjadi 840,63 juta ton CO2 e
Uji kepatutan: emisinya hrs dibawah 840,63
juta ton CO2 e
Target penurunan emisi PT BAE PU
PTBAE Sub Sub Sektor Pembangkit EBT Tahun 2020
F dg Kerjasama =
E
D PT BAE sub sub sector pembangkit EBT th 2020 dengan
C
B Kerjasama LN
A 2020 2030
Keterangan:
1. Dengan ilustrasi yang sama, target capaian penurunan emisi GRK pada perdagangan emisi melalui Kerjasama Luar Negeri mempunyai target yang lebih besar dr CM 1;
2. Kerjasama Luar Negeri dengan konsep Dsebagian hasil aksi mitigasi di pindah ke Negara Mitra Kerjasama (ITMO) sesuai art 6.2:
a) Kerjasama antar Pemerintah di Indonesia dengan Pemerintah Negara Mitra di Luar Negeri dengan pelaksana pemerintah sendiri;
b) Kerjasama antara Pemerintah di Indonesia dengan Pemerintah Negara Mitra di luar Negeri dengan pelaksana pihak swasta atau masyarakat (untukusaha berbasis masyarakat)
c) Kerjasama antara Pemerintah di Indonesia dengan Pemerintah Negara Mitra Kerjasama Luar Negeri dengan Pemerintah di Indonesia melibatkan swasta atau masyarakat (usaha berbasis masyarakat)
3. Kerjasama transisi CDM atau investasi baru dengan mekanisme art 6.4:
a) Kerjasama antara swasta di Indonesia dengan swasta di luar negeri mendapat persetujuan approval dari host country;
b) Kerasama antara swasta di Luar Negeri dengan P)emerintah di Indonesia dengan pelaksana swasta yang mendapat approval dari Pemerintah;
c) Aksi mitigasi didaftarkan dalam internasional Registry sejak Jan 2021;
d) CER dari proyek 2013 sampai dengan 2020, dapat digunakan di First NDC masing-masing neagar;
4. Penetapan PT BAE sub sub sector pembangkit EBT dengan Kerjasama LN, dingan nilai batas atas emisinya menurun dari 840,63 juta ton sebesar 1,4% dari baseline 2030 = 756,57 juta ton CO2 e dikurangi
(1,4% x 850 juta ton CO 2 e) = (756,57 juta ton) dikurangi (11,9 juta ton Co2 e) = 744, 67 juta ton CO2 e
5. Nilai PT BAE sub sub sector pembangkit EBT dibagi kepada 6 pelaku usaha (missal saja), maka penetapan PT BAE PU dg nilai akumulasi dari jumlah pelaku usaha tidak boleh lebih tinggi dari nilai emisi yg
diijinkan. = nilai emisi yg diperbolehkan 744, 67 juta ton CO2 e atau penurunan emisi spada tahun 2020 ebesar = (9,7 juta ton CO2 e ditambah 11,9 juta ton juta ) pada tahun 2022 = 21 6 juta ton CO2 e
ILUSTRASI PERDAGANGAN MELALUI OFF SET EMISI PADA
TARGET PENGURANGAN EMISI PADA KONDISI CM 1 DAN CM2
ILUSTRASI PERDANGAN OFFSET EMISI SUB SEKTOR TRANSPORTASI PADA CM1
Baseline Sub Sektor Transportasi tahun 2020 =
562,66 juta ton CO2 e
Target CM1 pengurangan emisi GRK sebesar 6,26 juta ton CO2 e
pada tahun 2020 atau pada level emisi 556,4 juta ton CO2 e
10 jt ton CO2 e 6.26 juta ton CO2 e Misal tahun 2020 sub sector tansportasi:
1. Ada penurunan emisi sebesar 10 juta ton CO 2 e b berasal dari
3,74 juta ton CO2 e emisi actual 552,66 juta ton CO2 e;
2. Kinerja pengurangan emisi GRK tahun 2020 terjadi surplus
sebesar 3,74 juta ton CO2 e
Baseline dan target PU E 3. Note: merupakan target dan kinerja dari seluruh pelaku usaha
yg ditetapkan baseline dan target nya di sub sector transportasi
Baseline dan target PU D
Baseline dan target PU C
Baseline dan target PU B
Baseline dan target PU A
2020 2030
Baseline Sub Sektor Transportasi tahun 2020 =
562,66 juta ton CO2 e
Target CM2 pengurangan emisi GRK sebesar 8,45 juta ton CO2 e
pada tahun 2020 atau pada level emisi 554,21
8.45 juta ton CO2 e Misal tahun 2020 sub sector tansportasi:
1. Ada penurunan emisi sebesar 14 juta ton CO 2 e b berasal dari
emisi actual 548,66 juta ton CO2 e;
5,55 juta ton CO2 e
2. Kinerja pengurangan emisi GRK tahun 2020 terjadi surplus
sebesar 5,55 juta ton CO2 e
Baseline dan target PU E 3. Perjanjian kontrak art 6.4 PA missal di transfer 50% mk 2,775
Baseline dan target PU D juta ton CO2 e di transfer ke mitra Kerjasama LN setelah: OMGE
2%, SoP 5% dan buffer nasional 10-20%
Baseline dan target PU C 4. Note:
a) merupakan target dan kinerja dari seluruh pelaku usaha yg
Baseline dan target PU B ditetapkan baseline dan target nya di sub sector
Baseline dan target PU A transportasi
b) Setelah NDC sub sector transportasi CM1 tercapai
2020 2030
1 PENGUKURAN
Pasal 62 2
PELAPORAN
3 VALIDASI DAN VERIFIKASI
Pasal 66 Pasal 68
SPE
Mutual Recognition Lainnya
SISTEM REGISTRI NASIONAL Penyelenggaraan Pasal 77
NEK Pasal 72
(SRN)
Pasal 69 Pasal 47 SERTIFIKAT
VERIFIKASI PENGURANGAN
VALIDASI EMISI
Pencatatan & Pelaporan a. Offset Emisi
INDEPENDEN INDEPENDEN
1. Nilai Ekonomi Karbon (NEK)
Pasal 48 (2)
Pasal 68 (4) Pasal 68 (4) (SPE)
2. Aksi Mitigasi
Pasal 71
3. Aksi Adaptasi b. Result Based Payment
4. Sumberdaya PI
Pasal 55
Integrasi Sistem
Pelaku usaha
dan/kegiatan (proponen)
dengan aksi mitigasi MEKANISME
SERTIFIKASI SPEI/ICER
PENGURANGAN EMISI (Sertifikat Pengurangan
Emisi GRK Indonesia)
Proponen dengan aksi mitigasi 1 unit SPEI = 1 ton CO2e
melakukan sertifikasi dan menerima
ICER dari hasil mitigasinya
SRN
Carbon Registry
SRN Carbon Registry
mencatat SPEI/ICER
yang diterbitkan dan
dialihkan untuk offset.
Laporan Emisi GRK
OFFSET
1 2 3 4
Pasal 78 Pasal 79
Pemantauan dan evaluasi Pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh: 1. Hasil pemantauan dan evaluasi yang
Dalam rangka capaian pengurangan Emisi GRK 1. Menteri, untuk pemantauan dan dilakukan oleh Pelaku Usaha disampaikan
pencapaian target dalam rangka NDC dilakukan evaluasi nasional; kepada bupati/walikota, gubernur, atau
NDC tahun 2030, terhadap: 2. Menteri terkait sesuai kewenangannya, menteri terkait sesuai dengan persetujuan
dilakukan 1. pelaksanaan inventarisasi untuk pemantauan dan evaluasi Sektor teknis yang didapatkan.
GRK; dan Sub Sektor; 2. Hasil pemantauan dan evaluasi yang
pemantauan dan dilakukan oleh bupati/walikota disampaikan
2. pelaksanaan Mitigasi 3. Gubernur, untuk pemantauan dan
evaluasi capaian Perubahan Iklim; kepada gubernur.
evaluasi provinsi;
pengurangan Emisi 3. pelaksanaan Adaptasi 3. Hasil pemantauan dan evaluasi yang
4. Bupati/walikota, untuk pemantauan dan dilakukan oleh gubernur disampaikan kepada
GRK Perubahan Iklim; evaluasi kabupaten/kota; dan Menteri
4. penyelenggaraan NEK; 5. Pelaku Usaha, untuk pemantauan dan 4. Hasil pemantauan dan evaluasi yang
5. pelaksanaan kerangka evaluasi perusahaan di area usaha dilakukan oleh menteri terkait disampaikan
transparansi; dan dan/atau kegiatannya. kepada Menteri.
6. pelaksanaan pembinaan
5 pemantauan dan
evaluasi, Menteri
a.
b.
c.
hasil inventarisasi GRK nasional;
Baseline Emisi GRK nasional;
target pengurangan Emisi GRK nasional;
Hasil penyusunan laporan disampaikan kepada
Presiden melalui menteri yang menyelenggarakan
menyusun laporan koordinasi urusan pemerintahan di bidang kemaritiman
penyelenggaraan NEK d. rencana Aksi Mitigasi Perubahan Iklim nasional;
dan investasi paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
Pasal 80 untuk pencapaian target e. Rencana Aksi Adaptasi Perubahan Iklim nasional;
tahun.
NDC dengan melibatkan f. hasil penyelenggaraan NEK untuk pencapaian target
menteri dan/atau kepala NDC; dan
lembaga terkait g. kinerja capaian pengurangan Emisi GRK nasional 42
PEMBINAAN
Pasal 81
Pasal 82
Menteri, menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
dalam negeri, dan menteri terkait melakukan pembinaan di Dalam melakukan pembinaan, Pemerintah
1 bidang penyelenggaraan Inventarisasi Emisi GRK, pencapaian
target NDC, instrumen NEK, dan pengendalian Emisi GRK
dapat melakukan peningkatan partisipasi para
pihak dalam penyelenggaraan Aksi Mitigasi
dalam pembangunan kepada pemerintah provinsi, Pelaku Perubahan Iklim dan Aksi Adaptasi
Usaha dan pemangku kepentingan, secara sendiri-sendiri atau Perubahan Iklim serta NEK melalui:
bersama-sama menurut kebutuhan dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. a.penyediaan informasi;
b.peningkatan kapasitas; dan/atau
Gubernur melakukan pembinaan di bidang penyelenggaraan c.apresiasi dan penghargaan.
Bupati/walikota melakukan pembinaan di bidang Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
peningkatan partisipasi para pihak diatur
3 penyelenggaraan NEK, Inventarisasi Emisi GRK untuk
pencapaian NDC, dan pengendalian Emisi GRK dalam dalam Peraturan Menteri
pembangunan kepada pemangku kepentingan.
44
KOMITE PENGARAH Pasal 84
Dalam rangka pelaksanaan peraturan presiden ini dibentuk Komite Pengarah yang mempunyai tugas untuk
memberikan arah kebijakan dan pelaksanaan instrumen NEK untuk mencapai NDC dan pengendalian emisi
karbon dalam pembangunan.
Ketua : Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
Wakil Ketua : Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Anggota : 1. Menteri Dalam Negeri
2. Menteri Keuangan • Bidang yang menangani
3. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan substansi NDC dan NEK:
4. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Menteri Lingkungan Hidup
5. Menteri Energi Sumber Daya Mineral dan Kehutanan
6. Menteri Perindustrian • Bidang yang menangani
7. Menteri Perhubungan koordinasi Pengembangan
8. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Regional: Menteri Dalam
9. Menteri Pertanian Negeri
10. Menteri Kelautan dan Perikanan • Bidang yang menangani
11. Menteri Perdagangan substansi Fiskal dan
12. Kepala BMKG Pembiayaan: Menteri
13. Kepala BRGM Keuangan
45
Ketentuan Peralihan dan Penutup
Ketentuan Peralihan
Pelaku Usaha wajib
yang tidak melakukan Unit Karbon yang masih dimiliki
Penyelenggaraan Rencana mencatatkan dan
kewajibannya melalui SRN Pelaku Usaha dan sudah dicatatkan
Aksi Nasional dan Daerah melaporkan pelaksanaan
PPI tidak dapat menjual dan dilaporkan melalui SRN PPI dapat
terkait penurunan Emisi Aksi Mitigasi Perubahan
sisa Unit Karbon yang dijual hanya untuk Perdagangan
GRK Iklim dan Unit Karbon yang
dimiliki Karbon dalam negeri
dimiliki melalui SRN PPI
Pelaku Usaha wajib mengikuti transaksi baru sejak Perpres ini Pelaku Usaha yang telah
ketentuan mengenai tata laksana berlaku namun belum melakukan melaksanakan
penyelenggaraan NEK paling lambat 1 penyesuaian dikenakan kewajiban Perdagangan Karbon wajib
(satu) tahun sejak Peraturan Presiden tambahan pembayaran menyesuaikan paling
ini diundangkan pembagian manfaat atas nilai lambat tahun 2023
karbon yang ditransaksikan
Penutup
Perpres dinyatakan dicabut. Peraturan pelaksanaan Peraturan pelaksanaan dari Peraturan
a. Nomor 61 Tahun 2011; dan kedua Perpres tersebut dinyatakan tetap Presiden ini ditetapkan paling lambat 1
berlaku sepanjang tidak bertentangan (satu) tahun sejak Peraturan Presiden ini
b. Nomor 71 Tahun 2011 diundangkan
dengan Perpres 98 Tahun 2021
46
HAL-HAL YANG PERLU DITINDAKLANJUTI
1. Penyiapan Peraturan
8. Koordinasi dan Jejaring Pelaksana
Tim/Panitia Karbon