Berikut adalah beberapa contoh KPI (Key Performance Indicators) untuk tim Business Development:

1. Revenue Growth: KPI ini mengukur pertumbuhan pendapatan perusahaan dalam satu
periode waktu tertentu. Semakin tinggi pertumbuhan pendapatan, semakin sukses kegiatan
pengembangan bisnis yang dilakukan.

2. Customer Acquisition Cost (CAC): KPI ini mengukur biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk mendapatkan satu pelanggan baru. Semakin rendah CAC, semakin efektif strategi
pemasaran yang dilakukan oleh tim Business Development.

3. Sales Conversion Rate: KPI ini mengukur persentase pelanggan potensial yang berhasil
dikonversi menjadi pelanggan aktif. Semakin tinggi sales conversion rate, semakin efektif tim
Business Development dalam menjual produk atau jasa.

4. Lead Generation: KPI ini mengukur jumlah lead atau peluang bisnis baru yang berhasil
dihasilkan oleh tim Business Development. Semakin banyak lead yang berhasil dihasilkan,
semakin besar potensi pendapatan perusahaan di masa depan.

5. Market Share: KPI ini mengukur persentase pangsa pasar yang dimiliki oleh perusahaan
dalam industri atau pasar tertentu. Semakin tinggi market share, semakin kuat posisi
perusahaan di pasar dan semakin besar peluang untuk tumbuh lebih besar.

6. Partnership Development: KPI ini mengukur jumlah dan kualitas kemitraan bisnis yang
berhasil dikembangkan oleh tim Business Development. Semakin banyak kemitraan bisnis
yang berhasil dikembangkan, semakin besar kesempatan untuk memperluas jaringan bisnis
dan meningkatkan pendapatan perusahaan.

7. Customer Lifetime Value (CLTV): KPI ini mengukur total nilai transaksi yang dihasilkan oleh
satu pelanggan selama masa kerjasama dengan perusahaan. Semakin tinggi CLTV, semakin
baik kinerja tim Business Development dalam menjaga hubungan jangka panjang dengan
pelanggan.

Pemilihan KPI yang tepat sangat penting untuk memantau kinerja tim Business Development secara
efektif dan membantu perusahaan mencapai target pengembangan bisnis yang diinginkan.

Regenerate