GGRM - PRAKTIK PENGAUDITAN - B1 - Kelompok 3
GGRM - PRAKTIK PENGAUDITAN - B1 - Kelompok 3
Kelompok:
FAKULTAS BISNIS
2021/2022
A. Latar Belakang Perusahaan
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Gudang Garam Tbk adalah
PT Suryaduta Investama (69,29%) dan PT Suryamitra Kusuma (6,26%). PT Suryaduta
Investama merupakan induk usaha dan induk usaha terakhir GGRM.
2. Uji kewajaran
Rasio Perputaran Utang
Rasio perputaran utang usaha (accounts payable turnover ratio) adalah rasio keuangan
menunjukkan berapa kali perusahaan membayar membayar pemasoknya selama setahun
atau periode akuntansi. Semakin tinggi rasio perputaran utang usaha, semakin sering
perusahaan membayar pemasoknya.
Semakin tinggi rasio perputaran utang usaha, semakin sering perusahaan membayar
pemasoknya. Perhitungan rasio perputaran utang usaha dari PT GGRM menunjukan
bahwa perusahaan lebih sering melakukan pembayaran ke pemasok pada tahun 2020
daripada tahun 2019.
Rasio Perputaran Kas (Cash Turn Over Ratio) Rasio ini digunakan untuk mengukur
tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan
membiayai penjualan.
= 30,94
= 23,97
Quick ratio = (Aktiva lancar – persediaan – biaya yang dibayar di muka) / kewajiban
lancar
= 8.962.505 / 25.258.727
= 0,35
= 9.276.175 / 17.009.992
= 0,55
Perhitungan Quick Ratio dari PT GGRM menunjukkan bahwa perusahaan tidak memiliki
kondisi keuangan yang baik karena nilai hasilnya berada dibawah angka 1. Perhitungan di
atas juga menunjukkan bahwa tahun 2020 lebih baik kondisinya daripada tahun 2019
karena mendekati angka 1
= 2,72
= 2,77
Perhitungan rasio perputaran persediaan dari PT GGRM pada tahun 2020 mengalami
kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 0,05. Hal ini disebabkan meningkatnya jumlah
beban pokok penjualan. Dan menunjukkan bahwa tahun 2020 lebih baik daripada tahun
2019 karena rasio nya semakin tinggi daripada tahun 2019.
ANALISIS TREND
Analisis tren dilakukan untuk menguji kecenderungan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan
PT. GGRM.
Analisis trend menunjukkan bahwa PT. GGRM mengalami trend peningkatan dari tahun
sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan tren peningkatan Kas sebesar 33,66%. Kenaikan ini
disebabkan oleh naiknya kas dan setara kas, dan dikarenakan adanya pelunasan piutang dari
pelanggan, sedangkan piutang dan utang usaha mengalami penurunan karena ada pelunasan
piutang dan pembayaran kewajiban PT. GGRM.
C. Penilaian risiko
1. Risiko bawaan
Risiko ini merupakan risiko yang tidak dapat dipengaruhi oleh manajemen dan
perusahaan karena beberapa hal tidak dapat dikendalikan dan auditor tidak dapat
menemukannya dalam audit. Risiko ini berasal dari auditor yang tidak dapat
mengidentifikasi risiko karena transaksi memerlukan tingkat penilaian yang tinggi,
kemungkinan besar perusahaan salah melaporkan beberapa data untuk mengulangi
kesalahan lagi, transaksi bisnis perusahaan rumit dan melibatkan instrumen derivatif
Persediaan sering dikembalikan oleh pelanggan, jadi harus berhati-hati untuk secara
terpisah mengidentifikasi barang dagangan yang dikembalikan, memeriksa kualitasnya,
dan mencatatnya
pada nilai realisasi bersih
Risiko nilai tukar valuta asing terjadi dari waktu ke waktu. Risiko ini juga
berdampak pada PT GGRM, khususnya saat dilakukan pengadaan barang atau pembelian
barang dari luar negeri dan dalam skala yang lebih kecil, dari pengadaan rutin bahan baku
pembantu impor misalnya filter, perasa, serta suku cadang. Perseroan menghadapi risiko
pergerakan suku bunga di pasar karena suku bunga untuk setiap pinjaman ditetapkan pada
tanggal penarikan dan perpanjangan pinjaman tersebut.
a. Upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk memitigasi risiko gejolak nilai tukar
valuta asing yaitu Perseroan mempertahankan kebijakan untuk melakukan
pendanaan dalam Rupiah.
b. Risiko ini berjangka relatif pendek dan sebagian kecil dapat dikurangi dengan
hasil penjualan ekspor dalam mata uang asing. Dampak dari risiko nilai tukar
valuta asing relatif kecil jika dibandingkan dengan skala keuangan Perseroan
secara keseluruhan.
c. Kebutuhan pendanaan terutama untuk modal kerja, dipenuhi dari fasilitas
pinjaman jangka pendek dari sejumlah bank lokal dan asing. Seluruh fasilitas
pinjaman ditinjau setiap tahun dan dapat diperbaharui dengan persetujuan kedua
belah pihak. Jumlah dan periode pinjaman disesuaikan dengan kebutuhan
pendanaan dan kondisi pasar uang. Periode bunga pinjaman pada umumnya adalah
1,3 hingga 6 bulan dan pada akhir periode, Perseroan memiliki opsi untuk
memperpanjang atau melunasi pinjaman tersebut. Sesuai kebutuhan Perusahaan,
dari waktu ke waktu, Perseroan melakukan pengambilan kredit berjangka panjang.
2. Risko pengendalian
Risiko ini mengacu pada risiko salah saji keuangan dan kesalahan dalam laporan
perusahaan karena perusahaan gagal mengendalikan pengendalian internalnya dengan
baik. Misalnya, manajemen tidak dapat mengontrol dan mencegah staf yang tidak
melakukan transaksi sejak awal. Sumber risiko ini adalah manajemen yang gagal
memastikan pemisahan tugas, manajemen tidak dapat menanamkan pengendalian internal
yang baik dan benar dalam pelaporan keuangan, manajemen tidak menerapkan budaya
pengarsipan dan dokumentasi yang tepat.
Pencurian persediaan
Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak
mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Perbedaan
antara jumlah nilai tercatat kepentingan nonpengendali yang disesuaikan dan nilai wajar
imbalan yang diberikan atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas yang dapat
diatribusikan pada pemilik entitas induk.
3. Risiko deteksi
Risiko ini mengacu pada risiko saat auditor gagal mendeteksi salah saji dan
kesalahan dalam laporan keuangan perusahaan dan akibatnya auditor mengeluarkan opini
yang salah atas laporan tersebut. Sumber dari risiko ini yaitu auditor tidak memilih ukuran
sampel yang benar, auditor tidak memahami kompleksitas dan bisnis yang dilakukan
perusahaan, auditor tidak terlibat komunikasi dengan baik terhadap manajemen, dan
auditor tidak merencanakan audit dengan baik dan memilih prosedur audit yang tidak
tepat.
Transaksi yang mempengaruhi saldo persediaan
D. Asersi
1. GGRM mencatatkan jumlah persediaan yang dimiliki sebesar Rp39,9 triliun di tahun
2020, lebih rendah dibandingkan dengan Rp42,8 triliun di tahun sebelumnya.
Penurunan persediaan sebesar 6,9% disebabkan oleh oleh pembelian bahan baku yang
lebih sedikit seiring dengan turunnya volume penjualan.
2. Pada tahun 2020, piutang usaha naik 36,3% dari Rp 1,9 triliun menjadi Rp 2,6 triliun,
dengan jumlah piutang usaha yang jatuh tempo lebih dari 30 hari sebesar 5,5% dari
jumlah piutang usaha keseluruhan.
3. Kas bersih dari aktivitas operasi tercatat meningkat sebesar 56,4% menjadi Rp 17,5
triliun pada tahun 2020, terutama disebabkan oleh peningkatan penerimaan kas dari
pelanggan sebesar 3,1% menjadi Rp 113,8 triliun seiring dengan peningkatan
pendapatan penjualan selama tahun 2020. Pembayaran kas kepada pemasok turun 2,4%
menjadi Rp 85,5 triliun, terutama disebabkan oleh penurunan pembelian bahan baku.
4. Pada tahun 2020, GGRM juga melakukan beberapa pembayaran terkait dengan
aktivitas operasi sebesar Rp94,2 triliun dan pendanaan sebesar Rp20,8 triliun.
KESIMPULAN:
Pada tahun 2020 PT. Gudang Garam Tbk (GGRM) mencatat kas meningkat seiring
dengan menurunnya jumlah persediaan. Hal tersebut terjadi karena pembelian bahan baku lebih
sedikit dari tahun sebelumnya. Di sisi lain, perseroan bisa meningkatkan kas sebesar Rp4,8
triliun. Selain itu, perseroan juga bisa melakukan pembayaran terkait dengan aktivitas operasi
yang berhubungan dengan persediaan barang.
DAFTAR PUSTAKA