Anda di halaman 1dari 22

ETIKA BISNIS DAN KONSEP

GOOD CORPORATE
GOVERNANCE (GCG)
ASIDO IVAN 12030116140161
DELABRILIANO ISMAIL 12030116140142
SENDI RINALDI 12030116120061
ARIF NUGRAHA 12030116130152
RIFQI AVERIASA12030116130190
RUCI ABDI MUHYI 12030116120080
JOSHUA BRAM 12030116140083
 DEFINISI GOOD CORPORATE
GOVERNANCE
• Istilah Corporate Governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury
Committee pada tahun 1992

• Definisi Good Corporate Governance menurut Cadburry Committee


adalah seperangkat aturan yang mengatur hubungan antara para
pemegang saham, manajer, kreditur, pemerintah, karyawan dan pihak-
pihak yang berkepentingan lainnya baik internal maupun eksternal
lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka
• Good Corporate Governance adalah suatu bentuk keputusan dengan
memposisikan perusahaan secara jauh lebih tertata dan terstruktur,
dengan mekanisme pekerjaan yang bersifat mematuhi aturan-aturan
bisnis yang telah digariskan serta siap menerima sangsi jika aturan-
aturan tersebut dilanggar

• Secara sederhana Good Corporate Governance adalah mengurus


perusahaan secara baik
GCG bertujuan mengharapkan berbagai perusahaan yang berada di
suatu negara mampu menjalankan aktivitas bisnis secara baik dan ikut
serta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang beretika
tinggi. Perhatian terhadap GCG semakin meningkat
GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DAN
MANAJEMEN PERUSAHAAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCE

• Corporate Governance adalah suatu konesep yang memiliki idealism


untuk mewujudkan tujuan-tujuan pemegang saham.

• Macey (1998) menjelaskan corporate governance ini sebagai


mekanisme untuk mengontrol manajemen dari ketidakefisienan
mereka atau gagal memaksimumkan nilai.
AGENCY THEORY DAN ASYMMETRIC
INFORMATION
• Konflik antara komisaris (principal) dan pihak manajemen (agen)
dikenal dengan agency theory

• Menurut Arifin, “Pertentangan dan Tarik menarik kepentingan antara


principal dan agen dapat menimbulkan permasalahan yang dalam
agency theory dikenal dengan Asymmetric Information (AI)”.
AGENCY THEORY DAN
SOLUSI
MEMPERKECILNYA
AGENCY THEORY

• Di dasarkan pada konsep pemisahan antara kepemilikan dan


manajemen dengan masalah yang timbul karenanya, serta pentingnya
atau nilai untuk mengatasinya
• Hubungan Kontraktual antara principal dengan agent.
• Agent merupakan manajer yang ditunjuk oleh shareholder(principal)
• Principal merupakan shareholders (pemilik)
• Agency problem
• Mechanism to reduce agency problem
AGENCY PROBLEM

• Manager ditunjuk untuk menjalankan perusahaan sesuai kepentingan dari


pemillik, tetapi manajer lebih tertarik dalam memaksimalkan kompensasi mereka.
• Conflict of interest.
• Separation of ownership from control
• Risk preference
• Duration of involvement
• Limited earnings
• Information Asymmetry
AGENCY COST
REMEDIES TO AGENCY PROBLEM AND
AGENCY COST
• Managerial Ownership
• Executive compensation
• Debt
• Fair and accurate financial Disclosure
• Efficient board of directors
SOLUSI
MEMPERKECIL
AGENCY THEORI
Contoh teori agensi dalam kehidupan sehari hari: seorang pengusaha warnet
yang tidak bisa mengelola dan menjaga warnet yang dimiliki karena
kesibukannya. Pemilik warnet (disebut prinsipal) kemudian menyuruh orang lain
untuk mengelola warnetnya. Menjaganya siang malam. Orang yang ditunjuk
adalah bertindak sebagai AGEN dari pemiilik warnet.
Sebagai orang yang disuruh. Agen punya kewenangan mengelola warnet. Agen
akan mendapatkan imbalan (gaji). Dan dia harus bertanggung jawab kepada
pemilik warnetnya. Atau bosnya.

Lalu apa menariknya hubungan agen dan prinsipal sampai harus ada teori
agensi ? Itukan hanya hubungan kerja semata?

Btw, mengapa agen harus diawasi? Prinsipal harus berhati hati agar tidak
dirugikan. Oleh agen yang ditunjuknya. Dirugikan bagaimana ?
Pada teori keagenan, setiap pihak diasumsikan selalu bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri.
Terutama: manajemen.

Alih alih bisa menghasilkan keuntungan yang tinggi, manajemen bisa melakukan hal hal yang
merugikan seperti:
Mengangkat bawahan dengan nepotisme
1. Tidak memecat bawahan yang tidak memiliki kemampuan yang memadai
2. Memalsukan laporan.
3. Boros dalam pengeluaran yang tidak berdampak banyak terhadap kemajuan perusahaan. Bahkan
agen bisa menambah fasilitas dan gaji mereka sendiri.
• Bagaimana Mengatasi Masalah Keagenan?
Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengatasi atau lebih tepatnya meminimalkan konflik
kepentingan yang terjadi antara prinsipal dan agen, seperti yang diutarakan oleh Bathala(1994):

1. Menyamakan kepentingan manajemen


2. Pengawasan Good corporate governance (GCG)
3. Pemberian reward dan punishment (penghargaan dan hukuman)
4. Utang sebagai sumber pendanaan perusahaan
5. Intervensi langsung oleh pemegang saham
6. Meningkatkan kepemilikan saham oleh institusi
1. Komisaris harus melihat posisi manajemen perusahaan sebagai pihak yang
memiliki peran besar dalam menjaga dan mempertahankan
berlangsungnya perusahaan secara jangka panjang (Long Term)
2. Komisaris Perusahaan dalam melihat posisi manajemen perusahaan bukan
dalam konteks pekerja atau pelaksana tugas, namun sebagai mitra bisnis,
dalam artian setiap beratnya masalah harus dibagi bersama dan
dipecahkan bersama.
3. Pihak komisaris perusahaan dalam mendengar informasi dan analisa dari
pihak komisaris independen harus melakukan kaji ulang secara intensif
sebagai bentuk tanggungjawab jika keputusan nanti diambil bukan berarti
adalah rekomendasi 100 persen dari pihak komisaris independen.
4. Pihak Manajemen perusahaan harus membangun dan memiliki semangat
serta loyalitas tinggi kepada perusahaan. Dalam artian maju mundurnya
perusahaan memiliiki pengaruh pada maju mundurnya tingkat
kesejahteraan para manajemen perusahaan
Walaupun perusahaan dikendalikan oleh pemegang saham, namun pemegang
saham tidak dengan mudah memonitor kinerja manajemen andaikata
pemegang saham tidak memiliki informasi yang memadai terhadap
karakteristik industrial dan perusahaan sebagaimana yang dimiiliki manajemen.
ETIKA BISNIS DAN KONSEP GOOD
CORPORATE GOVERNANCE

• Saat ini peraturan dijelaskan secara tegas bahwa perusahaan yang ingin go-
public harus memiliki konsep GCG serta mengaplikasikan prinsip prinsipnya
pada perusahaan.
• Ada beberapa
Memenuhialasan yang mengharuskan perusahaan menerima konsep GCG
untuk Ketentuan
diterapkan : Membent Fungsi Pengawas
Pemerinta uk Direksi Direksi an
h lainnya Manajeme
n

Umpan Penilaian
Balik Kinerja
Pemegan Manajeme
g Saham n
ETIKA BISNIS DAN KONSEP GOOD
CORPORATE GOVERNANCE

Pedoman GCG merupakan acuan bagi perusahaan untuk melaksanakan GCG


dalam rangka :
1. Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan
yang didasarkan pada asas transparansi , akuntabilitas serta kewajaran
dan kesetaraan.

2. Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing masing organ


perusahaan yaitu dewan komisaris , direksi dan RUPS

3. Mendorong pemegang saham , anggota dewan komisaris dan anggota


direksi agar dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakannya
dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang undangan
ETIKA BISNIS DAN KONSEP GOOD
CORPORATE GOVERNANCE

4. Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosila


perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan
terutama di sekitar perusahaan

5. Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham


dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan lainya

6. Menigkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun


internasional.
GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM
KONTEKS BISNIS MASA DEPAN
• Penerapan Good Corporate Governance bukan sebuah syarat lagi
namun sebuah kebutuhan.
• Penerapan GCG adalah bentuk dari usaha mereka menghargai tata
konsep bisnis Modern.
• Sifat Arogan tidak mengedepankan etika bisnis.
• Profit dalam Bisnis bukan satu satunya tujuan.
PERMASALAHAN YANG TIMBUL DALAM
PENERAPAN GCG
• Beberapa permasalahan dalam penerapan GCG:
1.Pemaham konsep GCG oleh para manajer yang masih kurang,hanya
sebatas general dan tidak spesifik
2.Sebagian pihak menggangap GCG sebagai penghambat perusahaan
dalam pengambilan keputusan perusahaan
3.Pembekalan konsep GCG kepada aparat hukum secara luas
4.Menurut Herwidayatmo praktik-praktik dalam indonesia yang
bertentangan dalam konsep GCG dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
A.adanya konsentrasi kepemilikan oleh pihak tertentu
B.tidak efektifnya dewan komisaris
C.lemahnya law enforcement

Anda mungkin juga menyukai