NIM: 202270016
Nama: Almaida Dwi Kusuma
Jurusan Akuntansi
Trisakti School of Management
Bekasi
2022
Bahan kuis → dari buku: Rainer, R. Kelly; Brad Prince. (2019). Introduction to
Information Systems, Supporting and Transforming Business. 8th edition, John Wiley &
Sons, Inc. ISBN: 978-1-119-59463-5
1. Pertemuan 05 - Chapter 05 – Data and Knowledge Management
Jawaban :
Sebuah sistem manajemen database (DBMS) adalah satu set program yang
menyediakan pengguna dengan alat untuk membuat dan mengelola database.
Mengelola database mengacu pada proses menambah, menghapus, mengakses,
memodifikasi, dan menganalisis data yang disimpan dalam database. Sebuah
organisasi dapat mengakses data ini dengan menggunakan query dan alat pelaporan
yang merupakan bagian dari DBMS atau dengan memanfaatkan program aplikasi
yang ditulis khusus untuk melakukan fungsi ini, DBMS juga menyediakan
mekanisme untuk menjaga integritas data yang disimpan, mengelola keamanan dan
akses pengguna, dan memulihkan informasi jika sistem gagal.
● Tidak ada data yang berlebihan: Redundansi dihapus dengan normalisasi data.
Tidak ada duplikasi data yang menghemat penyimpanan dan meningkatkan waktu
akses.
● Konsistensi dan Integritas Data: Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, akar
penyebab inkonsistensi data adalah redundansi data, karena normalisasi data
menangani redundansi data, inkonsistensi data juga ditangani sebagai bagian
darinya.
● Keamanan Data: Lebih mudah untuk menerapkan batasan akses dalam sistem
basis data sehingga hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengakses data.
Setiap pengguna memiliki set akses yang berbeda sehingga data diamankan dari
masalah seperti pencurian identitas, kebocoran data, dan penyalahgunaan data.
● Privasi: Akses terbatas berarti privasi data. DBMS dapat memberikan dan
mencabut akses ke database pada tingkat pengguna yang memastikan siapa yang
mengakses data mana. Ini juga membantu pengguna untuk mengelola batasan
pada database, ini memastikan jenis data mana yang dapat dimasukkan ke dalam
tabel.
● Akses data yang mudah – Sistem database mengelola data sedemikian rupa
sehingga data mudah diakses dengan waktu respons yang cepat. Meskipun ukuran
database sangat besar, DBMS tetap dapat menyediakan akses dan pembaruan data
yang lebih cepat.
● Pemulihan mudah: Karena sistem basis data menyimpan cadangan data, lebih
mudah untuk melakukan pemulihan data secara penuh jika terjadi kegagalan. Ini
sangat berguna terutama untuk hampir semua organisasi, karena data yang
dipelihara dari waktu ke waktu tidak boleh hilang selama sistem crash atau
kegagalan.
● Fleksibel: Sistem database lebih fleksibel daripada sistem pemrosesan file. Sistem
DBMS dapat diskalakan, ukuran basis data dapat ditingkatkan dan diturunkan
berdasarkan jumlah penyimpanan yang diperlukan. Hal ini juga memungkinkan
penambahan tabel tambahan serta penghapusan tabel yang ada tanpa mengganggu
konsistensi data.
Jawaban :
Diambil sebuah ilustrasi bahwa kita hidup dari berbagai generasi, jadi ada orang
tua, kakek nenek, kemudian ada ibu bapak, dan kita sendiri. Lalu, bagaimana value
bagaimana pengetahuan nenek moyang kita bisa turun sampai ke kita? Tentunya
membutuhkan sebuah knowledge management. Hal tersebut sama dengan di
organisasi, dimana kisah-kisah sukses kita di organisasi itu perlu sekali untuk di
manajemen. Tetapi, hal tersebut tidak hanya untuk disimpan (di repository server
ataupun di gudang), namun knowledge management ini lebih daripada menyimpan
pengetahuan. Jika dilihat dari definisinya, Knowledge Management adalah sebuah
proses yang membantu organisasi dalam mengidentifikasi, memilih,
mengorganisasikan, menyebarkan, dan memindahkan informasi penting dan
pengalaman yang merupakan bagian dari organisasi
Jawaban :
Jawaban :
Dalam kehidupan sehari-hari , dulu kita harus menulis surat saat ingin bertukar
kabar dengan kerabat atau teman yang tinggal di luar kota. Sekarang, penerapan
teknologi informasi membuat proses tersebut lebih cepat dengan menghadirkan
telepon maupun ponsel genggam. Sehingga hanya diperlukan hitungan detik bagi
Anda untuk mengirimkan pesan.
Jawaban :
Collaboration network applications mengacu pada upaya oleh dua atau lebih entitas-
yaitu, individu, tim, kelompok, atau organisasi-yang bekerja sama untuk
menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Istilah kelompok kerja mengacu secara khusus
pada dua atau lebih individu yang bertindak bersama-sama untuk melakukan suatu
tugas. Dengan alat kolaborasi memungkinkan pengguna bisnis untuk berkolaborasi
dengan kolega, mitra bisnis, dan pelanggan. Collaboration network applications
memberikan dampak di dalam bisnis dan kehidupan sehari-hari, antara lain :
- Manajemen Bersatu
- Meningkatkan Aksesibilitas
Jawaban :
E-learning dan pembelajaran jarak jauh bukanlah hal yang sama, tetapi mereka
tumpang tindih. E-learning mengacu pada pembelajaran yang didukung oleh Web.
Hal ini dapat terjadi di dalam ruang kelas sebagai dukungan untuk pengajaran
konvensional, seperti ketika siswa bekerja di Web selama kelas. Hal ini juga dapat
terjadi di ruang kelas virtual, di mana semua kursus diselesaikan secara online dan
kelas tidak bertemu tatap muka. Dalam kasus ini, e-learning adalah bagian dari
pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh (DL) mengacu pada situasi
pembelajaran di mana guru dan siswa tidak bertemu tatap muka.
Contoh bisnis yang terkena dampak adalah bisnis di bidang akademik, seperti virtual
university, dampaknya sebagai berikut :
Jawaban :
E-commerce itu sendiri, dapat dipelajari dan dilakukan untuk semua kalangan
masyarakat dengan mudah. Suatu negara dapat dikatakan berkembang ekonomi
digital-nya, ditandai dengan adanya kemajuan dan berkembangnya bisnis atau
transaksi perdagangan yang memanfaatkan internet sebagai komunikasi, kolaborasi,
dan kooperasi antar perusahaan atau antar individu. E-commerce dapat membantu
mengurangi biaya yang dikeluarkan serta dapat menyampaikan informasi secara detail
mengenai produk maupun harga spesial yang diberikan kepada konsumen secara
online dan memudahkan proses transaksi tanpa harus datang ke toko secara langsung
sehingga dapat bersaing dengan toko sejenis dan mendapatkan hasil yang lebih
maksimal Kemajuan ekonomi digital merupakan salah satu upaya dalam menjalankan
bisnis dengan sistem penjualan, yaitu dengan melakukan sistem kerja berbasis online.
Teknologi dan informasi telah berkembang pesat. Salah satu temuannya, internet,
sukses membawa perubahan pada masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan
sehari-hari. Menurut situs statistik internetlivestats, di tahun 2016 pengguna internet
di Indonesia mencapai 53,2 juta orang yang merupakan 20,4% dari semua populasi
Indonesia (Sativa, 2016: 1). Sistem kerja yang dilakukan, akan mengubah omzet
penjualan di era pandemi Covid-19 saat ini menjadi lebih tinggi. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan cara membuat akun atau media sosial yang paling sering digunakan
masyarakat seperti Instagram, Facebook, Marketplace dan ada juga yang sudah
mendaftarkan usaha atau bisnisnya di Gofood atau Grabfood untuk pelaku usaha
makanan.
Di 2021, nilai ekonomi digital Indonesia tercatat sebesar US$70 miliar dan ini
merupakan yang tertinggi di ASEAN. Jumlah tersebut diperkirakan akan mampu
tumbuh hampir 5 kali lipat pada 2030 dengan nilai mencapai US$ 330 miliar.
Transaksi e-commerce memberi kontribusi terbesar bagi ekonomi digital Indonesia, di
mana pada 2021 lalu nilainya mencapai US$53 miliar. Jumlah ini diprediksi akan
meningkat sampai US$104 miliar pada 2025, dengan level pertumbuhan 18%.
Jawaban :
● Masalah etika
Terdapat masalah etika dan global yang terkait dengan TI juga berlaku untuk e-
bisnis. Di sini, terdapat dua masalah dasar: privasi dan kehilangan pekerjaan.
1. Privasi
Masyarakat Indonesia untuk tidak berpuas diri merasa produktif dan efisien
dalam bekerja. Namun diharapkan bisa membekali diri dengan kreativitas,
inovatif, dan menumbuhkan jiwa wirausahanya. Itulah yang bisa mengalahkan
robot dan komputer, bisa mengalahkan teknologi. SDM dengan ketiga hal itu
akan mampu menciptakan teknologi, dan otomatis mengalahkan robot itu
sendiri.
● Masalah hukum :
Banyak masalah hukum terkait secara khusus dengan e-commerce.
Lingkungan bisnis di mana pembeli dan penjual tidak saling mengenal dan bahkan
tidak dapat melihat satu sama lain menciptakan peluang bagi orang yang tidak
jujur untuk melakukan penipuan dan kejahatan lainnya. Berikut merupakan
masalah-masalah hukum dalam E-Business:
1. Penipuan di Internet
Penipuan e-commerce muncul dengan peningkatan pesat dalam
popularitas situs web. Ini adalah masalah panas bagi pedagang cyber dan
click-and-mortar. Pedagang cyber dan click-and-mortar adalah proses
penjualan ataupun sistem bisnis yang mana konsumen melakukan transaksi
dalam memilih dan membeli barang hanya melalui internet.. Penipu aktif
terutama di bidang saham. Para investor kecil terpikat oleh janji keuntungan
palsu oleh promotor saham. Lelang juga konduktif terhadap penipuan, baik
oleh penjual maupun pembeli. Ketersediaan email dan iklan pop up telah
membuka jalan bagi penjahat keuangan untuk memiliki akses ke banyak
orang. Area penipuan potensial lainnya termasuk peluang bisnis hantu dan
investasi palsu.
3. Nama Domain
Pemilihan nama domain dalam e-commerce adalah proses yang sulit
yang membutuhkan penilaian banyak faktor. Selain pertimbangan untuk
mengaitkan domain dengan nama merek dan makna domain dalam proses
optimasi website, ada juga aspek hukum yang kelalaian atau ketidaktahuannya
dapat berakibat serius di kemudian hari.
Nama yang dipilih tidak boleh sama atau mirip dengan nama merek
dagang terdaftar, terutama merek terkenal. Mendaftarkan domain yang mirip
atau mirip dengan nama merek dianggap sebagai pelanggaran yang dikenal
sebagai "cybersquating". Di Internet ada database yang berbeda, di mana
domain dapat diperiksa kesamaannya dengan merek dagang terdaftar. Nama
domain ditetapkan oleh organisasi nirlaba pusat yang memeriksa konflik dan
kemungkinan pelanggaran merek dagang. Jelas, perusahaan yang menjual
barang dan jasa melalui Internet ingin pelanggan dapat menemukannya
dengan mudah. Secara umum, semakin dekat nama domain dengan nama
perusahaan, semakin mudah perusahaan itu ditemukan.
Nama domain dianggap legal ketika orang atau bisnis yang memiliki
nama tersebut telah menjalankan bisnis yang sah dengan nama tersebut selama
beberapa waktu. Perusahaan seperti Christian Dior, Nike, Deutsche Bank, dan
bahkan Microsoft harus berjuang atau membayar untuk mendapatkan nama
domain yang sesuai dengan nama perusahaan mereka.
4. Cyberquatting
Cybersquatting adalah tindakan mendaftarkan, menggunakan, atau
menjual nama domain internet yang menyertakan merek dagang pihak lain
untuk tujuan mendapatkan keuntungan dari merek dagang tersebut. Beberapa
perilaku termasuk dalam definisi cybersquatting, yang membutuhkan tiga
elemen: (i) nama domain yang dipermasalahkan mirip dengan merek dagang
pihak yang dirugikan; (ii) pemilik nama domain tidak memiliki hak atau
kepentingan yang sah atas nama domain; dan (iii) nama domain telah
didaftarkan dan digunakan dengan itikad buruk. Jika salah satu dari elemen ini
hilang, maka cybersquatting tidak ada.
Contoh paling nyata adalah pajak penjualan. Federal, negara bagian,
dan otoritas lokal bekerja pada kebijakan perpajakan untuk e-bisnis. Masalah
ini sangat kompleks untuk e-commerce antarnegara bagian dan internasional.
Misalnya, beberapa orang mengklaim bahwa negara bagian di mana penjual
berada berhak atas seluruh pajak penjualan (di beberapa negara, ini adalah
pajak pertambahan nilai [PPN]). Yang lain berpendapat bahwa negara bagian
di mana server berada juga harus menerima sebagian dari pendapatan pajak.
Selain pajak penjualan, ada pertanyaan tentang di mana-dan dalam
beberapa kasus, apakah penjual elektronik harus membayar pajak izin usaha,
biaya waralaba, pajak penerimaan kotor, pajak cukai, pajak hak istimewa, dan
pajak utilitas. Selanjutnya, bagaimana seharusnya pemungutan pajak
dikendalikan? Upaya legislatif untuk mengenakan pajak pada e-commerce
ditentang oleh sebuah organisasi bernama Pejuang Kebebasan Internet.
5. Hak Cipta
Undang-undang hak cipta melindungi kekayaan intelektual dalam berbagai
bentuknya, dan tidak dapat digunakan secara bebas. Sangat sulit untuk
melindungi kekayaan intelektual di E-Commerce. Misalnya, jika Anda
membeli perangkat lunak, Anda memiliki hak untuk menggunakannya dan
bukan hak untuk mendistribusikannya. Hak distribusi ada pada pemegang hak
cipta. Selain itu, menyalin konten dari situs web juga melanggar undang-
undang hak cipta. Melindungi hak kekayaan intelektual dalam e-commerce
sangat sulit, karena melibatkan ratusan juta orang di 200 negara dengan
undang-undang hak cipta yang berbeda yang memiliki akses ke miliaran
halaman Web.