Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FISIKA

”MATA”

DISUSUN OLEH :
NAMA : RISMAHAYANTI DEWIASYFAA
KELAS : XI MIPA 3
NO ABSEN : 29

SMA NEGERI 1 LEMAHABANG


CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH X
PROVINSI JAWA BARAT

JL. K.H. WAHID HASYIM 70 SINDANGLAUT KECAMATAN LEMAHABANG


KABUPATEN CIREBON PROVINSI JAWA BARAT
KODE POS 45183 Telp (0231) 635246
2022 – 2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT.  atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Fisika, yaitu
tentang ALAT OPTIK salah satunya ‘MATA’. Melalui makalah ini, kami harap para pembaca dapat
mengetahui serta dapat mengerti tentang Bagaimana Mata kita membentuk bayangan hingga mata kita
dapat melihat dengan jelas sekitar kita, dan makalah ini dapat saya susun melalui beberapa sumber
yakni kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
saya semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Penyusunan laporan Makalah ini
disusun sebagai bukti bahwa penulis telah melaksanakan dan menyelesaikan Tugas Individu Fisika
Dasar. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak H. Endi
Syarifudin, S.Pd, sebagai guru mata pelajaran Fisika. Saya menyadari bahwa tanpa adanya bantuan
dan kerjasama dari berbagai teman dan media, maka penyusunan makalah ini akan terhambat. Saya
berharap semoga laporan ini bemanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Segala
kritik dan saran akan diterima dengan besar hati demi memperbaiki penyusunan tugas-tugas
berikutnya.

Cirebon, Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB 1...................................................................................................................................................4
A. PENDAHULUAN....................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN...........................................................................................................4
BAB 2...................................................................................................................................................5
A. PENGERTIAN.........................................................................................................................5
B. BAGIAN BAGIAN MATA.....................................................................................................6
C. MATA PLUS, SILINDER DAN MINUS..........................................................................................7
1. MATA MINUS.....................................................................................................................7
2. MATA PLUS........................................................................................................................7
3. MATA SILINDER...............................................................................................................7
D. PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA MATA...................................................................8
E. DAYA AKOMODASI MATA................................................................................................9
F. CACAT MATA......................................................................................................................10
1. Miopi (Rabun Jauh)...........................................................................................................10
2. Hipermetropi (Rabun Dekat)............................................................................................11
3. Cacat Mata Presbiopi........................................................................................................12
4. Astigmatisma (mata silindris)...........................................................................................12
5. Buta Warna........................................................................................................................12
6. Katarak...............................................................................................................................12
BAB 3..................................................................................................................................................15
A. CONTOH SOAL....................................................................................................................15
B. KESIMPULAN......................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................16
BAB 1

A. PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi telah membawa dampak yang positif bagi kehidupan manusia, berbagai peralatan
elektronik diciptakan untuk dapat menggantikan berbagai fungsi organ atau menyelidiki fungsi dan
penyimpangan pada organ tubuh manusia. Apakah yang dimaksud dengan alat optik?

Alat optik adalah alat-alat yang salah satu atau lebih komponennya menggunakan benda optik,
seperti: cermin, lensa, serat optik atau prisma. Prinsip kerja dari alat optik adalah dengan
memanfaatkan prinsip pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya. Pemantulan cahaya adalah
peristiwa pengembalian arah rambat cahaya pada reflektor. Pembiasan cahaya adalah peristiwa
pembelokan arah rambat cahaya karena cahaya melalui bidang batas antara dua zat bening yang
berbeda kerapatannya.Jenis alat optik yang akan kita pelajari dalam konteks ini adalah mata.

Alat Optik Alami Adalah Mata. Kita hidup didunia ini merupakan berkah dari Tuhan maha pencipta,
dan kita dijadikan manusia ini merupakan makhluk yang paling sempurna. Kita juga diberi Panca
indra yang dapat kita fungsikan sesuai kegunaannya masing-masing, salah satunya adalah mata yang
berguna sebagai alat optik alami.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian alat optik “MATA” ?


2. Apa sajakah bagian-bagian Mata ?
3. Mengapa terdapat mata plus, Silinder dan minus ?
4. Bagaimana pembentukan bayangan pada Mata ?
5. Berapakah daya akomodasi pada Mata ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk memenuhi pengertian dan manfaat alat optik “MATA”


2. Untuk mengetahui bagian-bagian Mata
3. Mengenal Mata plus dan minus
4. Mengetahui pembentukan bayangan pada Mata
BAB 2

A. PENGERTIAN

Mata merupakan satu-satunya alat optik alami dan tercanggih yang dimiliki manusia. Mata berfungsi
untuk melihat suatu objek dengan cara mentransmisikan cahaya melalui lensa mata yang kemudian
ditangkap oleh retina dan diterima oleh otak untuk diolah menjadi sebuah gambar yang dapat kita
lihat. Secara garis besar memang untuk melihat, namun tentu saja mata memiliki bagian-bagian
didalamnya yang memiliki fungsi berbeda-beda dan saling berhubungan sehingga mata kita bisa
melihat.
Mata adalah indera penglihatan yang berfungsi mempersepsikan bentuk, ukuran, warna, maupun
kedudukan suatu objek. Fungsi mata sangat penting bagi kehidupan manusia, namun perhatian yang
kurang terhadap kesehatan mata berpotensi meimbulkan gangguan, salah satunya adalah gangguan
tajam penglihatan. Tajam penglihatan atau visus adalah suatu
kemampuan mata atau daya refraksi mata untuk melihat suatu objek. Tajam penglihatan normal
adalah kemampuan mata atau daya refraksi mata untuk membedakan dua titik secara terpisah dengan
membentuk sudut satu menit pada jarak enam meter.
Penglihatan pada manusia melibatkan deteksi gelombang cahaya yang sangat sempit dengan panjang
gelombang sekitar 400 sampai 750 nm. Panjang gelombang terpendek dipersepsi sebagai warna biru,
dan panjang gelombang terpanjang dipersepsi sebagai warna merah. Mata memiliki fotoreseptor yang
mampu mendeteksi cahaya, tetapi, sebelum cahaya mengenai reseptor yang bertanggung jawab untuk
deteksi ini, cahaya harus difokuskan ke retina ( ketebalan 200 μm) oleh kornea dan lensa.
B. BAGIAN BAGIAN MATA

1. KORNEA
Bagian ini terletak paling luar dari mata yang bening dan tembus pandang, munutupi iris dan
pupil. Salah satu karakteristiknya saat kita sentuh mata akan menutup secara reflek.
Fungsinya untuk menerima cahaya dari lingkungan sekitar.

2. LENSA KRISALIN
Lensa ini memiliki fungsi untuk memfokuskan cahaya yang masuk kebagian belakang mata
tepat pada retina sehingga perannya sangat fital.

3. IRIS
Inilah bagian mata yang memiliki warna yang pada manusia kadang berbeda-beda sesuai
dengan ganetiknya. Posisi dari iris ini ada di tengah dan berfungsi untuk membatasi
banyaknya cahaya yang masuk.

4. AQUEOUS HUMOR
Bagian ini berfungsi membiaskan cahaya kedalam mata.

5. PUPIL
Berwarna hitam dan berada di tengah Iris yang dapat membuka dan menutup, adapun
fungsinya adalah untuk mengatur masuknya cahaya pada bola mata.

6. RETINA/SELAPUT JALA
Retina adalah lapisan yang sangat tipis dari jaringan di dalam mata. Fungsi Retina Mata untuk
menangkap sinar cahaya yang masuk ke mata.

7. SYARAF OPTIK
Saraf optik mentransmisikan impuls cahaya yang di tangkap retina menuju otak.
Menghubungkan ke bagian belakang mata dekat makula.

8. OTOT MATA
Otot ini berguna untuk mengatur besar dan kecilnya lensa yang juga merupakan penyangga
lensa kristalin.

9. VITREUS HUMOR
Selanjutnya cairan bening yang umumnya berada pada rongga mata. Memiliki fungsi
meneruskan cahaya dari lensa menuju ke retina.

10. BINTIK KUNING


Kemapuan lensa mata menyesuaikan jarak fokusnya itu disebut kemampuan berakomodasi
atau danya akomodasi mata. Didepan lensa mata terdapat pupil, yaitu lubang yang ukuranya
diubah secara otomatis oles iris (yaitu bagian yang berwarna pada bagian depan mata). Bila
cahaya kuat, maka pupil mengecil, dan bila cahaya kurang kuat, maka pupil membesar.
C. MATA PLUS, SILINDER DAN MINUS

Mata minus, plus, dan silinder merupakan kelainan refraksi mata yang membuat penglihatan
seseorang menjadi kabur. Kelainan bisa terjadi sejak lahir maupun karena kebiasaan atau penyebab
tertentu. mata minus, plus, dan silinder terjadi ketika pancaran cahaya yang ditangkap lensa mata
tidak bisa difokuskan ke retina. Jika pancaran cahaya tidak jatuh pada retina, bayangan objek akan
menjadi kabur.

1. MATA MINUS

Mata minus atau miopi adalah kelainan mata yang menyebabkan penderita tidak dapat
melihat dengan jelas benda-benda yang letaknya jauh dari mata. Kondisi ini disebabkan oleh
lensa mata yang terlalu cembung sehingga bayangan dari benda jatuh di depan retina. Faktor
risiko yang menyebabkan mata minus adalah gaya hidup yang tidak sehat, faktor keturunan,
kurang istirahat, dan asupan nutrisi yang kurang. Kondisi medis tertentu juga bisa
menyebabkan mata minus, salah satunya diabetes.

2. MATA PLUS

Mata plus atau hipermetropi adalah kelainan mata yang menyebabkan penderita tidak mampu
melihat objek benda secara jelas dari dekat. Kondisi ini terjadi karena lensa mata terlalu pipih,
sehingga bayangan jatuh di belakang retina. Faktor risiko yang menyebabkan mata plus
adalah faktor usia (lebih banyak menyerang orang di atas 40 tahun) dan faktor keturunan
3. MATA SILINDER

Mata silinder atau astigmatisma adalah kelainan mata yang menyebabkan penderita tidak
mampu membedakan garis lengkung dan lurus secara bersamaan. Kondisi ini disebabkan oleh
permukaan kornea (selaput bening) yang tidak rata, sehingga cahaya yang masuk tidak
difokuskan ke satu titik. Faktor risiko yang menyebabkan mata silinder adalah memiliki
kondisi mata minus yang berat, menderita keratokonus (penipisan lapisan kornea), trauma
D. PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA MATA

Secara sederhana sebagai alat optik mata membentuk bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil pada
retina. Pemfokusan dilakukan dengan mengubah jarak fokus lensanya. Benda akan nampak jelas jika
bayangan tepat jatuh pada permukaan retina. Adapun tahap-tahap terbentuknya bayangan pada mata
yaitu sebagai berikut :

Cahaya masuk ke dalam mata melalui lubang pupil, pertama cahaya menembus kornea, aqueous
humor, lensa, dan viterus humor sehingga bayangan jatuh tepat pada retina. Kemudian retina
membentuk impuls yang dijalarkan ke saraf otak II , lalu ke otak untuk di interpretasikan sebagai
penglihatan. Cahaya yang masuk ke mata difokuskan oleh lensa mata ke bagian belakang mata yang
disebut retina. Bentuk bayangan benda yang jatuh di retina seolah-olah direkam dan disampaikan ke
otak melalui saraf optik. Bayangan inilah yang sampai ke otak dan memberikan kesan melihat benda
kepada mata. Jadi, mata dapat melihat objek dengan jelas apabila bayangan benda (bayangan nyata)
terbentuk tepat di retina.

JANGKAUAN PENGLIHATAN
Kemampuan penglihatan manusia terbatas pada jangkauan tertentu atau disebut jangkauan
penglihatan yaitu daerah di depan mata yang dibatasi oleh dua buah titik. Titik terjauh (punctum
remotum disingkat PR) dan titik terdekat (punctum proximum disingkat PP).
PR adalah titik terjauh didepan mata, dimana benda masih nampak dengan jelas. PP adalah titik
terdekat didepan mata, dimana benda masih nampak dengan jelas.
Objek akan nampak jelas jika objek berada pada jangkauan penglihatan, dan objek tidak akan nampak
dengan jelas jika objek ada diluar jangkauan penglihatan (terlalu dekat dengan mata atau terlalu jauh
dari mata).
E. DAYA AKOMODASI MATA

Mekanisme Proses Melihat pada Mata


Bagaimana mata kita melihat benda? Pada waktu kita melihat suatu benda maka lensa mata
membentuk bayangan dari benda itu. Bayangan itu harus jatuh di retina. Karena letak benda yang
dilihat tidak selalu tetap tempatnya, sedangkan bayangan dari benda itu oleh lensa mata harus selalu
di retina maka kelengkungan lensa mata harus berubah-ubah sesuai dengan letak benda yang dilihat.
Perubahan kelengkungan lensa men yebabkan terjadinya perubahan jarak fokus lensa mata.
Perubahan ini dilakukan otot lensa mata. Jika benda yang dilihat jauh maka otot lensa mata
mengkerut, menarik lensa menjadi pipih. Jika letak benda yang dilihat dekat maka otot lensa mata
mengendur, Itu menyebabkan lensa mata menjadi tebal.

Dengan demikian, bayangan benda yang dibuat lensa mata selalu jatuh di retina menjadi nyata, lebih
kecil, dan terbalik. Rangsang dari bayangan benda akan dikirim ke otak oleh saraf-saraf penglihat.

Bagaimana keadaan lensa mata kita pada saat melihat benda yang sangat jauh? Apakah mata
berakomodasi pada saat tersebut? Jika mata kita melihat benda yang paling dekat maka lensa mata
dalam keadaan paling tebal. Dikatakan mata kita sedang berakomodasi maksimum pada saat tersebut.
Daya akomodasi (daya suai) adalah kemampuan otot siliar untuk menebalkan atau memipihkan
kecembungan lensa mata yang disesuaikan dengan dekat atau jauhnya jarak benda yang dilihat.
Manusia memiliki dua batas daya akomodasi (jangkauan penglihatan) yaitu :
1. Titik dekat mata (punctum proximum) adalah jarak benda terdekat di depan mata yang
masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata normal (emetropi) titik dekatnya berjarak 10cm
s/d 20cm (untuk anak-anak) dan berjarak 20cm s/d 30cm (untuk dewasa). Titik dekat disebut
juga jarak baca normal.
2. Titik jauh mata (punctum remotum) adalah jarak benda terjauh di depan mata yang
masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata normal titik jauhnya adalah “tak
terhingga”.
Saat mata melihat objek yang dekat, lensa mata akan berakomodasi menjadi lebih cembung agar
bayangan yang terbentuk jatuh tepat di retina. Sebaliknya, saat melihat objek yang jauh, lensa
mata akan menjadi lebih pipih untuk memfokuskan bayangan tepat di retina.
F. CACAT MATA

Cacat mata terjadi karena jangkauan penglihatan berubah. Hal ini diakibatkan oleh kemampuan daya
akomodasi mata yang berubah. Daya akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk mengubah
jarak fokusnya agar bayangan jatuh di retina mata. Berikut ini akan diuraikan berbagai jenis cacat
mata yang di dasarkan pada kemampuan daya akomodasinya. Cacat mata ini dapat diatasi dengan
memakai kacamata, lensa kontak, atau dioperasi.
1. Miopi (Rabun Jauh)
Cacat mata miopi terjadi jika pada penglihatan tak berakomodasi bayangan jatuh di depan
retina, hal ini terjadi karena lensa mata tidak dapat menjadi sangat pipih (terlalu cembung).
Agar dapat melihat jelas benda yang jauh maka perlu dibantu dengan lensa divergen (lensa
cekung). Lensa divergen adalah lensa yang dapat menyebarkan berkas cahaya. Berikut ini
adalah bagan pembentukan bayangan pada cacat mata miopi sebelum dan sesudah memakai
lensa.

Keterangan gambar :

Gambar sebelum memakai kaca mata. Cahaya yang berasal dari tempat jauh (diluar jangkauan
penglihatan) oleh lensa mata dibiaskan di depan retina sedang cahaya dari tempat dekat (dalam
jangkauan penglihatan) tepat dibiaskan di retina.

Gambar sesudah memakai kaca mata. Lensa negatif mengubah arah rambat cahaya sejajar menjadi
menyebar sehingga seolah-olah cahaya berasal dari daerah jangkauan penglihatan.

Orang yang menderita rabun jauh atau miopi tidak mampu melihat dengan jelas objek yang jauh tapi
tetap mampu melihat dengan jelas objek di titik dekatnya (pada jarak 25 cm). titik jauh mata orang
yang menderita rabun jauh berada pada jarak tertentu (mata normal memiliki titik jauh tak berhingga).
Rabun jauh dapat diperbaiki dengan menggunakan lensa divergen yang bersifat menyebarkan
(memencarkan) sinar. Lensa divergen atau lensa cekung atau lensa negatif dapat membantu lensa
mata agar dapat memfokuskan bayangan tepat di retina. Miopi dikoreksi menggunakan lensa negative
Prinsip dasarnya adalah lensa negatif digunakan untuk memindahkan (memajukan) objek pada jarak
tak hingga agar menjadi bayangan di titik jauh mata tersebut sehingga mata dapat melihat objek
dengan jelas.
2. Hipermetropi (Rabun Dekat)
Orang yang menderita rabun dekat atau hipermetropi tidak mampu melihat dengan jelas objek
yang terletak di titik dekatnya tapi tetap mampu melihat dengan jelas objek yang jauh (tak
hingga). Titik dekat mata orang yang menderita rabun dekat lebih jauh dari jarak baca normal
(PP > 25 cm). Hipermetropi dikoreksi menggunakan lensa positif. Prinsip dasarnya adalah
lensa positif digunakan untuk memindahkan (memundurkan) objek pada jarak baca normal
menjadi bayangan di titik dekat mata tersebut sehingga mata dapat melihat objek dengan jelas.

Berikut ini adalah bagan pembentukan bayangan pada hipermetropi sebelum dan sesudah
memakai lensa.

Keterangan gambar :

Gambar sebelum memakai kaca mata: Berkas cahaya dari jarak baca normal (cahaya kuning) akan
dibiaskan oleh lensa mata di belakang retina, berkas cahaya baru akan dibiaskan tepat di retina jika
benda lebih jauh dari jarak baca normal (yaitu titik dekatnya)

Gambar sesudah memakai kaca mata: lensa positif mengubah arah rambat cahaya yang berasal dari
jarak baca normal seolah-olah berasal dari titik dekatnya (PP), kemudian lensa mata mengubah arah
rambat cahaya ini menuju retina.

Cacat mata hipermetropi terjadi jika penglihatan pada jarak baca normal mengakibatkan bayangan
dari lensa mata jatuh di belakang retina, hal ini karena lensa mata tidak dapat menjadi sangat cembung
(terlalu pipih). Agar dapat melihat jelas benda-benda pada jarak baca normal (Sn) maka cacat mata ini
perlu dibantu dengan menggunakan lensa konvergen (lensa cembung). Lensa konvergen adalah lensa
yang dapat mengumpul berkas cahaya.
3. Cacat Mata Presbiopi
Cacat mata presbiopi (mata tua atau rabun dekat dan rabun jauh diakibatkan karena
melemahnya daya akomodasi) terjadi karena bayangan jatuh di belakang retina pada saat
melihat dekat dan bayangan jatuh di depan retina pada saat melihat jauh, hal ini terjadi karena
daya akomodasi lensa mata lemah. Agar dapat melihat jelas baik benda yang dekat maupun
yang jauh maka perlu dibantu dengan menggunakan gabungan lensa cembung (konvergen) dan
cekung (divergen). Cacat mata ini sering juga dikenal dengan nama cacat mata tua.

4. Astigmatisma (mata silindris)


Astigmatisma disebabkan karena kornea mata tidak berbentuk sferik (irisan bola), melainkan
lebih melengkung pada satu bidang dari pada bidang lainnya. Akibatnya benda yang berupa
titik difokuskan sebagai garis.

Mata astigmatisma juga memfokuskan sinar-sinar pada bidang vertikal lebih pendek dari sinar-
sinar pada bidang horisontal. Astigmatisma ditolong/dibantu dengan kacamata silindris.

Astigmatisme atau mata silindris merupakan kelainan pada mata yang disebabkan oleh karena
lengkung kornea mata yang tidak merata. Kelainan refraksi ini bisa mengenai siapa saja tanpa
peduli status sosial, umur dan jenis kelamin. Bola mata dalam keadaan normal berbentuk
seperti bola sehingga sinar atau bayangan yang masuk dapat ditangkap pada satu titik di retina
(area sensitif mata).

Pada orang astigmatisme, bola mata berbentuk lonjong seperti telur sehingga sinar atau
bayangan yang masuk ke mata sedikit menyebar alias tidak fokus pada retina. Hal ini
menyebabkan bayangan yang terlihat akan kabur dan hanya terlihat jelas pada satu titik saja.
Disamping itu, bayangan yang agak jauh akan tampak kabur dan bergelombang.

Apa yang menyebabkan astigmatisme?


Astigmatisme umumnya diturunkan dan sering muncul sejak anak anak. Selain itu,
astigmatisme juga bisa disebabkan oleh tekanan yang berlebihan pada kornea, kebiasaan
membaca yang buruk dan kebiasaan menggunakan mata untuk melihat objek yang terlalu
dekat.

Bagaimana mengobati astigmatisme?


Kaca mata untuk penderita astigmatisme menggunakan lensa silinder. Pilihan lain untuk
mengobati astigmatisme adalah dengan operasi, namun tindakan ini sangat terggantung dari
kondisi pasien. Operasi dilakukan dengan menggunakan laser untuk memperbaiki lengkung
kornea.

5. Buta Warna
Buta warna adalah suatu kondisi dimana seseorang sama sekali tidak dapat membedakan
warna. Yang dapat dilihat hanyalah warna hitam, abu-abu, dan putih. Buta warna biasanya
merupakan penyakit turunan. Artinya jika seseorang buta warna, hampir pasti anaknya juga
buta warna.

6. Katarak
Katarak merupakan penyakit mata yang dicirikan dengan adanya kabut pada lensa mata.
Katarak adalah suatu penyakit mata di mana lensa mata menjadi buram karena penebalan
Lensa Mata dan terjadi pada orang lanjut usia (lansia).Katarak penanganannya harus dilakukan
pembedahan atau operasi.
Cacat mata dapat diatasi dengan Kacamata

Kacamata merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengatasi cacat mata. Kacamata
terdiri dari lensa cekung atau lensa cembung, dan frame atau kerangka tempat lensa berada. Jauh
dekatnya bayangan terhadap lensa, bergantung pada letak benda dan jarak fokus lensa.
Hubungan tersebut secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

dengan :
S = jarak benda ke lensa (m),
S' = jarak bayangan ke lensa (m), dan
f = jarak fokus lensa (m).
Selain itu, Anda juga pernah mempelajari kekuatan atau daya lensa. Kekuatan atau daya lensa adalah
kemampuan lensa untuk memfokuskan sinar yang datang sejajar dengan lensa. Hubungan antara daya
lensa dan kekuatan lensa memenuhi persamaan :

dengan :
P = kekuatan atau daya lensa (dioptri), dan
f = jarak fokus lensa (m).
a. Kacamata Berlensa Cekung untuk Miopi
Seperti telah dibahas sebelumnya, mata miopi tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang
jauh atau titik jauhnya terbatas pada jarak tertentu. Lensa kacamata yang digunakan penderita miopi
harus membentuk bayangan benda-benda jauh (S ~ ) tepat di titik jauh mata atau S' = –PR, dengan PR
singkatan dari punctum remotum, yang artinya titik jauh. Tanda negatif pada S' diberikan karena
bayangan yang dibentuk lensa kacamata berada di depan lensa tersebut atau bersifat maya. Jika nilai S
dan S' tersebut Anda masukkan ke dalam Persamaan (1–1), diperoleh :

Persamaan (1–3) menunjukkan bahwa jarak fokus lensa kacamata adalah negatif dari titik jauh mata
miopi. Tanda negatif menunjukkan bahwa keterbatasan pandang mata miopi perlu diatasi oleh
kacamata berlensa\negatif (cekung atau divergen).

Gambar : Bayangan benda jauh yang dibentuk lensa untuk miopi harus jatuh di titik jauh mata

Jika Persamaan (1–3) dimasukkan ke dalam Persamaan (1–2), diperoleh :

dengan PR dinyatakan dalam satuan m (meter) dan P dalam dioptri.


b.  Kacamata Berlensa Cembung untuk Hipermetropi
Karena hipermetropi tidak dapat melihat benda-benda dekat dengan jelas, lensa kacamata yang
digunakannya haruslah lensa yang dapat membentuk bayangan benda-benda dekat tepat di titik dekat
matanya. Benda-benda dekat yang dimaksud yang memiliki jarak 25 cm di depan mata. Oleh karena
itu, lensa kacamata harus membentuk bayangan benda pada jarak S = 25 cm tepat di titik dekat (PP,
punctum proximum) atau S' = –PP. Kembali tanda negatif diberikan pada S' karena bayangannya
bersifat maya atau di depan lensa.
Jika nilai S dan S' ini dimasukkan ke dalam Persamaan (1–1) dan (1–2), diperoleh :

dengan PP dinyatakan dalam satuan meter (m) dan P dalam dioptri. Karena PP > 0,25 m, kekuatan
lensa P akan selalu positif. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang bermata hipermetropi perlu
ditolong oleh kacamata berlensa positif (cembung atau konvergen).

c.  Kacamata untuk Presbiopi dan Astigmatisma


Penderita presbiopi merupakan gabungan dari miopi dan hipermetropi. Oleh karena itu, kaca mata
yang digunakannya haruslah berlensa rangkap atau bifokal, yakni lensa cekung pada bagian atas
untuk melihat benda jauh dan lensa cembung pada bagian bawah untuk melihat benda-benda dekat.
Sementara itu, astigmatisma dapat diatasi dengan menggunakan lensa silindris.

d.  Lensa Kontak

Lensa kontak atau contact lens juga dapat digunakan untuk mengatasi cacat mata. Pada dasarnya lensa
kontak adalah kacamata juga, hanya tidak menggunakan rangka, melainkan ditempelkan langsung ke
kornea mata.
BAB 3

A. CONTOH SOAL
1. Seseorang hanya mampu melihat benda dengan jelas paling jauh pada jarak 2 m dari
matanya. Berapakah kekuatan lensa kacamata yang diperlukannya?
Jawab.
Diketahui: titik jauh PR = 2 m, maka sesuai dengan Persamaan (6–4), kekuatan lensa
kacamatanya adalah :

2. Letak benda terdekat ke mata yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata tidak lain
adalah titik dekat atau punctum proximum (PP). Ambil jarak baca orang bermata normal
25 cm. Oleh karena orang tersebut menggunakan lensa positif atau lensa cembung maka
sesuai dengan Persamaan (1–5), diperoleh :
Jawab.

sehingga diperoleh titik dekat mata orang tersebut adalah PP = ½ m = 50 cm.

3. Celah sempit berbentuk lingkaran yang berfungsi mengatur cahaya agar dapat masuk ke
dalam mata adalah ….
Jawab.
Pupil merupakan celah sempit berbentuk lingkaran yang mengatur cahaya agar dapat
masuk kedalam mata.

B. KESIMPULAN

Sistem Mata, pembentukan bayangan nyata, diperkecil,dengan perubahan jarak titik Fokus lensa
mata untukmenghasilkan bayangan yang jelas (terfokus) pada retina.Apabila lensa mata tidak
mampu lagi menyesuaikan jarakbayangan agar terbentuk dengan jelas (terfokus),
karenaperubahan jarak titik fokusnya yang terbatas, kondisi inidisebut cacat mata. Untuk dapat
melihat dengan normaldapat ditolong dengan kacamata yang sesuai ukuranlensanya.
Ada sebuah peribahasa: Silap mata pecah kepala, yang memiliki arti mata dipakai untuk melihat
dan manusia harus selalu awas, cermat, dan berhati-hati. Karena kurang awasnya diri akan
mengakibatkan diri salah melihat dan sangat memungkinkan terjadi sebuah kecelakaan
(kesusahan atau kerugian). Maksud hati adalah janganlah gunakan mata hanya untuk melihat tapi
juga untuk mengetahui keadaan sekitarmu.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/aiirmc/makalah-alat-optik-mata

https://www.helpshared.com/2016/05/contoh-makalah-alat-optik-fisika.html?m=1#

https://kumparan.com/berita-hari-ini/perbedaan-mata-minus-plus-dan-silinder-yang-perlu-
diketahui-1zS0qVbx9k1

https://www.optiktunggal.com/news/detail/pahami-perbedaan-mata-minus-silinder-dan-plus

https://antarakojot.blogspot.com/2014/03/makalah-alat-optik-mata.html

Anda mungkin juga menyukai