PEMBAHASAN
3.1 Flowchart Teknik Pembentukan Material
Mulai
Alumunium
Alloy ADC 12
Pembuatan Pola
Peleburan Logam
Pouring
Pendinginan Logam
Pembongkaran Cetakan
Output
Pengecoran
Selesai
35
36
gas CO2 pada cetakan yang telah dipasang pola dari produk yang akan
dibuat. Setelah mengering lalu pola cetakan dilepas secara perlahan.
5. Peleburan logam
Material logam yang akan dilebur pada proses pengecoran logam ini yaitu
aluminium alloy ADC12. Proses peleburan dilakukan di dalam melting
furnance hingga aluminium mencair dengan suhu lebur alumunium.
Setelah logam berubah wujud menjadi cair, selanjutnya masukkan flux
untuk menjaga logam cair dari kotoran dan juga porositas. Flux yang
digunakan pada proses ini yaitu covering flux dan degassing flux.
6. Pouring
Proses pouring atau penuangan logam cair ini dilakukan dalam 2 tahap,
pertama logam cair dari tungku dituang ke dalam ladel (Tapping) dan yang
kedua logam cair dituangkan dari ladel ke dalam cetakan (Pouring).
7. Pendinginan logam
Proses pendingingan ini dilakukan dengan mendiamkan logam cair
mengeras didalam cetakan.
8. Pembongkaran cetakan
Setelah logam dalam cetakan mengeras, langkah selanjutnya yaitu
melepaskan produk dari cetakan dengan cara menghancurkan cetakan pasir
menggunakan palu secara hati-hati dan perlahan-lahan. Lalu menghasilkan
output pengecoran logam.
9. Output Pengecoran
Setelah dilakukan pengecoran maka hasil outputnya yaitu logam
alumunium alloy ADC12 yang bentuknya mengikuti pola yang sudah
dibuat.
10. Selesai
Setelah selesai melaksanakan praktikum rapihkan kembali alat dan bahan
yang telah digunakan dan ikuti arahan dari asisten laboratorium.
38
3. Waterglass
Bahan ini adalah senyawa alkali kuat berbentuk cairan kental yang tidak
berwarna. Bahan ini digunakan untuk pencampuran dengan pasir silika
pada proses pembuatan cetakan. Waterglass berfungsi sebagai pengikat
pasir silika pada pembuatan cetakan sand casting.
Cu (Tembaga) 1.5-3.5
Si ( Silikon) 9.6-12.0
Sn (Timah) ≤ 0.2
Al (Aluminium) Remain
Penggunaan aluminum alloy biasa digunakan untuk penutup kepala silinder,
sensor, braket, blok silinder, dan lain-lain.
sentuhan logam grafit tidak larut dalam air dan pelarut organik lainnya
biasa digunakan dalam kandungan baterai dan pensil. Spirtus atau alkohol
terdenaturasi adalah etanol yang memiliki zat aditif yang beracun, berasa
tidak enak, berbau tajam, atau membuat muntah karena tidak dapat
dikonsumsi. Spirtus digunakan sebagai pelarut dan bahan bakar untuk
pembakaran alkohol.
2. Penggaris
Alat ini digunakan sebagai alat untuk mengukur dimensi yang diperlukan
pada saat pemotongan material.
8. Ladel
Alat ini digunakan untuk menuangkan hasil peleburan ke dalam cetakan
melalui saluran tuang yang sudah di olesi dengan campuran grafit dan
spirtus.
1. Pemotongan
Kayu yang sebelumnya sudah disiapkan untuk membuat suatu pola
cetakan, selanjutnya dilakukan pemotongan dengan ukuran yang sudah
ditentukan kemudian potong pola sesuai yang diinginkan.
Setelah proses pemotongan pada kayu untuk base pada pola dan bagian-
bagian yang lain sesuai dengan ukuran yang ditentukan. Selanjutnya
memotong kayu berbentuk bulat dengan spesifikasi yang tidak diketahui
namun hasil akhir kayu tersebut berukuran kecil dengan ukuran awal
47
1. Pencampuran
Sebelum dilakukan pencampuran antara water glass dengan pasir yaitu
melakukan penimbangan water glass sesuai yang dibutuhkan yaitu 8% dari
berat pasir.
2. Pengisian Pasir
Setelah pencampuran antara water glass dengan pasir tercampur dengan
rata. Langkah selanjutnya yaitu menaruh pasir ke dalam kotak cetakan
untuk dilakukan pengisian yang telah terpasang pola sebelumnya yang
sudah dibuat. Namun sebelum diisi dengan pasir cetakan tersebut
ditaburkan tepung pada permukaan cetakan untuk memudahkan pelepasan
pola.
3. Pembuatan Garis
Langkah ini diperlukan untuk menentukan jarak dari lubang lubang yang
nantinya diisi oleh CO2 masing-masing jarak garis sebesar 5 cm dengan
arah garis vertikal dan horizontal menggunakan penggaris besi.
6. Pelepasan Pola
Setelah pasir cetakan ditambahkan CO2 dan pasir sudah sedikit mengering
dan itu berarti boleh dilepas dari polanya. Proses pelepasan yaitu dengan
cara mengangkat dan melepas saluran cawan tuang dan 2 risernya.
Dimana:
𝜌𝑚 = Densitas pengukuran (gram/cm3 )
𝑊𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = Berat spesimen di udara (gram)
𝑊𝑎𝑖𝑟 = Berat spesimen di air (gram)
𝜌𝑎𝑖𝑟 = Densitas air (1 gram/cm3 )
𝜌
𝑃0 = (1 − 𝜌𝑚) 𝑥 100% ............................... (3.3)
𝑚
.................................(3.3)
Dimana:
P = Porositas (%)
𝜌𝑚 = Densitas pengukuran (gram/cm3 )
𝜌𝑡ℎ = Densitas teoritis (gram/cm3 )
3,119 𝑔𝑟
=3,141−0,983 × 0,997 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
3,119
=2,158 × 0,997 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
57
=1,445×0,997 gr/𝑐𝑚3
=1,440 gr/𝑐𝑚3
Dit: 𝜌𝑡ℎ =?
𝜌𝑡ℎ = (𝜌𝐴𝑙 × 𝑉𝑓𝐴𝑙) + (𝜌𝑆𝑖 × 𝑉𝑓𝑆𝑖)
=(2,7×0,997)+(2,332×0,003)
=2,692+0,007
=2,699 gr/𝑐𝑚3
3. Perhitungan Nilai Porositas
Dik: 𝜌𝑚 =1,440 gr𝑐𝑚3
𝜌𝑡ℎ =2,699 gr𝑐𝑚3
Dit: 𝑃0 =?
𝜌
𝑃0 = (1 − 𝜌𝑚) 𝑥 100%
𝑚
1,440
= (1-2,699)×100%
=(1-0,533)×100%
=46,7%
standar yaitu 1cm x 1cm. Kemudian pada proses pemotongan dengan gerinda
tangan benda uji tidak diberi pedingin sehingga ada kemungkinan terjadinya
perubahan sifat material karena panas yang dihasilkan (Quenching). Pada saat
benda uji direndam pada lilin (wax) cair tidak benar benar 20 menit sehingga
kemungkinan hasil pengujian tidak terlalu akurat.
Pada proses penimbangan, massa benda uji di udara lebih berat dibanding
dengan massa benda uji di air. Benda uji yang telah direndam dengan lilin (wax)
massanya bertambah sehingga lebih berat dibanding yang tanpa direndam lilin
(wax). Maka dapat dianalisa bahwa nilai presentase porositas lebih besar, maka
nilai densitas pengukuran lebih kecil. Begitu sebaliknya, yang berarti semakin
padat suatu spesimen maka semakin sedikit pula area yang kosong ataupun yang
berlubang pada material.