Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN


PERSONAL HYGIENE

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase Keterampilan Dasar Kebidanan
Dosen : Bdn. Tri Setiowati., SST., SKM., M.Kes

Disusun oleh :
Iis Mustaqimah
NPM. 2250351035

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU TEKNOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN

PERSONAL HYGIENE

Penyusun : Iis Mustaqimah

NPM : 2250351035

Praktek Stase : KDK

Menyetujui,

Pembimbing Lapangan Pembimbing Pendidikan

Bdn. Mulatiningsih., SST., MM Bdn. Tri Setiowati, SST., SKM., M.Kes

Mengetahui,
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan (S-1)
Ketua,

Fitri Nurhayati, SST.,M.Keb

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………… i

BAB I PERSONAL HYGIENE

A. Definisi personal Hygiene ..................................................................... 1

B. Faktor – faktor Personal Hygiene .......................................................... 1

C. Dampak Masalah Personal Hygiene ..................................................... 3

D. Tujuan Personal Hygiene ...................................................................... 3

E. Macam – macam Personal Hygiene ....................................................... 4

F. Pengkajian personal Hygiene ................................................................ 7

BAB II KONSEP PROSES KEBIDANAN

A. Pengumpulan data Dasar ....................................................................... 9

B. Interpretasi data Dasar ........................................................................... 9

C. Mengidentifikasi diagnose atau maslah potensial .................................. 9

D. Kebutuhan akan tindakan segera ........................................................... 10

E. Perencanaan ........................................................................................... 10

F. Pelaksanaan .......................................................................................... 10

G. Evaluasi ................................................................................................ 10

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................... 11

B. Saran ..................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 12

ii
BAB I

PERSONAL HYGIENE
A. Definisi

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang berarti

perorangan dan hygiene berati sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan

yang dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk

kesejahtraan fisik dan psikis (Rozaaqi, 2017). Personal hygiene merupakan

perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik

secara fisik maupun psikologis Adapun personal hygiene yang dilakukukan yaitu

perawatan kulit, kaki, tangan dan kuku, rongga mulut, mata telinga dan hidung

(Wahit, 2012).

Definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Personal hygiene merupakan

kegiatan atau Tindakan kebersihan anggota tubuh yang bertujuan untuk memelihara

kebersihan tubuhnya.

B. Faktor-faktor personal hygiene

Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan dalam

kehidupan sehari-hari karena kebersihan akan dipengaruhi kesehatan dan psikis

seseorang. Kebersihan itu sendiri Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh

nilai individu dan kebiasaan. Hal yang sangat berpengaruhi itu diantaranya

kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan dan persepsi orang terhadap

kesehatan,serta tingkat perkembangan.

1. Citra tubuh

Penampilan umum seseorang dapat menggambarkan pentingnya hygiene

pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang

1
2

penampilan fisiknya (Potter & Perry, 2013). Gambaran individu terhadap

dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena ada perubahan

fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya (Tarwoto dan

Watonah,2004).

2. Praktik sosial

Kelompok-kelompok sosial dapat mempengaruhi praktek hygiene pribadi

Selama masih kanak-kanak, anak-anak mendapatkan praktek hygiene dari

orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang rumah, dan ketersediaan

air panasatau air mengalir merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi

perawatan kebersihan (Potter & Perry, 2013).

3. Status sosial ekonomi

Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik

kebersihan yang digunakan (Potter & Perry, 2013). Personal hygiene

memerlukan 8 alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, alat-alat

mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya (Sunarti,

2016).

4. Pengetahuan dan motivasi kesehatan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang

baik dapat meningkatkan kesehatan. Pengetahuan tentang hygiene akan

mempengaruhi praktik hygiene namun, hal ini saja tidak cukup, karena

motivasi merupakan kunci penting pelaksanaan hygiene individu dengan

pengetahuan tentang pentingnya personal hygiene akan selalu menjaga


3

kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi atau keadaan sakit

(Natoatmodjo, 2017).

5. Variabel kebudayaan

Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan

hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik

perawatan diri yang berbeda (Natoatmodjo, 2015)

C. Dampak masalah personal hygiene

Menurut (Sunarti, 2016) dampak yang sering timbul pada personal hygiene

adalah:

1. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak

terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang

sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan mukosa

kulit,infeksi mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

2. Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah

gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,

kebutuhan harga diri, aktualisasi dan gangguan interaksi sosial.

D. Tujuan Personal Hygiene

Menurut Tarwoto & Wartonah (2010). Tujuan dari personal hygiene adalah:

a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

b. Memelihara kebersihan diri seseorang

c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang


4

d. Pencegahan penyakit

e. Meningkatkan percaya diri seseorang

f. Menciptakan keindahan.

E. Macam-macam Personal Hygiene Menurut Tarwoto & Wartonah (2010).

Macam - macam personal hygiene antara lain:

1. Kebersihan kulit Kulit merupakan organ tubuh sebagai pelindung dari

cedera (Kozier & Berman, 2010). Sedangkan menurut Saryono, Widianti &

Anggriyani (2011) kulit berfungsi melindungi jaringan dari cedera,

mengabsorpsi vitamin D, menghasikan minyak, mengatur suhu tubuh serta

mentramisikan sensai melalui reseptor syaraf.

Kebersihan kulit mencerminkan kesehatan yang primer.

Dalam memelihara kebersihan kulit dilakukan minimal mandi 2x

sehari, memakai sabun mandi, menjaga kebersihan pakaian, makan yang

bergizi seperti sayur dan buah serta menjaga kebersihan lingkungan

(Tarwoto & Wartona, 2010) . Kulit yang bersih ataupun tidak bersih dilihat

dari kebiasaan hidup sehari-hari baik dari kebersihan makanan yang

dimakan serta kebersihan lingkungan. Dalam proses penuaan terjadi

penurunan fungsi regular kulit, akibatnya terjadi beberapa perubahan seperti

kulit, kerutan dan kelemahan kulit (Darjani, et al., 2020). Adapun menurut

Potter & Perry (2010) masalah pada kulit terdiri dari kulit kering, Jerawat,

Ruam kulit, Dermatitis kontak dan abrasi. Kulit harus mulus, hangat, dan

berturgor baik.
5

Tujuan dari perawatan kulit adalah untuk memeberi rasa nyaman

dan terhindar dari bau badan.

2. Kebersihan kepala dan rambut Kebersihan rambut dilihat dari rambut yang

bersih, tidak acak-acak/berantakan, dan tidak berbau. Cara memelihara

kebersihan rambut dan kepala dengan mencuci rambut 2x seminggu,

mencuci rambut memakai shampoo serta memakai alat-alat pemeliharaan

rambut lainnya. Kebersihan rambut normalnya rambut tampak bersih,

berkilau, tidak kusut dan kulit kepala yang bebas lesi (Potter & Perry, 2010).

Masalah pada kepala dan rambut jika tidak terpelihara dengan baik dapat

membuat rambut menjadi kusut, berbau, adanya kutu dan ketombe (Tarwoto

& Wartona, 2010).

Kebersihan rambut dan kepala meningkatkan kepercayaan dan

harga diri seseorang (Rosdahl, 2014). Rambut dan kepala yang terpelihara

dengan baik dan bersih dapat mempertahankan kesehatan pada diri

seseorang. Perawatan kepala yang termasuk perawatan kulit, mata dan

telinga. Mata yang bersih dilihat dari tidak ada kotoran dan terlihat jernih

dan apabila terdapat kotoran akan menyebabkan infeksi, iritasi. dan

kebutaan (Mubarak, 2015). Perawatan hidung dilakukan dengancara tidak

menggunakan jari saat mengeluarkan kotoran karena dapat menyebabkan

iritasi pada mukosa hidung (Mubarak, 2015). Perawatan telinga dilakukan

dengan cara mencuci telinga dengan kain yang halus saat mandi secara

rutin. Serumen yang berlebihan pada telinga akan menyebabkan saluran

pendengaran tersumbat dan pendengaran akan berkurang (Rosdahl, 2014)


6

3. Kebersihan gigi dan mulut

Kebersihan gigi dan mulut sangat perlu diperhatikan danterpelihara

dengan baik. Masalah yang sering terjadi jika kebersihan gigi dan mulut

tidak terpelihara dengan baik menyebabkan gigi berlubang, nafas yang

berbau, peradangan pada gusi dan lidah

(Rosdahl, 2014). Memelihara kebersihan gigi dan mulut dengan cara

menyikat gigi 2 kali sehari dengan menggunakan odol atau pasta gigi

(Mubarak & Chayatin, 2015). Sedangkan Menurut Hidayat & Tandiari

(2016) dapat dilakukan dengan cara menyikat gigi, berkumur dengan obat

kumur atau antiseptik, menyikat lidah dan membersihkan gigi palsu jika

ada sehabis makan. Perawatan gigi dan mulut harus selalu diperhatikan

kebersihannya

4. Kebersihan kuku tangan dan kaki

Kebersihan kuku merupakan upaya untuk menjaga kebersihan kuku

danmempertahankan kuman penyebab penyakit untuk tidak masuk kedalam

tubuh melalui kuku. Kebersihan kuku tangan dan kaki yang tidak terpelihara

dengan baik akan terlihat rapuh, mudah pecah,kotor dan dapat berubah

warna dan akan menyebabkan infeksi. Cara memelihara kebersihan kuku

tangan dan kaki yaitu dengan merendam kuku di air yang hangat sebelum

memotongnya, mencuci kuku menggunakan sabun dan menyikat kuku

menggunakan sikat yang halus (Rosdahl, 2014). Sebaiknya menggunting

kuku 1x seminggu (Potter & Perry, 2010). Penyebab terjadinya kerusakan

pada kuku seperti kuku cembung, kuku rapuh dan perubahan warna kuku.
7

Infeksi kuku dapat terjadi akibat adanya lipatan kuku yang menjadi radang

dan bengkak, lempengan kuku yang terpisah karena adanya trauma, warna

kuku yang menjadi kekuningan karena adanya infeksi jamur (Rosdahl,

2014)

5. Kebersihan genetalia

Perawatan genetalia pada wanita dan pria harus selalu terperlihara dengan

baik dan bersih. Perawatan genetalia dilakukan dengan cara membersihkan

area genetalia saat mandi, membilas dengan air bersih setelah berkemih dan

rutin mengganti pakaian dalam (Mubarak, 2015)

F. Pengkajian Personal Hygiene

Pada pemeriksaan fisik, kaji personal hygiene mulai dari ekstremitas atas

sampai bawah (Kasiati & Dwi Rosmalawati, 2016) :

a. Rambut. Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kuantitas), apakah tampak

kusam?, apakah ditemukan kerontokan?

b. Kepala. Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya

ketombe, kebotakan, atau tanda-tanda kemerahan

c. Mata. Amati adanya tanda-tanda ikterus, konjungtiva pucat, secret pada

kelopak mata, kemerahan atau gatal-gatal pada mata

d. Hidung. Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan

hidung, tanda-tanda pilek yang tidak kunjung sembuh,tanda-tanda alergi

atau perubahan pada daya penciuman


8

e. Mulut, Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya. Perhatikan

adanya lesi, tanda-tanda radang gusi/sariawan, kekeringan,atau pecah-

pecah.

f. Gigi. Amati kondisi dan kebersihan gigi. Perhatikan adanya tandatanda

karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap atau gigipalsu.

g. Telinga. Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen

atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi atau perubahan daya pendengaran.

h. Kulit. Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersihannya.

Perhatikan adanya perubahan warna kulit, stria, kulit keriput, lesi atau

pruritus.

i. Kuku tangan dan kaki. Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan

adanya kelainan atau luka.

j. Genetalia. Amati kondisi dan kebersihan genetalia area

perineum.Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki,

perhatikan kondisi skrotum dan testisnya.

k. Personal hygiene secara umum. Amati kondisi dan kebersihan kulit secara

umum. Perhatikan adanya kelainan pada kulit dan bentuk tubuh (Potter &

Perry, 2010).
BAB II

KONSEP PROSES KEBIDANAN

A. Langkah 1 : Pengumpulan Data Dasar

1. Pengkajian Data Subjektif

Data yang dibutuhkan dala pengumpulan data dasar :

Riwayat Kesehatan sekarang, dahulu dan keluarga.

2. Pengkajian Data Objektif

Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya

Meninjau catatan terbaru dan atau catatan sebelumnya

Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi

B. Langkah II : Interpretasi data dasar

Standar nomenklatur diagnose kebidanan :

Diakui dan telah disahkan oleh profesi

Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan

Memiliki ciri khas kebidanan

Didukung oleh clinical judgment dalam praktik kebidanan

Dapat diselesaikan dengan pendekataan manajemen kebidanan

C. Langkah III : Mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial

Dalam langkah ini bidan dituntut untuk dapat mengidentifikasi masalah dan

diagnose potensial terlebih dahulu baru setelah itu menentukan antisipasi yan

dapat dilakukan

9
10

D. Langkah IV :Kebutuhan akan tindakan segera

Dari data yang ada mengidentifikasi keadaan yang ada, perlu atau tidak

tindakan segera ditangani sendiri/dikonsultasikan (dokter, tim kesehatan,

pekerja social, ahli gizi)/ kolaborasi

E. Langkah V : Perencanaan

Perencanaan tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi

klien, tapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap klien (apakah

dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada

masalah-masalah yang berkaitan dengan social ekonomi, cultural/masalah

psikologi. Dalam perencanaan ini apa yang direncanakan harus disepakati

klien, harus rasional, benar-benar valid berdasar pengetahuan dan teori yang

up to date

F. Langkah VI : Pelaksanaan

Bisa dilakukan oleh bidan, klien, keluarga klien, maupun tenaga kesehatan

yang lain.

Bidan bertanggungjawab untuk mengarahkan pelaksnaan asuhan bersama yang

menyeluruh

G. Langkah VII : Evaluasi

Evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah dilakukan


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan

untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis Adapun

personal hygiene yang dilakukukan yaitu perawatan kulit, kaki, tangan dan

kuku, rongga mulut, mata telinga hidung dan gentalia (Wahit, 2012).

B. Saran.

Berdasarkan kasus yang ditemukan, maka penulis dapat memberikan saran

sebagai berikut:

Sebagai bidan dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan berperaan dalam

upaya pendidikan Kesehatan dengan memberikan penyuluhan tentang

pengertian personal hygiene, manfaat, tujuan dan macam – macam personal

hygiene.yang bermanfaat untuk untuk menambah pengetahuan masyarakat

karena dengan pengetahuan yang baik dapat meningkatakan kesehatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Tarwoto dan Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Sunarty. (2016). Hubungan pola asuh orangtua dan kemandirian anak. journal of

est

Potter & Perry, (2002). Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan. EGC

12

Anda mungkin juga menyukai