Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Izzuddin Al Qosam

NIM :G34180087

TUGAS KULIAH I (Ringkasan Video 2)

Pada video kedua menampilkan penyu (Chelonidae), Penyu merupakan salah satu hewan yang
sangat dilindungi karena populasinya yang terus berkurang. Penyu merupakan hewan yang soliter atau
penyendiri, kecuali bila pada masa kawin. Penyu memiliki pola keseharian yang bisa dikatakan sedikit,
karena kegiatan penyu hanya makan dan istirahat. Namun ketika bukan masa bertelur penyu dapat
bermigrasi beribu-ribu mil. Masa kawin bisa dibilang singkat, karena betina akan menuju ke pantai dan
diikuti oleh pejantan. Penyu hanya bersarang di sebagian pantai dan tidak bersarang di pantai yang lain
walaupun situasi dan kondisi dari pantai tersebut sama. Distribusi sarang seperti ini mungkin refleksi
cerminan masa lalu, dimana suhu, profil pantai, dan jumlah predator pada sejumlah pantai adalah cocok bagi
penyu.

Pada awal video diperlihatkan bahwa penyu betina berkumpul di pantai untuk bertelur, proses
bertelur pada malam hari dilakukan untuk menghindari ancaman dari predator yang berada di darat. Penyu
akan keluar dari air dan merangkak, sesekali dia akan berhenti untuk melakukan pengamatan ke berbagai
arah untuk melihat situasi sekitar pantai apakah aman atau tidak untuk betelur. Apabila penyu merasa tidak
aman, penyu akan kembali ke laut. Hal tersebut wajar dilakukan penyu betina untuk meminimalisir ancaman
pada dirinya dan telur-terlurnya saat melahirkan. Pada hal ini manusia juga sangat mempengaruhi daerah
peneluran penyu, Erosi terjadi karena pemasangan beton anti ombak, atau pendirian Jeti, penerangan buatan
dan perubahan kondisi pantai, semunya itu mempengaruhi situasi pantai yang dahulunya alami. Perubahan
ini sepertinya akan mempengaruhi pola bertelur di masa mendatang.

Saat proses bertelur penyu betina akan menuju dalam pantai yang cukup jauh dari air laut untuk
menghindari telur-telurnya tersapu oleh air laut. Setelah penyu mendapat tempat yang dirasa aman penyu
betina akan menggali lubang menggunakan kaki belakangnya untuk sarang telurnya. Proses bertelur pada
penyu bisa berlangsung selama satu malam lamanya. Telur yang dihasilkan satu penyu sekali bertelur bisa
mencapai 50 hingga 150 telur. Pada saat bertelur penyu akan meneteskan air matanya, air mata penyu ini
merupakan hal yang dilakukan untuk mengurangi kadar garam saat di lautan lepas. Setelah selesai bertelur
penyu akan menutup kembali lubang sarang yang digalinya, hal ini dilakukan penyu untuk menjaga
kehangatan telurnya dan melindungi dari predator. Setelah induk penyu merasa sarangnya aman, penyu akan
kembali ke lautan lepas. Penyu tidak menunggu atau menjaga sarangnya hingga telurnya menetas.

Telur penyu akan berada dalam pasir kurang lebih selama dua bulan. Setelah dua bulan berlalu anak-
anak penyu atau yang lebih dikenal sebagai tukik mulai menetas. Pada saat menetas tukik tidak akan
langsung keluar dari pasirnya, tetapi tukik akan menunggu semua telur menetas. Di luar sarang tukik akan
banyak predator yang menunggu keluarnya tukik dari sarangnya, elang akan berputar-putar di sekitar pantai
untuk menunggu tukik keluar. Dengan indra penciumanya elang dapat mencium tukik-tukik yang mulai
menetas dari telurnya. Tukik akan menunggu waktu yang pas untuk keluar dari sarangnya, tukik akan keluar
bila udara terasa dingin dan menjelang malam. Tukik-tukik akan bersusah payah menuju ke atas pasir dari
lubangnya.
Saat tukik mencapai permukaan pasir, tukik-tukik akan langsung berlari menuju lautan lepas. Saat
menuju lautan lepas ini ujian tukik dimulai. Para predator yang sudah menunggu kemunculan para tukik
mulai memangsa tukik-tukik. Predator-predator tersebut antara lain biawak dan burung pemangsa seperti
elang dan burung bangkai. Kemungkinan tukik selamat sangat kecil untuk mencapai lautan lepas. Dari 1000
tukik yang lahir kemungkinan hanya 10 tukik yang berhasil selamat dan mencapai dewasa. Berarti
kemungkinan penyu selamat hingga dewasa hanya 1%.

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh
para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan
melindungi lingkungan. Pada pemasalahan penyu ini ada beberapa nilai SDGs. Yang pertama merupakan
climate action ini merupakan penggambaran bahwa penyu berperan pentung dalam penjagaan iklim dunia.
Penyu merupakan indikator dalam bersihnya suatu lingkungan laut, karena penyu hanya dapat bertahan di
kondisi air yang bersih. Sedangkan indikator nomor 15 menunjukan bahwa penyu juga hidup di darat
walaupun hanya sebagian waktu, hal ini berperan dalam rantai makanan di darat juga karena tukik
merupakan salah satu bagian rantai makanan.

Anda mungkin juga menyukai