OPERASIONAL SEKOLAH
Menetapkan Dokumen Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan SMK Bina Latih Karya
Bandar Lampung dinyatakan berlaku untuk Tahun Pelajaran 2021/2022.
Demikian penetapan Kurikulum Operasional Sekolah ini dibuat untuk dapat digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kurikulum di SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung.
Menyetujui :
Ketua Komite Sekolah Kepala SMK Bina Latih Karya
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................................... i
Halaman Pengesahan .......................................................................................................... ii
Kata Pengantar .................................................................................................................... iii
Daftar Isi ......................................................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Landasan Hukum ................................................................................................. 2
BAB II. KARAKTERISTIK SMK BINA LATIH KARYA
A. Karakteristik Sosial SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung............................... 4
B. Karakteristik Budaya SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung........................ 5
C. Peserta didik SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung........................................... 6
BAB III. VISI, MISI, DAN TUJUAN SMK BINA LATIH KARYA
A. Visi SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
B. Misi SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung .................................................... 7
C. Tujuan SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung ............................................... 8
LAMPIRAN
1. Capaian Pembelajaran (CP)
2. Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini menuntut tersedianya tenaga kerja yang kompeten
dan handal di berbagai bidang agar sebuah negara mampu bertahan dan berperan dalam era
yang penuh persaingan dan sekaligus membuka dan memanfaatkan setiap peluang. Untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara, strategi yang dianggap efektif adalah
dengan melakukan industrialisasi.
Industrialisasi, pada derajat tertentu akan mengimplikasikan pergeseran proses
produksi dari labouring menjadi manufacturing dalam arti tenaga kerja manusia
tergantikan oleh hard technology. Ini berarti industrialisasi membutuhkan tenaga kerja
terampil yang tidak hanya mampu mengoperasikan teknologi tersebut, melainkan juga
memeliharanya. Industrialisasi juga berpotensi menciptakan pengangguran jika pergeseran
proses produksi tersebut tidak dibarengi dengan perubahan orientasi pendidikan dari
akademis menjadi vokasional. Kondisi di atas menuntut dunia pendidikan dan pasar kerja
dirancang secara terintegrasi dengan memperhatikan tujuan dan kebutuhan Dunia Kerja.
Dengan demikian perlu dirancang salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
berorientasi Dunia Kerja. Dalam Pasal 15 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional mengatur bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang
tertentu. Sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, SMK bertujuan untuk
menghasilkan tenaga kerja terampil yang memiliki kemampuan sesuai dengan tuntutan
kebutuhan dan persyaratan Dunia Kerja, serta mampu mengembangkan potensi diri dalam
mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,dan seni.
Untuk menjawab tantangan tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Instruksi
Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam
rangka meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Instruksi
Presiden tersebut mengamanatkan perlunya dilakukan revitalisasi SMK secara
komprehensif untuk menghasilkan lulusan SMK yang berdaya saing dan siap menghadapi
tantangan dan dinamika perkembangan nasional maupun global.
1
Dalam rangka mewujudkan amanat pembangunan Pendidikan kejuruan yang telah
digariskan dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 dan Peraturan Presiden Nomor
18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-
2024, salah satu strategi yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020-2024 adalah berfokus pada
peningkatan kualitas pendidikan SMK melalui penyelenggaraan Program SMK Pusat
Keunggulan. Secara umum, Program SMK Pusat Keunggulan ini diharapkan memiliki visi
untuk menggerakkan sekolah lainnya agar mampu meningkatkan kualitas hasil belajar
peserta didik, serta mampu mengembangkan pendidikan kejuruan yang semakin relevan
dengan tuntutan kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah sesuai perkembangan
Dunia Kerja, serta menjadi pendukung kearifan/keunggulan lokal pada sektor
pembangunan ekonomi tertentu atau mendukung kebijakan pemerintah dengan kekhususan
lainnya sehingga dapat meningkatkan jumlah lulusan SMK yang memperoleh pekerjaan
dan berwirausaha. Untuk mendukung dan menjamin tercapainya visi Program SMK Pusat
Keunggulan, maka disusunlah Kurikulum Operasional SMK BLK Bandar Lampung yang
memuat seluruh rencana proses belajar yang akan diselenggarakan dan dikembangkan
sesuai dengan dinamika perubahan dan kebutuhan peserta didik. Dalam penyusunan dan
pengembangan Kurikulum Operasional ini juga mengedepankan prinsip pelajar Indonesia
merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten,berkarakter, dan berperilaku sesuai
nilai-nilai Pancasila.
B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3. Undang-Undnag Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undnag Nomor 9 tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2017 tentang Perubahan atau
Peratuan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru
2
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
7. Peraturan Pemerintah Nomor 57 tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan
8. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 tahun 2020 tentang Kerja
Lapangan bagi Peserta Didik
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 tahun
2018 Lampiran 1 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 tahun
2018 Lampiran 2 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 tahun
2018 Lampiran 3 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 tahun
2018 Lampiran 4 tentang Standar Penilaian Pendidikan dasar dan Menengah;
14. Kepmen No 165 tahun 2021 tentang Program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat
Keunggulan
15. Pergub Lampung No 46 tahun 2020 tentang Muatan Lokal Wajib Pendidikan Anti
Korupsi;
16. Pergub Lampung No 39 tahun 2014 tentang Muatan Lokal Bahasa Lampung;
17. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung
800/769/V.01/DP.1C/2021 tentang Hari Efektif, Hari Efektif Fakultatif, dan Hari
Libur bagi Satuan Pendidikan di Provinsi Lampung Tahun Pelajaran 2020-2021.
3
BAB II
KARAKTERISTIK SMK BINA LATIH KARYA
Tenaga Pendidik
Jenis Kualifikasi
Kepegawaian Jenis Kelamin Tersertifikat
Pendidikan
L P S1 S2 Sudah Belum
GTY 13 16 26 3 14 15
GTT 1 12 26 1 4 23
Jumlah 5
28 28 52 4 18 38
Prosentase 50,00 50,00 92,86 7,14 32,14 67,86
Tenaga Kependidikan
Jenis Jenis Kelamin Kualifikasi Pendidikan
Kepegawaian
L P SD SMP SMA D3 S1
TKTY 5 8 - - 7 3 3
TKTY - - - - - - -
Jumlah 5 8 - - 7 3 3
Prosentase 38,46 61,54 0 0 53,85 23,08 23,08
4
3. Alumni
Alumni SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung banyak tersebar di dalam negeri
maupun di luar negeri,sangat banyak yang sukses di berbagai bidang pekerjaan, baik
dalam pemerintahan maupun swasta. Alumni tersebut memiliki forum Komunikasi
Alumni SMK BLK Bandar Lampung. Para alumni ini memiliki kepedulian yang
sangat besar baik kepada sekolah maupun kepada adik angkatannya yang masih
menjadi peserta didik di sekolah.
2. Budaya Literasi
Peserta didik SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung memiliki budaya literasi
yang cukup baik. Kegiatan literasi yang menjadi budaya di SMK Bina Latih Karya
Bandar Lampung di antaranya:
a. Kegiatan membaca dengan waktu 15 menit setiap pagi sebelum memulai
pembelajaran. Di kelas X awal, kegiatan ini membutuhkan waktu untuk
membiasakan. Tetapi selanjutnya, budaya ini menjadi motivasi peserta didik
sehingga berdampak pada budaya senang membaca di mana saja dan kapan saja.
b. Kegiatan tantangan membaca 3 Buku Karya Fiksi selama 1 semester kemudian
meresume karya fiksi tersebut dalam bentuk porto polio dan menyerahkan hasil
resume di akhir pembelajaran disetiap semester.
5
3. Budaya Peduli Kesehatan dan Lingkungan
Sesuai dengan Visi Sekolah Budaya Lingkungan sudah menjadi Kegiatan Wajib.
Peserta didik SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung memiliki budaya
lingkungan yang baik. Bukti budaya ini adalah dengan adanya Kegiatan Jumat Sehat
dan Bersih Lingkungan. Contoh kegiatan intrakurikuler adalah projek kolaborasi
dengan tema Budaya Kerja sub tema menerapkan 5R (Ringkas, Rapi, Resik,
Rawat, Rajin). Untuk kegiatan ekstrakurikuler, budaya lingkungan ini diakomodasi
dalam kegiatan yang dinamakan Go Green. Beberapa Inovasi dalam Kegiatan
Lingkungan ini Antara Lain : Gerakan Penghijauan Menanam Pohon
(GPMP), Gerakan Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah (GKTRL).
6
BAB III
VISI, MISI, DAN TUJUAN SMK BINA LATIH KARYA
7
kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler dan Projek Profil Pelajar Pancasila dalam
menghadapi persaingan global.
5. Terwujudnya budaya literasi dan numerasi melalui intrakurikuler dan Projek
Profil Pelajar Pancasila.
6. Terbentuknya karakter peserta didik dalam menerapkan K3LH, nilai-nilai
etika kerja, etos kerja yang tinggi dan menjaga lingkungan kerja sesuai
prinsip 5 R ( Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin).
7. Terwujudnya kemitraan link and match dengan lembaga-lembaga
pendidikan maupun Dunia Kerja baik lokal, nasional maupun
internasional untuk peningkatan kualitas/pengembangan sekolah.
C. Tujuan Pendidikan
1. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
8
3. Tujuan SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung
a. Mewujudkan sekolah yang disiplin dan peduli lingkungan.
b. Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi kejuruan yang diakui oleh
Industri, Dunia Usaha, Dunia Kerja dan Asosiasi Profesi.
c. Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
d. Mewujudkan sekolah sebagai tempat pengembangan nilai dan budaya industri.
e. Mewujudkan sekolah sebagai tempat pengembangan nilai-nilai keagamaan.
f. Mewujudkan sekolah yang kondusif.
g. Mewujudkan sekolah sebagai pencetak wirausaha.
h. Mewujudkan pengelolaan dan pengembangan sekolah yang berbasis informasi
dan teknologi (IT).
9
b. Tujuan Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan
Tujuan Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan adalah membekali peserta didik
dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten:
1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik
2) Mendidik peserta didik agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab
3) Mendidik peserta didik agar dapat menerapkan hidup sehat, memiliki wawasan,
pengetahuan dan seni
4) Mendidik peserta didik dengan keahlian dan ketrampilan dalam Program
Keahlian Teknik Ketenagalistrikan, agar dapat bekerja baik secara mandiri atau
mengisi lowongan pekerjaan yang ada di Industri, Dunia Usaha dan Dunia
Kerja sebagai tenaga kerja tingkat menengah
5) Mendidik peserta didik agar mampu memilih karir, berkompetisi dan
mengembangkan sikap profesional dalam Program Keahlian Teknik
Ketenagalistrikan
6) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan sebagai
bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan:
a) Bekerja baik secara mandiri atau mengisi formasi pekerjaan yang ada di
Dunia Kerja sebagai tenaga kerja tingkat menengah dalam bidang Teknik
Ketenagalistrikan
b) Memiliki disiplin dan pekerja keras sehingga mampu berkompetisi dalam
lingkungan kerja bidang Teknik Ketenagalistrikan
c) Memiliki sikap peduli lingkungan yang nyaman dan kondusif.
10
5) Mendidik Peserta didik agar mampu memilih karir, berkompetisi dan
mengembangkan sikap profesional dalam bidang Jaringan Komputer dan
Telekomunikasi .
6) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai
bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi
dengan:
a) Bekerja baik secara mandiri atau mengisi formasi pekerjaan yang ada di
Dunia Kerja sebagai tenaga kerja tingkat menengah dalam bidang Jaringan
Komputer dan Telekomunikasi
b) Memiliki disiplin dan etos kerja yang tinggi sehingga mampu
berkompetisi dalam lingkungan kerja bidang Jaringan Komputer dan
Telekomunikasi .
c) Memiliki sikap peduli lingkungan yang nyaman dan kondusif.
11
b) Memiliki disiplin dan etos kerja yang tinggi sehingga mampu
berkompetisi dalam lingkungan kerja bidang Keahlian Desain
Komunikasi Visual.
c) Memiliki sikap peduli lingkungan yang nyaman dan kondusif.
12
BAB IV
PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN
SMK BINA LATIH KARYA
Muatan
Pembelajaran Beban Belajar Pengaturan
▪ Beban belajar ini memuat semua mata
pelajaran yang bersifat nasional.
▪ Materi pembelajaran setiap mata
Wajib Pelajaran mengacu pada Capaian Pembelajaran.
▪ Diatur dalam kegiatan regular.
13
▪ Memiliki muatan yang menjadi kebutuhan
dan karakteristik SMK Bina Latih Karya.
Tambahan
▪ Diatur dalam kegiatan di luar kegiatan regular
dan projek.
Muatan intrakurikuler dan projek SMK BLK Bandar Lampung diatur dalam
pengorganisasian pembelajaran dengan acuan sebagai berikut:
A. Intrakurikuler
1. Diatur dalam Bentuk Reguler dan dilaksanakan setiap minggu yaitu untuk mata
pelajaran Muatan Umum, Muatan Kejuruan dan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila, Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja.
a. Muatan Umum
1) Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2) PPKn
3) Bahasa Indonesia
4) Matematika
5) Bahasa Inggris
6) Penjas Orkes
7) Sejarah
8) Seni (Tari dan Teater)
9) Mulok (Bahasa dan Budaya Lampung dan Pendidikan Anti Korupsi)
b. Muatan Kejuruan
1) Matematika Kejuruan
2) Bahasa Inggris Kejuruan
3) Logika dan Teknologi Digital
4) Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial
5) Kejuruan
6) Proyek Kreatif dan Kewirausahaan
7) Praktik Kerja Lapangan
8) Mata Pelajaran Pilihan
14
c. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Pengembangan Karakter dan Budaya
Kerja.
Pada kelas X (Fase E) mengambil 1 tema pilihan dan 2 tema wajib, yaitu:
1) Bangunlah Jiwa dan Raganya
2) Kebekerjaan
3) Budaya Kerja
Untuk pengaturan pembelajaran kelas X, XI dan XII seperti diatur pada Struktur Kurikulum
sebagai berikut:
KELAS
MATA PELAJARAN
XII
X XI
A. UMUM 1 2
B. KEJURUAN
15
3. Logika dan Teknologi Digital 4 (144) - - -
4. Projek Ilmu Pengetahuan Alam
6 (216) - - -
dan Sosial
5. Kejuruan -
a. Dasar-Dasar Kejuruan 6 (216)
b. Jaringan Fiber Optik 15 (540)
c. Jaringan Telekomunikasi 17 (306)
6. Proyek Kreatif dan
- 5 (180) 5 (90) -
Kewirausahaan
16
2. Struktur Kurikulum Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan
KELAS
MATA PELAJARAN
XII
X XI
D. UMUM 1 2
E. KEJURUAN
17
7. Praktik kerja Lapangan - - - 44 (792)
8. Mata Pelajaran Pilihan - 4 (144) 6 (108) -
9. Muatan Lokal (Bahasa dan
Budaya Lampung serta (2) (2) (2) -
Pendidikan Anti Korupsi)
Jumlah B 16 (576) 30 (1080) 34 (612) 44 (792)
Jumlah A + B
38 (1368) 42 (1512) 42 (756) 44 (792)
KELAS
MATA PELAJARAN
XII
X XI
G. UMUM 1 2
18
H. KEJURUAN
19
4.Struktur Kurikulum Program Desain Komunikasi Visual
KELAS
MATA PELAJARAN
XII
X XI
A. UMUM 1 2
B. KEJURUAN
20
6. Proyek Kreatif dan
- 5 (180) 5 (90) -
Kewirausahaan
21
Learning (Projek), Discovery Learning (Penemuan), Inquiry Learning (Penyelidikan),
dan/atau Problem Based Learning (Berbasis Masalah).
4. Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar
Pengembangan Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar mengacu pada Capaian
Pembelajaran yang telah disediakan oleh Pusat, dan dikembangkan oleh guru mata
pelajaran sesuai dengan kondisi dan karakteristik peserta didik. Alur Tujuan
Pembelajaran dan Modul Ajar dapat dicermati pada lampiran.
5. Capaian Pembelajaran (CP)
Seluruh mata pelajaran yang diberikan pada struktur Kurikulum cara pencapaian
kompetensinya diberikan dalam bentuk Capaian Pembelajaran (CP) yang telah
disediakan oleh Pusat. Capaian Pembelajaran dapat dicermati pada lampiran.
6. Asesmen
Asesmen yang dilakukan dengan memadukan Asesmen Diagnostik, Formatif dan
Sumatif untuk setiap Capaian Pembelajaran pada masing-masing mata pelajaran.
Meskipun dalam pelaksanaannya pembobotan hanya dilakukan pada Asesmen
Formatif dan Asesmen Sumatif yang terdiri atas:
a) Penugasan Project Based Learning
b) Penugasan Portofolio
c) Penilaian Tengah dan Akhir Semester
Bukti pelaksanaan asesmen yang telah dilakukan melalui berbagai instrumen
pendukung sebagai proses untuk mencapai Capaian Pembelajaran peserta didik
didokumentasikan dalam bentuk portofolio oleh guru sebagai bentuk
pertanggungjawaban guru pada saat pelaporan kepada orang tua dalam bentuk
Rapor.
7. Kenaikan Kelas
a) Peserta didik dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikan beberapa kegiatan di
bawah ini:
b) Mengikuti dan menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada semester ganjil
dan genap.
c) Absensi minimal untuk kenaikan kelas setiap semester adalah 80% dari hari
efektif KBM.
d) 20% meliputi ketidakhadiran yakni Izin, Sakit, dan Alpa.
e) Peserta didik mengikuti seluruh rangkaian asesmen baik yang bersifat formatif
maupun sumatif.
22
8. Kelulusan
Peserta didik kelas XII dapat dinyatakan lulus dari SMKS BLK Bandar Lampung
dengan memenuhi persyaratan:
a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dari semester 1 sampai 5.
b) Memiliki presentasi kehadiran di sekolah sebesar 80% di kelas XII.
c) Mengikuti Ujian Sekolah.
B. Penetapan Konsentrasi
Konsentrasi adalah pengkhususan studi yang diambil dalam sebuah program
keahlian pada awal fase F (kelas XI dan XII). Konsentrasi mempelajari kompetensi
yang lebih spesifik, sesuai dengan tujuan Dunia Kerja atau peluang usaha yang akan
ditempati oleh lulusan. Dengan demikian peserta didik benar-benar fokus dan
kompeten sehingga siap memasuki dunia kerja dan dunia usaha.
Pemilihan konsentrasi berdasarkan minat dan bakat serta passion peserta didik
setelah memilki pengalaman belajar pada fase E (kelas X) yang telah memahami
secara mendalam ruang lingkup Program Keahlian yang sudah dipilihnya, antara
lain profesi kerja setelah lulusan, jabatan dalam pekerjaan, peluang usaha, jenis
kompetensi, fasilitas yang digunakan dan lain-lain. SMK BLK mencoba
memfasilitasi guru dan peserta didik agar memilki kebebasan berinovasi dan belajar
secara mandiri dan kreatif, diantaranya adalah dengan cara mendorong peserta didik
pada program keahlian untuk belajar sesuai dengan minatnya.
23
Pembelajaran berbasis projek dilaksanakan dengan Model Project Based
Learning. Langkah-langkah pembelajaran dapat dijelaskan seperti pada tabel
berikut.
24
1. Perencanaan PKL
Proses perencanaan PKL dilaksanakan sesuai dengan alur berikut.
Pemetaan
Pemetaan Penetapan Penetapan Penempatan Penetapan Pembekalan
Kompetensi Lokasi Waktu dan Peserta Pembimbing Peserta
jangka Didik Sesuai PKL Didik
waktu PKL Kompetensi
25
2. Pelaksanaan PKL
Penyelenggaraan PKL dilaksanakan secara luring dan/atau daring. pelaksanaan PKL
dapat dilaksanakan secara luring dan/atau daring setelah mendapatkan persetujuan
tertulis dari institusi dunia kerja.
26
Melatih siswa untuk berkomunikasi/berinteraksi secara profesional diduia
kerja yang sebenarnya.
Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dasar yang dimiliki
oleh siswa siswi sesuai bidang masing- masing.
Menjalin kerjasama yang baik antara sekolah dengan dunia industri maupun
dunia usaha.
Program PKL dibuat bersama antara sekolah (PKS Bidang PKL/Humas) dengan
Dunia Kerja agar apa yang akan dikerjakan peserta didik selama Praktik industri
bisa diketahui bersama.
d). Pementoran oleh Instruktur
Pementoran dilakukan oleh Instruktur kepada peserta PKL. Tujuan pementoran ini
adalah sebagai sarana internalisasi tugas pekerjaan yang diberikan kepada peserta
PKL di dunia kerja.
3. Penilaian PKL
Komponen penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran PKL.
Penilaian akan mengukur penguasaan kompetensi peserta didik dalam tiga aspek
yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
a). Penilaian Aspek Sikap
Penilaian pada aspek ini meliputi penilaian disiplin dan tanggung jawab, taat
pada prosedur kerja (SOP), komitmen dan integritas, menghargai dan
menghormati sesama (kesopanan), kreativitas, kerja sama tim, penampilan dan
kerapihan pakaian. Penilaian aspek sikap dapat dilakukan dengan cara observasi
atau pengamatan peserta PKL dalam menjalankan tugas PKL
b). Penilaian Aspek Pengetahuan
Penilaian aspek pengetahuan meliputi penguasaan keilmuan, identifikasi masalah,
dan menemukan alternatif solusi secara kreatif. Penilaian aspek pengetahuan dapat
dilakukan dengan memberikan peserta PKL tes tulis ataupun lisan.
c). Penilaian Aspek Keterampilan
Penilaian Aspek Keterampilan meliputi keahlian dan keterampilan, inovasi,
produktivitas kerja, penguasaan alat kerja. Penilaian aspek keterampilan dapat
dilakukan dengan cara memberikan penilaian pada hasil tugas tertentu yang
diberikan.
27
Rentang nilai dari ketiga aspek penilaian di atas dan nilai laporan yaitu 1 s.d. 100.
Nilai ketuntasan minimal yaitu 70. Nilai PKL diperoleh dari nilai kegiatan PKL
(NPKL) yang meliputi ketiga aspek di atas dengan bobot 80% dijumlah dengan
nilai laporan (NL) dengan bobot 20%. Nilai akhir peserta mengikuti rumus
penilaian sebagai berikut;
28
4. Monitoring dan Evaluasi
Kompetensi);
5) penetapan instruktur dan guru pembimbing PKL; dan
6) pembekalan peserta didik.
Evaluasi terhadap perencanaan dan hasil pelaksanaan PKL dilakukan paling sedikit
1 (satu) kali dalam 1 (satu) periode PKL.
dan /atau
c) Pembelajaran berbasis proyek berdasarkan kebutuhan dunia kerja dan
masyarakat sekitar.
29
F. Ekstrakurikuler di SMK Bina Latih Karya
Nama Kompetensi
No Ekstrakurikuler Profil Pelajar Pancasila Keterangan
1. ROHIS 1. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan
(Rohani Siswa) YME dan berakhlak mulia
2. Berkebhinekaan global,
2. Ekstrakurikuler 1. Mandiri
Olahraga 2. Bergotong royong
• Pencak Silat 3. Berkebhinekaan global
30
G. Pendampingan, Pengembangan Keprofesionalan, dan Evaluasi
31
Kendaraan Ringan
32
b) Evaluasi
33
Hasil evaluasi digunakan sebagai referensi untuk perencanaan kurikulum pada tahun
ajaran mendatang. Dengan demikian, pengembangan sekolah diharapkan dapat
menjadi solusi bagi permasalahan yang pernah dihadapi sehingga sekolah selalu
berkembang ke arah kemajuan. Evaluasi dilakukan secara berkala per semester dan
dirangkum dalam bentuk laporan pada akhir tahun ajaran dan merupakan bahan acuan
bagi penyusunan kurikulum pada tahun berikutnya.
2. KEHADIRAN SISWA
a) Siswa wajib hadir mengikuti proses pembelajaran selama satu tahun pelajaran
untuk setiap tingkat.
b) Dalam satu semester setiap siswa wajib hadir mengikuti 80% proses pembelajaran
tatap muka per mata pelajaran.
1) Siswa diperbolehkan meninggalkan kelas hanya jika mendapatkan ijin dari
guru pengajar
34
2) Siswa yang meninggalkan kelas karena ada tugas lain dari sekolah, harus
disertai dengan surat tugas, surat dispensasi atau surat ijin dari petugas Tatib
3) Siswa hanya diperbolehkan meninggalkan sekolah ketika Kegiatan Belajar
Mengajar berlangsung jika mendapatkan ijin dari Wakil Kepala Sekolah, atau
Guru/Petugas UKS
3. KETIDAKHADIRAN SISWA
a) Ketidakhadiran siswa dalam kegiatan proses pembelajaran dapat disebabkan
karena :
1) Sakit (dibuktikan dengan surat keterangan dokter/ pemberitahuan langsung
orang tua/wali)
2) Izin yang didahului dengan permohonan secara tertulis dari orang tua
3) Ditugaskan oleh sekolah mengikuti kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.
4) Sengaja tidak mengikuti kegiatan pembelajaran (bolos) dan atau tanpa
keterangan yang sah.
b) Keterlambatan masuk sekolah harus diganti dengan tugas tambahan yang
bentuknya ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan yang
ditandatangani oleh piket dan wali kelas.
c) Satu kali alpa dihitung sebagai 5% ketidakhadiran.
d) Persentase minimal kehadiran siswa mengikuti kegiatan pembelajaran agar dapat
diikutsertakan dalam proses penilaian adalah 80% dari kehadiran wajib; jika
ketidakhadirannya akibat ditugaskan sekolah maka ketentuan tersebut tidak
berlaku.
e) Siswa yang tidak masuk sekolah tanpa ijin selama 24 hari berturut turut dalam
satu semester akan dikembalikan kepada orangtua
4. PROSES ASESMEN
a) Asesmen peserta didik dilaksanakan dalam bentuk Asesmen Formatif dan
Asesmen Sumatif secara terencana dan berkesinambungan
b) Asesmen selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan secara periodik
meliputi: Asesmen Formatif, Asesmen Bersama Tengah Semester, Asesmen
Bersama Akhir Semester, Ujian Sekolah, Uji Kompetensi Keahlian dan LSP
sesuai dengan POS yang berlaku
35
c) Penugasan dapat dilakakukan dengan cara Project Based Learning, Portofolio,
Penugasan Kelompok, Penugasan individu
d) Siswa wajib mengikuti seluruh Asesmen Bersama
e) Siswa yang belum mencapai Capaian Pembelajaran diberi kesempatan untuk
mendapatkan pendampingan sehingga tercapai Capaian Pembelajaran sesuai
Fasenya dan dilaksanakan oleh masing masing guru mata pelajaran.
f) Siswa wajib mengikuti kegiatan pengembangan diri yang diselenggarakan
sekolah yang ketentuannya diatur dalam peraturan kesiswaan.
5. KENAIKAN KELAS
a) Persentase minimal kehadiran siswa mengikuti kegiatan pembelajaran agar dapat
diikutsertakan dalam proses penilaian adalah 90 % dari kehadiran wajib, baik
secara daring maupun secara luring
b) Kenaikan Kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran atau setiap akhir
semester genap.
c) Kenaikan kelas didasarkan pada penilaian hasil belajar pada semester genap,
dengan pertimbangan seluruh CP pada Fasenya tercapai
d) Kriteria Kenaikan Kelas:
1) Peserta didik harus menyelesaikan seluruh program pembelajaran di kelas
yang bersangkutan ;
2) Nilai yang diperhitungkan adalah nilai semester genap dengan memperhatikan
nilai semester ganjil;
3) Peserta didik mencapai seluruh Capaian Pembelajaran untuk setiap mata
pelajaran;
4) Kehadiran peserta didik di kelas tidak kurang dari 90%;
6. KELULUSAN SISWA
Kriteria Kelulusan Siswa:
a) Menyelesaikan seluruh program Pembelajaran
b) Memilki presentasi kehadiran daring maupun luring sebesar 80% di kelas XII
c) Mengikuti Ujian Sekolah
d) Mengikuti PKL
e) Mengikuti Ujian Sekolah dan Uji Kompetensi Keahlian/LSP
36
I. Kalender Pendidikan SMK Bina Latih Karya
37