Anda di halaman 1dari 2

“Naskah konstitusi dapat bersifat fleksibel atau rigid (kaku).

Uraikan yang dimaksud dengan


konstitusi bersifat fleksibel dan kaku. Bedakan masing-masing antara keduanya. Dan menurut
saudara(i) apakah sebuah konstitusi sebaiknya bersifat fleksibel atau kaku? Jelaskan dengan
menyertakan alasan saudara(i).”

Jawab : Konstitusi itu pada hakikatnya merupakan hukum dasar yang tertinggi dan menjadi
dasar bagi berlakunya peraturan perundang-undangan lainnya yang lebih rendah, para
penyusun atau perumus undang-undang dasar selalu menganggap perlu menentukan tata cara
perubahan yang tidak mudah. Dengan prosedur yang tidak mudah, menjadi tidak mudah pula
orang untuk mengubah hukum dasar negaranya, kecuali apabila hal itu memang sungguh-
sungguh dibutuhkan karena pertimbangan yang objektif dan untuk kepentingan seluruh
rakyat, serta bukan untuk sekedar memenuhi keinginan atau kepentingan segolongan orang
yang berkuasa saja. Oleh karena itu, biasanya prosedur perubahan undang-undang dasar
diatur sedemikian berat dan rumit syarat-syaratnya sehingga undang-undang dasar yang
bersangkutan menjadi sangat rigid atau kaku. Maka dari itu ada pula konstitusi yang
menetapkan syarat perubahan dengan cara yang istimewa, misalnya dalam sistem parlemen
bikameral, harus disetujui lebih dulu oleh kedua kamar parlemennya, konstitusi yang
demikian dapat disebut bersifat rigid.

Akan tetapi sebaliknya, ada pula undang-undang dasar yang mensyaratkan tata cara
perubahan yang tidak terlalu berat dengan pertimbangan untuk tidak mempersulit perubahan
sehingga undang-undang dasar dapat disesuaikan dengan tuntutan perubahan zaman.
Konstitusi yang demikian dapat dikatakan sebagai konstitusi yang fleksibel atau luwes.
Misalnya ada undang-undang dasar yang perubahannya tidak memerlukan cara yang
istimewa, melainkan cukup dilakukan oleh lembaga pembuat undang-undang biasa.

Menurut saya konstitusi harus bersifat kaku, karena dengan konstitusi bersifat kaku maka
konstitusi tidak akan dengan mudah dapat diubah oleh siapapun itu, karena proses
amandemennya yang sulit yaitu legislatif harus meloloskan RUU amandemen oleh mayoritas
yang spesifik bahkan suatu konstitusi dapat diubah dengan prosedur khusus, yang
membutuhkan pengesahan proposal amandemen oleh mayoritas besar suara yang sering
diikuti oleh ratifikasi oleh rakyat dalam referendum, hal tersebut menunjukkan bahwa dengan
konstitusi bersifat kaku dapat menampung aspirasi dari rakyat sesuai dengan demokrasi yaitu
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Dengan berlakunya konstitusi yang bersifat kaku,
maka tidak bisa menjadi alat di tangan partai yang menjalankan kekuasaan negara pada
waktu tertentu, dan mencegah kekuasaan otokratis dari pemerintah. Selain itu administrasi
juga akan stabil di suatu negara.

Anda mungkin juga menyukai