Anda di halaman 1dari 8

NEGARA DAN SIFAT

KONSTITUSINYA
Anggota Kelompok

 1.M.Syawalludin Noesmir (02011282126295)


 2.Muhammad Fatahillah Nuriman (02011282126325)
 3. M. Thaha Panagan (02011282126113)
 4. Shahibbul Sya'ban (02011282126245)
 5. M. Luthfan Arsyi Mawarid (02011281823151)
 6. Amsal Sihite (02011281823156) Kelas A Indralaya
 7. Muhammad Sultan Asfari (02011282126305)
 8. Muhammad Rasyah Deva (02011281823422)
 9. Tri Syawalsyah (02011282126329)
 10. Imawan Masyhuri(02011282126189)
Nilai-nilai Konstitusi

Karl Lowenstein memiliki 3 penilaian terhadap konstitusi.

3 Penilaian Karl Loewenstein, yang antara lain :

 1. Normatif, yakni jika UUD berlaku sepenuhnya secara efektif dalam arti hukum (legal) maupun
kenyataan (reality).

 2. Nominal, yakni apabila suatu UUD berlaku, tetapi berlakunya tidak sempurna karena ada pasal2
tertentu dari padanya yang dalam kenyataan tidak berlaku.

 3. Semantik, yakni apabila suatu UUD secara hukum berlaku, tetapi dalam kenyataan hanya sekedar
untuk melaksanakan kekuasaan politik, atau hanya kepentingan penguasa saja.
Sifat-sifat Konstitusi

Luwes (Flexible) Kaku (Rigid)


Suatu Konstitusi bisa dikatakan bersifat luwes Suatu Konstitusi bisa dikatakan bersifat luwes
apabila: apabila:
 Prosedur perubahan yang mudah.  Prosedur perubahan yang tidak mudah.
 Perubahan dapat disesuaikan dengan  Perubahan diatur dengan syarat-syarat yang
perubahan zaman. rumit.
 Syarat perubahannya tidak memerlukan cara  Syarat perubahannya memerlukan cara yang
yang istimewa. istimewa.
 cukup dilakukan oleh lembaga pembuat  Dalam sistem parlemen bikameral, harus
undang-undang biasa. disetujui lebih dulu oleh kedua kamar
parlemennya.

17/02/2022
Negara dan Sifat Konstitusinya

SINGAPURA BELANDA VATIKAN


(RIGID) (FLEXIBLE&RIGID) (FLEXIBLE)

Next to Describe
Singapura
Konstitusi Negara Singapura bisa dikatakan besifat Kaku (rigid) dengan
alasan:
 Mekanisme perubahan dan amandemen konstitusi Negara singapura
memiliki Prosedur khusus karena harus melewati proses referendum.
 Sesuai dengan Pasal 8 Amandemen, yaitu:
 Ketentuan-ketentuan dalam konstitusi hanya dapat dirubah
berdasarkan persetujuan 2/3 suara dari jumlah total anggota
parlemen terpilih. sehubungan dengan perubahan-perubahan
konstitusional tertentu untuk mengubah wewenang-wewenang
memutuskan darti presiden terpilih dan ketentuan-ketentuan tentang
kemerdekaan fundamental, diisyaratkan juga persetujuan dari
sedikitnya 2/3 dari jumlah total suara yang diambil oleh para pemilih
(electrate) dalam suatu referendum nasional.
Belanda

Konstitusi Negara Belanda bisa dikatakan bersifat luwes (flexible) dan kaku (rigid) dengan alasan:
 Secara normatif
Konstitusi Kerajaan Belanda masih bisa dikatakan bersifat flexible karena dalam konstitusi masih mengatur tentang tata
cara mengubah konstitusi tersebut. Buktinya, sejauh ini konstitusi Kerajaan Belanda telah diamandemen sebanyak
beberapa kali, yaitu tahun 1814, 1848, dan 1972.

 Secara Empiris
Konstitusi Kerajaan Belanda bisa dikatakan bersifat Kaku (Rigid) karena melihat ketentuan perubahan konstitusi kerajaan
ini diatur dalam dalam bab (hoofdstuk) XIII dan terdiri dalam 6 pasal yaitu 193 sampai pada pasal 198. Cara yang
dilakukan dalam rangka perubahan itu adalah dengan cara memperbesar jumlah anggota Staten general parlemen
sebanyak dua kali lipat. keputusan tentang perubahan atau penambahan tersebut adalah sah apabila disetujui oleh
jumlah suara yang sama dengan sepertiga dari yang hadir. Untuk mengubah konstitusi, perubahan yang diajukan harus
disetujui terlebih dahulu oleh DPR dan Senat Amerika Jenderal dengan mayoritas sederhana (lebih dari 50%).
Vatikan

 Konstitusi vatikan terdiri dari beberapa undang undang yang dikodifikasi. Yang terdapat
dalam Fundamental Law of Vatican City yang dimuat dalam Acta Apostolicae Sedis yang
merupakan semacam surat kabar resmi vatikan.
 Konstitusi vatikan memiliki nilai normatif, dimana undang undang tersebut berlaku sebagai
hukum (legal) yang seharusnya dan diterapkam di kehidupan yang senyatanya (reality)

 Nilai sematik pada UUD vatikan berlaku secara hukum. Nilai ini juga dikuatkan dengan
peranan konstitusi tersebut sebagai legitimasi kekuatan politik paus sebagai kepala gereja
katolik di seluruh dunia.

 Konstitusi Vatikan bersifat flexible, sebagaimana tertulis dalam Veritatis Gaudium dimana
meski konstitusi ini berasal dari tuhan namun tetap dapat mengikuti perkembangan zaman.

Anda mungkin juga menyukai