Masalah yang
No Analisis eksplorasi
telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
. penyebab masalah
diidentifikasi
1 Pedagogik, Hasil kajian literatur a) Guru kurang
literasi, dan Guru kurang menguasai metode pengelolaan kelas menguasai metode
numerasi: 1) Mahmudah, M. (2018). Pengelolaan kelas: Upaya mengukur pengelolaan kelas
- Pembelajara keberhasilan proses pembelajaran. Jurnal b) Guru mengetahui
n Kependidikan, 6(1), 53-70. tentang model-
monoton/tid Proses pembelajaran yang hanya didominasi oleh guru model
ak menarik akan menciptakan situasi yang kurang menarik bagi siswa. pembelajaran
Terlebih lagi, jika materi yang disampaikan guru memiliki inovatif dan kreatif,
konsep-konsep yang bersifat abstrak sehingga akan tetapi cederung
mempersulit siswa dalam memahami konsep tersebut. malas untuk
2) Al-Tabany, T. I. B. (2017). Mendesain model pembelajaran menerapkannya,
inovatif, progresif, dan konteksual. Prenada Media. Tersedia karena
di: https://books.google.co.id/books? membutuhkan
hl=id&lr=&id=S_rJDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR4&dq=1p energi lebih dalam
emahaman/+pemanfaatan+model- mempersiapkannya.
model+pembelajaran+inovatif+berdasarkan+karakteristik+ c) Guru kurang
materi+dan+siswa.&ots=Zjz9UGnHGF&sig=d0ZDM9ZY5s memiliki kemauan
XdaWCypiIVTIx44JI&redir_esc=y#v=onepage&q&f=true untuk belajar,
Banyak kritik yang ditujukan pada cara guru mengajar yang sudah merasa aman
terlalu menekankan pada penguasaan sejumlah di zona nyaman.
informasi/konsep belaka. Penumpukan infromasi/konsep d) Guru mengajar
pada siswa dapat kurang bermanfaat atau bahkan tidak dengan cara
bermanfaat sama sekali jika hanya dikomunikasikan oleh konvensional.
guru kepada siswa melalui satu arah. Dengan cara e) Guru kurang
pengajaran tersebut, akan menghasilkan siswa yang kurang menguasai materi
mampu menghubungkan anaara paa yang mereka pelajari yang diajarkan.
dan bagaimana pengetahuan itu akan f) Guru merasa
dimanfaatkan/diapliasikan pda situasi tertentu. dirinya paling tau.
g) Guru menggunakan
Hasil Wawancara metode mengajar
Kepala Sekolah: yang tidak sesuai
Pembelajaran dikelas menjadi monoton dikarenakan kualiatas dengan
guru yang kurang baik. karakteristik
materi.
Guru/teman sejawat: h) Guru kurang
Pembelajaran di kelas tidak menarik disebabkan karena: mengenali
1. Guru tidak menguasai materi yang sedang diajarkan karakteristik
2. Guru merasa dirinya paling tau siswanya.
3. Guru menggunakan metode mengajar yang tidak sesuai
dengan materi (misalny, materi yang seharusnya praktek,
disampaikan hanya dengan ceramah)
4. Guru tidak melakukan inovasi cara mengajar
5. Guru tidak mengenali karakteristik siswanya
2 kesulitan belajar 1) Tidur atau mengantuk saat pembelajaran/Peserta didik a) Aktivitas santri
siswa termasuk memiliki motivasi belajar yang rendah yang kurang
siswa Kajian Literatur: terkontrol setelah
berkebutuhan pembelajaran
Menurut Sardiman (2017:89) dibedakan menjadi dua bentuk :
khusus dan pondok, shingga
masalah a. Motivasi Intrinsik : motif-motif yg menjadi aktif atau santri tidur larut
pembelajaran berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena malam dan
(berdiferensiasi) mengantuk ketika
di kelas sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu contohnya : proses KBM
berdasarkan - Keinginan untuk mengetahui sesuatu, mendapatkan b) Aktivitas siswa
pengalaman keterampilan atau pengetahuan tertentu tidak terkontrol
mahasiswa saat oleh orang tua,
b. Motivasi Ekstrinsik : Motif2 yang aktif dan berfungsinya
menjadi guru: sehingga siswa
Adanya karena adanya perangsang dari luar bermain gadget
permasalahan di Contohnya : sampai larut malam
internal/eksternal - Seseorang belajar karena tahu besok mau ujian dan mengantuk
murid dengan harapan mendapat kan nilai baik saat proses KBM
c) Siswa merasa
Menurut Sururuddin dan Prihatini (2018:56) memperoleh nyaman dan enjoy
hasil bahwa rendahnya motivasi belajar siswa dipengaruhi dengan aktivitas
oleh faktor: organisasi dan
ekstrakulikuler,
- Keluarga karena dirinya
merasa diakui di
- Lingkungan
tempat tersebut.
- Guru d) Murid merasa tidak
a) Dalam proses pembelajaran, guru tidak terakui di kelas.
menggunakan media yang dapat menunjang e) Adanya
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang permasalahan
disampaikan sehingga siswa terkesan bosan dan keluarga (orang tua
pelajaran menjadi kurang menarik bagi siswa. bercerai, atau
meninggal),
b) Metode yang digunakan guru dalam mengajar
mengakibatkan
menjadi monoton karenahanya mengunakan metode semangat belajar
ceramah yang pada dasarnya hal itu dapat murid menurun.
menurunkan minat dan motivasi belajar siswa sebab f) Adanya bullying
tidak terjadinya interaksi yang aktif antar siswa teman sekelas atau
dengan guru diluar kelas dapat
2) Siswa aktif tapi pemahaman terhadap materi kurang/lambat menurunkan
semangat belajar
Kajian Literatur:
murid.
Menurut Yusria ningsih, 2019 menyatakan bahwa anak
g) Guru belum
lambat belajar adalah anak yang mempunyai IQ di bawah
memfasilitasi gaya
rata-rata yaitu mencapai rata-rata70-90, dimana ketika belajar
belajar siswa.
mereka akan mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran
khususnya dalam hal sesuatu yang dilambangkan dengan
dengan benda atau gambar-gambar, benda-benda yang tidak
diwujudkan atau hal-hal yang memerlukan imajinasi dalam
pikirannya, ataupun terkait dengan suatu proses. Sehingga
menyebabkan mereka tidak dapat mengerjakan suatu tugas
yang seharusnya sudah mampu untuk mereka kerjakan.
Dengan demikian menyebabkan berdampak pada prestasinya
yang menjadi rendah. Sehingga ketika mereka sedang
mempelajari sesuatu, mereka akan membutuhkan waktu yang
lebih lama dibandingkan dengan anak normal yang seusianya.
Hasil wawancara
Kepala Sekolah:
Kesulitan belajarn siswa dapat berasal dari faktor internal maupun
eksternal siswa.
Faktor internal diantaranya karena motivasi diri yang kurang.
Faktor eksternal:
- Siswa cukup aktif di ekstraskulikuler dan organisasi,
sehingga terkadang kurang fokus dalam belajar.
- Jadwal siswa sebagai santri yang cukup padat, sehingga
ketika di kelas mengantuk.
- Keluarga tidak harmonis.
- Siswa merasa tidak nyaman di kelas, karena terjadi bulying
atau siswa sendiri kurang bersosialisasi.
Hasil Wawancara:
Kepala Sekolah
Relasi guru dengan siswa kurang baik
1) Guru mengajar terlalu banyak kelas dan siswa sehingga
tidak mengenali siswanya dengan baik.
2) Guru terlalu focus pada penyelesain materi, sehingga
tidak terlalu memperhatikan perkembanan dan
kebutuhan siswa
Relasi guru dengan guru kurang baik
1) Terjadi persaingan antar guru.
2) Belum adanya budaya saling bekerjasama dalam
menyelsaikan permasalah pembelajaran di kelas, baik
antar guru satu mapel maupun berbeda mapel.
3) Belum adanya Kerjasama dalam menyelesaikan
permasalahan murid, antar guru mapel, wali kelas dan
guru BK.
Relasi guru dengan orang tua kurang baik:
1) Orang tua tidak perhatian terhadap perkembangan
pendidikan anaknya, sehingga sulit diajak Kerjasama
2) Orangtua terlalu percaya dan membela anaknya.
3) Guru mapel cenderung terbatas dalam menjalin
komunkasi dengan orangtua. Jika ada hal yang
mebutuhkan hubungan dengan orang tua, biasanya
disampaikan ke wali kelas.
Relasi orang tua dengan siswa kurang baik:
1) Orang tua tidak perhatian terhadap perkembangan
pendidikan anaknya, sehingga sulit diajak Kerjasama
2) Keluarga yang broken home.
3) Pendidikan dan perekonomian keluarga yang kurang,
sehingga perhatian orang tua terhadap perkembangan
Pendidikan anak kurang.
Teman Sejawat/guru:
Relasi guru dengan siswa kurang:
1) Guru tidak bisa beradaptasi dengan perkembangan
zaman
2) Guru tidak bisa mengenali karakteristik siswa
3) Guru sering bertindak otoriter
Relasi guru dengan guru kurang:
1) Biasanya terjadi karena kesenjangan honorarium
2) Terjadi karena tidak adanya saling memahami satu sama
lain
Relasi guru dengan orang tua:
Biasanya jarang terjadi relasi antara guru dengan orang tua.
Jikapun terjadi karena muridnya melakukan kesalahan sehingga
guru berkordinasi dengan orang tua untuk menyelesaikan masalah
tersebut.
Teman sejawat/guru:
1) Sebagian besar guru belum menerapkan model-model
pembelajaran inovatif dan kreatif, dikarenakan waktu yang
tidak mencukupi, dan pengetahuan guru terhadap model-
model pembelajaran masih kurang.
2) Guru tidak sepenuhnya memahami karakteristik materi,
karena kurangnya literasi.
3) Guru tidak sepenuhnya memahami karakteristik siswa,
karena terfokus kepada penyampaian materi.
Hasil Wawancara:
Kepala Madrasah
1. Kurangnya literasi numerasi guru berdampak pada
kurangnya literasi numerasi murid.
2. Biasanya Guru tidak menyampaikan atau membahas
advance material dalam proses pembelajaran, karena tidak
cukupnya waktu pembelajaran. Oleh karenanya, ada klub-
klub mata pelajaran, yang disana dapat disampaikan advance
materials sesuai dengan minat murid.
3. Miskonsepsi guru dapat terjadi karena kurangnya literasi
membaca guru. Madrasah menghimbau guru untuk
mengikuti seminar-seminar atau workhshop pendalam
materi maple masing-masing.
4. Dalam proses pembelajaran, guru belum melakukan proses
pembelajaran HOTS. Tetapi dalam soal, diminta untuk 30%
soal-soal sumatif mengandung soal HOTS. Dalam
penerapannya, 30% soal yang dikatakan soal HOTS oleh
guru, belum tentu soal HOTS, masih soal LOTS atau
MOTS.
Teman sejawat/guru:
1. Guru belum terbiasa dengan literasi membaca dan numerasi.
2. Sebagian besar guru masih menerapkan pembelajaran LOTS
dan MOTS, hanya sebagain kecil yang sesekali
menggunakan pembelajaran berbasis HOTS. Hal ini
dikarenakan pemahaman guru terhadap pembelajaran
berbasis HOTS masih kurang dan juga waktu yang tidak
mencukupi.
3. Advance material tidak tersampaikan, penyampaian di club
mapel juga belum optimal.
6 pemanfaatan Ceha, R., Prasetyaningsih, E., & Bachtiar, I. (2016). Peningkatan Kurangnya
teknologi/inovasi kemampuan guru dalam pemanfaatan teknologi informasi pada pemanfaatan
dalam kegiatan pembelajaran. ETHOS: Jurnal Penelitian dan teknologi/inovasi
pembelajaran. Pengabdian kepada masyarakat, 131-138. Tersedia di: dalam pembelajaran
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/ethos/article/view/1693/pd berdasarkan kajian
f literatur, wawancara
Pengimplementasian Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) dan observasi lapangan:
mencakup sumber daya manusia, infrastruktur, hardware, dan 1. Kurangnya
software. Hambatan dalam pengimplementasian di sekolah motivasi belajar
antara lain: jumlah tenaga pengelola yang memiliki kompetensi dan berubah dari
di bidang teknologi informasi belum mencukupi, belum semua seorang guru
sekolah memiliki infrastruktur yang mendukung, belum semua 2. Kurangnya
sekolah memiliki hardware lengkap baik secara kualitas maupun pengetahuan guru
kuantitas, dan software original mahal (Herman Dwi Surjono dan terhadap IT/tidak
Abdul Gafur, 2010). Pembelajaran yang konvensional dan kurang melek IT.
bervariasi akan membuat siswa bosan belajar serta kurang 3. Murid tidak
termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran di sekolah yang diperbolehkan
akhirnya akan berpengaruh pada kualitas pembelajaran dan membawa gadget
prestasi siswa. Untuk itu, perlu dilakukan upaya-upaya yang ke madrasah
dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut sehingga 4. Belum semua
pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di sekolah sekolah memiliki
menjadi lebih optimal infrasturktur yang
mendukung
Huda, I. A. (2020). Perkembangan teknologi informasi dan penerapan IT.
komunikasi (TIK) terhadap kualitas pembelajaran di sekolah
dasar. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 2(1), 121-125.
Tersedia di:
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/
view/622
Perkembangan TIK sudah merambah di bidang pendidikan.
Dimulai dari data peserta didik yang harus diinput melalui
website sampai saat ini yaitu adanya e-rapot. Guru sebagai
pendidik dituntut untuk melek terhadap perkembangan TIK.
Karena penggunaan TIK dapat membantu guru dalam
administrasi dan meningkatkan kualitas pembelajarannya.
Penggunaan TIK dalam proses pembelajaran sangat
diperlukan agar pembelajaran dapat berjalan efektif, efisien,
dan menarik perhatian peserta didik saat ini yang sudah
disebut Generasi Z.
Hasil Wawancara
Kepala Sekolah:
Kompetensi abad 21 menuntut guru untuk menguasai literasi
digital. Sudah sepatutnya guru memiliki kemauan untuk dapat
mengembangkan diri meningkatkan literasi digital.
Sekolah sudah memfasilitasi dengan perangkat IT yaitu computer
dan laptop yang dapat digunakan siswa dalam proses
pembelajaran. Di setiap kelas dilengkapi dengan TV, untuk
memudahkan guru dalam presentasi menggunakan media digital.
Jaringan WIFI disediakan, walaupun tidak di seluruh area
memiliki sinyal yamg baik, tetapi minimal di area lab computer
dan perpustakaan, sudah sangat memadai. Sehingga diharapkan,
walaupun murid tidak diperbolekan membawa gadget ke
madrasah, pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi
informasi/inovasi, tetap dapat dilakukan.
Madrasah sudah memfasilitasi pelatihan/pembinaan guru terkait
pemandaatan teknologi informasi, bahkan setiap guru diminta
untuk membuat video pembelajaran masing-masing. Pada
prakteknya, tidak semua guru melaksanakan hal tersebut.
Dikarenakan dari dalam diri guru tersebut, yaitu kemauan untuk
belajar dan kemauan untuk berubah.
Dalam kurikulum, madrasah memasukkan mata pelajaran Literasi
Digital, karena menyadari pentingnya kiterasi digital sebagai
kompetensi murid di abad 21.
Teman sejawat/guru:
1. Tidak diperbolehkannya siswa membawa gadget ke
madarasah.
2. Kurangnya pengetahuan guru mengenai pemanfaatan
teknologi/inovasi dalam pembelajaran.