Anda di halaman 1dari 22

Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVII

PERCOBAAN II
PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN
PENYERAPAN AGREGAT HALUS

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVII
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agregat merupakan material granular, misalnya pasir, kerikil batu pecah, dan kerak
tungku besi, yang dipakai secara bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk
membentuk suatu beton semen hidrolik atau adukan fungsi agregat adalah sebagai
material pengisi dan biasanya menempati sekitar 75% dari isi total beton, karena itu
pengaruhnya besar terhadap sifat dan daya tahan beton. Misalnya ketahanan beton
terhadap pengaruh pembekuan/pencarian, keadaan basa/kering, pemanasan-pendinginan
dana brasi-kerusakan akibat reaksi kimia. Mengingat bahwa agregat menempati jumlah
yang cukup besar dari volume beton dan sangat mempengaruhi sifat beton, maka perlu
kiranya material ini diberi perhatian yang lebih detail. Disamping itu dapat mengurangi
penyusutan akibat pengerasan beton dan juga mempengaruhi koefisien pemuaian akibat
panas, pemilihan jenis agregat yang akan digunakan tergantung pada mutu agregat,
ketersediannya di lokasi, harga serta jenis konstruksi yang akan menggunakannya.

Berdasarkan asal pembentukannya agregat diklasifikasikan kedalam batuan beku,


batuan sedimen, dan agregat batuan. Agregat alam merupakan agregat yang bentuknya
alami terbentuk berdasarkan aliran air sungai dan degradasi. Agregat yang terbentuk dari
aliran air sungai berbentuk bulat dan licin, sedangkan agregat yang terbentuk dari proses
degradasi berbentuk kubus (bersudut) dan permukaannya kasar. Permintaan akan agregat
alam berbentuk kubus atau bersudut, mempunyai permukaan kasar dan bergradasi baik.
Oleh karena itu, agregat akan juga dapat dibentuk dengan cara pengolahan. Penggunaan
alat pemecah batu (crusher stone) yang terkontrol dapat membentuk agregat sesuai bentuk
yang dibutuhkan, terutama dalam pembangunan jalan.

B. Tujuan Percobaan
Menentukan“bulk and apparent” specific gravity dan penyerapan (absorption) dari
agregat halus menurut SNI l1970-2008. Nilai ini diperlukan untuk menetapkan besarnya
komposisi volume agregat dalam adukan beton.

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVII
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Dasar
Mencari nilai Relative density dari suatu contoh bahan mentah secara umum dilakukan
dengan menggunakan timbangan, keranjang baja (steel yard) yang mengacu pada buku
acuan dari sifat fisik dan mineralogy fisik (physicalmineralogy) (Hurlbut and Klien,1977).
Karateristik berat jenis secara umum digunakan dalam perhitungan volume agregat dalam
berbagai jenis campuran yang mengandung agregat termasuk beton semen Portland, aspal
beton, dan campuran lain yang secara proporsional atau dianalisis berdasarkan volume.

Berat Jenis semu (apparent specific gravity) merupakan bagian relative density dari
bahan padat yang terbentuk dari campuran partikel kecuali pori-pori/rongga udara yang
dapat menyerap air.

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (bulk), berat jenis kering


permukaan jenuh (Surface Saturated Dry = SSD), berat jenis semu ( apparent) dan
penyerapan dari agregat halus.

Bulk Specific Gravity ( kering) : Bulk specific gravity adalah perbandingan antara berat jenis
agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan
isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.

B
B+C−D

Bulk Specific Gravity (SSD) : Atau berat kecil kering permukaan jenuhya itu perbandingan
antara berat agregat kering-permukaan jenuh dan berat air
suling yang isinya sama dengan agregat dalam keadaan jenuh
pada suhu tertentu.

B
C+ A−D

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVII
Apparent specific gravity : Apparent specific gravity ialah perbandingan antara berat
agregat dan berat air suling yang isinya sama dengan isi
agregat dalam keadaan kering pada suhu tertentu.

A
C+ A−D

Persentase Absorbsi Air : Presentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat
agregat kering.

A−B
x 100
B
%
Dimana :
A = Berat Contoh SSD (Jenuh Air)
B = Berat Contoh Kering Oven
C = Berat Piknometer Berisi Air
D = Berat Piknometer + Air + Benda Uji SSD

BAB III

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVII
METODE PERCOBAAN
A .Alat yang digunakan
1. timbangan dengan ketelitian 1,0 kapasitas 20 kg
2. piknometer dengan kapasitas 500 gram
3. tongkat pemadat (stamper)
4. cetakan kerucut pasir
5. talam
6. wadah
7. koran
8. plat kaca
9. oven
10. corong plastic
11. sendok agregat
12. saringan nomor 4 dan 200

B .Bahan yang digunakan

1. agregat yang lolos saringan nomor 4 dan 200 sebanyak 1000 gram
2. air

C .Prosedur percobaan
1. Saring benda uji dengan saringan nomor 4 dan 200 sebanyak 1000 gram.
2. Timbang benda uji menggunakan timbangan dengan ketelitian 1,0 gram.
3. Setelah itu ,rendam agregat ke dalam wadah selama 24 jam.
4. Setelah 24 jam di rendam , agregat di keringmukakan menggunakan Koran yang telah di
sediakan, sampai kondisi SSD, tercurah dengan baik.
5. Sebagian benda uji yang lolos SSD, dimasukan kedalam cetakan kerucut pasir dengan
menggunakan corong plastik, kemudian melakukan 3 kali pemadatan dengan masing-
masing 1/3 kerucut.

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVII
6. Padatkan benda uji dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tumbukan. Tumbukan
pertama dan kedua sebanyak 8 kali tumbukan, dan tumbukan ke 3 sebnayak 9 kali
tumbukan, jika cetakan di angkat maka butiran-butiran pasir akan longsor atau runtuh.
7. Timbang piknometer kosong dan catat hasilnya, setelah itu isi piknometer dengan air
sampai batas kalibrasi, timbang dan catat hasilnya.
8. Kemudian air yang ada di piknometer dikeluarkan sampai piknometer dalam keadaan
kosong, kemudian isi benda uji sebanyak 500 gram yang sudah SSD atau kering
permukaan. Isi air sampai batas kalibrasi 90% penuh, bebaskan gelembung-gelembung
udara dengan cara piknometer digoyang-goyangkan.
9. Setelah itu rendam piknometer selama 24 jam di dalam wadah yang berisi air dengan
suhu 25°C, Setelah 24 jam pisahkan benda uji dari piknometer, kemudian keringkan
benda uji di oven pengering dengan suhu 213-130°C selama 24 jam.
10. Setelah 24 jam, sampel di keluarkan dari dalam oven kemudian dinginkan sampai suhu
konstan.
11. Setelah itu timbang benda uji dan catat hasilnya.
12. Bersihkan alat yang telah digunakan dan kembalikan pada tempatnya.

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVII

BAB IV
HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
PENENTUAN SPECIFIC GRAVITY AGREGAT HALUS

A. Perhitungan
Observasi 1

Berat benda uji . .= 500 gram


Berat kering oven = 492,41 gram
Berat Piknometer + air . = 964,75 gram
Berat Piknometer + Air + Benda Uji = 1.464,75 gram
B
492,41
= B+C−D = 492,41+964,75−1.464,75
Apparent Specific Gravity

= 64,876

B
492,41
(Kering) = C + A−D = 964,75+500−1.464,75
Bulk Specific Gravity

.= 492,41
A
500
(SSD) = C + A−D = 964,75+500−1.464,75
Bulk Specific Gravity

= 0,259
A−B
x 100 500−492,41
Absorpsi Air = B = 492,41
x 100 %
Presentase

= 1,541 %
Observasi II
A. Berat benda uji = 500 gram
B. Berat Kering Oven = 491,23 gram
C. Berat piknometer + air . = 671,80 gram
Program Studi Teknik Sipil
Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVII
D. Berat Piknometer + Air + Benda Uji = 938,77 gram
B
491
= B+C−D = 491+671−938
Apparent Specific Gravity

...= 2,191

B
491
(Kering) = C + A−D = 671+ 500−938
Bulk Specific Gravity ...

. = 2,107
A
500
(SSD) = C + A−D = 671+ 500−938
Bulk Specific Gravity .

. = 2,107
A−B
x 100 500−491
Absorpsi Air = B = 491
x 100 %
Presentase .

. = 1,832 %
Rata-rata

64,876+2,455
Apparent Specific Gravity = = 33,665
2

492,41+2,349
Bulk Specific Gravity (Kering) = = 247,379
2

0,259+2,392
Bulk Specific Gravity (SSD) = = 1,325
2

1,541+1,832
Presentase Absorpsi Air = = 1,686 %
2

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVII

Analisa Data

Spesifikasi
Jenis pemeriksaan Hasil Percobaan Keterangan
Minimum Maksimum

Apperent Specific - - 33,665 -


Gravity

Bulk Specific Gravity - - 247,379 -


(kering)

Bulk Specific Gravity


(SSD) 1,6 3,2 1,235 Memenuhi

Persentase Absorpsi 0,2 % 2% Memenuhi


Air 1,686%

B. Pembahasan :
Dari hasil percobaan berdasarkan analisa data maka didapat apparent specific gravity
sebesar 33,66 bulk specific gravity (kering) 247,37 bulk specific gravity (SSD) 1,23 dan

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVII
persentase absorbsi sebesar 1,68 % dimana hasil pengujian agregat tersebut memenuhi
syarat SNI 03-1970-2008 sebagai bahan konstruksi.

Hubungan antara apparent specific gravity, bulk specific gravity (kering), bulk specific
gravity (SSD) dengan absorbsi air adalah berbanding terbalik, dimana semakin besar hasil
yang diperoleh maka semakin kecil daya serap air pada agregat tersebut.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1) Dari hasil perhitungan didapatkan :

Apparent specific gravity rata-rata = 33,66

Bulk Specific Gravity (Kering) rata-rata = 247,37

Bulk Specific Gravity (SSD) rata-rata = 1,23

2) Persentase absobsi air =1,67%

B. Saran
1) Sebelum memulai percobaan praktikan harus terlebih dahulu memahami materi
percobaan.
2) Perlu adanya ketelitian pada saat menimbang sehingga data yang diperoleh lebih
akurat.
3) Sebaiknya ketika melaksanakan praktikum diharapkan untuk tepat waktu sesuai
jadwal.
4) Sebaiknya ketika praktikan selesai melakukan percobaan agar membersikan alat-
alat yang telah digunakan dan dikembalikan ketempat semula.

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVII
5) Sebaiknya menggunakan alat saat praktikum dengan hati hati untuk mengindari
kerusakan alat saat berjalannya praktikum.
6) Dalam melakukan praktikum harus mengutamakan kekompakan sehingga dalam
melakukan setiap percobaan semua mahasiswa dalam kelompok paham dan
mengerti tahap dalam pengujian.

DAFTAR PUSTAKA

SNI 03-1970-2008 : Metode Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Halus.
Jakarta : Badan Standardisasi Naisonal
Suriyanti Rapang Tonapa. (2017). Pedoman Praktikum Teknologi Bahan. Makassar :
Universitas Kristen Indonesia Paulus.

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVII

LAMPIRAN

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVII
1.Foto Alat

ar 1.1 Talam Gambar 1.2 Timbangan Digital

Gambar 1.4 Corong Plastik

etakan Kerucut Pasir Gambar 1.4 Corong pelastik

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVII

Gambar 1.5 Koran Gambar 1.6 Wadah Ember

Gambar 1.7 Saringan Nomor 200 Gambar 1.8 Saringan Nomor 4

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVII

Gambar 1.9 Oven Gambar 1.10 Plat Kaca

Gambar 1.11 Piknometer Kosong Gambar 1.12 Tongkat Pemadat Dari


Kapasitas 500 gram Logam(stamper)

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVII

13Sendok Agregat Gambar 1.14 Timbangan Neraca

2.Foto Bahan

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVII

Gambar 2.1 Agregat yang lolos saringan nomor


4 dan tertahan di nomor 200

Gambar 2.2 Air

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVII

3.Foto Kegiatan

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVII

Gambar 3.5 Agregat yang lolos SSD Gambar 3.6 Proses memasukan
atau kering permukaan benda uji kedalam cetakan dengan 3
kali pemadatan.

Gambar 3.7 Proses memadatkan Gambar 3.8 Ke


benda uji menggunakan tongkat menyebabkan
pemadat (stamper) sebnayak 25 kali ata
dalam 3 tahapan.

Gambar 3.9 Proses


Gambar menimbang
3.10 Proses menimbang
piknometer
piknometer kosong
berisi air dengan batas
kalibrasi

Program Studi Teknik Sipil

Gambar 3.13 Proses mengeluarkan Gambar 3.14


gelembung-gelembung udara dengan piknometer be
cara piknometer di goyang-goyangkan
Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVII

Gambar 3.17 Proses memasukan sampel


kedalam oven selama 24 jam dengan suhu
213-230C

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVII
FOTO KELOMPOK

KELOMPOK XVII

Program Studi Teknik Sipil


Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Kelompok XVII

Program Studi Teknik Sipil

Anda mungkin juga menyukai