Makna tembang 1 s.d 5: manusia diminta menjawab asal dan tujuan hidup.
Maka manusia memberikan jawaban yang jelas dimana hidupnya sehari-
hari. Manusia hidup tidak dapat diduga, hanya mengikuti apa yang
diberikan Allah SWT. Manusia hendaknya hidup sederhana. Hidup di dunia
hanyalah fana. Jika sampai waktunya, kembali kepada Sang Maha Kuasa.
Makna tembang 6 s.d 10: Kembali menghadap Allah SWT, bersama bekal
yang bisa menyelamatkan diri sendiri. Manusia menghadap Allah tidak ada
teman bahkan yang membantu, hanyalah diri sendiri. Tidak pula membawa
harta. Jika manusia telah meninggal dunia, walau ditangisi seluruh keluarga,
walau banyak harta, setelah dimakamkan, manusi tersebut akan
ditinggalkan sendiri di alam kubur. Jangan sampai harta peninggalan
menjadi rebutan anak keturunan.
11. Yen sowan Jwang Maha Agung
Aja susah aja bingung
Janji ridlone Allah
Udinen nganggo ngamalan
12. Ngamal soleh ra mung siji
Dasare waton ngabekti
Nderek marang kanjeng
Nabi Muhammad Rasul Ilahi
13. Mbangun turut mring wong tuwa
Sarta becik karo tangga
Welasa sepada pada
Nulunga marang sing papa
14. Yen ngendika ngati ati
Aja waton angger muni
Rakib ngatit sing nulisi
Gusti Allah kang ngadili
15. Karo putra sing permati
Kuwi gaduhan sing edi
Aja wegah gula wentah
Suk dadi ngamal jariyah
Makna tembang 11 s.d 15: jika sowan Allah Yang Maha Agung, janganlah
susah dan bingung. Janji Allah itu nyata, maka beramal baiklah. Amal
sholeh, mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW. Mengikuti perintah
orangtua, berlaku baik pada tetangga, suka menolong siapa saja. Jika
berbicara hati-hati, jangan asal bunyi. Karena setia ucapan akan dicatat
Malaikat Rakib dan Atid, dan diadili oleh Sang Maha Adil, Allah SWT.
Sikap dengan anak penuh perhatian, jangan malas untuk mendidik anak
dengan baik karena akan menjadi amal jariah.
Makna tembang 16 s.d 20:Mencari harta dengan jalan yang baik, jangan
sampai lengah. Jangan jadi manusia yang pelit/ kikir, cukupilah kebutuhan
hidup. Jangan merasa kaya raya, jika Allah memberikan penyakit, harta
yang banyak tidak ada gunanya. Maka, jangan merasa kaya kemudian
sombong dan pilih-pilih dalam menolong. Selama masih sehat, ibadahlah
dengan ikhlas. Jika sakit datang, sanak saudara hanya bisa mendoakan
kesembuhannya.
21. Mumpung sira isih gagah
Mempeng sengkut aja wegah
Muga sira yen wis pikun
Ora nlongsa karo getun
22. Mula kanca da elinga
Uripmu sing ngati ati
Mung sapisan aning donya
Yen wis mati ora bali
23. Gusti Allah wus nyawisi
Islam agama sejati
Tatenan anyukupi
Lahir batin amumpuni
24. Kitab Quran kang sempurna
Tindak nabi kang pratela
Sinaunen kang permana
Sing sregep lan aja ndleya
25. Duh Allah kang Maha Agung
Mugi Paduka maringi
Pitedah lawan pitulung
Margi leres kang mungkasi
Makna tembang 21 s.d 25: Selama masih sehat, rajin bekerja, jangan malas.
Semoga jika sudah tua, tidak ada penyesalan. Maka hidup harus selalu
berhati-hati,hidup sekali di dunia. Jika sudah meninggal tidak akan kembali
lagi ke dunia. Allah SWT sudah memberikan pegangan hidup, agama sejati
yaitu agama Islam. Melengkapi kebutuhan lahir batin. Kitab AL Quran yang
sempurna, contoh tauladan Nabi Muhamad, pelajarilah dengan baik, yang
rajin dan jangan suka mengeluh. Semoga Allah senantiasa memberikan
petunjuk dan pertolongan pada jalan yang benar dan terbaik.
26. Nggih punika marginipun
Tetiyang jaman rumuhun
Ingkang sampun pinaringan
Pinten- pinten kanikmatan
27. Sanes marginipun tiyang
Ingkang sami dinukanan
Lan sanes marginipun tiyang
Kang kesasar kebingungan
28. Amin-amin –amin-amin
Ya allah robbal ‘alamin
Mugi paduka ngabulna
Sedaya panyuwun kula
Makna tembang 26 s.d 28: Jalan tersebut adalah jalan manusia terdahulu,
yang sudah diberikan banyak kenikmatan, bukan jalannya orang-orang
yang bingung dan tersesat. Semoga Allah mengabulkan segala keinginan
hambaNya. Aamiin.