Anda di halaman 1dari 8

Tugas Resume Video Kesultanan Nusantara

Kelompok B5:
1. Muhammad Hisyam Aqil (11221010000053) - PSKM
2. Karina Mayuni Diprono (11221010000054) - PSKM
3. Aziza Afsah (11221010000055) - PSKM
4. Rafa Aulia Tsuraya (11221020000056) - PSF
5. Allisha Putri Prambudi (11221020000057) - PSF
6. Antari Na'ilah Zulfa Jinan (11221020000058) - PSF
7. Nadine Hasna Naissa (11221020000059) - PSF
8. Dwi Ayu Lestari (11221040000053) - PSIK
9. Mohamad Mahesa Noriega (11221040000054) - PSIK
10. Nur Hikmah Agustina (11221040000055) - PSIK

Tugas Resume Video 1 (https://www.youtube.com/watch?v=Tvb-OAnCxTA)

1. Aziza Afsah (Menit ke 00.00 - 5.30)


Kerajaan Islam pertama di Nusantara:
Kesultanan Perlak (840-1292 M)
Kesultanan Perlak muncul pada abad ke-9 dan bertahan hingga akhir abad
ke-13. Terdapat bukti dari adanya Kesultanan Perlak, yaitu naskah Izhar al-Haq karya
Abu Ishak Makarani, naskah Tadzkirah Thabat Jumu Sultan As-Salathin karya Syaikh
Syamsul Bahri Abdullah al-Asyi, dan naskah Silsilah Raja-Raja Perlak dan Pasai karya
Sayyid Abdullah ibn Sayyid Habib Saifuddin.
Kondisi Geografis Perlak
Selat Malaka sejak dahulu menjadi jalur utama perdagangan nusantara. Sebelum
berdirinya Kesultanan Malaka, pelayaran perdagangan masuk dari sisi barat Selat
Malaka menyisiri pantai Sumatra, Kota Melayu adalah kota terpenting yang terletak di
muara Sungai Batanghari Jambi. Hasil bumi Sumatera turut meramaikan perdagangan
di Selat Malaka, daerah penghasil lada adalah Aceh. Menurut para pedagang arab dan
cina, penanaman lada sudah berlangsung pada abad 9, yakni di daerah Perlak Lamuri
dan samudra. Lada sebenarnya bukan dari Aceh melainkan dari Madagaskar akan tetapi
Aceh membawa lada dan mencoba menanami di daerah tersebut dan ternyata lada
cocok dengan tanah di Aceh. Sejak saat itu Aceh terkenal dengan ladanya dan bandar
perlak dijadikan banda utama di pantai timur Sumatra Utara hingga terus berkembang
jadi kota perdagangan internasional yang banyak disinggahi oleh pedagang seluruh
dunia hingga pedagang muslim.
Cerita Sejarah Berdirinya Kesultanan Perlak
Nama Perlak diambil dari nama kayu perlak, kayu ini memang asalnya dari
Perlak. Setelah perdagangan rame di Selat Malaka, para pedagang menyebut Perlak
sebagai bandar Perlak . Kitab Negarakertagama menyebut negeri Perlak, menurut kitab
Marcopolo menyebut negeri Ferlec, 1992. Sebelum berdirinya kesultanan perlak
berdirilah kerajaan hindu budha sederhana yang bernama Kerajaan Perlak, raja yang
berkuasa memiliki julukan maharaja. Raja yang memimpin kerajaan ini adalah raja
Salman. Putri dari raja Salman menikah dengan Mahmud Jafar Shidiq seorang
pendakwah dari negeri arab yang nantinya mendirikan Kesultanan Perlak. Berdasarkan
naskah Dhar Al-Haq sekitar tahun 70 masehi kapal layar yang berlabuh di Perlak yang
dipimpin oleh khalifah abbasiyah, kapal dari teluk Gujarat dan berlabuh di bandar
Perlak oleh salah seorang pendakwah yaitu Ali bin Muhammad bin Ja'far As-Sadiq, dia
adalah seorang muslim syiah yang kalah dari pemberontakan kepada khalifah Al
Ma'mun. karena kegagalan dalam pemberontakan akhirnya dia diberikan perintah untuk
berdakwah ke penjuru dunia, tibalah di Perlak. Setelah beberapa waktu berdakwah di
Perlak akhirnya dia menikah dengan putri dari raja Salman. Putra pertama dari hasil
pernikahan tersebut adalah Syed Maulana Abdul Azz Syah. Dia berhasil mendirikan
Kesultanan Perlak sebagai kesultanan Islam pertama di Nusantara pada 840M. Setelah
dia mendirikan kesultanan, ia mendapatkan gelar sultan yaitu Sultan Alaidin Saiyid
Maulana Abdul Aziz Syah.
2. Nur Hikmah Agustina (Menit ke 5.31 - 10.31)
Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah memerintah hingga 913 M.
Setelah wafat, tidak ada lagi pelantikan sultan yang baru karena dipicu kondisi yang
tidak kondusif di wilayah Kesultanan Perlak, kondisi tersebut muncul akibat perang
saudara di kalangan rakyat Perlak, yakni pengikut syiah dan sunni. Setelah kondisi
mereda, Sultan Marhum Alauddin Sayyid Ali Mughayat Syah diangkat menjadi sultan
yang baru. Ia memerintah dengan waktu yang relatif singkat. Waktu masa pemerintahan
Sultan sudah habis, konflik syiah dan sunni muncul kembali dan terjadi peperangan
antar 2 kelompok ini. Saat itu, kelompok sunni yang memenangkan peperangan.
Sehingga sultan yang baru berasal dari golongan sunni. Sultan itu bernama Sultan
Marhum Alauddin Abdul Qadir Syah Johan Berdaulat yang memerintah hingga 932 M.
Setelah wafat, ia digantikan dengan sultan Sultan Marhum Alauddin Muhammad Amin
Syah. Ia memerintah pada waktu yang cukup lama yaitu hingga 956 M. Sultan
selanjutnya ialah Sultan Marhum Alauddin Abdul Malik Syah hingga 983 M. Setelah
akhir masa sultan itu, muncul lagi konflik antara 2 golongan tersebut yang berlangsung
selama 4 tahun. Setelah itu, kedua golongan ini akhirnya berdamai dengan membagi
Kesultanan Perlak menjadi 2, yaitu Perlak bagian pesisir dikuasai oleh golongan syiah
dan Perlak bagian pedalaman dikuasai oleh golongan sunni.
Pada tahun 362 H (956 M), setelah meninggalnya sultan ketujuh, Sultan
Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan Berdaulat, terjadi lagi pergolakan selama
kurang lebih empat tahun antara Syiah dan Sunni yang diakhiri dengan perdamaian dan
pembagian kerajaan menjadi dua bagian. Yaitu, Perlak Pesisir (Syiah) dipimpin oleh
Sultan Alaiddin Syed Maulana Shah (986-988). Perlak Pedalaman (Sunni) dipimpin
oleh Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat (986-1023).
Sultan Alaiddin Syed Maulana Shah meninggal ketika Kerajaan Sriwijaya menyerang
Perlak dan seluruh Perlak bersatu di bawah pimpinan Sultan Makhdum Alaiddin Malik
Ibrahim Shah Johan Berdaulat yang melanjutkan perjuangan melawan Sriwijaya hingga
tahun 1006. Sultan ke-17 Perlak, Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin
Shah II Johan Berdaulat (memerintah 1230-1267) menjalankan politik persahabatan
dengan menikahkan dua putrinya dengan penguasa negeri tetangga Peureulak. Putri
Ratna Kamala dikawinkan dengan Raja Kerajaan Malaka, Sultan Muhammad Shah
(Parameswara). Putri Ganggang dikawinkan dengan Raja Kerajaan Samudera Pasai, Al
Malik Al-Saleh. Sultan terakhir Perlak adalah sultan ke-18, Sultan Makhdum Alaiddin
Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat (memerintah 1267-1292). Setelah ia wafat, Perlak
disatukan dengan Kerajaan Samudera Pasai di bawah pemerintahan Sultan Samudera
Pasai, Sultan Muhammad Malik Al Zahir, putra Al Malik Al-Saleh. Penggabungan
yang dilakukan Sultan Samudera Pasai itu menandai berakhirnya kesultanan pertama di
Nusantara.

Tugas Resume Video 2 (https://www.youtube.com/watch?v=BBRbQHK3AGE)

1. Rafa Aulia Tsuraya (Menit ke 00.00 - 5.00)


Terdapat dua pernyataan, yang pertama Nusantara merdeka sebelum adanya
Indonesia dan yang kedua bahwa Nusantara terbentuk dari 90% umat muslim. Artinya,
umat Islam yang mendominasi kerajaan, pemerintahan, dan sebagainya menciptakan
Nusantara yang aman dan damai, yaitu dengan saling menghormati antar kepercayaan.
Kemudian terjadi perjanjian Tordesillas yang diprakarsai oleh Paus Alexander ke-VI.
Paus mengumpulkan kekuatan dari dua kerajaan yaitu kerajaan Portugis dan kerajaan
Spanyol (Keduanya Katolik) untuk melakukan expansi ke wilayah muka bumi dengan
membawa misi 3G.

2. Dwi Ayu Lestari (Menit ke 5.01 - 10.00)


Portugis dan Spanyol merupakan dua kerajaan besar yang terikat dalam
pembentukkan perjanjian Tordesillas. Kemudian Alexander VI membagi bumi menjadi
2 bagian yaitu Timur dan Barat, Portugis akan melakukan ekspansi ke Timur dan
Spanyol ke Barat. Keduanya sama-sama membawa misi yang disebut oleh Alexander
VI sebagai misi suci yaitu misi 3G (Gold, Glory, Gospel). Gold merupakan misi untuk
mencari kekayaan dengan berdagang, glory mencari kejayaan dengan memperluas
daerah jajahan, dan gospel adalah menyebarkan agama nasrani. Lalu Portugis meminta
bantuan kepada Hajar Ahmad bin Najid yang merupakan seorang navigator muslim
untuk menunjukkan daerah pusat rempah-rempah. Namun kehadiran mereka tidak
diterima dengan baik karena datang dengan misi untuk mengekspansi dan juga
sikapnya yang arogan. Kemudian hal pertama yang Portugis lakukan adalah
membangun rumah ibadah yang diberi nama Igreja sehingga saat itu Portugis disebut
sebagai penjajah dengan membawa kepercayaan yang berbeda.

3. Muhammad Hisyam Aqil (Menit ke 10.01 - 15.00)


Dalam katolik jika ingin bertaubat harus ke Santo Domingo (orang suci),
melalui perantara. Poinnya ketika ingin beribadah harus ke Santo Domingo. lahirlah
kata hari minggu, mingguan dari kata Santo Domingo. Beberapa tempat ada paksaan,
karena misinya gospel mengembalikan domba-domba tersesat.
Nasrani sebenarnya dalam kitab-kitabnya hanya boleh disebarkan di sekitaran
tempat kelahiran nabi Isa. Dalam bahasa arab gereja disebut Kamiisa, sebelum ada
Indonesia leluhur kita terbiasa dengan bahasa arab karena para guru dan ulama dari
arab datang kesana.
Bahkan dalam salah satu kitab yg ditulis oleh salah satu pendiri NU dalam
prolognya dijelaskan bahwa di pulau Jawa telah merambah bid'ah, bid'ah disini berarti
penyimpangan-penyimpangan kepercayaan seperti ikut-ikutan ke gereja, mengenakan
pakaian khas mereka dan menggunakan topi.

4. Karina Mayuni Diprono (Menit ke 15.01 - 20.00)


Perbedaan orang Islam dan non-Islam adalah orang Islam semua yang dilakukan
bisa menjadi ibadah. Motivasi ulama zaman dahulu berjuang demi kemerdekaan adalah
bagaimana untuk beribadah kepada Allah Swt. Pada tahun 1421, Spanyol melihat
perkembangan Alfonso di Timur, akhirnya mengikuti jejaknya. Portugis membuat
benteng di sekitaran pantai termasuk Sunda Kelapa. Pada saat itu adalah masa kejayaan
Kerajaan Siliwangi. Prabu Siliwangi seorang Hindu, tetapi kita melihat di sekitaran
daerahnya ia melihat perempuan yang auratnya tertutup bernama Nyai Subang Larang,
sedang membaca ayat-ayat yang ia belum pernah mendengar sebelumnya. Ternyata ia
murid seorang syekh besar yaitu Syekh Turo. Prabu Siliwangi jatuh cinta kepada Nyai
Subang Larang dan ingin menikah, tetapi memiliki syarat harus masuk Islam.
Kemudian mereka menikah dan pada tahun 1423 memiliki anak bernama Walang
Sungsang. 1426 adiknya diberi nama Rara Santang, setahun kemudian lahir Raja
Sangara. Ketika masuk Islam hijrah ke Mekkah untuk berhaji. Walang Sungsang
berubah nama menjadi Abdullah Iman dan Rara Santang berubah nama menjadi
Syarifah Mudaim.

5. Antari Na'ilah Zulfa Jinan (Menit ke 20.01 - 25.00)


Selesai menunaikan haji, saat akan berangkat pulang mereka bertemu dengan
seorang pemuda tampan dari mesir, Syarif Abdullah. Dia adalah satu diantara 2 anak
salah satu ulama besar yang sedang mendakwahkan Islam di nusantara atau disebut
wali songo. Dari Mesir, Ahmad Jumadil Kubro punya 2 anak, satu di nusantara dibawa,
Maulana Ishak, dan satu lagi Syarif Abdullah, dia belajar menunaikan haji di Mekah
dan bertemu dengan Syarifah Mudaim. Lalu meminta izin menikah dan dinikahkan
oleh kakaknya Syarifah dan dibawa ke Mesir. Di Mesir berumah tangga sampai selama
20 tahun, lahirlah anak, Syarif Hidayatullah.
Ketika selesai, Abdullah Iman pulang duluan. Diberikan wilayah oleh Prabu
Siliwangi yaitu wilayahnya sekarang dikenal dengan Cirebon. Dulunya lemah
wungkuk, ada 2 riwayat ada orang yang senang mengambil udang rebon sehingga
disebut dengan Cirebon. Disebut caruban yaitu campuran, karena ada etnis yang
berbeda ada dari Arab, China, dan lokal. Karena lisan orang caruban berubah jadi
cirebon yang dikelola oleh Abdullah iman.
Setelah 20 tahun Syarif Hidayatullah pulang, bertemu kakeknya sedang berada
di Gunung Jati. Diberi kewenangan mengelola Gunung Jati dikenal dengan Sunan
Gunung Jati. Mempunyai 2 orang anak, anak perempuan dinikahkan oleh panglima
besar yang soleh dekat dengan Allah, Fathullah, di lisan kita Fatahillah, dan disebut
Falatehan oleh Portugis. Sunan Jati menyatukan wilayah dengan Banten yang saat itu
dipegang oleh Hasanuddin yang merupakan bagian dari keluarganya juga. Portugis
mulai masuk dan mengecoh wilayah juga akidah maka diutus Fatahillah untuk bisa
menghancurkan atau merebut Sunda Kelapa dari jajahan portugis.
22 Ramadhan 1933 H, bertepatan dengan 25 Juni 1527, dengan izin Allah sunda
kelapa ditaklukkan dengan kaidah jihad kepada allah dan Portugis kalah. Islam tidak
mengenal ekspansi tapi dikenal dengan fatah, alfath surat ke 48 "inna fatahna laka
fathamubina". Maka sunda kelapa diberi nama Fathan Mubina yang artinya
kemenangan yang sangat luas, dalam bahasa lokal disebut dengan Jayakarta dan
kemudian menjadi Jakarta. Kemerdekaan atau ulang tahun Jakarta, hakikatnya
pembebasan adalah sunda kelapa menjadi Jayakarta dengan izin Allah bukan hanya
pembebasan dari penjajahan, tetapi juga ada pembebasan penjajahan dari akidah dkk.

6. Mohamad Mahesa Noriega (Menit ke 25.01 - 30.00)


Pada saat itu portugis mulai melemah, datanglah Belanda melalui perjanjian
yang melepaskan belanda dari jajahan perancis dan Spanyol, bahkan sebelum portugis
mundur, Belanda sudah mempersiapkan semuanya untuk menggantikan portugis dalam
misi untuk mendapatkan rempah dan misi 3G, saat itu pula orang islam melakukan
perlawanan dengan cara yang sistematis tanpa kekerasan karena orang islam tau
melawan dengan senjata tidak akan berhasil, jadi dibuatlah perlawanan sistematis lewat
jalur pendidikan dengan dibangunnya Jamiatul Khair dengan Syach Ahmad Syurkati
sebagai gurunya, dan Belanda sadar umat islam adalah ancaman yang besar tetapi tidak
mungkin bisa langsung dihancurkan karena begitu kuatnya pengaruh dari pendidikan
islam.

7. Nadine Hasna Naissa (Menit ke 30.01 - 35.00)


Pada 20 Mei 1908 masyarakat Indonesia membentuk organisasi bernama
"Jamiatul Khoir" atau dalam bahasa Indonesia adalah jamaah kebaikan, dan dalam
bahasa jawa ialah "Budi Utomo" oleh Dr.Supomo, namun belanda berusaha untuk
membubarkan dan menghancurkan segala bentuk isu dalam mengajukan kemerdekaan
Indonesia. Pada tahun 1911 didirikan serikat dagang islam, dimana organisasi tersebut
menyebabkan pergerakan ekonomi berkembang besar hingga belanda takut kalau
organisasi tersebut memiliki niat untuk memproklamirkan kemerdekaan.

8. Allisha Putri Prambudi (Menit ke 35.01 - 40.33)


Apa yang telah disampaikan berdasarkan dari salah satu buku berjudul "Api
Sejarah" karangan Prof. Ahmad Mansur Suryanegara. Kajian ini bukan untuk
menaikkan isu isu yang tidak berkembang baik, melainkan untuk menyadarkan bahwa
islam memiliki peran penting untuk membangun kebangsaan ini. Jangan sampai setelah
merdeka islam diisi dengan hal hal yang kotor dan tidak penting. Sesungguhnya dalam
bendera merah putih pertama pun dijadikan lambang keislaman karena bendera tersebut
dijahit dengan penuh ketaqwaan dan niat tulus. Maka tidak tepat jika bendera yang
dijahit dengan penuh ketaqwaan diarak dengan kereta yang dihadirkan dengan
kemusyrikan. Hendaknya bendera tersebut diarak dengan kemurnian akidah yang telah
dibangun.

Anda mungkin juga menyukai