Disusun oleh :
Mesyca (E0021266)
FAKULTAS HUKUM
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
para penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Kesalahan,
Kesengajaan, Kealpaan dan Kemampuan Bertanggung Jawab dalam Hukum Pidana” dengan
tepat waktu serta lancar tanpa ada suatu kendala yang berarti.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Hukum Pidana. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan mengenai kesalahan, kesengajaan, kealpaan dan
kemampuan bertanggung jawab dalam hukum pidana, baik bagi para penulis dan juga bagi
para pembaca.
Para penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, dikarenakan terbatasnya wawasan serta pengetahuan yang dimiliki oleh para
penulis saat ini. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
guna menjadi acuan agar para penulis menjadi lebih baik di masa mendatang.
Akhir kata para penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada para
pembaca dan semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan dapat
bermanfaat untuk perkembangan serta peningkatan ilmu pengetahuan.
Surakarta, 2022
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4
2.1 Kesalahan....................................................................................................................4
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................6
3.2 Saran............................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa seseorang dapat dijatuhi pidana, apabila
memenuhi syarat-syarat dalam pertanggungjawaban pidana. Menurut Moeljatno syarat-
syarat dalam pertanggungjawaban diantaranya adalah:
1. Seseorang telah melakukan perbuatan pidana.
2. Dilihat kemampuan bertanggungjawab oleh seseorang yang telah melakukan
perbuatan pidana.
3. Adanya bentuk kesalahan, baik berupa kesengajaan atau kelalaian dalam perbuatan
pidana.
4. Tidak ada alasan pembenar atau alasan pemaaf yang menghapuskan
pertanggungjawaban pidana terhadap pelaku perbuatan pidana.
2
3. Penjelasan mengenai kealpaan dalam hukum pidana.
4. Penjelasan mengenai kemampuan bertanggung jawab dalam hukum pidana.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kesalahan
Dalam hukum pidana dikenal asas yang paling fundamental, yakni Asas "Tiada
Pidana Tanpa Kesalahan" yang dikenal dengan "keine strafe ohne schuld" atau "geen
straf zonder schuld" atau "nulla poena sine culpa" Artinya, seseorang yang diakui
sebagai subjek hukum harus mempunyai kesalahan untuk dapat dipidana. Pengertian
kesalahan menurut D. Simons dikatakan bahwa “Kesalahan” adalah keadaan psikis
pelaku dan hubungannya dengan perbuatan yang dilakukan yang sedemikian rupa,
sehingga berdasarkan keadaan psikis tersebut pelaku dapat dicela atas perbuatannya.
Menurut pendapat para ahli kealpaan ini disamakan dengan kelalaian dan
kekuranghati-hatian. Menurut Wirjono Prodjodikoro culpa didefinisikan sebagai
kesalahan pada umumnya, namun dalam ilmu pengetahuan hukum mempunyai arti
teknis, yaitu suatu macam kesalahan pelaku tindak pidana yang tidak seberat kesengajaan
yang disebabkan dari kurang berhati-hati sehingga akibat yang tidak disengaja terjadi.
4
Contoh kasus: tindak pidana kealpaan dalam kecelakaan lalu lintas yang
menyebabkan matinya orang dapat dilihat dari kasus Riki Kiswanto, seorang warga Koto
Tangah, Padang yang mengendarai mobil miliknya dan mengalami kecelakaan dengan
menabrak pengendara motor bernama Yul Rahmad yang menyebabkan korban
meninggal dunia. Pengadilan Negeri Padang menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa
dengan pidana penjara selama 3 (tiga) Tahun.
Menurut Van Hamel kemampuan bertanggung jawab adalah suatu keadaan normalitas
psikis dan kematangan (kecerdasan) yang membawa 3 (tiga) kemampuan, yakni (a)
mampu untuk mengerti nilai dari akibat-akibat perbuatannya sendiri, (b) mampu untuk
menyadari bahwa perbuatannya itu menurut pandangan masyarakat tidak diperbolehkan,
(c) mampu untuk menentukan kehendaknya atas perbuatan-perbuatannya itu.
Menurut Simons, kemampuan bertanggungjawab bisa diartikan suatu keadaan psikis
sedemikian, yang membenarkan adanya penerapan suatu upaya pemidanaan, baik dilihat
dari sudut umum maupun dari orangnya. Seseorang mampu bertanggung jawab jika
jiwanya sehat, yaitu apabila ia mampu untuk mengetahui atau menyadari bahwa
perbuatannya bertentangan dengan hukum dan pula ia dapat menentukan kehendaknya
sesuai dengan kesadaran tersebut.
Contoh kasus: Kasus pembunuhan disertai mutilasi dengan Terdakwa Pupun Bin
Sanusi. Pupun Bin Sanusi tega membunuh dan memutilasi korban bernama Ny. Anih
Binti Komar (ibu kandungnya sendiri). Penuntut Umum menghadirkan 3 orang saksi ahli
kejiwaan yang dalam hasil pemeriksaannya menyatakan bahwa Terdakwa mengalami
gangguan psikotik berupa skizofrenia jenis Paranoid. Majelis Hakim dalam putusan
Pengadilan Negeri cianjur No 144/Pid.B/2014/PN.cj menyatakan bahwa Terdakwa
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan,
akan tetapi Terdakwa tidak dimintakan pertanggungjawaban pidana. Majelis Hakim
melepaskan terdakwa dari segala tuntutan hukum dan memerintahkan kepada Penuntut
Umum untuk menempatkan Terdakwa di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat untuk
menjalani perawatan selama 3 (tiga) bulan. Maka dapat dipahami bahwa Pupun Bin
Sanusi hanya dijatuhi sanksi tindakan.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sedangkan menurut Simons, peristiwa pidana adalah perbuatan melawan hukum yang
berkaitan dengan kesalahan (schuld) seseorang yang mampu bertanggung jawab,
kesalahan yang dimaksud tersebut adalah kesalahan yang meliputi dolus (kesengajaan)
dan culpulate (kelalaian atau kealpaan).
6
3.2 Saran
Menurut pendapat kami, para penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan terbatasnya wawasan serta pengetahuan
yang dimiliki oleh para penulis saat ini. Para penulis akan tetap memperbaiki jika ada
kesalahan dari materi yang ditulis dengan berpedoman undang undang dan berbagai
sumber yang terpercaya. Selain itu juga dalam materi ini para penulis berharap bahwa
sebelum pelaku mendapatkan perbuatan pidana akibat perbuatannya sebaiknya harus
terdapat unsur-unsur yang telah ditentukan dalam perundang-undangan pidana agar tidak
terdapat masalah yang akan timbul.
7
DAFTAR PUSTAKA
Aulina L., Wiston K., (2020), Unsur Sengaja dan Tidak Sengaja dalam Hukum Pidana,
Indonesia, Kenny Wiston law office.