Nabila Ramadhani - P2774022077 - Makalah Tugas Bu Anik Salinan
Nabila Ramadhani - P2774022077 - Makalah Tugas Bu Anik Salinan
ASUHAN KEBIDANAN
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Ibu Anik Kurniawati, M.Keb
Oleh :
Nabila Ramadhani
NIM : P27224022077
D3 KEBIDANAN
JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
KATA PENGANTAR
Nabila Ramadhani
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
Daftar Isi...............................................................................................................................................3
BAB 1.....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1. Latar Belakang...........................................................................................................................4
2. Perumusan Masalah...............................................................................................................6
3. Tujuan.......................................................................................................................................6
4. Manfaat Penelitian..................................................................................................................6
BAB II...................................................................................................................................................7
PEMAHASAN......................................................................................................................................7
BAB III................................................................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................................................11
1. Kesimpulan............................................................................................................................11
Daftar Pustaka...................................................................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan kesehatan
masyarakat. Wibowo mengemukakan (2014) bahwa seluruh negara di dunia berupaya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya. Hal tersebut dikarenakan
kesehatan mempunyai peranan besar dalam meningkatkan derajat hidup masyarakat.
Menurut Adisasmito (2012) pelayanan kesehatan ini berarti setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit, serta memulihkan kesehatan
baik perseorangan, kelompok, maupun masyarakat.
Untuk dapat memberikan pelayanan prima pada jasa kesehatan, salah satu komponen
pentingnya adalah pengetahuan dan keterampilan untuk setiap profesi kesehatan haruslah
prima juga. Sejalan dengan Ilyas, Adisasmito (2012) juga berpendapat bahwa salah satu
faktor dan indikator baiknya sistem pelayanan kesehatan adalah pembangunan sumber
daya manusia kesehatan atau tenaga kesehatannya. Sumber daya manusia Indonesia
dalam bidang kesehatan masih tertinggal dibanding negara lain. Dalam memberikan
pelayanan prima pada jasa kesehatan, Moeheriono (2012) berpendapat bahwa sistem
kompetensi setiap organisasi kesehatan wajib dan harus dikembangkan seluas-luasnya,
terutama pada perusahaan modern. Menurut Armstrong (2012) kompetensi adalah dimensi
tindakan dari tugas, di mana tindakan tersebut dipakai oleh karyawan untuk menyelesaikan
tugas pekerjaan mereka dengan memuaskan dan apa yang diberikan karyawan dalam
bentuk yang berbedabeda dan tingkatan kinerjanya. Di sisi lain, McClelland mengatakan
bahwa kompetensi adalah sebagai karakteristik dasar personel yang menjadi faktor penentu
sukses tidaknya seseorang dalam mengerjakan suatu pekerjaan atau pada situasi tertentu.
Kondisi kesehatan dan status gizi ibu saat hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin. Ibu yang mengalami kekurangan energi kronis atau anemia selama
kehamilan akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). BBLR lahir
rendah banyak dihubungkan dengan tinggi badan yang kurang atau stunting. Oleh karena
itu diperlukannya upaya pencegahan dengan menetapkan dan/atau memperkuat kebijakan
untuk meningkatkan intervensi gizi ibu dan kesehatan mulai dari masa remaja.
Kompetensi bidan tidak terlepas dari kewenangan bidan yang telah diatur dalam
peraturan Kepmenkes RI No. 900/Menkes/ SK/II/2002 yang merupakan landasan hukum
dari pelaksanaan praktik kebidanan. Kompetensi 1, bidan memiliki persyaratan pengetahuan
dan ketrampilan dari ilmu sosial, kesmas dan etik yg membentuk dasar dari asuhan yang
bermutu tinggi sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi baru lahir serta keluarganya.
Kompetensi 2, bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang
tanggap terhadap budaya, dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka
meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan, dan kesiapan
menjadi orang tua dan bidan harus memiliki kompetensi dan bidang pengetahuan,
keterampilan dan perilaku dalam melaksanakan praktik kebidanan secara aman dan
bertanggungjawab dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
Untuk menjamin kesehatan ibu hamil dan menurunkan angka kematian ibu hamil, harus
didukung pula oleh peran serta dari masyarakat. Pengetahuan masyarakat baik ibu hamil
maupun keluarga seperti suami dan keluarga yang lain terhadap tanda-tanda persalinan
sangatlah penting, karena dengan mengetahui tanda-tanda persalinan ibu bisa diketahui
persalinannya sudah dekat dan ibu siap dalam persalinan sehingga ibu dan keluarga pun
dapat lebih cepat ke rumah sakit atau ke klinik bersalin. Pengetahuan merupakan faktor
yang sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Seseorang yang memiliki
pengetahuan yang baik tentang sesuatu hal, maka ia akan cenderung mengambil keputusan
yang lebih tepat berkaitan dengan masalah tersebut dibandingkan dengan mereka yang
pengetahuannya rendah (Permata, 2002). Ibu hamil dalam merencanakan proses
persalinannya memerlukan suatu informasi yang benar, sehingga ibu mempunyai gambaran
tentang kehamilan serta proses persalinan. Dari informasi dan gambran tersebut,
diharapkan ibu lebih siap dalam menghadapi proses persalinan manapun. Pengetahuan ibu
tentang keadaan kehamilan dan persalinan yang akan dilakukan, memungkinkan untuk
mempersiapkan fisik dan mental, sehingga ibu dapat memilih proses persalinan yang tepat
dan aman. Salah satu penyebab kematian ibu secara tidak langsung adalah terlambat
mengenali tanda bahaya karena tidak mengetahui kehamilannya dalam risiko yang cukup
tinggi, terlambat mencapai fasilitas untuk persalinan, dan terlambat untuk mendapatkan
pelayanan.
2. Perumusan Masalah
1. Bagaimana standard kompetensi bidan dalam menjalankan tugasnya untuk
membantu ibu hamil di Indonesia.
2. Bagaimana keefektifan penerapan standard kopetensi bidan kepada masyarakat
Indonesia
3. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana standard kompetensu bidan yang ada di Indonesia
2. Mengetahui keefektifan penerapan standard kompetensi bidan terhadap masyrakat
Indonesia
4. Manfaat Penelitian
1. Memberikan tambahan pengetahuan mengenai standard kompetensi bidan
2. Mendapat pengalaman dan ketrampilan baru mengenai standard kompetensi
bidan
3. Sebagai wujud pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi
4. Berkontribusi membantu masyarakat dan pemerintah dalam dunia kesehatan
khususnya mengenai standard kompetensi bidan.
BAB II
PEMAHASAN
Secara keilmuan untuk menjadi bidan seluruh responden telah memiliki pendidikan
sesuai dengan pekerjaannya. Menurut Peraruran Menteri Kesehatan
No.1464/Menkes/PER/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, untuk dapat
melaksanakan praktik sebagai bidan, minimal pendidikan adalah DIII Kebidanan. Pendidikan
merupakan faktor penting dalam menentukan kemampuan seseorang. Pendidikan dan
pengalaman kerja merupakan langkah awal untuk melihat kemampuan seseorang.
(Handoko, 1998). Menurut Hasibuan (2000) pendidikan merupakan indikator yang
mencerminkan kemampuan seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan. Dengan latar
belakang pendidikan pula seseorang dianggap akan mampu menduduki suatu jabatan
tertentu.
Umur merupakan ciri dari kedewasaan fisik dan kematangan kepribadian yang erat
hubungannya dengan pengambilan keputusan, mulai umur 21 tahun secara hukum
dikatakan mulai masa dewasa dan pada 30 tahun telah mampu menyelesaikan masalah
dengan cukup baik, menjadi stabil dan tenang secara emosional (Purba, 2009).
Bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologi.
Sehingga apabila semakin dewasa seseorang, maka akan semakin mudah dalam menerima
informasi. Pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik terhadap segala bentuk
informasi yang disampaikan. Selain itu, bertambahnya usia seseorang, maka pemikirannya
akan semakin berkembang sesuai dengan pengetahuan yang pernah didapatkan dan akan
berhati-hati dan cekatan dalam melakukan pekerjaannya. Dari pendapat tersebut maka
umur bidan akan berpengaruh pada mutu pelayanan kepada ibu hamil, dimana dengan
bertambahnya umur maka akan bertambah baik mutu pelayanan antenatal dalam
pencegahan stunting (Wawan A, 2010).
Masa kerja memberikan pengaruh positif pada kinerja seseorang, dengan semakin
lama masa kerja seseorang maka akan semakin berpengalaman dalam melaksanakan
tugasnya. Lamanya bidan bekerja dapat diidentikkan dengan banyaknya pengalaman yang
dimilikinya. Hal ini dikarenakan semakin lama bidan bekerja maka kinerja nya akan semakin
baik. Diharapkan dengan semakin lama bidan bekerja di puskesmas maka bidan semakin
berpengalaman sehingga bidan mampu memberikan bentuk pelayanan yang terbaik pada
Ibu hamil khususnya pada layanan pencegahan stunting melalui deteksi dini gangguan gizi
ibu hamil. Menurut Ranupendjaja dan Saud, semakin lama seseorang bekerja pada suatu
organisasi maka semakin berpengalaman orang tersebut sehingga kecakapan kerjanya
semakin baik. Oleh sebab itu, bidan yang telah lama bekerja diharapkan memiliki
kemampuan lebih baik dalam memberikan pelayanan pada ibu hamil terutama dalam
pencegahan stunting.
Status pegawai non PNS terlihat lebih unggul dibandingkan dengan bidan PNS. Hal
itu disebabkan karena bidan non PNS tersebut langsung ditempatkan di Polindes sebagai
bidan desa yang membina dan memantau secara langsung ibu hamil yang berada di
wilayah tersebut. Mereka bertugas untuk melakukan pemeriksaan antenatal care secara
lengkap sesuai dengan standar operasional prosedur. Bidan desa adalah bidan yang
ditempatkan dan diwajibkan tinggal serta bertugas melayani masyarakat di wilayah kerjanya
yang meliputi satu atau dua desa. Bidan desa melaksanakan tugas pelayanan medik baik di
dalam maupun diluar jam kerjanya, serta bertanggungjawab langsung kepada kepala
puskesmas dan bekerja sama dengan perangkat desa (Sofyan M. 2006).
Dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia (2014) dijelaskan bahwa setiap area
dari ketujuh area dalam kompetensi tersebut saling mendukung satu sama lain. Area satu,
dua dan tiga yang termasuk kategori soft skill merupakan pondasi dari bangunan
kompetensi keseluruhan. Sementara itu, keempat area kompetensi lainnya yang masuk
dalam kategori hard skill merupakan pilar dari bangunan kompetensi. Dari gambaran
tersebut, ketujuh area kompetensi tersebut haruslah seimbang antara soft skill dan hard
skill. Sedangkan pada penelitian ini, diperoleh hasil yang memiliki nilai lebih rendah
dibanding area lainnya, yakni area mawas diri dan pengembangan diri, serta landasan
ilmiah ilmu kedokteran.
1. kompetensi inti atau dasar, yaitu kompetensi minimal yang mutlak dimiliki oleh
bidan; dan
2. kompetensi tambahan atau lanjutan, yaitu pengembangan dari pengetahuan dan
keterampilan dasar untuk mendukung tugas bidan dalam memenuhi tuntutan/kebutuhan
masyarakat yang sangat dinamis serta perkembangan Iptek.
3. mampu memimpin persalinan dalam kondisi bersih, aman dan menangani situasi
kegawatdaruratan bersama tim kebidanan;
4. menangani keadaan di ruang bersalin pasca persalinan ibu, agar tetap bersih dan
tidak membahayakan dirinya dan rekan sekerja; dan
5. memindahkan ibu nifas dan bayi pasca persalinan keruang perawatan Ibu & anak.
11. memiliki standar pendidikan yang mendasar dan mengembangkan profesi sesuai
kebutuhan pelayanan; dan
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kemampuan/kompetensi bidan adalah kemampuan dan karakteristik yang meliputi
pengetahuan, keterampilan dan prilaku yang harus dimiliki oleh seorang bidan dalam
melaksanakan praktik kebidanan secara aman dan bertanggungjawab pada berbagai
tatanan pelayanan kesehatan. Standar kompetensi adalah rumusan suatu kemampuan yang
dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Standar kompetensi bidan adalah
rumusan suatu kemampuan bidan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan, dan
sikap. Muchtar (2010) menjelaskan kemampuan bidan tersebut,
Maka standard kompetensi bidan sangatlah penting untuk menjaga kinerja dari seorang
bidan. Bidan juga harus menaati dan melaksanakan standar kompetensi agar dirinya
berguna dan tidak bekerja asal asalan. Standar kompetensi ini penting karena mengingat
bidan memiliki tugas untuk memberikan informasi dan membantu ibu hamil untuk melahirkan
yang nantinya akan menjadi penerus bangsa. Dan penting untuk meminimalisir kematian
akibat kehamilan.
Daftar Pustaka
Susanti, R. (2017). pengaruh kompetensi bidan, pengetahuan masyarakat dan fasilitas
kesehatan terhadap status kesehatan ibu hamil di kota Banjarmasin. KINDAI, 13(2),
141-153
Faiza, E. I., & Fithr, A. N. (2020). Profil Kompetensi Bidan Puskesmas dalam Pencegahan
Stunting di Denpasar Bali. Kendedes Midwifery Journal, 1(5), 6-17.
Silviana, S., & Darmawan, E. S. (2019). Analisis Standar Kompetensi Tenaga Kesehatan di
Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok Tahun 2017. Jurnal Administrasi Rumah Sakit
Indonesia, 4(1), 35-47.