Anda di halaman 1dari 3

Nama : Saskia Elok Marshanda

NPM : 22025010222
Mata Kuliah : Dasar Ilmu Tanah
Contoh Kegiatan Konservasi Tanah dan Air

Konservasi tanah adalah upaya untuk mempertahankan atau memperbaiki daya guna lahan termasuk
kesuburan tanah dengan cara pembuatan bangunan teknik sipil disamping tanaman (vegetatif), agar
tidak terjadi kerusakan tanah dan kemunduran daya guna dan produktifitas lahan. Tindakan Konservasi
tanah dan air yang dilakukan oleh petani di Desa Bogorejo yaitu dengan teknik teras bambu dan teras
karung.

1. Teras Bambu Dan Ranting

Tindakan konservasi tanah dan air yang telah dilakukan oleh petani di Desa Bogorejo adalah secara
vegetatif dan mekanik. Konservasi tanah dan air secara vegetatif yang dilakukan petani adalah dengan
melakukan penanaman sejajar kontur dan menerapkan teras bambu dan ranting. Pada prinsipnya teras
bambu dan ranting mirip dengan kayu penahan (Log Retaining Works). Perbedaan hanya terletak pada
material yang digunakan serta cara pembuatan. Teras bambu dibuat dengan menganyam bambu pada
kayu keras yang berfungsi sebagai patok. Sedangkan teras ranting dibuat dengan memanfaatkan sisa-
sisa batang dan ranting pohon. Baik teras bambu maupun ranting, segera diikuti dengan konservasi
vegetatif, karena usia bambu maupun kayu relatif pendek (Safira, 2017).

Tindakan konservasi tanah dan air secara mekanik dilakukan dengan pembuatan teras dan parit. Teras
dan parit menjadikan tanaman lebih subur karena dedaunan kering yang tertahan di sekitar teras dan
parit menjadi pupuk alami bagi tanaman. Teras yang dibuat oleh petani juga mempermudah petani
melakukan pemeliharaan tanaman. Pratama, (2015) menyatakan bahwa penanaman tanaman yang
dilakukan sejajar kontur atau menyilang lereng dapat mengurangi besarnya erosi yang terjadi, sehingga
mereka menerapkan teras karung untuntuk mencegah terjadinya hal tersebut.
2. Teras Karung (Soil Bag Terrace Works)

Teras karung dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengurangi erosi dan longsor. Karung
yang berisi tanah dan campuran bahan organik, pada awalnya berfungsi sebagai konservasi teknik sipil.
Campuran bahan organik yang terdapat dalam karung dapat membantu mempercepat pertumbuhan
vegetasi, baik yang sengaja ditanam maupun yang tumbuh secara alami, sehingga lambat laun peranan
konservasi teknik sipil digantikan dengan konservasi vegetative (Wahyudi, 2014).

A. Manfaat teras bambu:

- Pencegahan erosi tanah: Teras bambu membentuk teras-teras bertingkat di lereng, yang
membantu mengurangi erosi tanah akibat aliran air hujan. Teras bambu berperan sebagai
benteng yang menahan air dan mengurangi aliran air yang berlebihan, sehingga mengurangi
kehilangan tanah akibat erosi.
- Penyimpanan air: Teras bambu membantu menahan air hujan dan mengurangi aliran
permukaan. Hal ini memungkinkan air meresap ke dalam tanah secara perlahan,
meningkatkan kelembaban tanah dan memperbanyak cadangan air tanah. Dengan demikian,
teras bambu membantu pengelolaan air di daerah yang rentan kekeringan.
- Penyuburan tanah: Air yang mengalir melalui teras bambu mengendapkan partikel tanah dan
bahan organik. Hal ini menghasilkan pengendapan bahan-bahan bergizi di sepanjang teras,
yang dapat digunakan oleh tanaman. Teras bambu berperan dalam menyuburkan tanah dan
meningkatkan kesuburan lahan (Jariyah, 2014)

B. Manfaat teras karung:

- Penahan air: Teras karung menggunakan karung yang diisi dengan material seperti tanah,
pasir, atau batu. Karung-karung ini berperan sebagai penghalang untuk menahan aliran air dan
mengurangi erosi tanah. Mereka membentuk teras-teras bertingkat yang efektif dalam
mengendalikan aliran air dan mempertahankan kelembaban tanah.
- Peningkatan drainase: Karung-karung pada teras karung memiliki struktur yang berpori, yang
memungkinkan air untuk meresap ke dalam tanah secara perlahan. Hal ini membantu
meningkatkan drainase tanah dan mengurangi genangan air yang dapat merusak tanaman.
- Rekayasa tanah: Teras karung dapat digunakan untuk meratakan lereng yang curam atau tidak
stabil. Dengan mengisi karung-karung dengan material yang tepat, teras karung membantu
memperkuat lereng dan mencegah tanah longsor (Jariyah, 2014)
C. Kelebihan Teras bambu dan Teras karung:
- Konservasi biodiversitas: Teras bambu juga dapat berkontribusi pada konservasi biodiversitas.
Tanaman bambu menarik serangga, burung, dan hewan lainnya, yang membantu dalam
penyerbukan tanaman dan menjaga keseimbangan ekosistem. Teras bambu juga menyediakan
tempat berlindung bagi keanekaragaman hayati lokal.
- Ramah lingkungan: Teras karung menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan dan
dapat didaur ulang, seperti karung bekas atau karung kain. Hal ini membuat teras karung
menjadi pilihan yang ramah lingkungan dalam konservasi tanah dan air.

D. Kesulitan penerapan teras bambu dan teras karung:


- Perawatan: Baik teras bambu maupun teras karung membutuhkan perawatan yang teratur.
Teras bambu perlu dipantau secara berkala untuk memastikan tidak ada kerusakan atau
kerapuhan yang dapat mengurangi keefektifannya. Teras karung juga harus dipelihara dengan
baik untuk memastikan kekokohannya dan mencegah kerusakan atau kebocoran yang bisa
mengurangi fungsinya.
- Biaya dan ketersediaan material: Pembuatan teras bambu dan teras karung memerlukan
biaya tertentu, terutama jika bahan material harus dibeli. Selain itu, ketersediaan bambu yang
berkualitas dan karung yang cocok dapat menjadi tantangan terutama di daerah yang tidak
memiliki akses mudah ke sumber daya tersebut.
- Kekuatan struktural: Teras bambu dan teras karung harus dirancang dan dibangun dengan
perhitungan yang tepat agar memiliki kekuatan struktural yang memadai. Ini membutuhkan
pengetahuan dan keahlian teknis untuk memastikan teras tersebut tahan terhadap tekanan
air, angin, dan beban tanah yang mungkin timbul.
- Penyusutan waktu: Secara alami, teras bambu dan teras karung akan mengalami penyusutan
dan perubahan bentuk seiring berjalannya waktu. Perawatan dan perbaikan berkala mungkin
diperlukan untuk menjaga keefektifan dan kekokohan struktur teras tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Jariyah, N. A. (2014). Partisipasi masyarakat dalam rehabilitasi lahan dan konservasi tanah (RLKT) di
Sub DAS Keduang, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi
Kehutanan, 11(3), 29116.
Pratama, A.R. (2015). Pengelolaan Hutan Rakyat Oleh Kelompok Pemilik Hutan Rakyat di Desa Bandar
Dalam Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan. Skripsi. Fakultas Pertanian.
Unversitas Lampung. Bandar Lampung. 89 pp

Safira, G. C., Wulandari, C., & Kaskoyo, H. (2017). Kajian pengetahuan ekologi lokal dalam konservasi
tanah dan air di sekitar Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman. Jurnal Sylva Lestari, 5(2), 23-
29.

Wahyudi, (2014). Teknik Konservasi Tanah Serta Implementasinya Pada Lahan Terdegradasi Dalam
Kawasan Hutan. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan, 6 (2), 71-85.

Anda mungkin juga menyukai