Anda di halaman 1dari 10

Judul Variabel Indikator dan sub Pertanyaan Teknik

pengumpulan data
indikator
Pendekatan Pendekatan Metode Partisipasi 1. Apakah metode partisipasi digunakan Observasi,wawancara
dakwah dakwah dalam berdakwah? dan dokumentasi
o Musyawarah dan
persuasif tokoh persuasif tokoh 2. Bagaimana proses komunikasi antar
agama dalam agama dalam silaturahmi da’i dan mad’u, apakah ada timbal
pemberdayaan pemberdayaan balik?
keagamaan keagamaan 3. Apakah mad’u mendengarkan dan
masyarakat masyarakat menerapkan dengan baik setiap
marjinal desa marjinal. perkataan dari tokoh agama?
sungai bela 4. Apa saja yang telah dilakukan dalam
kecamatan meciptakan partisipasi mad’u dalam
kuala Indragiri berdakwah?
kabupaten 5. Apakah terdapat perubahan signifikan
indragirihilir dalam proses dakwah secara partisipasi
ini?

6. Siapa saja pihak yang turut


berpastisipasi dalam proses
pemberdayaan keagamaan ini?

Metode Asosiasi
1. Apakah metode asosiasi digunakan
dalam proses penyampaian dakwah?
o Modernisasi
2. Dimana dakwah secara asosiasi ini
biasa dilakukan?
3. Apakah tokoh agama setempat
memiliki smartphone dan sosial
media terkait informasi terkini?
4. Bagaimana proses komunikasi
dakwah dengan remaja setempat?
5. Apakah metode ini efektif digunakan
pada era saat ini?
6. Seberapa persen % keberhasilan
dakwah jika mengaitkan dengan
peristiwa actual pada era media sosial
saat ini?
Metode Integrasi
o Bahasa yang santun
dan kekeluargaan 1. Bahasa apa yang selalu digunakan
dalam berdakwah?
2. Apakah menggunakan kata yang
menggungkapkan pernyataan satu
seperti “ Kami “ atau “ Kita “?
3. Bagaimana tanggapan masyarakat
terkait kata tersebut?
4. Kapan persis nya kata tersebut
digunakan?
5. Apakah terjadi kedekatan secara
verbal antar da’i dan mad’u?
6. Apakah terdapat perbedaan
Metode Iching penyampaian kata terhadap kalangan
usia mad’u?
o Motivasi dan
persuasif
1. Apakah metode iching ini digunakan
dalam penyampaian dakwah?
2. Motivasi seperti apa yang dilakukan
pada mad’u?
3. Apakah terdapat bujukan dan rayuan
positif dalam penyampaian dakwah
secara persuasif?
4. Bagaimana respond dan tanggapan
mad’u?
5. Apakah terjadi timbal balik terhadap
pesan?
6. Tenggang usia berapa yang sering
mendapatkan motivasi
7. Apakah terjadi perubahan signifikan
terhadap mad’u?
8. Apakah metode ini digunakan secara
terus menerus?
Lampiran 2

PEDOMAN OBSERVASI

Nama : Amalia Salsabila

Objek observasi : Tokoh agama dan masyarakat majinal

Tempat observasi : Desa sungai bela, kecamatan kuala Indragiri kabupaten


indragirihilir

Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah ingin mengetahui


bagaimana pendekatan dakwah persuasive tokoh agama dalam pemberdayaan
keagamaan masyarakat marjinal di desa sungai bela kecamatan kuala Indragiri
kabupaten indragirihilir, yang meliputi :

A. Tujuan
Untuk memperoleh informasi dan data mengenai pendekatan dakwah
persuasi tokoh agama dalam pemberdayaan keagamaan masyarakat
marjinal desa sungai bela kecamatan kuala Indragiri kabupaten
indragirihilir
B. Aspek yang diamati
1. Segala yang berkaitan mengenai pendekatan dakwah persuasive yang
dilakukan oleh tokoh agam di desa sungai bela kecamatan kuala
Indragiri kabupaten indragirihilir
2. Segala sesuatu mengenai kondisi dan situasi serta kebiasaan sosial
kegamaan masyarakat marjinal desa sungai bela kecamatan kuala
Indragiri kabupaten indragirihilir
Lampiran 3

HASIL OBSERVASI

Hari/Tanggal : 27 Januari 2023

Objek Observasi : Tokoh agama dan masyarakat marjinal

Peneliti : Amalia Salsabila

Tempat Observasi : Desa sungai bela, kecamatan kuala Indragiri kabupaten


indragirihilir

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan ada tanggal 23 januari-27


januari 2023 di desa sungai bela kecamatan kuala Indragiri kabupaten
indragirihilir, peneliti menemukan bahwa di desa sungai bela terdapat 4 dusun
berbeda yang didalam nya tinggal masyarakat bersuku banjar,jawa, melayu dan
suku duanu, hasil observasi peneliti mengenai pendekatan dakwah persuasive
tokoh agama dalam pemberdayaan keagamaan masyarakat marjinal desa sungai
bela terlihat bahwa masyarakat akrab satu dengan yang lain, sebagaian besar dari
masyarakat mencari nafkah dilaut dengan hasil tangkapan nelayan, sebagian besar
lagi adalah pedagang kecil.

Sehingga kesibukan mereka menyebabkan mereka kurang peka terhadap


ajaran keagamaan padahal 100% dari mereka beragama islam, tidak semuanya
memang tetapi di suku duanu yang tinggal di dusun hilir hampir setiap masyarakat
nya masih dengan kebiasaan yang sama seperti dulu, seperti bahasa mereka yang
terbilang kasar, minuman keras dan narkoba serta sex diluar menikah.

Pendekatan dakwah persuasive yang dilakukan oleh tokoh agama setempat


sudah terbilang baik, karna para tokoh agama mencoba masuk ke pola kebiasaan
hidup masyarakat dengan ikut menjaring ikan atau berbelanja ke warung
masyarakat untuk membangun hubungan baik dengan masyarakat sekitar, dan di
respond dengan baik pula dengan masyarakat, pendekatan dakwah secara
persuasive seperti ini yang mudah untuk diterima oleh masyarakat, karna sejalan
dengan kondisi dan situasi mereka yag tidak bisa jika dipaksa.
Lampiran 4

REDUKSI DATA

No Indikator Responden Hasil wawancara


1. Pendekatan dakwah persuasif 1. Ust.Marbawi Pendekatan dakwah
secara partisipasi 2. Ust.Junaidi persuasive secara
3. Ibu Rohanna partisipasi ini
4. Bapak denny menyatakan hasil baik,
wijaya karna proses partisipasi
5. Bapak zulkifli yang dilakukan oleh
6. Ibu Ernawati tokoh agama melalui
proses musyawarah dan
silahturahmi yang
menimbulkan rasa
kedekatan antar satu
sama lain, proses ini
juga memacu
masyarakat agar berani
memberikan pendapat
dan solusi terhadap
suatu masalah yang ada,
partisipasi sendiri
dilakukan agar
masysrakat dilibatkan
langsung dalam proses
perubahan baik dari
sosial maupun
kegamaan, dan di desa
sungai bela sendiri
pendekatan dakwah
persuasi dengan metode
partisipasi ini dapat
diterima dengan baik
oleh kedua belah pihak.
2. Pendekatan dakwah persuasif 1. Ust.Marbawi Pendekatan dakwah
secara asosiasi 2. Ust.Junaidi persuasive secara
3. Ibu Rohanna asosiasi ini berjalan
cukup baik tetapi tida
4. Bapak denny
maksimal, di desa
wijaya sungai bela sendiri
5. Bapak zulkifli merupakan desa yang
6. Ibu Ernawati sudah masuk pola
modernisasi dengan
masyarakat yang
sebagaian besar juga
memiliki handphone,
tetapi kebanyakan dari
masyarkat tidak
mengetahui atau
mempergunakan
handphone secanggih
yang orang kota
gunakan, kebanyakan
dari mereka hanya
menggunakan aplikasi
whatsapp dan facebook
saja, dan sebagaian
besar dari anak-anak
hanya memainkan game
yang dapat di sewa
sejam nya 5 rb,
mengingat hal ini maka
pendekatan dakwah
dengan metode asosiasi
modernisasi sudah
cukup baik dari sisi
tokoh agama sendiri
karna dapat
memanfaatkan media
dengan share video atau
quotes dakwah ke grup
dan status, tetapi
melihan kondisi dan
situasi masyarakat
pendekatan secara
langsung tatap muka
lebih efesien digunakan.
3. Pendekatan dakwah persuasif 1. Ust.Marbawi Pendekatan dakwah
secara integrasi 2. Ust.Junaidi persuasive secara
3. Ibu Rohanna integrasi sudah
dikatakan baik di desa
4. Bapak denny
sungai bela kecamatan
wijaya kuala Indragiri
5. Bapak zulkifli kabupaten
6. Ibu Ernawati Indragirihilir,
mengingat pola dan
kebiasaan masyarakat
maka pendekatan yang
baik dilakukan oleh
tokoh agama adalah
dengan menggunakan
bahasa yang santun
danuntur kekeluargaan,
proses pendekatan
dakwah persuasive
dengan metode ini pun
paling ampuh dan
menunjukan perubahan
signifikan di
masyarakat karna
masyarakat tidak
merasakan sekat dan
menganggap semua
tokoh agama agama
orang-orang yang
ramah, sehingga
masyarakat dengan
senang hati mengikuti
ajaran dan sikap , dan
mampu menunjukan
sadar akan beragama.
4. Pendekatan dakwah persuasif 1. Ust.Marbawi Pendekatan dakwah
dengan metode iching 2. Ust.Junaidi persuasive dengan
3. Ibu Rohanna metode iching di desa
sungai bela pun dapat
4. Bapak denny
dikatakan cukup baik,
wijaya karna masyarakat
5. Bapak zulkifli memang butuh motivasi
6. Ibu Ernawati secara terus menerus
untuk berubah kearah
yang lebih baik, tetapi
pendekatan ini tida
dengan mudah dapat
diterima disemua
kalangan usia, di remaja
khususnya sekedar
ucapan motivasi secara
terus menerus saja
terbilang labat untuk
menunjukan suatu
perubahan, tetapi untuk
kalangan usia paruh
baya pendekatan ini
baik digunakan.

Anda mungkin juga menyukai