6864936
oleh
Nengah Arnawa , Anak Agung Gde Alit Geriaii, I Gusti Lanang Rai Arsanaiii
i
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kapasitas literasi anak
tunarungu. Kapasitas literasi diungkapkan melalui pengukuran kecepatan efektif
membaca. Kecepatan efektif membaca diukur melalui kombinasi jumlah kata yang
dibaca per menit dengan tingkat pemaham isi. Data penelitian dimabil dari 30 anak
tunarungu, yang ditentukan secara purposive sampling. Selain itu, penelitian ini pun
menggunakan 3 orang guru SLB, sebagai informan. Hasil penelitian menunjukkan
diparitas kecepatan efektif membaca yang sangat tinggi antara yang dicapai anak
tunarungu dengan angka rujukan anak normal. Kecepatan efektif membaca anak
tunarungu berada pada rentang 33,0 – 68,3. Redahnya kecepatan efektif membaca itu
disebabkan adanya hambatan kebahasaan yang dialami anak tunarungu. Hambatan
kebasaan itu terletak pada aspek kosakata, ungkapan/idiom, pemahaman makna
abstrak, dan pemahaman kalimat luas dan kompleks. Utuk mengatasi ini, guru
mengupayakan pengajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan pendekatan
komunikasi total.
378
DOI: 10.5281/zenodo.6864936
– 68.3. The low speed is due to the language barrier experienced by deaf children.
The barrier lies in aspects of vocabulary, expressions/idioms, understanding of
abstract meanings, and understanding of broad and complex sentences. To overcome
this matter, the teacher strives to teach Indonesian by applying a total
communication approach.
L
iterasi sering dijadikan salah Nasional (GLN), yang mencakup
satu indikator kemajuan Gerakan Literasi Sekolah (GLS),
suatu bangsa. Ironisnya, Gerakan Literasi Masyarakat (GLM),
justeru pada aspek inilah dan Gerakan Literasi Keluarga
kelemahan para peserta didik di (GLK). Penetapan program GLN itu
Indonesia. Kemendikbud (2017), merupakan implementasi
dengan merujuk pada hasil survei Permendikbud Nomor 23 Tahun
Programme for International Student 2015 tentang Penumbuhan Budi
Assesssment (2015), melaporkan Pekerti, yang didalamnya mengatur
bahwa kemampuan anak usia 9 – 14 kewajiban membaca 15 menit
tahun dalam pemahaman dan sebelum pelajaran dimulai.
penggunaan bahan bacaan berada Sebagai salah satu unsur GLN,
pada urutan sepuluh terbawah di GLS wajib diimplementasikan oleh
dunia. Data ini menunjukan bahwa semua jenis dan jenjang sekolah,
minat baca dan literasi siswa tidak terkecuali Sekolah Luar Biasa
merupakan salah satu simpul (SLB), yang salah satu kelompok
masalah pembelajaran yang sangat peserta didiknya merupakan anak
urgen diselesaikan. Penyelesaian tunarungu. Dalam hal literasi, anak
persoalan literasi anak bangsa ini tunarungu termasuk kelompok rentan
perlu dilakukan secara komprehensif yang perlu mendapat perhatian
dengan melibatkan semua pemangku khusus. Kerentanannya bersumber
kepentingan. Berdasarkan logika dari hambatan penguasaan bahasa
empirik itu, pemerintah, melalui lisan (menyimak dan berbicara).
Kementerian Pendidikan, Hambatan itu sangat berdampak pada
Kebudayaan, Riset dan Teknologi kemampuannya berliterasi. Untuk
379
DOI: 10.5281/zenodo.6864936
380
DOI: 10.5281/zenodo.6864936
& Nikkhoo, 2019; Ingvalson, et al, guru merupakan contoh efektif untuk
2020; Harris, 2015). Di sinilah mengimplementasiskan GLS bagi
persoalan yang dihadapi oleh anak- anak tunarungu yang dimulai dari
anak tunarungu. Karena keterbatasan kegiatan pembiasaan,
fisiknya, mereka mengalami pengembangan, dan pembelajaran.
hambatan dalam pemerolehan Lintangsari, et al (2019) melaporkan
bahasa. Hambatan pemeroehan bahwa kelemahan nararif tingkat
bahasa berdampak serius pada mikro berpengaruh signifikan
keterampilan membaca dan terhadap rendanya keterampilan
menulisnya. Untuk membantu leterasi anak tunarungu. Dari ketiga
mengatasi hambatan literasi yang contoh penelitian dua tahun terakhir
bersumber dari hambatan itu, tampaknya hambatan aspek-
pemerolehan bahasa dipandang perlu aspek ke-bahasa-an Indonesia pada
ada upaya pengungkapan aspek- anak tuna rungu perlu diungkapkan
aspek kebahasaan yang perlu sebagai upaya menjadikan mereka
diprioritaskan pada pembelajaran generasi literat. Untuk memenuhi
bahasa Indonesia bagi peserta didik kebutuhan itulah, penelitian ini
tunarungu. Untuk menjawab dilakukan.
kesenjangan itulah penelitian ini
METODE
dilakukan.
Di Indonesia, penelitian Penelitian ini dirancang dengan
tentang literasi anak tunarungu sudah desain kualitatif. Sesuai
relatif sering dilakukan; akan tetapi karakteristiknya, penelitian ini
masih jarang yang mengkaji aspek- berupaya menjelaskan relasi subjek
aspek ke-bahasa-an Indonesia. dengan peristiwa (Miles &
Kurniawati, et al (2020) melaporkan Huberman, 2014; Strauss & Corbin,
bahwa literasi media dapat 2003). Subjek penelitian ini adalah
meningkatkan kesadaran anak anak tunarungu dan peristiwanya
tunarungu menggunakan media adalah kegiatan literasi. Subjek
sebagai sarana literasi. Monovy dan penelitian ini terdiri dari siswa kelas
Sopandi (2020) melaporkan bahwa VI, IX, XII, guru, dan kepala sekolah
381
DOI: 10.5281/zenodo.6864936
382
DOI: 10.5281/zenodo.6864936
22.
membandingkan skor nyata yang 8,1 64,1 8 51,3 siswa kelas
23. 7,1 73,1 9 65,8 XII
diperoleh dengan skor maksimal 24. 7,6 68,3 10 68,3
25. 6,3 82,4 8 65,9
26.
ideal. Untuk mengatahui KEM anak- 9,2 56,4 8 45,1
27. 7,6 68,3 8 54,6
anak tunarungu, pada penelitian 28.
ini, 7,1 73,1 9 65,8
29. 6,9 75,2 8 60,1
30.
subjek penelitian ditugasi membaca 6,4 81,1 8 64,9
383
DOI: 10.5281/zenodo.6864936
384
DOI: 10.5281/zenodo.6864936
385
DOI: 10.5281/zenodo.6864936
386
DOI: 10.5281/zenodo.6864936
387
DOI: 10.5281/zenodo.6864936
anak normal. Pemicunya adalah anak Baradja, M.F. 1990. Kapita Selekta
Pengajaran Bahasa. Malang :
tunarungu umumnya memiliki
Penerbit IKIP Malang.
keterbatasan kosakata, kesulitan
Darmawati. (2019). Meningkatkan
memahami ungkapan/idiom,
Kecepatan Efektif Membaca
kesulitan memahami makna abstrak, (KEM) dengan Menggunakan
Metode Klos Siswa Kelas XI
serta kesulitan memahami kalimat
IPA 2 SMA Negeri 3 Palopo.
luas dan kompleks. Untuk itu Jurnal Onama: Pendidikan
Bahasa dan Sastra, 5(1), 369 -
diperlukan upaya sungguh-sungguh
376
agar hambatan kebahasaan yang https://e-
journal.my.id/onoma/article/vie
dialami anak-anak tunarungu dapat
w/45/45
diatasi. Upaya yang telah dilakukan
Enns, C. (2009). Critical Literacy: Deaf
guru adalah menerapkan pendekatan Adults Speak Out. Exceptionality
komuniasi total dalam pembelajaran Education International, 19 (2), 3
– 20.
bahasa. https://www.researchgate.net/p
ublication/228643201
388
DOI: 10.5281/zenodo.6864936
389
DOI: 10.5281/zenodo.6864936
390