Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIKAN ENTREPRENEURSHIP PADA SATUAN PENDIDIKAN DASAR


Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Alikasi Entrepreneurship Dalam Pendidikan
Dosen Pengampu: Muhammad Agus Salim, M.Pd

Disusun Oleh
1. Maulida Ayu Pangesti : 2120101
2. Erlina Izza Lestari : 2120044
3. Risma Izza Miladia : 2120337

Kelas : A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI KH. ABDURRAHMAN WAHID
PEKALONGAN

1
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
kasih sayang dan keridhoan-Nya sehingga kami mendapatkan kekuatan dalam
menyusun makalah ini, juga berkat segala rahmat dan karunia-Nya akhirnya tersusunlah
makalah yang berjudul,”Pendidikan Entrepreneurship Pada Satuan Pendidikan Dasr”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Aplikasi Entrepreneurship dalam
Pendidikan.
Sholawat serta salam tetap kami curahkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW. yang mana telah menghantarkan kita dari zaman kegelapan menuju
zaman yang penuh dengan nuril islami ini.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati
perkenankanlah penyusun menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1. Bapak Muhammad Agus Salim, M.Pd selaku dosen mata kuliah Aplikasi
Entrepreneurship dalam Pendidikan.
2. Teman-teman yang membantu dan mendorong dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari segi isi maupun penyajiannya. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga Allah memberikan kemanfaatan atas makalah ini, khususnya bagi
penulis dan bagi pembaca umumnya, Amin.

2
Pekalongan, 4 Maret 2023

Kelompok 6

DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………………………2

DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
Latar Belakang 4
Rumusan Masalah 4
Tujuan Masalah 4
BAB II 5
PEMBAHASAN 5
Pendidikan Entrepreneurship Pada Satuan Pendidikan Dasar 5
Pendidikan Entrepreneurship Sejak Dini 6
Desain Pembelajaran Pendidikan Entrepreneurship 7
Proses Internalisasi Jiwa Entrepreneurship 9
BAB III 11
PENUTUP 11
Kesimpulan 11
Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh produktivitas tenaga kerja


yang terserap pada lapangan kerja. Hal ini terjadi karena tenaga kerja yang
berkontribusi terhadap pendapatan negara. Ketika tenaga kerja memiliki
kemampuan yang sesuai dengan pekerjaan itu maka hasilnya akan memuaskan.
Akan tetapi dewasa ini tidak sedikit tenaga kerja melakukan pekerjaannya tidak
sesuai dengan kemampuan awalnya.

Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik


memiliki kecakapan hidup (life skill), berinteraksi dengan lingkungan sosial (social
skill) berdasarkan pertumbuhan dan lingkungannya. Dengan peserta didik
mempelajari mengenai kewirausahaan sejak dini juga sangatlah baik karena dapat
memberikan mereka bayangan dan bagi orang tua bisa mensupport melalui pilihan
pendidikan lanjutan yang tepat.

Ketika usaha pendidikan entrepreneurship sudah menetap pada diri anak dan
anak mampu merealisasikan itu. Maka sebagai orang tua tidak ada salahnya juga
turut serta dalam proses implementasi pendidikan kewirausahaan yang mulai
diterapkan. Supaya anak merasa senang dan bangga atas usaha yang dilakukan.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Pendidikan Entrepreneurship Pada Satuan Pendidikan Dasar?


2. Pengertian Pendidikan Entrepreneurship Sejak Dini?
3. Pengertian Desain Pembelajaran Pendidikan Entrepreneurship?
4. Pengertian Internalisasi Jiwa Entrepreneurship?
C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertin pendidikan Entrepreneurship Pada Satuan


Pendidikan Dasar.
2. Untuk mengetahui pengertian Entrepreneurship Sejak Dini

4
3. Untuk mengetahui desain pembelajaran pendidikan entrepreneurship
4. Untuk mengetaahui proses internalisasi jiwa entrepreneurship

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Entrepreneurship Pada Satuan Pendidikan Dasar

Pertumbuhan ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh produktivitas tenaga


kerja yang terserap pada lapangan kerja. Hal ini terjadi karena tenaga kerja
berkontribusi terhadap pendapatan negara. Maka dari itu dengan menyiapkan
generasi masa depan negara melalui pendidikan kewirausahaan atau
entrepreneurship pada pendidikan di tingkat dasar (SD/MI). Entrepreneurship
merupakan kegiatan menciptakan dan mengelola suatu usaha baru. Unsur utama
dari entrepreneurship adalah kreativitas dan inovasi. Kedua istilah tersebut berbeda,
namun memiliki keterkaitan. Kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam
menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Sedangkan inovasi adalah produk
atau jasa yang dihasilkan dari proses kreativitas tersebut.

Diharapkan dengan adanya pendidikan entrepreneurship dapat menghasilkan


lulusan yang lebih berkualitas, memiliki sikap optimis, kreatif, karismatik, stabil,
energik, dinamis, serta berani mengambil risiko. Untuk mendukung kebijakan
pemerintah tersebut, maka sudah menjadi kewajiban bagi lembaga pendidikan untuk
membekali peserta didik dengan jiwa kewirausahaan melalui pendidikan
entrepreneurship dari pendidikan tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi.1

Keterampilan yang akan dimiliki peserta didik SD/MI rentang usia 6-13 tahun
diantaranya, keterampilan sosial tolong-menolong (social help skills) dan
keterampilan bermain (play skill). Keterampilan social help skills yang berkembang
dengan baik dapat bermanfaat dalam membantu orang lain. Keterampilan ini
mendorong anak untuk mampu bekerjasama dengan orang lain. Dengan
keterampilan ini menambah perasaan harga diri, menunjukkan keakuannya tentang
jenis kelamin, kemandirian, sahabat, kemampuan berbagi dengan rekan sebaya.

1
Muhamad Afandi, “Implementasi Pendidikan Kewirausahaan (Entrepreneurship)
di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah” (Palembang: Ar-Riayah: Jurnal Pendidikan Dasar vol. 5, no. 1,
2021), hal. 54.

6
Sedangkan keterampilan play skill merupakan keterampilan dalam bermain yang
memanfaatkan kemampuan motorik, seperti lari, lompat, lempar, menangkap,
2
keseimbangan, dan lainnya.

Implementasi Pendidikan Entrepreneurship di sekolah dasar/madrasah


ibtidaiyah dilaksanakan melalui beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap perencanaan, meliputi: perumusan tujuan program, visi dan misi


program pendidikan entrepreneurship, memilih materi pelajaran kemudian
memasukan nilai-nilai pendidikan entrepreneurship yang akan dikembangkan
dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

2. Tahap pelaksanaan, meliputi: kelas, mata pelajaran entrepreneurship,


teritegrasi dengan mata pelajaran, kegiatan pengembangan diri, kultur
sekolah.

3. Tahap evaluasi, meliputi kegiatan penilaian pendidikan entrepreneurship yang


didasarkan pada nilai-nilai entrepreneurship yang telah terinternalisasi dan
terimplementasi yang membentuk karakter dan perilaku yang terlihat pada
aktivitas peserta didik di sekolah.3

B. Pendidikan Entrepreneurship Sejak Dini

Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik


memiliki kecakapan hidup (life skill), berinteraksi dengan lingkungan sosial (social
skill) berdasarkan pertumbuhan dan lingkungannya. Kecakapan hidup (life skill) yaitu
kemampuan dan keberanian untuk menghadapi problematika kehidupan, kemudian
secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan solusi untuk mengatasinya.
Proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, dalam arti memiliki pola
pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), inteligensi
(daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan emosional), sosial

2
Muhamad Afandi, hal. 57
3
Muhamad Afandi, “Implementasi Pendidikan Kewirausahaan (Entrepreneurship) di Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah” (Palembang: Ar-Riayah: Jurnal Pendidikan Dasar vol. 5, no. 1, 2021), hal. 61

7
emosional, bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan anak.

Terkait dengan pendidikan entrepreneurship, model yang dikembangkan oleh


Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian Pengembangan Pusat Kurikulum
yakni dengan mengintegralkan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam seluruh mata
pelajaran dan seluruh jenjang pendidikan mulai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
Taman Kanak-Kanak/Raudlatul Athfal (TK/RA), Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Menengah (SMP/Mts- SMA/MA, SMK), dan Perguruan Tinggi).4

Implementasi pendidikan entrepreneurship pada anak usia dini dengan


mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan dalam tema-tema pembelajaran. Jadi
tidak dikemas dalam pembelajaran entrepreneurship tersendiri/terpisah. Anak-anak
antusias dalam pembelajaran, terutama ketika praktek langsung. Keberhasilan
pendidikan entrepreneurship ini terlihat pada anak-anak yang sudah mampu
menerapkan entrepreneurship di rumah. Ini berarti usaha pendidikan
entrepreneurship sudah menetap pada diri anak dan anak mampu merealisasikan itu.
Banyak orang tua yang menceritakan anaknya memiliki keinginan untuk memulai
berwirausaha di rumah.5

C. Desain Pembelajaran Pendidikan Entrepreneurship

Desain pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam pendidikan


wirausahawan yang prinsipnya desain pembelajaran harus beragam, dan tidak
membatasi ruang bagi siswa untuk berkreasi baik dalam bentuk ide, dan perilaku
karena dalam desain pembelajaran yang kami maksudkan juga memberikan
kebebasan guru untuk merumuskan desain pembelajaran sendiri, maka sebenarnya
tidak ada suatu desain baku yang dapat kita tawarkan. Guru diberi kebebasan
berkreasi dalam mendesain proses pembelajaran. Hanya yang terpenting untuk

4
Lilatu Rohmah, “Implementasi Pendidikan Entrepreneurship pada Anak Usia Dini di TK Khalifah
Sukonandi Yogyakarta” (Yogyakarta: Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol.3 No.1 2017), hal. 18-20.
5
Lilatu Rohmah, “Implementasi Pendidikan Entrepreneurship pada Anak Usia Dini di TK Khalifah
Sukonandi Yogyakarta” (Yogyakarta: Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol.3 No.1 2017), hal. 24.

8
diperhatikan oleh guru adalah dalam mendesain proses pembelajaran:

1. Menghindari pengumpulan pengetahuan yang tidak ada manfaatnya bagi hidup


siswa.

2. Mengarahkan belajar siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar yang


bermanfaat bagi hidup siswa, dengan memanfaatkan pengetahuan yang ia
dapatkan.

3. Tidak membatasi ruang yang dapat dimanfaatkan siswa untuk berfikir kreatif.

4. Belajar siswa hendaknya tetap mengarah pada pemecahan problematik


kehidupan, baik yang disampaikan guru maupun yang mereka temukan sendiri

5. Mempergunakan media, sumber informasi, dan desain pembelajaran yang


bervariasi.

6. Menciptakan suasana lingkungan belajar yang menyenangkan dan dapat


memotivasi belajar siswa. Dengan demikian, sebenarnya tidak ada kunci yang
bersifat deterministik bagi aktivitas guru untuk mendesain proses pembelajaran.6

Komponen penyusunan desain program Pendidikan Entrepreneurship ini


dapat yang dapat menjadi acuan sekolah untuk diterapkan yaitu :

a. Profil Sekolah,

Memerhatikan kebijakan pemerintah terkait merdeka belajar, maka


komponen profil sekolah dimasukkan dalam desain program ini yang
mana dapat menjadi ciri khas dari sekolah serta menyelaraskan dengan
tujuan dari program sekolah penggerak dengan potensi dan budaya di
lingkungan sekolah. Program pendidikan kewirausahaan terintegrasi
pembelajaran tematik selanjutnya disebut dengan proyek pendidikan
kewirausahaan TEMAKOLA (Tematik Kolaboratif).

6
Arniati, “Pengaruh Desain Pembelajaran Kewirausahaan, Status Sosial Ekonomi Terhadap Sikap dan
Kompetensi Wirausaha Siswa pada SMK Negeri di Kota Makassar”, (Tesis : Universitas Negeri Makassar
2017), hlm. 15-34.

9
b. Program Kerja Sekolah,

Penempatan proyek pada program sekolah merupakan salah satu


bagian dari manajemen strategi untuk dapat diterapkan oleh warga
sekolah. Manajemen strategi merupakan suatu proses kombinasi tiga
kegiatan yang terkait satu sama lain yaitu analisis, perumusan dan
pelaksanaan strategi. Maka dari itu, terdapat tiga komponen yang harus
diperhatikan dalam menentukan strategi yaitu analisis, kegiatan
perumusan, serta pelaksanaan, yang berlaku pada organisasi baik itu
perusahaan, organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial maupun
lembaga pendidikan.

c. Proyek Hasil Belajar

Pada komponen ini, proyek pendidikan kewirausahaan Temakola


yang dirancang harus dapat diintegrasikan dengan pembelajaran tematik
dengan tujuan konversi hasil kegiatan proyek dengan penilaian hasil
belajar pembelajaran tematik, bermanfaat bagi mitra serta masyarakat
luas dengan mendokumentasikan kegiatan di media sosial sekolah.

d. Indikator penilaian

Guru kelas dan guru mata pelajaran menetapkan standar penilaian


yang dapat diukur sesuai dengan capaian lulusan pembelajaran kelas
tinggi baik dari sisi pengetahuan, sikap dan keterampilan. serta nilai
pendidikan kewirausahaan yang diharapkan. Standar penilaian dapat
berupa instrumen observasi, tes, dan bentuk lainnya.

e. Kolaborasi mata pelajaran

Pada tahapan ini, kegiatan pembelajaran terkait dengan pendidikan


kewirausahaan dirancang oleh guru kelas dan mata pelajaran yang akan
bekerja sama serta disetujui oleh Kepala Sekolah.7

7
Adevia Indah Kusuma dan Agci Hikmawati, “Desain Program Pendidikan Kewirausahaan Terintegrasi
Pembelajaran Tematik”, (Paedagoria : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan), No. 2,

10
D. Proses Internalisasi Jiwa Entrepreneurship

Menurut Suryana, proses internalisasi jiwa entrepreneurship diantaranya


seperti:

a. Tahap Memulai

Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha


mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat
tantangan atau peluang usaha baru dan dilanjutkan dengan kemungkinan dan
adanya keinginan untuk membuka usaha baru. Tahap ini juga memilih jenis
usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa atau
usaha yang lain.

b. Tahap Melaksanakan Usaha

Dalam tahap ini seorang entrepreneur mengelola berbagai aspek yang


terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: menjalankan bentuk usaha,
pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi
bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan
melakukan evaluasi.

c. Tahap Mempertahankan Usaha

Tahap di mana entrepreneur berdasarkan hasil yang telah dicapai


melakukan analisis untuk mengatasi segala masalah dan hambatan dalam
menjalankan usahanya. Entrepreneur yang berhasil adalah yang mampu
mempertahankan usahanya dari segala hambatan, tantangan, dan masalah yang
ada sehingga usahanya dapat berjalan dengan lancar.

d. Tahap Mengembangkan Usaha

Tahap ini adalah di mana entrepreneur berdasarkan hasil yang telah

Vol. 2, September 2021, hlm. 330-332.

11
dicapai melakukan analisis perkembangan dan inovasi untuk ditindaklanjuti
sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Dalam perkembangannya bisa dengan
memperbanyak relasi, memperbarui metode dan sistem, memperbarui produk
yang dihasilkan, memperbesar dan memperluas usaha, menambah kualitas,
menambah pelayanan, menambah tenaga kerja. Dalam tahap ini entrepreneur
melakukan kontribusi ekonomi dalam jangka panjang terhadap manusia, alam
dan lingkungan. Dari manfaat pengembangan usaha ini dapat diperoleh secara
jelas, kontribusi untuk masalah lapangan kerja, yaitu akan ada penambahan
tenaga kerja.8

BAB III

PENUTUP

8
Muchlisin Riadi, “Entrepreneurship (Pengertian, Sifat, Manfaat dan Tahapan)”,
https://www.kajianpustaka.com/2020/01/entrepreneurship-pengertian-sifat-manfaat-dan-tahapan.html
(Diakses tanggal 6 Maret 2023).

12
A. Kesimpulan

Entrepreneurship merupakan kegiatan menciptakan dan mengelola suatu


usaha baru. Unsur utama dari entrepreneurship adalah kreativitas dan inovasi.
Kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam menghasilkan sesuatu yang baru
dan berbeda. Sedangkan inovasi adalah produk atau jasa yang dihasilkan dari
proses kreativitas tersebut. Implementasi Pendidikan Entrepreneurship di sekolah
dasar/madrasah ibtidaiyah dilaksanakan melalui beberapa tahap, yaitu : tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi.

Hal yang harus diperhatikan oleh guru adalah dalam mendesain proses
pembelajaran yaitu : menghindari pengumpulan pengetahuan yang tidak ada
manfaatnya bagi hidup siswa, mengarahkan belajar siswa untuk mendapatkan
pengalaman belajar yang bermanfaat bagi hidup siswa, dengan memanfaatkan
pengetahuan yang ia dapatkan, tidak membatasi ruang yang dapat dimanfaatkan
siswa untuk berfikir kreatif, belajar siswa hendaknya tetap mengarah pada
pemecahan problematik kehidupan, baik yang disampaikan guru maupun yang
mereka temukan sendiri, mempergunakan media, sumber informasi, dan desain
pembelajaran yang bervariasi, menciptakan suasana lingkungan belajar yang
menyenangkan dan dapat memotivasi belajar siswa.

Komponen penyusunan desain program Pendidikan Entrepreneurship ini


dapat yang dapat menjadi acuan sekolah untuk diterapkan yaitu : Profil Sekolah,
Program Kerja Sekolah, Proyek Hasil Belajar, Indikator penilaian, dan Kolaborasi
mata pelajaran. Sedangkan proses internalisasi jiwa entrepreneurship diantaranya
seperti : tahap memulai, tahap melaksanakan usaha, tahap mempertahankan usaha,
tahap mengembangkan usaha.

B. Saran

Disini penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Pembaca diharapkan dapat memahami materi yang disampaikan dalam makalah ini.

13
Pembaca juga diharapkan dapat menambah pengetahuannya mengenai materi
tersebut dari berbagai sumber lain.

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, M. (2021). Implementasi Pendidikan Kewirausahaan (Enterpreneurship) di


Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Ar-Riayah : Jurnal Pendidikan Dasar, 54.
Afandi, M. (...). Implementasi Pendidikan Kewirausahaan (Entrepreneurship) di Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. ..., 57.
Afandi, M. (...). Implementasi Pendidikan Kewirausahaan (Entrepreneurship) di Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. ..., 61.
Arniati. (2017). Pengaruh Desain Pembelajaran Kewirausahaan, Status Sosial Ekonomi
Terhadap Sikap dan Kompetensi Wirausaha Siswa pada SMK Negeri di Kota
Makassar. Tesis : Universitas Negeri Makassar, 15-34.
Kusuma, A. I., & Hikmawati, A. (2021). Desain Program Pendidikan Kewirausahaan
Terintegrasi Pembelajaran Tematik. Adevia Indah Kusuma dan Agci Hikmawati,
“Desain Program Pendidikan Kewirausahaan TerintPaedagoria : Jurnal Kajian,
Penelitian dan Pengembangan Kependidikan, 330-332.
Riadi, M. (2020, Januari 21). Kajian Pustaka. Diambil kembali dari kajianpustaka.com:
https://www.kajianpustaka.com/2020/01/entrepreneurship-pengertian-sifat-
manfaat-dan-tahapan.html (Diakses tanggal 6 Maret 2023)
Rohmah, L. (2017). Implementasi Pendidikan Entrepreneurship pada Anak Usia Dini di
TK Khalifah Sukonandi Yogyakarta. Yogyakarta: Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak,
18-20.
Rohmah, L. (...). Implementasi Pendidikan Entrepreneurship pada Anak Usia Dini di TK
Khalifah Sukonandi Yogyakarta. ..., 24.

14

Anda mungkin juga menyukai