Anda di halaman 1dari 11

Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan dan

tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang
diusulkan.
RINGKASAN
Desain Buku Referensi matakuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) di Perguruan Tinggi Umum
(PTU) perlu didesain seiring era revolusi Industri 4.0. Penelitian ini bertujuan untuk membuat
buku referensi matakuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum dan mendesain
buku referensi dalam bentuk daring.
Hasil yang ditargetkan dari penelitian ini adalah: (1) Silabus pendidikan agama Islam baru sesuai
kemajuan sistem pendidikan; (2) Sebuah buku pegangan pendidikan agama Islam yang baru
yang didesain secara daring (3) Rancangan rencana pengajaran pendidikan agama Islam dalam
satu semester disajikan dalam 16 pertemuan yang diuji dalam proses belajar dan pengajaran;
Tahapan metode penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode Research and Development yang dikembangkan oleh Dick
and Carey. Data dikumpulkan dari penilaian dua orang pakar melalui lembar validasi Ahli dan
responden sebanyak 11 Dosen Mata Kuliah dasaur Umum (MKDU) melalui angket responden.
Analisis data menggunakan teknik pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Sedangkan realita
menunjukan bahwa matakuliah Pendidikan Agama Islam di Universitas Nahdlatul Ulama Blitar
perlu dibuat referensi dan didesain dalam bentuk daring.
Pembagian tugas dilakukan: Ketua dan anggota pertama melalukan penyusunan naskah buku
bersama-sa dengan pembagian bab yang berbeda, sedangkan anggota ke dua menyusun dan
menyelesaikan segala yang terkait dengan daring. Luaran penelitian ini berupa Hak cipta buku
ajar sedangkan luaran tambahannya berupa artikel pada jurnal internasional di Journal
Development Research. TKT yang ditargetkan dalam penelitian ini mencapai tingkat 2

Kata kunci maksimal 5 kata


Desain, Buku Referensi, Matakuliah PAI Perguruan Tinggi Umum, Daring

Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini perlu dijelaskan
uraian tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.
LATAR BELAKANG
Pengembangan buku referensi pendidikan agama Islam dengan memanfaatkan teknologi perlu
didukung dan dikembangkan untuk memaksimalkan potensi yang ada. Guna mengembangkan
pendidikanagama Islam berbasis Daring sudah menjadi kebutuhan pengelola pendidikan di
Indonesia. Judul tersebut mendasari perlunya tinjauan dan pengambangan terhadap silabus
matakuliah pendidikan agama Islam di perguruan tinggi umum. Disesuaikan pula dengan
perkembangan zaman yang semakin cepat, mudah, terukur yang dikenal dengan era revolusi
industry 4.0, bahkan dibeberapa negara maju telah mengalami peningkatan tehnologi hingga
revolusi industry 5.0.
Buku referensi dapat dijadikan sebagai rujukan bacaan bagi mahasiswa sebagai masyarakat
akademis, maupun bagi Dosen sehingga dapat menunjang proses kegiatan perkuliahan di
lingkungan Perguruan Tinggi. Oleh karena itu pengembangan buku referensi ini menjadi sangat
penting sebagai sumber belajar mahasiswa untuk menambah pengetahuan tentang Pendidikan
Agama Islam, serta menumbuhkan kesadaran mahasiswa untuk dapat memanfaatkan,
meningkatkan, dan membiasakan pembelajaran pendidikan Agama Islam sebagai upaya untuk
meningkatkan kemapuan diri dan melek ilmu dan teknologi yang terus berkembang. (Saridewi,
2019)
Sejalan dengan perkembangan era digital yang dikenal dengan daring, maka sudah saatnya
proses perkuliahan Pendidikan Agama Islam (PAI) memanfaatkan teknologi tersebut. Desain
pembelajaran berbasis daring tidak hanya bersifat opsional, tetapi telah menjadi suatu
keniscayaan. Keefektifan pembelajaran juga dipengaruhi oleh seberapa banyak dosen mampu
memanfaatkan IT. Era Revolusi Industri 4.0 berdampak adanya pendekatan konvensional telah
banyak ditinggalkan dan beralih ke pembelajaran berbasis komputer atau yang biasa dikenal
dengan pembelajaran daring (Thorne, 2003; Bersin, 2004).
Dosen dapat berkreasi dan berinovasi dalam merencanakan dan menyusun model pembelajaran
(Mulyaningsih, Nurfiana, & Zahidin, 2017). Istilah model pembelajaran daring atau Online
Learning Models (OLM), pada awalnya digunakan untuk menggambarkan sistem belajar yang
memanfaatkan teknologi internet berbasis komputer (computer-based learning/CBL). Dalam
perkembangan selanjutnya, fungsi komputer telah digantikan oleh telepon seluler atau gawai.
Pembelajaran dapat berlangsung lebih luwes dibandingkan jika menggunakan komputer. Orang
dapat belajar di mana saja, kapan saja, dan dalam situasi apa saja. Perkuliahan tidak hanya dapat
dilakukan melalui proses tatap-muka antara dosen dan mahasiswa. Kini, mahasiswa tetap bisa
belajar meskipun jarak dengan dosen berjauhan.
Perkembangan IT yang sangat pesat tersebut tentu saja harus dimanfaatkan semaksimal mungkin
oleh pada dosen bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini, pembelajaran daring juga dinamai OLM
(Online Learning Models). Dengan demikian, dalam praktiknya OLM tidak dirancang
digunakan terpisah dari perkulihan konvensional yang mengutamakan proses pembelajaran
tatap-muka (face-to-face leaning). OLM digunakan secara sinergis bersama pembelajaran tatap-
muka. OLM diposisikan sebagai pendukung perkuliahan mahasiswa. Hal tersebut dilandasi oleh
pemikiran bahwa pembelajaran daring murni belum dapat diterapkan secara penuh di sebagaian
besar perguruan tinggi di Indonesia.
Masyarakat dunia telah cukup lama mengenal internet sebagai salah satu produk paling
mengesankan dari TIK. Tahun 1962, revolusi teknologi digital diprakarsai oleh J.C.R Licklider dan
dikenal dengan communication network di bidang informasi dan telekomunikasi (Kuntarto &
Asyhar, 2017). Tahun 1970-an, perkembangan internet telah memunculkan surat elektronik dan
mampu menstransfer data dalam bentuk teks, gambar, dan video dalam satu lapisan (layer) yang
kompleks. Tahun 1990-an, berkembanglah media sosial (medsos). Medsos adalah sebuah media
daring yang memudahkan para penggunanya berkomunikasi antarmuka, berpartisipasi, dan berbagi.
Adapun jenis medsos yang paling populer di Indonesia, antara lain: Facebook (FB), Whattsapp
(WA), Youtube (Ytb), Flickr (Flc), Instagram (Ins), Twitter (Twt), Webblog (Wbg), dan Linkedln
(Lin) (Kuntarto & Asyhar, 2017).

Efektifitas dan efisiensi pembelajaran pendidikan Islam sangta mungkin dicapai dengan
memanfaatkan teknologi berbasis Website. Dengan memanfaatkan teknologi, maka proses
pembelajaran akan berjalan lebih menarik bagi anak didik, dan memudahkan guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran, sehingga bisa menghemat waktu dan tenaga.

Dampak dari perkembangan tersebut terjadi pada seluruh bidang ilmu, tidak terkecuali pada
bidang pendidikan di perguruan tinggi. Sangat dibutuhkan desain bahan ajar matakuliah
Pendidikan Agama Islam (PAI) pada perguruan tinggi umum yang sesuai dengan tuntutan
zaman. Konsep yang telah ada dikembangkan dan ditranformasi seiring dengan teknologi yang
terus berkembang, agar mudah didapat, mudah dipelajari, mudah digunakan. Oleh karena itu
saya ajukan judul penelitian melalui skema Penelitian Dosen Pemula yaitu Desain Bahan Ajar
Matakuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum berbasis Daring

Permasalahan dalam penelitian ini adalah:

(1) Diperlukan pengembangan Silabus pendidikan agama Islam yang sesuai kemajuan sistem
pendidikan; (2) Perlunya buku referensi pendidikan agama Islam yang baru dengan didesain
secara daring (3) Perlunya Rancangan rencana pengajaran pendidikan agama Islam berbasis
daring.

Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dalam
bidang yang diteliti. Bagan dapat dibuat dalam bentuk JPG/PNG yang kemudian disisipkan
dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang relevan dan dengan mengutamakan hasil
penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang terkini. Disarankan penggunaan sumber
pustaka 10 tahun terakhir.
TINJAUAN PUSTAKA
A.Kerangka Buku Ajar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Pengembangan silabus matakuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) tidak sepenuhnya berangkat
dari nol, namun merupakan pengembangan dari Silabus dan Rencana Perkuliahan Semester
(RPS) yang digunakan sebelumnya. Dalam hal ini, silabus dikembangkan berdasarkan
pendekatan kompetensi. Sebagaimana lazimnya silabus berbasis kompetensi, maka silabus hasil
pengembangan ini nantinya terdiri atas: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tema,
strategi, media, penilaian, dan alokasi waktu. Pensahihan silabus dilakukan melalui diskusi
dengan pakar pengajaran matakuliah Pendidikan Agama Islam dalam forum seminar internal.
Pada tataran konten bahwa pembelajaran PAI di perguruan tinggi umum yang tidak
lagi mengulangulang materi yang ada pada pendidikan SLTA, melainkan lebih akomodatif
terhadap isu-isu kontemporer, seperti: hak asasi manusia, demokrasi, pluralisme, feminisme,
dan masyarakat madani. Sesuai kurikulum pendidikan agama Islam Tahun 2013 menonjolkan
pembelajaran berbasis proses keilmuan (scientific approach) dengan cara mengaktifkan
mahasiswa (active student centered) untuk membangun pengetahuan (epistemological
approaches). Dengan kata lain, pembelajaran PAI sesuai Kurikulum 2013 lebih berorientasi
pada aktivitas (activity based), bukan materi (content base). (Yusuf Hanafi, 2016).
Dalam sub bahasan ini, akan dipaparkan garis-garis besar perkuliahan berikut silabus
matakuliah PAI yang meliputi tujuan umum, topik bahasan, dan garis-garis besar perkuliahan.
1. Tujuan Umum Perkuliahan

Secara umum tujuan perkuliahan PAI ini adalah agar mahasiswa memahami dan
meyakini kebenaran berbagai aspek ajaran Islam, mengintegrasikannya dalam disiplin ilmu
masing-masing secara interdisipliner, dan mengaplikasikannya dalam bentuk kepribadian dan
tingkah laku sehari-hari.
2. Topik Bahasan
a. Prinsip-Prinsip Akidah Islam
b. Konsepsi Islam tentang Manusia meliputi Konsepsi tentang Manusia
c. Hukum Islam, Aspek, dan Dimensinya
d. Etika, Moral, dan Akhlak dalam Perspektif Islam, serta Peranannya dalam Pembinaan
Masyarakat
e. Kebudayaan dan Peradaban Islam: Antara Sejarah Masa Lampau dan Harapan Masa Depan
f. Masyarakat Madani: Rekonstruksi Kehidupan Islami yang Ideal
g. Respons Islam terhadap Politik, HAM, dan Demokrasi
h. Reformulasi Konsep Jihad Menuju Islam Moderat
i. Perempuan dan Feminisme dalam Islam

3. Sajian Tiap Pertemuan


Matakuliah PAI pada umumnya disajikan di semester-semester awal (I dan II). Matakuliah PAI
berbobot 2 SKS dalam satu semester. Dalam hitungan efektif, dalam 1 semester terdapat 16
pekan perkuliahan. Karenanya, pokok bahasan dalam buku ajar PAI didesain untuk disajikan
dalam 16 kali tatap muka (termasuk 2 pertemuan untuk pertemuan pada Ujian Tengah Semester
dan Ujian Akhir Semester).

B. BahanAjar Matakuliah Pendidikan Agama Islam berbasis Daring


1. Deskripsi Bahan Ajar
Pembelajaran pendidikan agama Islam berbasis Daring diterapkan dalam proses
perkuliahan, maka perangkat yang dibutuhkan sudah harus tersedia dan siap dioperasikan.
Walaupun tidak setiap mahasiswa harus berhadapan dengan satu unit computer, tetapi
pengajar bisa memanfaatkan sebuah laptop dan menampilkan materi pembelajarannya
menggunakan LCD atau dengan android.
Pembelajaran daring pada Pendidikan Agama Islam agar memanfaatkan berkualitas dan
maksimal terhadap pembelajaran pada mahasiswa, maka akan dijelaskan bentuk manfaat
yang telah disajikan dan bahan ajar yaitu kemungkinan pemanfaatan dalam matakuliah
atau pelajaran PAI dapat dikemas (diajarkan) secara terpadu. Bahan ajar tersebut akan
dimanfaatkan untuk mahasiswa pada perguruan tinggi Bahan-bahan materi PAI dapat
berupa teks, suara, gambar, viedo, animasi, dll.

2. Pembelajaran berbasis Daring


Pembelajaran daring dapat dilakukan dengan memanfaatkan media situs (website) yang
bisa diakses melalui jaringan internet. Pembelajaran berbasis web atau yang dikenal juga
dengan “web based learning” termasuk dalam jenis penerapan pembelajaran elektronik
(e-learning). Pembelajaran daring dapat dilakukan dengan menggunakan Schoology,
Google Classroom dan Edmodo. Pembelajaran sama seperti di dalam kelas secara gratis.
Media ini sangat membantu dosen dan mahasiswa juga dapat untuk mengambil
peran/bagian dalam diskusi dan kerja sama dalam tim. Selain itu media tersebut juga
mempunyai banyak ciri dan fungsi yang menarik untuk dimanfaatkan oleh mahasiswa.
Schoology juga didukung oleh berbagai bentuk media seperti video, audio dan imge yang
dapat menarik minat siswa. Schoology mengarahkan mahasiswa mengaplikasikan
penggunaan tekonologi dalam pembelajaran. (Rusman, 2012)

3. Prosedur Pengembangan
Pengembangan menggunakan Dick and Carrey terdiri dari 10 tahap pengembangan. Langkah
penelitian pengembangan Pendidikan berbasis Daring melalui beberapa tahapan yang telah
mengadaptasi model pengembangan Dick and Carrey.

Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah
dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir
dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang
jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan.
Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan
penelitian yang diusulkan.
METODE
Metode Penelitian menggunakan model rancangan Desain penelitian untuk mengembangkan
produk adalah Research and Development (R&D), Model pengembangan menggunakan Dick and
Carrey yang meliputi 10 langkah yaitu: (1) Identify Instructional Goals (Mengidentifikasi Tujuan
Pembelajaran); (2) Conduct Instructional Analysis (Melakukan Analisis Pembelajaran); (3) Identify Entry
Behaviours (Mengidentifikasi Karakteristik Siswa); (4)Write Performance Objectives (Merumuskan
Tujuan Khusus); (5) Develop criterian Reference Tests (Mengembangkan Butir Tes); (6) Develop
Instructional Strategy (Mengembangkan Strategi Pembelajaran); (7) Develop And Select Instructional
Materials (Mengembangkan dan Memilih Bahan Ajar); (8) Develop and Conduct Formative Evaluation
(Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Formatif); (9) Revise instructional (Merevisi Pembelajaran) dan
(10) Develop and Conduct Sumative Evaluation (Mengembangkandan Melaksanakan
Evaluasi Sumatif). (Buana, 2019). Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah
Desain bahan ajar Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum berbasis Daring.

Prosedur Pengembangan meliputi:


Bagan 1. Alur Model Pembelajaran Dick and Carrey (Dick and Carey, 2001:3)

Instrumen penelitian menggunakan lembar validasi ahli sebanyak 2 pakar


4

Pendidikan Agama Islam dan pakar bahasa, sedangkan angket responden sebanyak 4

11 dosen pengampu matakuliah PAI di Universitas Nahdlatul Ulama Blitar. Analisis


yang digunakan berupa deskriptif kuantitatif, agar diketahui kualitas buku referensi,
data berupa kuantitas diubah menjadi kualitatif. Sedangakan kelayakan buku diketahui 44

dari hasil penilaian validator dan angket mahasiswa yang dianalisis dengan divalidasi
4

oleh para ahli, pada masing-masing lembar validasi buku tentang ketepatan dan
kelayakan desain pembelajaran, substansi materi, dan kemenarikan penyajian produk,
validator menuliskan kategori penilaian menggunakan kriteria penilaian Skala Likert
2

sebagai berikut : Nilai 1 : tidak baik, 2 : cukup baik, 3 : baik, dan 4 : sangat baik. 24

Penilaian tersebut kemudian di rata-rata.


Teknik analisis data menggunakan teknik pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Data berupa saran dan kritik dari ahli/pakar dan siswa dianalisis dengan pendekatan
kualitatif, sedangkan data kelayakan buku referensi dan pendapat mengenai
kesesuaian buku diolah dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Adapun pedoman
22

penilaian instrument menggunakan pedoman yang dikemukakan oleh Saifudin Azwar


(Azwar, 2002: 163).
44

Table 1. Pedoman Konversi Jumlah Rata-rata skor menjadi nilai dengan lima
kategori
No Rentang Skor Nilai Kategori
1 Mi + 1,50Sbi < X A Sangat Baik
2 Mi + 0,50Sbi < X ≤ Mi + 1,50Sbi B Baik
3 Mi - 0,50Sbi < X ≤ Mi + 0,50Sbi C Cukup Baik
4 Mi - 1,50Sbi < X ≤ Mi - 0,50Sbi D Kurang
5 X ≤ Mi - 1,50Sbi E Sangat Kurang

Sumber: Saifudin Azwar (2002: 163)

Jenis penelitian ini adalah mengembangkan produk berdasarkan uji coba untuk
kemudian direvisi sampai menghasilkan produk yang layak pakai (Sugiyono, 2011: 4-
10) juga memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan
pembelajaran. Model pengembangan diartikan sebagai proses desain konseptual untuk
22
peningkatan fungsi dari model yang telah ada sebelumnya yang dianggap dapat
meningkatkan kualitas pencapaian tujuan (Sugiarta, 2007:11).
Langkah-langkah pengembangan dapat dilihat pada gambar berikut.

Tahap I
Melakukan studi pendahuluan untuk menentukan analisis kebutuhan

Tahap II
Mengidentifikasi, menganalisis, dan mengembangkan kompetensi pembelajaran yang akan
dikembangkan sesuai langkah-langkah Dick and Carey

Tahap III
Melakukan evaluasi dan merevisi produk pengembangan

Tujuan ahli materi Evaluasi Evaluasi Evaluasi


dan ahli desain Perorangan Kelompok Kecil Lapangan

Analisis Analisis Analisis Analisis

Revisi I Revisi II Revisi III Revisi IV

Buku Referensi Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum


Berbasis Daring

Gambar 3.2 Bagan prosedur pengembangan draft Buku Referensi PAI di PTU Berbasis
daring dimodifikasi dari model Dick and Carey 2001
Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
JADWAL

Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Analisis Kebutuhan √
2 Pengumpulan Informasi dengan Studi
√ √ √
Literartur
3 Penyusunan rancangan buku ajar √
4 Editing naskah pertemuan 1 √
5 Revisi naskah pertemuan 1 √
6 Editing naskah pertemuan 2 √
7 Revisi naskah pertemuan 2 √
8 Editing naskah pertemuan 3 √
9 Revisi naskah pertemuan 3 √
10 Editing naskah pertemuan 4 √
11 Revisi naskah pertemuan 4 √
12 Editing naskah pertemuan 5 √
13 Revisi naskah pertemuan 5 √
14 Editing naskah pertemuan 6 √
15 Revisi naskah pertemuan 6 √
16 Editing naskah pertemuan 7 √
17 Revisi naskah pertemuan 7 √
18 Editing naskah pertemuan 8 √
19 Revisi naskah pertemuan 8 √
10 Editing naskah pertemuan 9 √
21 Revisi naskah pertemuan 9 √
22 Editing naskah pertemuan 10 √
23 Revisi naskah pertemuan 10 √
24 Editing naskah pertemuan 11 √
25 Revisi naskah pertemuan 11 √
26 Editing naskah pertemuan 12 √
27 Revisi naskah pertemuan 12 √
28 Editing naskah pertemuan 13 √
29 Revisi naskah pertemuan 13 √
30 Editing naskah pertemuan 14 √
31 Revisi naskah pertemuan 14 √
32 Editing naskah pertemuan 15 √
33 Revisi naskah pertemuan 15 √
34 Editing naskah pertemuan 16 √
35 Revisi naskah pertemuan 16 √
36 Layout Buku √
37 Pengajuan ISBN √
38 Pengajuan Hak Cipta √
39 Penerbitan Artikel Jurnal Internasional √
40 Penulisan Laporan

41 Revisi Laporan Akhir √

Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

DAFTAR PUSTAKA
1. Azwar, S. (2002). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Penerbit Pustaka
Pelajar. A
2. Buana, V.G.& Kasanah, S.U. (2019) Pengembangan Model Pembelajaran
Berbasis Permainan Engklek Kelas IV Sekolah Dasar.PINUS: Jurnal Penelitian
Inovasi Pembelajaran. 4(2).
3. Hanafi, Yusuf. (2016). Desain Bahan Ajar Matakuliah Pendidikan Agama Islam dengan
Pendekatan Integratif-Interkonektif antara Religious Studies, Natural Scienes, dan
Humanisties , Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah 01 (2) (2016) 133-145
4. ----------------- (2016). Transformasi Kurikulum Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di
Perguruan Tinggi Umum: Dari Paradigma Normatif-Doktriner Menuju Paradigma
Historis-Kontekstual. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol.23, No.1
5. Hiagarajan dan Samuel. (2010). Instrucitional Development for Teaching of Exceptional
Chiledren. Minnesota: Granet.
6. Katalog UPMU, 2009.
7. Muhammad Jufni, Djailani, AR, Sakdiah Ibrahim. Jurnal Administrasi
Pendidikan.Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Volume 3, No. 4, November 2015-
64 .
8. Mulyaningsih, I, Nurfiana, N, & Zahidin, M. A. (2017). “Pengembangan Pembelajaran
Berbasis Riset Di Jurusan Tadris Bahasa Indonesia FITK, IAIN Syekh Nurjati Cirebon”
dalam jurnal Indonesian Language Education and Literature, Vol. 2, No. 2 DOI
http://dx.doi.org/10.24235/ileal.v2i2.1388.
9. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Grasindo.
10. Sardewi, M.P. (2019).Pengembangan Buku Referensi Etnobotani Cendana (Santalum
album L.) Masyarakat local Babupaten Timor Tengah Selatan. Jurnal BIODEDU, Vol.4,
No.1, April 2019: (1-2).
11. Sugiarta,N.S. (2017), Pengembangan Model Pengelolaan Program
Pembelajaran Kolaboratif untuk Kemandirian Anak Jalanan di Rumah Singgah.
Disertasi. Bandung:SPS UPI.
12. Sugiono, (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2012).

13. Thiagarajan, S; Semmel, D.S; & Semmel, M.I. 1974. Instructional Development for
Training Teachers of Exceptional Children: A Sourcebook. Indiana: Indiana University.
14. Thorne, K., (2003). Blended Learning: How to Integrate Online & Traditional Learning.
London & Sterling, VA: Kogan Page Limited.
15. Yuhdi, Ahmad. (2020). Desain Media Pembelajaran Berbasis Daring Memanfaatkan
PortalSchoology pada Pembelajaran Apresiasi Sastra. Jurnal basastra: Jurnal kajian
Bahasa dan sastra indonesia, Vol.9, No.1, 20120

Anda mungkin juga menyukai