Anda di halaman 1dari 3

NAMA : HENSI TOABNANI

KELAS : IX D

TUGAS : AGAMA KERISTEN

Toleransi dalam Kehidupan Bersama

Toleransi merupakan sikap penting yang harus dimiliki oleh setiap manusia, karena

dengan toleransi manusia dapat hidup bersaudara, rukun, harmonis, dan melestarikan

persatuan. Toleransi berasal dari kata Latin tolerare yang berarti dengan sabar

membiarkan sesuatu. Kata toleransijuga berasal dari kata tolerantia yang berarti hal

menyabarkan, hal menanggung, hal membetahkan, kekuatan untuk menanggung,

ketetapan, kegigihan, ketabahan, sikap menerima sesuatu yang tidak disukai.

Toleransi diartikan sebagai sikap bersifat atau bersikap menenggang (menghargai,

membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan,

kelakuan dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.

Dengan demikian, pengertian toleransi secara luas adalah suatu sikap atau perilaku

manusia yang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan,

dan juga sikap yang mengandung kegigihan untuk mempertahankan hidup atau

keyakinannya.

Orang yang toleran berarti orang yang dapat menerima, menanggung, dan menahan

diri untuk bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang

terhadap orang-orang beraliran lain. Sikap toleransi tidak berarti membenarkan

pandangan atau aliran yang dibiarkan itu, namun tetap bersedia mengakui kebebasan

serta hak-hak asasi para penganutnya untuk berpandangan lain.

Toleransi juga merupakan istilah dalam konteks sosial, budaya, dan agama yang
berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-

kelompok yang berbeda dan tidak dapat diterima oleh mayoritas

atau kelompok terbanyak dalam masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama, yaitu

masyarakat mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama

lain. Tidak hanya mengizinkan, tapi juga menghargai setiap kegiatan agama lain yang

dilakukan.

Ada tiga macam toleransi dalam agama, yaitu:

1. Toleransi negatif adalah sikap yang tidak menghargai dan menolak isi ajaran dan

pandangan agama dan keyakinan lain, serta tidak menerima penganutnya tetapi

membiarkan saja, karena menguntungkan (misalnya dari segi keamanan dan

ketenteraman) atau karena sikap acuh tak acuh terhadap agama.

2. Toleransi positif adalah sikap yang menolak isi ajaran dan pandangan agama dan

keyakinan lain, namun menerima atau menghargai para penganutnya.

3. Toleransi ekumenis adalah sikap yang menerima dan menghargai baik isi ajaran agama

dan keyakinan lain, pandangan dan para penganutnya, karena pengakuan bahwa di

dalamnya ada nilai-nilai kebenaran yang dapat memperkaya dan memperdalam ajaran,

pandangan, dan kepercayaan sendiri.

Toleransi sejati bukan sikap acuh tak acuh, tetapi didasarkan pada sikap hormat

terhadap martabat setiap manusia, hati nurani serta keyakinan dan keikhlasan sesama

manusia apapun agama atau pandangannya. Orang yang toleran dalam arti positif bersedia

berdialog dengan sikap terbuka untuk mencari pengertian dan kebenaran, memperkaya

pengalamannya sendiri dengan pengalaman orang lain tanpa mengorbankan prinsip-prinsip


yang diyakini.

Toleransi akan membuahkan sikap hidup berdampingan secara damai, adanya

kesejahteraan dalam hidup bersama, kehidupan yang utuh, jauh dari perpecahan, persatuan

dan kesatuan terwujud sehingga mendukung kemajuan pembangunan dalam lingkungan

masyarakat. Sebaliknya, jika tidak ada toleransi dalam kehidupan bersama maka hubungan

masyarakat akan menjadi renggang ataubahkan terputus, karena adanya pihak-pihak yang

ingin menang sendiri.

Anda mungkin juga menyukai