Perbedaan antara pendekatan simulasi dan pendekatan optimasi dalam memberikan
alternative suatu pengambilan keputusan
Oleh: Bella Indriana E1F114027
Menurut Brinckloe (1977), pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu
alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Proses tersebut untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi. Suatu aturan kunci dalam pengambilan keputusan ialah sekali kerangka yang tepat sudah diselesaikan, keputusan harus dibuat. Pengambilan keputusan dengan pendekatan simulasi adalah kegiatan percobaan- percobaan dengan suatu model (bukan kehidupan nyata) dalam berbagai cara teratur dan direncanakan. Model ini mencoba meniru suatu bagian operasinal dalam organisasi untuk mengamati perkembangannya dari waktu ke waktu untuk melekukan percobaan dengan bagian tersebut melalui pengubahan variabel-variabel tertentu. Kerena adanya computer, model-model simulasi pada umumnya adalah model matematik yang paling komprehensif. Pengambilan keputusan dengan pendekatan optimasi yaitu seorang eksekutif dengan keyakinan penuh berusaha menyusun alternatif-alternatif untuk memperhitungkan untung rugi dari setiap alternatif yang dipilih terhadap tujuan organisasi. Sesudah itu memperkirakan kemungkinan timbulnya bermacam-macam kejadian ke depan, mempertimbangkan dampak dari kejadian-kejadian itu terhadap alternatif-alternatif yang telah dirumuskan dan kemudian menyusun urut-urutannya secara sistematis sesuai dengan prioritas lalu dibuat keputusan. Keputusan yang dibuat dianggap optimal karena setidaknya telah memperhitungkan semua faktor yang berkaitan dengan keputusan tersebut. Perbedaan dari kedua pendekatan ini dalam pengambilan keputusan adalah jika dengan pendekatan simulasi, pemberian alternative dilakukan dengan pertimbangan berdasarkan hasil dari proses simulasi-simulasi yang telah dilakukan sebagai perwakilan yang persis sama dari permasalahan yang sedang diujikan sehingga dapat diperkirakan hasil yang didapatkan adalah sama dengan simulasi yang telah dilakukan untuk mempermudah dalam penentuan keputusan. Sedangkan jika dengan pendekatan optimasi, pemberian alternatif dilakukan dengan analisa dari pelaku pengambilan keputusan dengan percobaan yang dilakukan berupa penentuan titik maksimum dan minimum dari fungsi atau tujuan suatu permasalahan yang ingin dipecahkan sehingga dari perbandingan keduanya didapatkan hasil yang paling optimum sebagai alternative terbaik. Selain itu, perbedaan dari keduanya adalah biasanya pengambilan keputusan dengan pendekatan simulasi tidak menggunakan teknik matematis dalam penentuan alternatifnya sedangkan pendekatan optimasi biasanya menggunakan teknik matematis dalam analisisnya. Berdasarkan kasus perusahaan Toshiba yang berada diambang kebangkrutan, jika saya sebagai CEO diperusahaan tersebut, maka langkah yang akan saya lakukakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan beberapa langkah dalam sistem pengambilan keputusan yaitu yang pertama pemahaman dan perumusan masalah. Pada tahap ini saya sebagai CEO akan mencari apa saja yang menjadi penyebab utama kebangkrutan diperusahaan saya, baik itu masalah yang berasal dari internal, maupun masalah yang berasal dari eksternal. Perumusan masalah ini dapat dilakukan dengan membuat pernyataan berdasarkan sebab-akibat. Setelah masalah ditentukan, tahap berikutnya adalah pengumpulan dan analisis data. Analisis data dilakukan dengan pengumpulan data untuk mencari kemungkinan- kemungkinan atau alternative terbaik yang dapat mengatasi masalah-masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu alternative yang dapat diberikan adalah dengan penciptaan produk baru berdasarkan masalah-masalah yang sudah didapatkan yang berasal dari eksternal dengan acuan pesaing-pesaing lain. Tahap berikutnya adalah pengembangan dari alternatif-alternatif yang telah ditetapkan untuk menentukan kecendrungan alternatif terbaik yang dipilih. Melalui pengembangan, tahap berikutnya pun dapat dilakukan yaitu evaluasi dari alternatif-alternatif yang telah dikembangkan, apakah perlu perbaikan atau perlu dihilangkan. Evaluasi ini dilakukan untuk menilai alternative mana yang terbaik untuk dipilih. Apabila memang perlu menciptakan produk baru, maka dibuatlah produk baru dengan pertimbangan keuntungan dan kerugian setelah diciptakannya produk baru tersebut. Selanjutnya, setelah dilakukan evaluasi maka dilakukan penentuan alternative mana yang dipilih yang paling tepat untuk mengatasi masalah utama penyebab kebangkrutan diperusahaan saya. Setelah dipilih maka dilakukanlah implementasi atau penerapan dari alternative yang sudah dipilih tadi. Tidak lupa selalu dilakukan evaluasi setelah alternative tersebut diterapkan untuk memastikan perbaikan dan penyesuaian tetap berlangsung.
Referensi: Brinckloe, 1977 dalam Salusu, J, (1996), Pengambilan Keputusan Startegik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit, Jakarta, PT. Gramedia.