Anda di halaman 1dari 24

BAB III

HASIL KEGIATAN DAN CAPAIAN PROGRAM KESEHATAN

LINGKUNGAN TAHUN 2022

A. Kegiatan Luar Gedung

1. Kegiatan pembinaan penduduk terhadap penggunaan jamban sehat

2. Kegiatan pembinaan penduduk terhadap penggunaan air minum berkualitas

3. Inspeksi Kesehatan Lingkungan Rumah dan SAB

4. Inspeksi sanitasi tempat fasilitas umum

5. Inspeksi sanitasi tempat pengolahan makanan

6. Kunjungan rumah pasien klinik sanitasi

7. Pembentukan dan pembinaan desa STBM

B. Kegiatan Dalam Gedung

1. Konseling klinik sanitasi

2. Pemantauan pengolahan limbah medis dan limbah cair

3. Pemantauan pengukuran UKL UPL

C. Cakupan Program Kesehatan Lingkungan UPTD Puskesmas Bungursari

tahun 2022

1. Kegiatan pembinaan penduduk terhadap penggunaan jamban sehat

Pengertian :

 Jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja dan menggunakan

septic tank dengan sarana air bersih.

 Kriteria jamban sehat: ruangan cukup leluasa untuk bergerak,

pencahayaan dan ventilasi cukup, lantai tidak licin, tidak menjadi

sarang serangga, tersedia septi tank atau cubluk dengan jarak

sekurang-kurangnya 10 m dari sumber air.

1
Sasaran : Penduduk dengan akses jamban sehat

Capaian : Prosentase Penduduk terhadap akses sanitasi

yang layak (jamban sehat)

Definisi Operasional : Prosentase Penduduk terhadap akses sanitasi

yang layak (Jamban Sehat/buangan akhir tangki septic dan cubluk) adalah

Prosentase penduduk dengan akses fasilitas sanitasi yang layak adalah

perbandingan antara penduduk yang akses terhadap fasilitas sanitasi yang

layak (jamban sehat) dengan penduduk seluruhnya sampai dengan

periode tertentu, dinyatakan dalam persentase

Target : 100%

Perhitungan :

Prosentase Jumlah penduduk dengan akses terhadap

Penduduk fasilitas sanitasi layak (jamban sehat) di

terhadap akses suatu wilayah sampai dengan periode


= x 100%
sanitasi tertentu

yang layak Jumlah penduduk di wilayah dan pada

(jamban sehat) periode yang sama

Prosentase Penduduk

terhadap akses sanitasi 11196


= x 100%
yang layak (jamban 13956

sehat)

= 80,22%

2
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan pada tahun 2022 diketahui sebanyak

11196 penduduk wilayah kelurahan bungursari dan cibunigeulis atau sebesar 80,22%

sudah memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi layak.

2. Kegiatan pembinaan penduduk terhadap penggunaan air minum berkualitas

Pengertian :

- Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

- Persyaratan yang harus dipenuhi oleh air minum antara lain: persyaratan

bakteriologi, kimia, fisik dan radioaktif.

- Syarat fisik Untuk air minum sebaiknya air tidak berwarna, tidak berasa,

tidak berbau, jernih, dengan suhu dibawah suhu udara.

- Syarat bakteriologis Semua air minum hendaknya dapat terhindar

terkontaminasi dari bakteri terutama yang bersifat pathogen. Untuk

mengukur air minum bebas dari bakteri atau tidak, pegangan yang

digunakan adalah bakteri E. coli. dan coliform. Pemeriksaan air minum

dengan menggunakan Membrane Filter Technique, 90% dari sampel air

yang di periksa selama satu bulan harus terbebas dari bakteri E. coli dan

3
coliform. Pada persyaratan bakteriologis kualitas air minum, parameter

yang digunakan adalah jumlah maksimum kandungan bakteri E-coli atau

fecal coli dan total bakteri coliform per 1 ml sampel yang diperiksa.

Bakteri Escherichia coli dan coliform digunakan sebagai syarat

bakteriologis, karena pada umumnya bibit penyakit ini ditemukan pada

kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan dengan pemanasan air.

- Sasaran : Penduduk dengan akses air minum

- Capaian : Prosentase penduduk dengan akses

berkelanjutan terhadap air minum yang berkualitas.

- Definisi Operasional : Prosentase penduduk dengan akses

berkelanjutan terhadap air minum yang berkualitas (air bersih memenuhi

syarat/air bersih dengan tingkat resiko pencemaran rendah dan sedang)

adalah perbandingan antara penduduk dengan akses terhadap sumber air

minum berkualitas (memenuh syarat) dengan penduduk seluruhnya

sampai dengan periode tertentu, dinyatakan dalam persentase.

- Target : 100%

- Perhitungan :

Jumlah penduduk dengan akses terhadap air


Prosentase
minum yang layak di wilayah sampai
Penduduk
= dengan periode tertentu x 100%
terhadap akses air
Jumlah penduduk di wilayah dan pada
minum layak
periode yang sama

Prosentase Penduduk = x 100%

terhadap akses air minum 12082

4
layak 13956

= 86,57%

Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan pada tahun 2022 diketahui sebanyak

12082 penduduk wilayah bungursari dan cibunigeulis 86,57% sudah memiliki akses

terhadap akses air minum layak.

3. Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih

Menurut Depkes RI (2005), berapa sumber air yang menghasilkan air bersih

dan umumnya digunakan masyarakat di Indonesia diantaranya adalah sumur gali,

sumur pompa tangan, perlindungan air hujan, perlindungan mata air, sistem

perpipaan, dan terminal air. Berikut beberapa syarat penting berbagai sarana

tersebut :

Sumur gali (SGL)

Beberapa syarat sumur gali, antara lain

1. Lantai sekitar sumur dibuat dengan jarak minimal 1 meter dari dinding sumur,

dengan kemiringan yang cukup untuk memudahkan air mengalir keluar, dan

dibuat kedap air untuk mencegah merembesnya air kotor.


5
2. Dinding sumur dibuat kedap air, dengan kedalaman minimal 3 meter di bawah

permukaan tanah.

3. Terdapat saluran pembuangan air kotor (SPAL).

Sumur pompa tangan (SPT)

Beberapa syarat pompa tangan yang penting, antara lain :

1. Kedalaman sumur cukup untuk mencapai lapisan tanah yang mengandung air;

2. Dinding sumur dibuat yang kuat agar tanah tidak longsor

3. Dinding sumur harus kedap air setinggi 70 sentimeter di atas permukaan tanah

atau permukaan air banjir

4. Lantai sumur dibuat minimal 1 meter dari dinding sumur dengan ketinggian

20 sentimeter di atas permukaan tanah

5. Saluran pembuangan harus ada untuk mengalirkan air limbah ke bak

peresapan.

Perlindungan air hujan (PAH)

Beberapa syarat perlindungan air hujan (PAH yang penting, antara lain:

Bidang penangkap air harus bersih tidak ada kotoran atau sampah

1. Lokasi jauh dari sumber pencemar

2. Talang / saluran air tidak kotor dan dapat mengalirkan air

3. Dinding penampung air hujan harus kuat dan tidak bocor

4. Bak saringan terbuat dari bahan yang kuat dan rapat nyamuk serta dilengkapi

kerikil, ijuk, dan pasir

5. Pipa peluap dipasang kawat kasa rapat nyamuk dan tidak menghadap ke atas;

(f). Kran air tidak rusak

6. Bak resapan terdapat batu, pasir, dan bersih.

Penting untuk diperhatikan, sebelum digunakan, air hujan harus ditambah dengan

kapur (CaCO3), dengan tujuan untuk mencukupi garam mineral yang diperlukan

6
tubuh dan untuk mengurangi kandungan CO2 yang terlarut dalam air hujan

(Machfoedz, 2004).

Perlindungan mata air (PMA)

Beberapa syarat perlindungan mata air yang penting, antara lain:

1. Sumber harus dari mata air, bukan dari air permukaan

2. Jarak mata air dengan sumber pencemar minimal 11 meter

3. Atap dan dinding kedap air, di sekeliling bangunan dibuatkan saluran air dan

mengarah keluar bangunan

4. Lubang kontrol pada bak penampungan dipasang tutup dan terbuat dari bahan

yang kuat

5. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan dengan kemiringan mengarah pada

pipa penguras

6. Terdapat pagar pengaman yang kuat dan tahan lama

7. Terdapat saluran pembuangan air limbah yang kedap air.

Sistem perpipaan (PP)

Beberapa syarat perpipaan yang penting, antara lain:

1. Pemasangan pipa tidak boleh terendam air kotor atau air sungai

2. Bak penampung harus kedap air dan tidak dapat tercemar oleh kontaminan

3. Bak pengambilan air dari sarana perpipaan harus melalui kran.

4. Pipa distribusi yang dipakai harus terbuat dari bahan yang tidak mengandung

atau melarutkan bahan kimia.

5. Sebelum disalurkan ke konsumen, sumber air utama yang digunakan harus

diolah dulu dengan metode yang tepat

Terminal air (TA)

Beberapa syarat terminal air yang penting, antara lain:

1. Kran pengambilan air setinggi 50 – 70 cm dari lantai

7
2. Bak penampung air dibuat kedap air, kuat, tidak korosif, dan dilengkapi

lubang pengontrol dan pipa penguras

3. Bak air yang tidak dapat dijangkau langsung oleh mobil tangki, aliran air dari

mobil harus menggunakan pipa yang dilengkapi tutup pengaman

4. Lantai tempat pengambilan air harus kedap air dan kuat

5. Terdapat saluran pembuangan air limbah.

Definisi Operasional :

Cakupan pengawasan sarana air bersih adalah persentase jumlah sarana air bersih

yang diperiksa di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun.

Sasaran : Sarana air bersih yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu

satu tahun

Tabel 3.1

Jumlah Sarana Air Bersih yang Diperiksa Tahun 2022

Bulan SAB yang diperiksa

Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi

Syarat

Januari 0 0

Februari 28 2

Maret 38 2

April 47 3

Mei 53 3

Juni 152 7

Juli 174 2
8
Agustus 175 2

September 153 4

Oktober 179 10

November 175 1

Desember 201 0

Jumlah 1375 36

Sumber : Laporan LBPL Tahun 2022

4. Cakupan Pengawasan Tempat Fasilitas Umum (TFU)

Pengertian :

- Tempat umum adalah suatu bangunan atau tempat yang dipergunakan

untuk sarana pelayanan umum.

- Suatu tempat yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti: hotel,

terminal, pasar, rumah sakit, pertokoan, depot air minum isi ulang,

bioskop, tempat wisata, kolam renang, tempat ibadah, restoran.

- Tempat umum yang memenuhi syarat : terpenuhinya sanitasi dasar (seperti

air, jamban, limbah, sampah), terlaksananya pengendalian vektor,

pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan kriteria atau persyaratan atau

standar kesehatan.

Sasaran :

Jumlah Tempat-tempat umum yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam

kurun waktu satu tah

9
Tabel 3.2

Jumlah Tempat Fasilitas Umum yang Diperiksa Tahun

2022

Bulan TTU (Tempat-Tempat Umum)

Memenuhi syarat Tidak Memenuhi

Syarat

Januari - -

Februari 1 -

Maret 1 4

April - 2

Mei 1 2

Juni 2 5

Juli 2 4

Agustus 1 4

September - 4

Oktober - 3

November 2 7

Desember - 2

Jumlah 9 37

Sumber : Laporan LBPL Tahun 2022

10
4. Cakupan Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)

Pengertian :

- Tempat pengolahan makanan (TPM) merupakan suatu bangunan yang

dipergunakan untuk mengelola makanan.

- Suatu tempat yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti : pengrajin

makanan, jasaboga, pembuat kue, dll.

- TPM yang memenuhi syarat: terpenuhinya sanitasi dasar (seperti: air,

jamban, limbah, sampah), terlaksananya pengendalian vektor, higiene

sanitasi makanan minuman, pencahayaan, dan ventilasi sesuai dengan

kriteria, persyaratan atau standar kesehatan.

Sasaran :

Jumlah TPM yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu

tahun

Tabel 3.3

Jumlah Tempat Pengolahan Makanan yang Diperiksa Tahun 2022

Bulan TPM (Tempat Pengolahan Makanan)

Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi

Syarat

Januari - -

Februari - 1

Maret 2 4

April - 2

Mei 1 2

11
Juni 3 9

Juli 2 5

Agustus 1 5

September - 5

Oktober 2 2

November - 3

Desember 2 3

Jumlah 13 41

Sumber : Laporan LBPL Tahun 2022

5. Cakupan Kegiatan Klinik Sanitasi

Pengertian :

- Klinik Sanitasi merupakan suatu wahana yang berfungsi mengatasi

masalah kesehatan lingkungan untuk pencegahan penyakit dengan

bimbingan, penyuluhan dan bantuan teknis dari petugas Puskesmas

melalui proses konseling dan kunjungan rumah penderita berbasis

lingkungan dan klien

- Klinik sanitasi bukan sebagai unit pelayanan yang berdiri sendiri, tetap

sebagai bagian integral dari kegiatan Puskesmas

Definisi Operasional :

Cakupan konseling Klinik Sanitasi adalah persentase konseling yang

diberikan oleh petugas Puskesmas pada penderita Penyakit Berbasis

Lingkungan/ klien di Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun


12
Satuan : Persen (%)

Sasaran :

Jumlah penderita Penyakit Berbasis Lingkungan dan klien di Puskesmas

dalam kurun waktu satu tahun

Tabel 3.4

Jumlah Pasien/Klien Klinik Sanitasi Tahun 2022

Bulan Klinik Sanitasi

Pasien PBL Pasien/Klien Klinik

Sanitasi

Januari 189 0

Februari 132 2

Maret 125 4

April 169 3

Mei 132 5

Juni 177 9

Juli 255 12

Agustus 310 18

September 427 21

Oktober 538 13

November 385 18

Desember 284 12
13
Jumlah 3123 117

Sumber : Laporan LBPL Tahun 2022

D. Hasil Analisis Pencapaian Program Kesehatan Lingkungan Tahun 2022

NO KEGIATAN TARGET CAKUPAN ANALISIS RENCANA PERBAIKAN

%
%

1 Prosentase 100 80,22 Cakupan Meningkatkan cakupan

Penduduk penduduk jamban sehat dengan upaya

terhadap akses terhadap akses perbaikan akses sanitasi yang

sanitasi yang sanitasi yang layak secara berkelanjutan

layak (jamban layak (jamban bekerja sama dengan lintas

sehat) sehat) maasih program dan lintas sektor

dibawah target

2 Prosentase 100 86,57 Cakupan Meningkatkan cakupan akses

penduduk penduduk air minum yang berkualitas

terhadap akses terhadap akses dengan upaya peningkatan

air minum yang air minum yang secara berkelanjutan bekerja

berkualitas berkualitas sama dengan lintas program

(memenuhi (memenuhi dan lintas sektor

syarat) syarat) ) maasih

dibawah target

3 Jumlah 100 100 Cakupan Meningkatkan cakupan

desa/kelurahan desa/kelurahan desa/kelurahan yang

14
yang yang melaksanakan STBM )

melaksanakan melaksanakan dengan upaya peningkatan

STBM STBM ) belum secara berkelanjutan bekerja

tercapai sama dengan lintas program

dan lintas sektor

Presentase 100 71,00 Cakupan Meningkatkan cakupan

Inspeksi Inspeksi Inspeksi Kesehatan

Kesehatan Kesehatan lingkungan rumah dengan

lingkungan lingkungan bekerjasama dengan lintar

Rumah Rumah program seperti promotor atau

promkes

4 Presentase 100 64,14 Cakupan Meningkatkan cakupan

Inspeksi Inspeksi Inspeksi Kesehatan

Kesehatan Kesehatan lingkungan terhadap sarana

lingkungan lingkungan air bersih dengan bekerjasama

terhadap sarana terhadap sarana dengan lintar program seperti

air bersih air bersih promotor atau promkes

5 Presentase 100 72,31 Cakupan Meningkatkan cakupan

Inspeksi Inspeksi Inspeksi Kesehatan

Kesehatan Kesehatan lingkungan terhadap Tempat

lingkungan lingkungan dan Fasilitas Umum dengan

terhadap Tempat terhadap bekerjasama dengan lintar

dan Fasilitas Tempat dan program seperti promotor atau

Umum Fasilitas Umum promkes

6 Presentase 100 70,27 Cakupan Meningkatkan cakupan

15
Inspeksi Inspeksi Inspeksi Kesehatan

Kesehatan Kesehatan lingkungan terhadap Tempat

lingkungan lingkungan Pengelolaan Makanan dengan

terhadap Tempat terhadap bekerjasama dengan lintar

Pengelolaan Tempat program seperti promotor atau

Makanan Pengelolaan promkes

Makanan

7 Presentase 100 3,75 Cakupan Meningkatkan kinerja dan

Layanan Layanan cakupan dengan bekerja sama

Kesehatan Kesehatan antar poli pelayanan, dimana

Lingkungan Lingkugan poli pelayanan melakukan

Puskesmas masih di bawah konseling terhadap

target pasien/klien PBL tanpa harus

ada petugas kesling (jika

sedang tidak ada di dalam

gedung) dan melakukan kerja

sama antar lintas program

terutama promotor dalam

kunjungan rumah klinik

sanitasi

Gambar 3.1

Jaring Laba-laba Cakupan Program Kesehatan Lingkungan

16
E. Permasalahan

Berdasarkan hasil kegiatan dan capaian yang diperoleh selama tahun 2022

diketahui bahwa hampir seluruh kegiatan dibawah target. Permasalahan yang

menjadi salah satu penyebab adalah banyak sasaran yang berbeda dari data

dasar sebelumnya sehingga perlu dilakukan pendataan kembali.

17
F. Analisis Masalah Program Kesehatan Lingkungan Tahun 2022 dengan Menggunakan Metode Fishbone

Manusia Metode

Terbatasnya Sumber daya


Manusia dengan tugas kegiatan
kesling yang cukup banyak Koordinasi lintas program dan linsek
belum optimal
Adanya
kesenjangan antara
cakupan dan target
di hampir semua
jenis kegiatan
Terbatasnya pelaksanaan kegiatan luar gedung
sehubungan dengan adanya Surat Edaran Penggunaan kesling kit belum optimal
untuk menunda kegiatan luar gedung dan karena ketersediaan reagen yang
pelaksanaan Work From Home terbatas

Lingkungan
Sarana

31
G. Rencana Perbaikan Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Monitoring Kinerja Tahun 2022

P (PLAN) D (DO) C (CHECK) A (ACTION)

Meningkatkan cakupan jamban sehat Dilaksanakan pembinaan rumah dan Cakupan pengawasan rumah dan Pembinaan dan pendataan bersama kader

jamban sehat secara berkelanjutan jamban sehat masih rendah setiap RW untuk meningkatkan cakupan

jamban sehat

Meningkatkan cakupan akses air Dilaksanakan pengawasan dan Cakupan akses air minum yang Upaya peningkatan akses air minum secara

minum yang berkualitas pengambilan sampel air minum secara berkualitas masih rendah berkelanjutan bekerja sama dengan lintas

rutin program dan lintas sektor

Meningkatkan cakupan Dilaksanakan sosialisasi dan Cakupan desa/kelurahan yang Pembentuakn kelurahan STBM upaya

desa/kelurahan yang melaksanakan pembentukan desa STBM melaksanakan STBM masih di pembinaan secara berkelanjutan bekerja sama

STBM ) bawah target dengan lintas program dan lintas sektor

Presentase Inspeksi Kesehatan Dilaksanakan Inspeksi Kesehatan Rumah Cakupan Inspeksi Kesehatan Bekerjasama dengan lintas program seperti

lingkungan rumAH setiap bulan lingkungan rumah masih di bawah promotor atau promkes

32
target

Presentase Inspeksi Kesehatan Dilaksanakan pengawasan sarana air Cakupan Inspeksi Kesehatan Bekerjasama dengan lintas program seperti

lingkungan terhadap sarana air bersih setiap bulan lingkungan terhadap sarana air promotor atau promkes

bersih bersih masih di bawah target

Meningkatkan cakupan Inspeksi Dilaksanakan pengawasan TFU setiap Cakupan pengawasan TFU Melakukan pembinaan terkait TFU (Tempat

Kesehatan lingkungan terhadap bulan (Tempat-Tempat Umum) Fasilitas Umum) yang tidak memnuhi syarat

Tempat dan Fasilitas Umum mencapai target untuk melakukan perubahan menjadi TFU

yang memenuhi syarat dan mampu memenuhi

kebutuhan sarana prasarana selama masa

adaptasi kebiasaan baru

Meningkatkan cakupan Inspeksi Dilaksanakan pengawasan TPM (Tempat Cakupan pengawasan TPM Melakukan pembinaan terkait TPM (Tempat

Kesehatan lingkungan terhadap Pengolahn Makanan) setiap bulan (Tempat Pengolahan Makanan) Pengolahan Makanan) yang tidak memnuhi

Tempat Pengelolaan Makanan mencapai target syarat untuk melakukan perubahan menjadi

TPM yang memenuhi syarat an mampu

memenuhi kebutuhan sarana prasarana selama


33
masa adaptasi kebiasaan baru

Meningkatkan cakupan Layanan Dilaksanakan konseling klinik sanitasi Cakupan Layanan Kesehatan - Meningkatkan kerja sama antara poli

Kesehatan Lingkungan setiap seminggu sekali yaitu hari senin Lingkungan di bawah target pelayanan terkait konseling klinik sanitasi,

dimana petugas poli pelayanan dapat

melakukan konseling apabila ada pasien

atau klien yang menderita PBL tanpa harus

dilakukan oleh petugas kesling saja (apabila

petugas kesling sedang di lapangan)

- Koordinasi dengan promotor atau promkes

terkait kunjungan rumah pasien yang

menderita PBL sehingga kerja sama dapat

terjalin terutama jika ada kegiatan yang

sama seperti kunjungan rumah

34
35
BAB IV

RENCANA KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN

2022

Kegiatan Program Kesehatan Lingkungan di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Bungursari disusun berdasarkan indikator program kesehatan lingkungan

di PKP (penilaian Kinerja Puskesmas). Adapun rencana kegiatan program kesehatan

lingkungan UPTD Puskesmas Bungursari di tahun 2022 adalah sebagai berikut :

A. Kegiatan Luar Gedung

1. Pengawasan Rumah dan Jamban Sehat

2. Pengawasan SAB (Sarana Air Bersih)

3. Pengawasan TFU (Tempat Fasilitas Umum)

4. Pengawasan TPP (Tempat Pengolahan Pangan)

5. Kunjungan Rumah Klinik Sanitasi

6. Monev STBM (Sanitasi Total Berbasis Lingkungan)

7. Verifikasi RW ODF (Open Defecation Free)

8. Pengambilan Sampel Air Bersih dan Sampel Air Minum

9. Survey Kualitas Air Minum Rumah Tangga

10. Kaporitisasi Air Bersih

11. Pengawasan dan Pengambilan Sampel Air DAMIU

12. Jejaring Pengawasan BPSPAM (Badan Penyelenggara Sarana Pengolahan Air

Minum)

B. Kegiatan Dalam Gedung

1. Konseling Klinik Sanitasi

2. Pemantauan Pengukuran UKL UPL

3. Monitoring Pengolahan Limbah Medis

35
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Kegiatan Program kesehatan lingkungan di UPTD Puskesmas Bungursari

tidak berjalan sesuai dengan yang dituangkan dalam rencana kegiatan, ada

beberapa kegiatan yang tidak terlaksana sesuai dengan jadwal yang telah

ditentukan karena faktor lingkungan adanya pandemi. Berdasarkan cakupan

tahunan kegiatan kesehatan lingkungan tahun 2022 kegiatan masih belum

mencapai target maka dari itu perlu dibuat perencanaan kegiatan di masa

pandemi agar kegiatan dapa terlaksana dengan baik dan mencapai target yang

sudah ditentukan

B. Saran

1. Meningkatkan cakupan kegiatan kesehatan lingkungan

2. Meningkatkan koordinasi antar lintas program dalam menjalankan beberapa

kegiatan yang mungkin sama dengan kegiatan di program lain

3. Melibatkan lintas sektoral dalam kegiatan lapangan untuk meningkatkan peran

aktif, dukungan serta sinergis dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan

lingkungan yang ditemukan dilapangan

4. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan menerapkan protokol kesehatan dan

Standar Operasional Prosedur Kegiatan di masa pandemi.

36

Anda mungkin juga menyukai