PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
Rahmad Raviqi
NPP. 30.0130
PROGRAM STUDI
PRAKTIK PERPOLISIAN TATA PAMONG
FAKULTAS PERLINDUNGAN MASYARAKAT
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
JATINANGOR
2022
ii
MOTTO
iii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
By : Rahmad Raviqi
Supervisor : Dadang Supriatna, S.Sos., M.Si.
This research is based on violations of order and security in society,
especially street vendors, where security and order in society will not be
maintained if each individual or group in society does not obey the rules
(norms) that exist in society. That. The dynamics of violations that occur in
the implementation of public order need and are important to receive
attention from the regional government in order to create a good
environment of peace and order. The purpose of this study was to find out
and analyze how the Serdang Bedagai Regional Regulation Number 26 of
2008 concerning Public Ordering by Civil Service Police Units in Serdang
Bedagai Regency is enforced. The theory used is 5 factors in law
enforcement according to Soerjono Soekanto, namely legal factors, law
enforcement factors, facilities or facilities, community factors and cultural
factors. This Research Uses Qualitative Research Methods Descriptive
With Inductive Approach. Research Data Analysis Techniques Using Data
Reduction, Data Display and Conclusion Drawing. The results of the
research show that the enforcement of regional regulation number 26 of
2008 concerning public order has not run optimally. This can be seen from
this. It can be seen from the recapitulation of the number of violations
found, the decreased percentage of actual enforcement of local
regulations, limited supervision in controlling public order, especially street
vendors, awareness and legal compliance in society, which is minimal and
facilities are inadequate. In the Implementation of Duties. The researcher
proposes suggestions for increasing the socialization of Regional
Regulation Number 26 of 2008 concerning public order, increasing
coordination with other government officials, special budget planning,
giving strict sanctions and increasing guidance to civil service police units.
v
KATA PENGANTAR
pendidikan
vi
menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setulus-
tulusnya kepada:
Dalam Negeri;
Penulis,
vii
Rahmad Raviqi
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK...................................................................................................iv
ABSTRACT..................................................................................................v
KATA PENGANTAR..................................................................................vi
DAFTAR ISI..............................................................................................viii
DAFTAR TABEL.........................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................xii
BAB I............................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
ix
x
BAB III........................................................................................................33
METODE PENELITIAN.............................................................................33
3.1 Pendekatan Penelitian........................................................................33
5.2 Saran....................................................................................................81
LAMPIRAN................................................................................................84
DAFTAR TABEL
Halaman
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran..............................................................31
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Asal kata ketertiban berasal dari kata “tertib” yang memiliki arti
dan baik dalam bergaul, kondisi aman dan teratur, tata kesopanan dalam
dalam pasal 225 ayat (1) bahwa, Satpol PP dibentuk untuk menegakan
1
S. Gautama, Pengantar Hukum Perdata Internasional Indonesia, (Jakarta, Raja Grafindo, 2009), h.30.
2
Lembaran Daerah Kabupaten Serdang Bedagai No.26 Tahun 2008
1
2
3
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dalam pasal 225 ayat (1)
4
A H Azhari, ‘Implementasi Kebijakan Penertiban Pasar Barabai Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Provinsi Kalimantan Selatan’, Jurnal Tatapamong, Vol 2, No.2, 2020, hlm34 .
3
tenteram dan nyaman bagi semua yang terlibat. Maksud ayat (1) adalah
melintasi tempat parkir atau jalur hijau yang tidak diperuntukkan bagi
dari kota Medan di jalan raya yang menuju ke Padang dan Pekanbaru,
ketertiban umum.
tidak sah, tetapi juga berdiri di atas parit. Jika tidak dikendalikan maka
masyarakatnya tidak baik hati dan banyak masyarakat yang masih buta
5
Dilihat dari beberapa bulan terakhir di tahun 2022 mulai bulan Juli-
FASILITAS UMUM
NO. (FASUM) DAN
FASILITAS SOSIAL
(FASOS) SERTA ASET
MLIK WARGA
NEGARA
JENIS JUMLAH KONDISI
Kios, Bangunan
Ruko, dan Warung-
6
Kios, Bangunan
Ruko, dan Warung-
4 30 Kondisinya masih bagus
warung
Dari tabel 1.1 kita dapat melihat dari sekitar 95 kios dan ruko
JENIS STANDAR
STANDAR OPERASI
No PROSEDUR
OPERASI KENDALA KETERANGAN
PROSEDUR TEKNIS
peraturan daerah dan/atau kebijakan pemda yang dalam hal ini menjadi
daerah teknis yang mana ini merupakan rangka menjaga ketertiban umum
atau rumah sewa; menertibkan tempat hiburan malam yang illegal dan
8
bawah ini:
bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, dapat diambil atau
banyaknya pelanggaran yang masih terjadi hingga saat ini dan wajib
UTARA”.
7
Lembaran Daerah Kabupaten Serdang Bedagai No.26 Tahun 2008
10
Bedagai.
Bedagai.
kepada masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sebelumnya yaitu penelitian Mulyana dan Raaiza Inda Dzil Arsyiila (2021),
12
13
Semarang (2007:396)
3. Hartyas Implementasi Edward III Implementa Pendekatan
Raditya, Kebijakan (1980) si Teori terhadap teori yang
Mardiyono, Peraturan dalam Weimer dan digunakan berbeda,
Abdul Wachid Daerah Nugroho Vining lokus berbeda
(2010) Nomor 5 (2009, (2007:396)
Tahun 2007 h.512)
Tentang
Ketentraman
Dan
Ketertiban
UmumDi
Kawasan
Sempadan
Afvoer Bono
Kecamatan
Gedangan
Kabupaten
Sidoarjo
4. Geovani Implementasi Van Meter Implementa Pendekatan teori
Meiwanda Perda No. 5 dan Van si Teori yang digunakan
(2012 Tahun 2002 Horn Weimer dan berbeda, lokus
Tentang dalam Vining berbeda
Ketertiban Budi (2007:396)
Umum Di Winarno
Kota (2008:159
Pekanbaru )
5. Maydiansyah Implementasi Thomas Implementa Pendekatan teori
(2017) Peraturan R. Dye si Teori yang digunakan
Daerah Kota (dalam Weimer dan berbeda, lokus
Tanjungpina Winarno, Vining berbeda
ng Nomor 5 2012:20) (2007:396)
Tahun 2015
Tentang
Ketertiban
Umum
Sumber: Diolah oleh peneliti, 2022
daya yang ada masih belum memadai dalam segi kualitasnya dan
Brawijaya Malang
8
Mulyana, Raaizza Inda Dzil Arsyilaa (2021)
9
Pelaksanaan Fungsi Satpol PP Kota Semarang, Angga Setyo 2019
10
Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Ketentraman Dan Ketertiban UmumDi
Kawasan Sempadan Afvoer Bono Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo. Abdul Wachid, 2010
15
penelitian dimana teori yang dipaparkan akan sesuai denga napa yang
2.2.2 Implementasi
11
Implementasi Perda No. 5 Tahun 2002 Tentang Ketertiban Umum Di Kota Pekanbaru, Meiwanda, 2021
12
Implementasi Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Ketertiban Umum, Maydiansyah,
2017
16
adalah salah satu bagian dari tahap kebijakan publik. Kebijakan yang
undangan.
agar kebijakan tersebut bisa memebrikan suatu hasil sesuai dengan yang
penerapan.14
13
Syaukani. (2004). Otonomi Dalam Kesatuan.
14
Novan, M., Sumampouw, I., & Undap, G. (2018). Implementasi Pembangunan Infrastruktur Desa Dalam Penggunaan
Dana Desa Tahun 2017
15
Tahir, A. (2014). Implementasi Kebijakan Pemerintah Dalam. Pengembangan Pariwisata Pantai Selat baru Kabupaten
Bengkalis.
18
Menurut Weimer dan Vining (2007 : 396) ada tiga variabel yang
implementor kebijakan.
program kegiatan dan memberikan rasa taat pada kelompok yang dituju,
pengaruh tingkah laku dari semua instansi yang terikat didalamnya untuk
yang diharapkan.
2.2.3 Satpol PP
daerah.
hubungan nilai-nilai yang sudah terinci dalam peraturan dan sikap perilaku
yang memiliki arti seimbang, dampak negatif maupun positif terdapat pada
isi faktor tersebut. Faktor ini memiliki hubungan yang tidak dapat
teratur baik.
merupakan tujuan utama dari seluruh hukum yang ada. Sayarat utama
dari dibentuknya suatu hukum adalah fakta objektif yang diterapkan bagi
melindungi warga kota, atau infrastruktur kota berupa jalan dan taman,
umum.
efisiensi.
24
tetap saja ada orang yang melanggarnya, dan tentu saja mereka akan
kondisi tenang, aman bebas dari segala jenis bentuk gangguan yang
Pemerintahan Daerah
perlindungan warga negara adalah salah satu urusan wajib yang menjadi
Satpol PP
PP)
prosedur bagi aparat Polisi Pamong Praja, guna meningkatkan rasa sadar
28
merupakan tugas dari Satpol PP(SATPOL PP) yang diatur dalam Pasal
kabupaten/kota’.
dengan baik.
permukiman.”
17
Sugiyono(2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta
30
18
Polancik(2009). EmpiralResearch Method Poster. Jakarta.
19
McGaghie(2001) Competency-Based Curiculum In Medical Education. Jakarta. Redpoint
20
Uma Sekaran(1992). “Research Method For Business”. Third Edition. Southem
21
Suriasumantri(1986). Dalam Sugiyono(2009:92)
31
METODE PENELITIAN
wilayah yang lebih luas, serta dengan tingkat variasi lebih kompleks akan
cakupan wilayah cukup sempit serta dengan tingkat variasi yang lebih
kejadian nyata atau ciri khas dari individu. Kondisi dari kelompok tertentu
data-data yang ada secara terperinci dari informan yang sudah ditentukan
Moleong (2003:3) merupakan suatu cara dan teknik dari riset sehingga
perilaku/ gejala yang bisa diperhatikan melalui kata-kata yang bisa diuji
22
Singarimbun (1997). Metode Penelitian Survei. Jakarta. LP3ES.
35
Staf
KEMAMPUAN Wewenang
Standar
Operasional
Prosedur
Sumber: Teori penegakkan Weimer dan Veiner (2007) diolah pada tanggal 12
september 2022
pada riset ini sumber data yang diperoleh dari data sekunder dan primer
2. Data yang termuat dalam bentuk dokumen atau media prantara seperti
buku, jurnal, artikel dan bisa juga didapatkan dari penelitian terdahulu.
Bedagai .
36
yang dipakal sebagai instrumen kunci. Data yang ada dikumpulkan sendiri
atau narasumber oleh para peneliti kualitatif. sesuai uraian di atas, pada
penelitian agar tidak terjadi konflik antara teknik pengumpulan data yang
adalah:
1. Interview
lebih menyeluruh, mulai dari ucapan sampai dengan bahasa tubuh atau
yang perlu untuk diselidiki, dan Ketika peneliti ingin mengetahui lebih
2. Pengamatan
belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku ini melalui observasi."
24
. Observasi partisipasi dilakukan dengan cara peneliti ikut
3. Dokumentasi
Dokumen dapat berupa karya tulis, lukisan, atau karya raksasa yang
23
Sugiyono (2014) Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D / Sugiyono. Bandung: Alfabeta
24
Nasution (1998) Metodologi Penelitian Kualitatif. 3rd edn. Bandung: Tarsito.
40
dibuat oleh orang lain. Temuan studi dari observasi dan wawancara
untuk merekam atau melihat data dalam bentuk apa pun, dan tersedia
adalah cara yang dilakukan dalam riset ini. Analisis data dengan penyajian
terperinci suatu data agar dapat lebih mudah untuk dipahami untuk
selanjutnya dapat ditarik sebuah kesimpulan terkait dengan ciri khas dari
25
Shamoo, A. E. and Resnik, B. R. (2003) ‘Responsible Conduct of Research’, Oxford University Press.
41
dasar”26.
jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara cermat dan
hal yang penting, kemudian temukan judul serta skemanya. Jadi suatu
26
Patton (1980) Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda. Bandung: PT Remaja Rosda.
42
yang dibutuhkan.
Penulis dalam hal ini menggunakan teknik triangulasi, yaitu cara yang
Observasi
Dokumentasi
memperoleh data, dimana data tersebut harus sesuai dengan hasil yang
27
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan.
44
Pada riset ini, peneliti memilih lokasi di Kantor OPD Satpol PP kabupaten
Serdang Bedagai.
Tabel 3.3
Jadwal Kegiatan Penelitian dan Penyusunan Skripsi Praja Utama
Tahun Akademik 2022/2023
2022 2023
No Jenis
. Kegiatan AG SE OK NO DE JA FE MA AP M JU
S P T V S N B R R EI N
12341234123412341234123412341234123412341234
1. Bimbingan
Usulan
Penelitian
2. Penggadaa
n,
Pengumpul
an,
Pendaftaran
Naskah
Usulan dan
Pendistribu
sian
Naskah
Usulan
Penelitian
3. Seminar
usulan
Penelitian
4. Pembekal
an
Penelitian
dan
Plagiasi
5. Pelaksanaan
Penelitian
dan magang
45
6. Bimbingan
Skripsi
7. Pengadaa
n,
Pengumpu
lan,
Pendaftara
n Naskah
Skripsi dan
Pengdistri
busian
Skripsi
8. Ujian
Skripsi
Gelomban
gI
9. Perbaikan
Pengumpu
lan Skripsi
Gelomban
g I dan
Pengumpu
lan Skripsi
Gelomban
g II
10 Pengdistri
. busian
Skripsi
Gelomban
g II dan
Ujian
Skripsi
Gelomban
g II
11 Perbaikan
. dan
Pengumpu
lan Skripsi
Gelomban
g II
Sumber : kalender akademik IPDN tahun ajaran 2022/2023
Keterangan : = Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
BAB IV HASIL
oleh Ir. HT Erry Nuradi, M.Si selaku Gubernur dan Wakil Gubernur Ir. H.
Bedagai. Kecamatan seluas 1.900,22 kilometer persegi ini terdiri dari 243
46
47
Tabel 4.1.
Kecamatan
(Km2)
Mengkudu
Beringin Beringin
Khalipah
Syahbandar
Merawan
Bedagai terletak pada 2° 57'' Lintang Utara, 3° 16'' Lintang Selatan, 98°
yaitu:
Kabupaten Serbajad dengan luas 50.690 km² (2,67 persen dari luas
Gambar 4.1
dan Religius).
SAPTA DAMBAAN
Masyarakat yang religius dan sehat. Inisiatif ini merupakan kelanjutan dari
wilayah Serdang Bedagai akan lebih fokus pada pertanian organik dan
untuk mewujudkan agenda ini. Inisiatif ini akan menjadikan bisnis wisata di
Inisiatif ini juga menunjukkan bahwa akan ada inovasi jangka panjang
1. Struktur Organisasi
System dalam suatu instansi adalah suatu hal yang penting untuk
kejelasan.
Gambar 4.2
Kasi Gakda
Kasi
Pencegahan
Kasi Sarpas
Sumber: Dinas Satuan Polisi Pamong Praja Kab. Serdang Bedagai, 2023
54
Ketertiban Umum dan Ketertiban Umum. visi dan misi sebagai berikut:
b Misi Satpol PP
misinya adalah :
Bedagai.
secara optimal,
55
meningkatkan PAD.
Serdang Bedagai
peraturan daerah.
56
aparatur lainnya.
masyarakat.
serta fasilitas lainnya sesuai dengan tugas dan tugasnya, dan petugas
bedagai tersdiri atas Pegawai Negerii Sipil (PNS) dan Non-PNS (Tenaga
Bedagai yang seluruhnya berjumla 219 orang yang terdiri dari 30 orang
berstatus seagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan yang 189 orang
berstatus sebagai Pegawai Tidak Tetap (Non PNS), yang kalua dirinci
sebagai berikut:
Tabel. 4.3 Jumah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Non PNS di
Bedagai
(PNS)
Kontrak Fungsional
219 100%
Sumber: Dinas Satuan Polisi Pamong Praja, Kab. Serdang Bedagai, 2023.
Struktural
II.b 1 5,8%
III.a 4 23, 6%
IV.A 11 70,6%
16 100%
1 20-30 tahun - --
30 100%
Sumber: Dinas Satuan Polisi Pamong Praja, Kab. Serdang Bedagai, 2023.
60
Serdang Bedagai
pedagang kaki lima maka Dinas Satuan Polisi Pamong Praja sudah
tugas.
III. Apabila sampai dengan surat peringatan III para pedagang kaki lima
tidak mengindahkan dan tetap berjualan pada lokasi yang dilarang, maka
kaki lima. Sedangkan para pedagang kaki lima, sudah mengetahui tujuan
penertiban pedagang kaki lima hanya saja mereka juga tidak mempunyai
yang berlalu lalang sedangkan ditempat lain keadaannya sunyi dari orang
Tahun
2008
2 Tertib bangunan Perda Kab. 1 1 0 0
Serdang
Bedagai
Nomor 26
Tahun
2008
3 Tertib Perda Kab. 4 4 0 0
lingkungan Serdang
(gangguan Bedagai
hewan ternak) Nomor 26
Tahun
2008
4 Tertib sosial Perda Kab. 3 3 0 0
(Gelandangan Serdang
dan pengemis) Bedagai
Nomor 26
Tahun
2008
5 Tertib tempat Perda Kab. 15 15 0 0
usahadan Serdang
usaha tertentu Bedagai
(PKL) Nomor 26
Tahun
2008
6 Tertib hiburan Perda Kab. 0 0 0 0
dan keramaian Serdang
Bedagai
Nomor 26
Tahun
2008
7 Tertib Perda Kab. 0 0 0 0
ketenagakerjaa Serdang
n Bedagai
Nomor 26
Tahun
2008
8 Tertib Perda Kab. 0 0 0 0
Kesehatan Serdang
Bedagai
Nomor 26
Tahun
2008
9 Tertib jalur Perda Kab. 0 0 0 0
hijau, taman, Serdang
dan tempat Bedagai
umum Nomor 26
Tahun
2008
Jumlah 28 28
Keseluruhan
Sumber: Bidang Penegakan Perda Satpol PP Kab. Serdang Bedagai
tahun 2023 Semester I jumlah pelanggaran Perda No.26 tahun 2008 yang
64
umum
dan apa saja kendala dalam pelaksanaan Perda Serdang Bedagai Nomor
menjelma menjadi prinsip dan sikap yang kokoh dan nyata sebagai tahap
berlaku.
sendiri.
tertib dan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Asas dan nilai hukum
menjalankan aktivitasnya dengan baik, aman, dan tertib. Oleh karena itu
Adanya PKL yang berdagang di trotoar, tentu sudah jelas trotoar itu untuk
jalanan yang penuh khalayak ramai. Hal ini didukung oleh berbagai
Umum.
Januari 2023 dengan Ibu Amat Luton, S.E. yang menangani proses
tugasnya.
semua lapisan masyarakat yang terkena dampak polisi. Meski tetap ada
Masyarakat diberikan
Perda No. himbauan agar merokok
8 11 10 Thn di wilayah atau ruangan
2013 yang sudah ditentukan
atau disediakan
Penjual rokok ilegal
Perda No.
beropersi secara tertutup
9 11 26 Thn
2008
70
lebih lanjut oleh Kabid Ketenteraman dan Ketertiban, Bpk. Prayogi Eka
Prasetio,
28
Hasil Wawancara Kabid. Ketentraman dan Ketertiban Umum, Bapak Prayogi Eka Prasetio ,
tanggal 6 Januari 2023 pukul 10.00 WIB dikantor Satpol PP Kabupaten Serdang Bedagai.
71
d. Faktor Masyarakat
Indonesia adalah masyarakat majemuk dengan banyak suku
dan budaya yang berbeda. Anggota polisi harus mengetahui strata
sosial atau strata sosial yang berlaku di lingkungannya dan
pengaturan posisi/status dan peran.
selain itu, hal yang perlu dipahami adalah persoalan pranata
sosial yang hidup yang dinilai oleh mayoritas anggota masyarakat.
Memahami hal-hal tersebut dapat memberikan ruang kemudahan
bagi aparat penegak hukum untuk melakukan identifikasi nilai dan
norma atau kebiasaan yang ada di lingkungan tersebut. Secara
umum masyarakat Indonesia terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas
atas (orang kaya) dan kelas bawah (miskin). Solusi polisi antara
keduanya sangat berbeda. Ini karena ada perbedaan yang jelas
antara berpikir dan mengetahui.
Jika seseorang berasal dari kalangan bawah, maka
keinginan atau ketaatannya terhadap hukum sangat kecil
kemungkinannya atau tidak mau menuruti hukum yang diatur.
Penyebabnya adalah ketidaktahuan mereka dan pendidikan yang
sangat terbatas, dan mereka tidak dapat mengetahui bahwa ada
hukuman wajib atas ketidaktaatan mereka (kejahatan perburuhan).
Sementara itu, masyarakat kelas atas cenderung menaati hukum
atau aturan yang ada karena lebih mengetahui hukum dan
mengetahui sanksinya. Pelanggaran hukum di kalangan atas
amatlah sangat tersistematis. Jika kejahatan terjadi di kelas atas
ini, Anda bisa menyebutnya kejahatan kerah putih (memang
seharusnya begitu).
e. Faktor Kebudayaan
Kebudayaan/kebiasaan mempunyai pengaruh yang sangat
besar bagi manusia dan masyarakat, yaitu mengatur sedemikian
rupa agar manusia mengerti bagaimana seharusnya bertindak dan
berinteraksi dalam pergaulan masyarakat.
Kebudayaan mengandung nilai-nilai di balik hukum yang
berlaku, yaitu gagasan-gagasan abstrak tentang apa bisa diterima
dan apa yang harus dihindari. Faktanya, faktor budaya mempunyai
kesamaan dengan faktor masyarakat. Hanya saja faktor budaya
menjadi lebih penting daripada masalah sistem nilai yang dominan
dalam masyarakat. Berbicara faktor masyarakat, dikatakan bahwa
kepatuhan masyarakat terhadap kerasnya aturan masyarakat
masih rendah. Karena dalam masyarakat Indonesia sering terjadi
kompromi. Faktanya, budaya manusia cenderung menjauh dari
73
Serdang dapat dinilai belum lengkap dan dilaksanakan secara tuntas. Hal
beberapa faktor.
perkebunan.
persoalan yang dihadapi dari segi kualitas SDM yang masih kurang
membeli barang dari PKL liar. PKL yang tetap melanggarnya meski
sarana dan prasarana, faktor SDM yang lemah, dan faktor kebiasaan
masyarakat.
dan regulasi hukum lainnya yang berlaku, agar warga dan pedagang lebih
taat hukum dan taat aturan. Upaya penegakan dipisahkan menjadi dua
selesai, dengan rentang waktu tujuh (7) hari yang tidak sesuai
(kedua) dengan tenggang waktu 3 (tiga) hari dan teguran III dengan
memenuhi peraturan.
warga yang tetap melanggar aturan setelah tiga kali teguran, padahal
menyatakan,
BAB V
5.1 Kesimpulan
berikut:
Represi ekstrayudisial
5.2 Saran
Serdang Bedagai.
tempat atau venue sebagai toko PKL karena alat pembayaran yang
Serdang Bedagai.
DAFTAR PUSTAKA
A.Buku-Buku
Akhiriyah, Dewi Yuni. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Snowball
Throwing untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS pada Siswa
Kelas V SD N Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang. Jurnal
Kependidikan Dasar. Vol: 1, No: 3.
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Rineka
Cipta.
I Nyoman Sumaryadi. (2010). Efektifitas Implementasi Otonomi Daerah.
Jakarta: Citra Utama
Mochtar Kusumaatmadja, Konsep-Kosnep Hukum Dalam Pembangunan
(Kumpulan Karya Tulis), Penerbit Alumni, Bandung, 2002.
Mulyadi, D. (2018). Studi Kebijakan Publik Dan Pelayanan Publik. Alfabeta
Polancik, G. (2009) Empirical Research Method Poster. Jakarta:
Nasution. (1998). Metodologi Penelitian Kualitatif. (3rd ed.). Tarsito.
Patton. (1980). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda.
PT. Remaja Rosda.
Poerwadarminta, W. J. S. (2001). Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Sekaran, Uma. 1992. “Research Methods for Business”. Third Edition.
Southern Illionis University.
Shamoo, A. E., & Resnik, B. R. (2003). Responsible Conduct of Research.
Oxford University Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan.
Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. R & D. bandung
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Dan Kualitatif. Alfabeta. Bandung
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D /
Sugiyono. Alfabeta
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi. Alfabeta. Bandung
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Alfabeta.
bandung
Sunyoto, U. (2004). Pembangunan dan Pemberdayaan
83
Masyarakat.Press.
Sunyoto, U. (2004). Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat.
R&D. Jakarta
David L. Weimer & Aidan R. Vining (2013) Policy Analysys. Prentice Hall,
inc
B. Peraturan Perundang-undangan
Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi
Pamong Praja
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2011 tentang Standar
Operasional Prosedur(SOP) Satpol PP (SATPOL PP)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum Serta
Perlindungan Masyarakat
Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 26 Tahun 2008
tentang Ketertiban Umum
C. Karya Ilmiah
Azhari, A. H. (2020). Implementasi Kebijakan Penertiban Pasar Barabai Di
Kabupaten Hulu Sungai Tengah Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal
Tatapamong, 2(2), 34.
Bagus, I., Putra, W., Tuny, P., & Landra, C. (2016). Hukum Perdata
Internasional Kode Mata Kuliah : Bii3219. Fakultas Hukum
Universitas Udayana, 105.
Maydiansyah. (2017). Implementasi Peraturan Daerah Kota
Tanjungpinang Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Ketertiban Umum
Meiwanda, G. (2021). Implementasi Perda No. 5 Tahun 2002 tentang
Ketertiban Umum Di Kota Pekanbaru (Studi Kasus Pedagang Kaki
Lima).
Mulyana, & Arsyilaa, R. I. D. (2021). Implementasi Peraturan Daerah
Nomor 13 Tahun 2018 Tentang Keamanan Dan Ketertiban Umum
Oleh Satpol PP Di Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera
Barat.
Novan, M., Sumampouw, I., & Undap, G. (2018). Implementasi
Pembangunan Infrastruktur Desa Dalam Penggunaan Dana Desa
Tahun 2017 (Studi) Desa Ongkaw Ii Kecamatan Sinonsayang
Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal Eksekutif, 1(1), 1–11.
Https://Ejournal.Unsrat.Ac.Id/Index.Php/Jurnaleksekutif/Article/View/
21950
Pramono, A. S. (2019). Pelaksanan Fungsi Satpol PP (Satpol Pp)
Semarang” Universitas Negeri Semarang.
Tahir, A. (2014). Implementasi Kebijakan Pemerintah Dalam.
Pengembangan Pariwisata Pantai Selat Baru Kabupaten Bengkalis.
Waluyo. (2007). Manajemen Publik (Konsep, Aplikasi, Dan Implementasi).
Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah. Bandung.
84
D. Sumber Lain
Pemerintah Daerah Bali. (2001). Lembaran Daerah. 62, 1–9
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1.
PEDOMAN WAWANCARA
SATPOL PP KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROVINSI
SUMATERA UTARA
No Konsep Dimensi Indikator Pertanyaan
.
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Penegakkan Faktor 1. Efektifitas 1. Apakah
hukum Hukum Hukum pelaksanaan
(soerjono 2. Kepastian kegiatan
soekanto,2021 Hukum penegakkan
) Perda no. 26
Tahun 2008
tentang
Ketertiban
Umum
sudah
berjalan
dengan baik
2. Peran apa
saja yang
dilakukan
SATPOL PP
dalam
menegakkan
Perda No.26
Tahun 2008
tentang
85
Ketertiban
Umum
Faktor 1. Kinerja 1. Upaya apa
Penegakkan Penegak saja yang
Hukum Hukum dilakukan
2. Koordinasi dalam
3. Teknik mengatasi
Operasi hambatan
4. SDM penegakkan
Perda no.26
Tahun 2008
tentang
Ketertiban
Umum
2. Instansi apa
saja yang
terkait dalam
penegakkan
Perda no.26
tentang
Ketertiban
Umum
3. Apa saja
yang
menjadi
sasaran
utama dalam
penegakkan
Perda no.26
Tahun 2008
tentang
Ketertiban
umum
4. Apakah
ketersediaan
SDM sudah
sesuai
dengan
persyaratan
Faktor 1. Fasilitas 1. Apa saja
Sarana dan 2. Keuangan sarana dan
Fasilitas 3. Tenaga prasarana
Kerja yang dapat
menunjang
kegiatan dari
penerapan
Perda
tersebut
86
2. Apakah
ketersediaan
anggaran
sudah
sesuai
dengan
kebutuhan
dalam
penegakkan
Perda no.26
Tahun 2008
tentang
Ketertiban
Umum
3. Apa saja
yang
menjadi
faktor
penghambat
dan faktor
pendukung
dalam
penegakkan
Perda no.26
Tahun 2008
tentang
Ketertiban
Umum
Faktor 4. Kepatuhan 4. Bagaimana
Kebudayaan Hukum pendapat
n 5. Kesadaran masyarakat
Hukum yang masih
6. Budaya belum tertib
Kerja aturan
Penegak 5. Bagaimana
Hukum pendapat
masyarakat
tentang
hukum yang
berlaku
6. Bagaimana
pendapat
masyarakat
tentang
SATPOL PP
dalam
pelaksanaan
penertiban
87
Lampiran 3.
92
93
94
Riwayat Hidup
4. Agama : Islam
Perbaungan
9. Telepon : 081220998574
Yang membuat,
Muhammad Raviqi