Anda di halaman 1dari 3

Kegiatan Pembelajaran 6

Permasalahan Tata Ruang


Perencanaan tata ruang dan wilayah yang buruk menjadi salah satu penyebabnya, dalam
penerapan tata ruang dan wilayah yang baik, Indonesia masih memiliki beberapa masalah,
masalahnya adalah berikut ini.
1. Tidak adanya ketegasan hukum bagi seorang yang melanggar tata ruang.
setiap orang yang melakukan penyimpangan perencanaan tata ruang tidak pernah
atau jarang mendapatkan sanksi. Akibatnya, penyimpangan penggunaan tata ruang
dianggap biasa dan tidak punya arti apa-apa. Kondisi ini berakibat pada kesemrawutan
pelaksanaan tata ruang wilayah.
2. Perencanaan tata ruang selalu disatukan dengan rencana pengembangan.
Perencanaan tata ruang yang disatukan dengan rencana pembangunan berakibat
kesimpang siuran karena seharusnya perencanaan tata ruang dijadikan acuan dalam
rencana pembangunan.
1. Perencanaan tata ruang lebih banyak didominasi oleh keputusan politik
Tidak bisa dipungkiri bahwa stabilitas politik di Indonesia masih kurang baik. Banyak
pengambil kebijakan dan keputusan memutuskan atau mengeluarkan kebijakan yang
tidak objektif. Terutama dalam bidang tata ruang. Seharusnya perencanaan tata ruang
mengacu pada objektivitas karakteristik wilayah, bukan kebijakan politik. Jika ini
terjadi, maka akan menghasilkan pemanfaatan lahan yang tidak maksimal. Biasanya
hal ini terjadi dengan kesepakatan serta pemberian uang secara sembunyi-sembunyi.
2. Belum semua daerah di Indonesia mempunyai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
yang sesuai dengan RTRW Nasional
Menurut catatan kementerian pekerjaan umum, pada tahun 2015 baru 51% dari 34
provinsi di Indonesia yang mempunyai Peraturan Daerah (perda) tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW). Tanpa peraturan daerah yang jelas, pemerintah daerah akan
mengalami kesulitan dalam mengatur peruntukkan suatu wilayah dan mengambil
tindakan jika terjadi pelanggaran RTRW di daerahnya.
3. Masalah Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan antara konsep pelestarian dan pembangunan ekonomi
merupakan permasalahan yang sering terjadi. Sebagai contoh, mahalnya harga tanah
di Bali, dan daya tarik wisata pantainya serta ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku seolah membatasi penggunaan dan pemanfaatan lahan.
4. Masalah Kelestarian Lingkungan Hidup
Penataan ruang ditujukan untuk melestarikan lingkungan hidup agar dapat digunakan
secara berkelanjutan dan memberikan dampak positif terhadap pembangunan, dan
mengurangi dampak negatif lingkungan hidup
5. Masalah Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk yang tinggi serta urbanisasi yang tidak terkendali, berdampak
pada keterdesakan ruang. Dampak negatif diantaranya adalah menimbulkan berbagai
permasalahan, dari mulai penyediaan pemukiman dan sarana prasarana, serta
lapangan pekerjaan.
6. Indonesia tidak mempunyai perencanaan terintegrasi, sehingga berbagai macam
persoalan muncul berkaitan dengan pembangunan kota.
7. Konsentrasi dalam melaksanakan aturan sangat lemah. Misalnya seluruh pemerintah,
baik pusat dan daerah dalam konsistensinya apabila berhadapan dengan pemodal
besar atau pejabat tinggi pemerintah menjadi lemah, seperti kasus yang terjadi
sekarang, tiba-tiba kawasan hijau dijadikan mall atau perumahan real estate dan
apartemen.

Perkembangan Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia

• Strategi Pertumbuhan
Strategi pembangunan ekonomi suatu Negara akan terpusat pada upaya pembentukan
modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah, dan
memusatkan, sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi. Bahwa
pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat ke
bawah (trickle-down-effect), pendistribusian kembali. Jika terjadi ketimpangan atau
ketidak merataan, hal tersebut merupakan persyaratan terciptanya pertumbuhan
ekonomi. Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada kenyataan
yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.

• Strategi Pembangunan dengan Pemerataan


Keadaan sosial antara si kaya dan si miskin mendorong para ilmuwan untuk mencari
alternatif. Alternatif baru yang muncul adalah strategi pembangunan pemerataan. Strategi
ini dikemukakan oleh Ilma Aldeman dan Morris. Yang menonjol pada pertumbuhan
pemerataan ini adalah ditekannya peningkatan pembangunan melalui teknik social
engineering, seperti melalui penyusunan rencana induk, paket program terpadu. Dengan
kata lain, pembangunan masih diselenggarakan atas dasar persepsi, instrumen yang
ditentukan dari dan oleh mereka yang berada “diatas” (Ismid Hadad, 1980). Namun
ternyata model pertumbuhan pemerataan ini juga belum mampu memecahkan masalah
pokok yang dihadapi negara-negara sedang berkembang seperti pengangguran masal,
kemiskinan struktural dan kepincangan sosial.
• Strategi Ketergantungan
Kemiskinan di negara–negara berkembang lebih disebabkan karena adanya
ketergantungan negara tersebut dari pihak/negara lainnya. Oleh karena itu jika suatu
negara ingin terbebas dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi, negara tersebut
harus mengarahkan upaya pembangunan ekonominya pada usaha melepaskan diri dari
ketergantungandari pihak lain. Langkah yang dapat ditempuh diantaranya adalah
meningkatkan produksi nasional yang disertai dengan peningkatan kemampuan dalam
bidang produksi, lebih mencintai produk nasional.

• Strategi yang Berwawasan Ruang


Pada argumentasi Myrdall dan Hirschman terdapat dua istilah yaitu “back-wash effects”
dan “spread effects” . “Back-wash Effects” adalah kurang maju dan kurang mampunya
daerah-daerah miskin untuk membangun dengan cepat disebutkan pula oleh
terdapatnya beberapa keadaan yang disebut Myrdall. “spread effects” (pengaruh
menyebar), tetapi pada umumnya spread-effects yang terjadi adalh jauh lebiih lemah
dari back-wash effectsnya sehingga secara keseluruhan pembangunan daerah yang
lebih kaya akan memperlambat jalnnya pembangunan di daerah miskin.

• Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok


Sasaran strategi ini adalah menaggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini
selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975,
dengan dikeluarkannya dokumen: Employment, Growth, and Basic Needs : A One World
Problem. ILO dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin
dapat dipengaruhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber
pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada
penciptaan lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok dan sejenisnya.

Anda mungkin juga menyukai