LANDASAN TEORI
Pelatihan sebagai sarana motivasi yang mendorong para karyawan untuk bekerja
dengan kemampuan yang optimal, yang dimaksudkan untuk meningkatkan
performa dari karyawan tersebut. Pemberian pelatihan dimaksudkan agar dapat
memenuhi standar kerja yang telah di tetapkan oleh perusahaan. Pelatihan dapat
diartikan sebagai suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi pembelajaran
tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian dan perilaku oleh
para karyawan. Definisi pelatihan menurut para ahli :
1. “Pelatihan mempersiapkan orang untuk melakukan pekerjaan mereka
sekarang dan pengembangan mempersiapkan karyawan yang membutuhkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pelatihan merupakan proses secara
sistematis mengubah tingkah laku karyawan untuk mencapai tujuan
organisasi”. (Sedarmayanti dalam Denny Triasmiko 2014, p.3).
2. “Pelatihan adalah suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan yang lebih efekif dan
efisien. Program pelatihan adalah serangkaian program yang dirancang untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam hubungan
dalam pekerjaanya. Efektivitas program pelatihan adalah suatu istilah untuk
memastikan apakah program pelatihan yang dijalankan dengan efektif dalam
mencapai sasaran yang ditentukan”. (Rae dalam Herman Sofyandi 2013,
p.113).
3. “ Training helps employee do their current jobs, the benefits of training may
extend throught a person’s carreer and help develop that person’s for future
responsibilities”. (Werther dan Davis dalam Herman Sofyandi 2013, p.113).
Jadi menurut pendapat-pendapat para ahli di atas dapat penulis simpulkan,
bahwa Proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang dengan
10
11
Tujuan tujuan tersebut yang dikemukakan oleh Beach dalam Herman Sofyandi
(2013, p.114) tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Reduce learning time to teach acceptable performance, maksudnya dengan
adanya pelatihan maka jangka waktu yang digunakan karyawan untuk
memperoleh keterampilan akan lebih cepat. Karyawan akan lebih cepat pula
menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang dihadapinya.
2. Improve performance on present job, maksudnya adalah pelatihan bertujuan
untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan dalam hal menghadapi
pekerjaan-pekerjaan yang sedang dihadapi.
3. Attitude formation, pelatihan diharapkan dapat membentuk sikap dan
tingkah laku para karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Dititikberatkan
pada peningkatan partisipasi dari karyawan, kerjasama antar karyawan dan
loyalitas terhadap perusahaan.
4. Aid in solving operation problem, pelatihan membantu memecahkan
masalah-masalah operasional perusahaan sehari-hari seperti mengurangi
kecelakaan kerja, mengurangi absen, dan lain-lain.
5. Fill manpower needs, pelatihan tidak hanya mempunyai tujuan jangka
pendek tetapi juga jangka panjang yaitu mempersiapkan karyawan
karyawan memperoleh keahlian dalam bidang tertentu yang dibutuhkan
perusahaan.
12
1. Pelatihan Keahlian
Pelatihan keahlian (skills training) merupakan pelatihan yang relatif
sederhana. Kebutuhan atau kekurangan diidentifikasi melalui penilaian yang
jeli. Kriteria penilaian efektivitas pelatihan juga berdasarkan sasaran yang
diidentifikasi dalam tahap penilaian.
13
2. Pelatihan Ulang
Pelatihan ulang (retraining) adalah pelatihan yang berupaya memberikan
keahlian-keahlian yang dibutuhkan karyawan untuk menghadapi tuntutan
kerja yang berubah-ubah.
3. Pelatihan Lintas Fungsional
Pelatihan lintas fungsional (cross fungtional training) melibatkan pelatihan
karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainya selain
pekerjaan yang diselesaikan.
4. Pelatihan Tim
Pelatihan tim merupakan kerja sama dalam sebuah tim kerja sama sekelompok
individu untuk menyelesaikan pekerjaan demi tujuan bersama dalam sebuah
tim kerja.
5. Pelatihan Kreativitas
Pelatihan Kreativitas (creativity training) berlandaskan pada asumsi bahwa
kreativitas dapat dipelajari. Maksudnya, tenaga kerja diberi peluang untuk
mengeluarkan gagasan sebebas mungkin yang berdasar pada penilaian
rasional, biaya, dan kelaikan.
Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa disiplin kerja adalah suatu yang
kemampuan yang akan berkembang dalam kehidupan kesehariannya seseorang
atau kelompok (organisasi) dalam bertaat azas, peraturan, norma-norma, dan
perundang-undangan untuk melakukan nilai-nilai kaidah tertentu dan tujuan hidup
yang ingin dicapai oleh mereka dalam bekerja.
15
Disiplin menunjukan suatu kondisi sikap hormat yang dimiliki oleh karyawan
terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Menurut Edy Sutrisno (2009, p.86)
manfaat disiplin kerja adalah :
1. Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
2. Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan dalam
melakukan pekerjaan.
3. Besarnya rasa tanggungjawab para karyawan untuk melaksanakan tugas
dengan sebaik-baiknya.
4. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan
karyawan.
17
2. Teladan pimpinan
Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan
karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para
bawahannya. Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan pun
akan ikut baik. Tetapi jika teladan pimpinan kurang baik (kurang disiplin),
para bawahan pun pasti akan kurang disiplin.
3. Balas jasa
Balas jasa ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan
memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap pekerjaannya. Jika
kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka
akan semakin baik pula.
4. Keadilan
5. Waskat
Waskat (pengawas melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif
dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan. Dengan waksat berarti atasan
harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja
dan prestasi kerja bawahannya. Waskat efektif merangsang kedisiplinan dan
moral kerja karyawan. Karyawan merasa mendapat perhatian, bimbingan,
petunjuk, pengarahan dan pengawasan dari atasan.
6. Sanksi Hukum
Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan
karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan
semakin takut melanggar peraturan-peraturan, sikap dan perilaku indisipliner
karyawan akan berkurang. Berat atau ringannya sanksi hukuman yang akan
diterapkan ikut mempengaruhi baik atau buruknya kedisiplinan karyawan.
7. Ketegasan
Ketegasan pimpinan menegur dan menghukum setiap karyawan yang
indisipliner akan mewujudkan kedisiplinan yang baik pada suatu instansi.
8. Hubungan Kemanusiaan
Pimpinan harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang
serasi serta mengikat semua karyawannya. Terciptanya human relationship
yang serasi akan mewujudkan lingkungan dan suasana kerja yang nyaman.
Hal ini akan memotivasi kedisiplinan yang baik pada perusahaan.
Salah satu faktor yang menghambat kelancaran dan efektivitas birokrasi publik
adalah tidak profesionalnya aparatur birokrasi publik dalam menjalankan fungsi
dan tugas, tidak profesionalnya aparatur birokrasi publik Indonesia dapat dilihat
dari banyaknya temuan para pakar dan pengalaman pribadi masyarakat di
lapangan tentang pelayanan publik yang diselenggarakan birokrasi. Lambannya
birokrasi dalam merespon aspirasi publik serta pelayanan yang terlalu prosedural
(red tape) merupakan sedikit contoh diantara sekian banyak ketidakberesan dalam
dunia birokrasi publik Indonesia.
yang kondusif dalam dunia birokrasi untuk menanggapi aspirasi masyarakat dan
tidak adanya kesediaaan pemimpin untuk memberdayakan bawahan.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Indra Kurniawan dan Aprih Santoso 2007
tentang “Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Disiplin Kerja, dan Motivasi Kerja
terhadap profesionalisme Karyawan PT. Prima Zirang Utama
Semarang”, disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh pengaruh antara
disiplin kerja terhadap profesionalisme karyawan dengan tingkat signifikansi
0,123 dan terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja terhadap
kinerja karyawan dengan tingkat signifikansi 0,000.
2.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan anggapan dasar yang kemudian membuat suatu teori yang
masih harus diuji kebenaranya. Jadi hipotesis merupakan jawaban sementara
pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan dalam perumusan masalah. Dalam
kaitanya dengan pengaruh pelatihan dan disiplin kerja terhadap profesionalisme
karyawan.