Anda di halaman 1dari 19

Gaya Kepemimpinan, Komunikasi dan Karyawan

Studi Pada Perusahaan Jasa Kontraktor Jalan Perkebunan

Dwi Nova Wijaya, 200201072086a


a
Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Kelas MJ602

1. Profil Dan Sejarah Perusahaan


PT. Anugerah Cakra Abadi (PT. ACA) berdiri sejak tahun 2012 sebagai
perusahaan kontraktor bidang infrastruktur jalan perkebunan kelapa sawit yang
beralamat kantor di Pontianak Kalimantan Barat. Jl Perdana . Dalam peranannya
sebagai perusahaan jasa juga berkembang sehingga terjadi peningkatan dalam
sumber daya manusia dan fasilitas produksi.
PT. ACA sudah berpengalaman melakukan pekerjaan konstruksi jalan
perkebunan selama lebih dari 10 tahun. Sebagai perusahaan bergerak dibidang
jasa, kami menyediakan jasa pekerjaan jalan pemeliharaan jalan dan sewa alat
berat. Sebagai kontraktor umum, kami menawarkan opsi kustom untuk Jasa
Konstruksi jalan, termasuk Desain Konstruksi. Perusahaan kami berkeinginan
untuk terus membangun hubungan yang baik dengan kustomer kami dengan
menjaga kualitas pekerjaan yang sesuai persyaratan atau bahkan mampu
melebihi ekspektasi customer dengan harga yang kompetitif.

2. Struktur Organisasi Perusahaan


Sruktur organisasi perusahaan merupakan suatu susunan yang berisi
pembagian peran dan tugas setiap orang berdasarkan jabatan yang diembannya di
perusahaan tersebut. Umumnya, struktur perusahaan disusun dalam bentuk bagan
dengan garis hierarki yang berisi deskripsi dari tiap komponen perusahaan.
Dengan adanya struktur organisasi perusahaan, setiap individu yang bekerja di
perusahaan memiliki peran dan tugas masing-masing.
Tujuan utama dari struktur organisasi perusahaan adalah agar perusahaan
lebih mudah membagikan tanggung jawab kepada setiap individu dalam bekerja.
Selain itu, struktur organisasi juga membantu perusahaan untuk menempatkan
individu yang memiliki potensi sesuai dengan bidang keahliannya. Di balik
sebuah perusahaan yang sukses, umumnya terdapat struktur organisasi yang
tertata jelas dan dijalankan sebagaimana mestinya.

Tabel 1. Struktur Organisasi PT. Anugerah Cakra Abadi

2.1. Deskripsi Dan Aktivitas Kerja

2.1.1. Project Manager


Project Manager merupakan orang yang bertanggung jawab penuh terhadap
gerak majunya suatu perusahaan karena di sini Plant Manager merencanakan
semua kegiatan yang akan dilaksanakan dalam sebuah perusahaan. Tugas dari
seorang Project Manager adalah memimpin, mengontrol dan mengawasi
keselurahan dari operasi yang berjalan di perusahaan dan juga bertanggung jawab
untuk semua kegiatan di perusahaan. Dalam melakukan suatu operasi baik di
perusahaan maupun di luar lingkungan perusahaaan harus berrdasarkan izin
Project Manager.

2.1.2. Site Manager


Site Manager adalah seorang yang bertanggung jawab atas pengelolaan proyek
atau pengembangan dilokasi proyek. Tugas utama Site Manager meliputi
pemantauan dan pengawasan aktivitas dilokasi proyek, koordinasi dengan para
tim yang terlibat dalam proyek, memastikan proyek berjalan sesuai dengan jadwal
dan anggaran yang telah ditentukan, memastikan kualitas pekerjaan yang
dilakukan sesuai dengan standar dan spesifikasi yang telah ditetapkan, serta
memastikan keselamatan dan kesehatan kerja di lokasi proyek. Site Manager juga
bertanggung jawab untuk membuat laporan kemajuan proyek kepada Project
Manager.

2.1.3. HRD
HRD merupakan suatu bagian dari perusahaan yang bertanggung jawab untuk
mengelola sumber daya manusia (SDM) diperusahaan tersebut. Pada umumnya
kita mengetahui tugas seorang HRD adalah dalam masalah perekrutan karyawan
baru dan melakukai interview kepada calon karyawan baru tersebut. Di PT. ACA
tugas seorang HRD adalah bertanggung jawab untuk melakukan rekruitmen dan
seleksi calon karyawan baru, mengevaluasi tingkat kehadiran seluruh karyawan,
dan juga yang bertanggung jawab dan memiliki hubungan kepada pihak-pihak
yang bekerja sama dengan perusahaan.

2.1.4. Kepala Tata Usaha


Kepala Tata Usaha (KTU) adalah seorang yang bertanggung jawab atas
pengelolaan administrasi dan manajemen operasional disebuah organisasi. Tugas
utama KTU meliputi pengelolaan dan pengawasan administrasi kepegawaian,
pengelolaan sumber daya manusia, pengelolaan keuangan dan anggaran,
pengelolaan fasilitas dan peralatan, serta pengelolaan dokumen dan arsip
organisasi. Dalam tugasnya, KTU bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
kegiatan operasional organisasi berjalan secara efisien dan efektif, dengan
memastikan ketersediaan sumber daya dan fasilitas yang memadai, dan
memastikan bahwa kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan diikuti dengan
baik. KTU juga harus memastikan bahwa organisasi memenuhi persyaratan
hukum dan peraturan yang berlaku, serta memastikan kepatuhan terhadap standar
dan prosedur yang ditetapkan dalam sistem manajemen organisasi. KTU juga
memiliki peran penting dalam mendukung pimpinan organisasi dalam
pengambilan keputusan strategis dengan memberikan data dan informasi yang
relevan, termasuk informasi keuangan, laporan kinerja, dan informasi lainnya
yang berkaitan dengan operasi organisasi.

2.1.5. Kordinator Lapangan


Koordinator Lapangan adalah seorang yang bertanggung jawab atas
koordinasi dan pengelolaan kegiatan operasional dilapangan, terutama dalam
konteks proyek konstruksi atau pengembangan properti. Tugas utama koordinator
lapangan meliputi pemantauan dan pengawasan aktivitas di lokasi proyek,
koordinasi dengan para kontraktor, teknisi, dan pekerja lapangan yang terlibat
dalam proyek, memastikan proyek berjalan sesuai dengan jadwal dan anggaran
yang telah ditentukan, memastikan kualitas pekerjaan yang dilakukan sesuai
dengan standar dan spesifikasi yang telah ditetapkan, serta memastikan
keselamatan dan kesehatan kerja di lokasi proyek. Koordinator lapangan juga
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa sumber daya dan peralatan yang
diperlukan tersedia dan terorganisir dengan baik, dan bahwa kegiatan lapangan
berjalan secara efisien dan efektif. Selain itu, koordinator lapangan juga
bertanggung jawab untuk membuat laporan kemajuan proyek kepada manajemen
atau pihak yang terkait, dan berkomunikasi dengan pimpinan proyek secara
teratur untuk memastikan bahwa proyek berjalan sesuai dengan rencana dan
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam tugasnya, koordinator lapangan harus
memiliki kemampuan untuk berkoordinasi dengan baik dengan berbagai pihak
yang terlibat dalam proyek, serta memiliki pemahaman yang baik tentang aspek
teknis dan non-teknis dari proyek konstruksi atau pengembangan properti.

2.1.6. Quality Control


Quality control atau kontrol kualitas adalah proses untuk memastikan bahwa
suatu pekerjaan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Proses ini meliputi
pengujian dan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan sepanjang siklus.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pekerjaan memenuhi persyaratan
kualitas dan spesifikasi yang telah ditentukan, serta memastikan bahwa pekerjaan
tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan. Quality control melibatkan
beberapa tahap, diantaranya adalah pengujian bahan baku atau material yang
digunakan, pengujian pekerjaan setengah jadi, dan pengujian pekerjaan jadi.
Tahapan ini melibatkan penggunaan alat untuk mengukur kualitas pekerjaan
jalan, serta pemastian bahwa pekerjaan memenuhi standar yang ditetapkan.
Dalam bisnis, quality control merupakan bagian penting dari manajemen kualitas
secara keseluruhan. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan
efisiensi pekerjaan, mengurangi biaya, dan meningkatkan kepuasan pelanggan
dengan menjamin bahwa pekerjaan yang dihasilkan memenuhi standar kualitas
yang tinggi.

2.1.7. Logistik
Staff logistik adalah seorang yang bertanggung jawab atas perencanaan,
koordinasi, dan pengelolaan operasi logistik disebuah organisasi. Tugas utama
staff logistik meliputi manajemen persediaan, pengiriman, distribusi, dan
penyimpanan barang atau produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Staff logistik
juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa barang atau produk tersebut
terdistribusi dengan tepat waktu dan sesuai dengan standar kualitas yang telah
ditetapkan, serta memastikan bahwa biaya operasional logistik dijaga pada tingkat
yang efisien dan efektif. Selain itu, staff logistik juga harus memastikan bahwa
proses pengiriman dan distribusi dilakukan dengan aman dan terkoordinasi
dengan baik, serta memastikan bahwa sistem informasi logistik diorganisir
dengan baik dan dapat memberikan informasi yang akurat dan terkini kepada
pihak yang terkait. Dalam tugasnya, staff logistik harus memiliki pemahaman
yang baik tentang manajemen persediaan, pengiriman dan distribusi, serta
keahlian dalam penggunaan teknologi informasi dan sistem manajemen logistik
yang canggih. Staff logistik juga harus memiliki kemampuan untuk berkoordinasi
dengan berbagai pihak yang terkait, termasuk manajemen, tim produksi,
pemasaran, dan pihak-pihak eksternal seperti pihak-pihak yang terlibat dalam
pengiriman dan distribusi barang atau produk.

3. Gambaran Pola Komunikasi


Ada empat pola komunikasi utama dalam organisasi, yaitu:
1. Komunikasi Vertikal, komunikasi vertikal terjadi antara berbagai level dalam
organisasi, seperti dari pimpinan ke bawahan, bawahan ke pimpinan, atau
antara level yang sejajar. Komunikasi vertikal dapat menjadi formal atau
informal, tergantung pada konteks dan situasi yang terjadi.
2. Komunikasi Horizontal, komunikasi horizontal terjadi antara individu atau tim
yang berada pada level yang sama dalam organisasi. Pola komunikasi
horizontal sering kali dijumpai dalam tim proyek, di mana anggota tim perlu
berkomunikasi satu sama lain untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
3. Komunikasi Diagonal, komunikasi diagonal terjadi antara individu atau
kelompok yang berbeda level dalam organisasi. Contohnya, seorang manajer
proyek dapat berkomunikasi secara diagonal dengan seorang supervisor dari
departemen yang berbeda untuk meminta bantuan dalam menyelesaikan tugas
proyek.
4. Komunikasi Lintas Batas, komunikasi lintas batas terjadi antara organisasi
atau departemen yang berbeda. Pola komunikasi ini dapat melibatkan
pertukaran informasi, sumber daya, atau bahkan kolaborasi dalam proyek
bersama. Komunikasi lintas batas juga dapat membantu organisasi dalam
mengembangkan kemitraan dan jaringan yang lebih luas.
Beberapa alat komunikasi yang dapat digunakan dalam organisasi antara lain:

1. Email
Email adalah salah satu alat komunikasi yang paling umum digunakan di
dalam organisasi. Email memungkinkan pengiriman pesan secara cepat dan
mudah, serta dapat dilengkapi dengan lampiran seperti dokumen, gambar, atau
video.

2. Surat
Surat masih digunakan dalam beberapa situasi, terutama dalam komunikasi
formal atau jika pesan harus diarsipkan untuk jangka waktu yang lama. Surat
juga sering digunakan untuk mengirim dokumen atau informasi yang
memerlukan tanda tangan atau persetujuan tertulis.

3. Rapat
Rapat adalah alat komunikasi yang digunakan untuk berbicara langsung
dengan anggota tim atau pihak yang terkait. Rapat dapat digunakan untuk
membahas tugas, tujuan, masalah, atau proyek bersama, serta untuk
mengambil keputusan.

4. Handphone
Handphone digunakan untuk menghubungi individu secara langsung, terutama
jika pesan harus disampaikan secara cepat atau jika ada masalah yang
memerlukan penyelesaian segera.

5. Chat atau Pesan Instan


Chat atau pesan instan seperti WhatsApp atau Telegram memungkinkan
pengiriman pesan langsung dengan individu atau grup secara instan dan
mudah. Alat komunikasi ini dapat digunakan untuk membahas tugas, proyek,
atau bahkan untuk mengirim pesan pribadi.

6. Media Sosial
Media sosial seperti Twitter, Facebook, dan LinkedIn dapat digunakan untuk
berkomunikasi dengan rekan kerja atau klien, memperluas jaringan, dan
mempromosikan produk atau layanan organisasi.

7. Video Conference
Video conference digunakan untuk menghubungkan individu atau tim dari
lokasi yang berbeda melalui video dan audio. Alat komunikasi ini sering
digunakan dalam rapat atau kolaborasi proyek yang melibatkan tim yang
terletak di lokasi yang berbeda.

3.1. Gaya Kepemimpinan


Gaya kepemimpinan adalah cara atau strategi yang digunakan oleh seorang
pemimpin untuk memimpin dan memotivasi anggota tim atau bawahannya dalam
mencapai tujuan organisasi. Berikut adalah beberapa gaya kepemimpinan yang
umum digunakan:

a. Kepemimpinan Otoriter

Gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya kepemimpinan yang memfokuskan


pada otoritas dan kendali yang kuat oleh seorang pemimpin terhadap
bawahannya. Pemimpin dengan gaya ini memutuskan segala hal tanpa
melibatkan bawahan dan memberikan perintah secara tegas dan jelas. Gaya
kepemimpinan ini cocok untuk situasi yang memerlukan keputusan cepat dan
efektif.

b. Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan demokratis memungkinkan partisipasi anggota tim atau


bawahan dalam pengambilan keputusan. Pemimpin dengan gaya ini
mengadopsi pendekatan kolaboratif, mendengarkan pandangan anggota tim,
dan mendorong partisipasi aktif dalam pembuatan keputusan. Gaya
kepemimpinan ini cocok untuk situasi yang membutuhkan kerjasama dan
kreativitas.

c. Kepemimpinan Transformasional

Gaya kepemimpinan transformasional memfokuskan pada pengembangan dan


pemberdayaan anggota tim atau bawahan. Pemimpin dengan gaya ini
mengeksplorasi potensi individu dan memberikan dorongan untuk mencapai
tujuan bersama. Pemimpin dengan gaya ini juga memotivasi bawahan untuk
berkembang dan meningkatkan keterampilan serta kemampuan mereka. Gaya
kepemimpinan ini cocok untuk situasi yang membutuhkan inovasi dan
perubahan.

d. Kepemimpinan Laissez-faire

Gaya kepemimpinan laissez-faire mengizinkan anggota tim atau bawahan


untuk membuat keputusan tanpa campur tangan dari pemimpin. Pemimpin
dengan gaya ini membiarkan anggota tim bekerja mandiri dan menempatkan
tanggung jawab pada bawahan. Gaya kepemimpinan ini cocok untuk situasi
yang membutuhkan otonomi dan kreativitas individu.

e. Kepemimpinan Situasional

Gaya kepemimpinan situasional mengadaptasi gaya kepemimpinan yang


sesuai dengan situasi atau kondisi tertentu. Pemimpin dengan gaya ini
menyesuaikan diri dengan kebutuhan anggota tim atau bawahan serta kondisi
dan situasi yang berbeda. Gaya kepemimpinan ini cocok untuk situasi yang
dinamis dan berubah-ubah.

3.2. Karyawan
Berikut adalah beberapa tipe karyawan yang umum ditemui dalam suatu
organisasi:

a. Karyawan yang produktif: Karyawan yang produktif biasanya bekerja dengan


efektif dan efisien. Mereka mampu menyelesaikan tugas dengan baik dan
menghasilkan hasil yang memuaskan. Karyawan seperti ini seringkali
dianggap sebagai aset penting bagi perusahaan.

b. Karyawan yang inovatif: Karyawan inovatif memiliki keterampilan dan


kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru dan kreatif untuk meningkatkan
kinerja perusahaan. Mereka selalu berpikir out-of-the-box dan siap mengambil
risiko dalam menciptakan solusi yang unik.

c. Karyawan yang loyal: Karyawan yang loyal adalah karyawan yang selalu
berkomitmen untuk memberikan yang terbaik untuk perusahaan. Mereka
berusaha untuk mempertahankan reputasi perusahaan dan membangun
hubungan baik dengan atasan dan rekan kerja.

d. Karyawan yang kooperatif: Karyawan yang kooperatif selalu siap bekerja


sama dengan tim dan memiliki kemampuan untuk bekerja dalam lingkungan
yang kolaboratif. Mereka memahami pentingnya kerjasama dan siap
memberikan dukungan kepada rekan kerja mereka.

e. Karyawan yang komunikatif: Karyawan yang komunikatif adalah karyawan


yang memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik. Mereka
mampu mengungkapkan pikiran dan ide-ide mereka secara jelas dan efektif
dan juga mampu mendengarkan dengan baik.

f. Karyawan yang konsisten: Karyawan yang konsisten selalu bekerja dengan


disiplin dan memenuhi tanggung jawab mereka dengan baik. Mereka mampu
menghasilkan kualitas kerja yang konsisten dan memenuhi deadline.
g. Karyawan yang proaktif: Karyawan yang proaktif selalu siap untuk
mengambil inisiatif dalam menyelesaikan tugas mereka. Mereka mampu
mengambil tindakan yang tepat dan melihat peluang dalam setiap situasi untuk
memajukan perusahaan.

3.3. Hubungan Gaya kepemimpinan dan Komunikasi


Keduanya saling mempengaruhi satu sama lain, tetapi secara umum, gaya
kepemimpinan mempengaruhi komunikasi lebih banyak daripada sebaliknya.
Gaya kepemimpinan yang dipilih oleh seorang pemimpin akan mempengaruhi
cara dia berkomunikasi dengan anggota tim atau bawahan. Misalnya, seorang
pemimpin yang otoriter atau memerintah akan cenderung menggunakan
komunikasi yang lebih tegas dan menuntut. Disisi lain, seorang pemimpin yang
lebih kolaboratif akan cenderung menggunakan komunikasi yang lebih terbuka
dan mengundang partisipasi dari anggota tim. Namun, di sisi lain, komunikasi
yang efektif juga dapat mempengaruhi gaya kepemimpinan seseorang. Ketika
seorang pemimpin belajar untuk berkomunikasi secara efektif dengan anggota tim
atau bawahan, dia mungkin memperhatikan bahwa pendekatan yang lebih
kolaboratif atau memfasilitasi akan menghasilkan hasil yang lebih baik. Dalam hal
ini, komunikasi dapat membantu membentuk gaya kepemimpinan seseorang.
Secara keseluruhan, keduanya saling terkait dan bisa mempengaruhi satu sama
lain, tetapi umumnya gaya kepemimpinan mempengaruhi komunikasi lebih
banyak daripada sebaliknya. Jika kita ingin mempertimbangkan hubungan antara
gaya kepemimpinan dan komunikasi, maka variabel independen dapat dianggap
sebagai gaya kepemimpinan, sementara variabel dependen dapat dianggap sebagai
komunikasi. Dalam hal ini, gaya kepemimpinan akan mempengaruhi bagaimana
seseorang berkomunikasi dengan orang lain. Variabel independen (gaya
kepemimpinan) dapat diukur dengan berbagai metode, seperti menggunakan
kuesioner atau wawancara untuk menilai preferensi seseorang terhadap gaya
kepemimpinan tertentu. Sementara itu, variabel dependen (komunikasi) dapat
diukur dengan melihat berbagai aspek komunikasi, seperti kejelasan pesan,
kemampuan mendengarkan, atau keterbukaan terhadap masukan dari orang lain.
Variabel ini dapat diukur dengan cara yang sama, seperti menggunakan kuesioner
atau observasi langsung. Dengan menetapkan gaya kepemimpinan sebagai
variabel independen dan komunikasi sebagai variabel dependen, kita dapat
mengeksplorasi hubungan antara keduanya dan bagaimana pengaruh gaya
kepemimpinan dapat memengaruhi kualitas komunikasi di antara anggota tim atau
bawahan.

3.4. Hubungan Gaya kepemimpinan Dengan Komunikasi Serta Dampak


Terhadap Karyawan
Gaya kepemimpinan dan komunikasi saling berkaitan dan saling
mempengaruhi dalam konteks hubungan antara pemimpin dan karyawan di dalam
organisasi. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang pemimpin dapat
mempengaruhi komunikasi yang terjadi antara pemimpin dan karyawan, serta
dapat berdampak pada kesejahteraan karyawan. Pemimpin dengan gaya
kepemimpinan yang otoriter cenderung membuat keputusan sendiri tanpa
melibatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini dapat
menghambat komunikasi antara pemimpin dan karyawan, serta membuat
karyawan merasa tidak terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang
berpengaruh pada pekerjaan mereka. Dampaknya, karyawan mungkin tidak
merasa terdorong untuk memberikan ide-ide atau umpan balik mereka, dan ini
dapat mempengaruhi produktivitas dan kinerja organisasi secara keseluruhan.
Disisi lain, gaya kepemimpinan partisipatif dan transformasional mendorong
partisipasi karyawan dalam proses pengambilan keputusan dan mempromosikan
komunikasi yang terbuka dan saling mendukung. Pemimpin yang menerapkan
gaya kepemimpinan ini cenderung mendengarkan ide-ide dan masukan dari
karyawan mereka, dan memberikan umpan balik yang konstruktif untuk
memperbaiki kinerja karyawan. Hal ini dapat meningkatkan komunikasi antara
pemimpin dan karyawan, serta membantu karyawan merasa dihargai dan terlibat
dalam proses pengambilan keputusan. Dalam hal dampaknya pada karyawan,
gaya kepemimpinan yang efektif dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan
karyawan dalam pekerjaan mereka. Gaya kepemimpinan yang kurang efektif
dapat menghasilkan kecemasan, ketidakpuasan, dan ketidakstabilan diantara
karyawan, yang dapat mempengaruhi produktivitas dan kinerja organisasi secara
keseluruhan. Secara keseluruhan, gaya kepemimpinan yang efektif dan
komunikasi yang baik antara pemimpin dan karyawan sangat penting untuk
menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif, serta meningkatkan
kesejahteraan karyawan.

4. Hasil dan Pembahasan

4.1. Hubungan Gaya kepemimpinan dan Komunikasi


Gaya kepemimpinan Transformasional dan Komunikasi Vertikal memiliki
hubungan yang erat dalam organisasi. Gaya kepemimpinan Transformasional
adalah gaya kepemimpinan yang fokus pada pengembangan bawahan dengan
memberikan inspirasi, motivasi, dan dorongan agar bawahan dapat mencapai
potensi maksimalnya. Sedangkan, Komunikasi Vertikal adalah aliran komunikasi
yang terjadi antara pimpinan dengan bawahan atau sebaliknya. Ketika seorang
pemimpin menggunakan gaya kepemimpinan Transformasional, ia akan sering
berkomunikasi dengan bawahannya melalui Komunikasi Vertikal. Hal ini
dikarenakan gaya kepemimpinan Transformasional menekankan pada
keterbukaan, komunikasi yang efektif, dan interaksi yang terbuka dengan
bawahan. Dalam komunikasi vertikal, seorang pemimpin dapat memberikan
arahan, memberikan umpan balik, atau bahkan mendengarkan masukan dari
bawahannya.
Ketika gaya kepemimpinan Transformasional dan Komunikasi Vertikal
digunakan secara efektif dalam organisasi, dapat menghasilkan beberapa hasil
positif. Pertama, gaya kepemimpinan Transformasional dapat membantu
meningkatkan kinerja bawahan dengan memberikan motivasi dan inspirasi.
Kedua, Komunikasi Vertikal dapat membantu meningkatkan koordinasi dan
sinergi antara pimpinan dan bawahan, sehingga memperkuat hubungan tim dan
meningkatkan efektivitas kerja. Ketiga, hubungan yang kuat antara pemimpin dan
bawahan dapat meningkatkan loyalitas dan keterlibatan bawahan dalam
organisasi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan kerja dan retensi
karyawan. Namun, jika gaya kepemimpinan Transformasional dan Komunikasi
Vertikal tidak diimplementasikan dengan baik, dapat mengakibatkan hasil yang
buruk dalam organisasi. Misalnya, jika seorang pemimpin kurang terbuka
terhadap komunikasi vertikal, bawahan dapat merasa tidak dihargai dan kurang
terlibat dalam organisasi. Begitu pula jika seorang pemimpin tidak mampu
memberikan arahan atau umpan balik yang jelas, dapat mengakibatkan
kebingungan dan kesalahan dalam pelaksanaan tugas.
Gaya kepemimpinan Transformasional dan Komunikasi Horizontal juga
memiliki hubungan yang penting dalam organisasi. Komunikasi Horizontal adalah
aliran komunikasi yang terjadi antara anggota tim atau departemen yang sejajar
dalam struktur organisasi. Sementara itu, gaya kepemimpinan Transformasional
merupakan gaya kepemimpinan yang fokus pada pengembangan bawahan dan
memotivasi mereka untuk mencapai potensi maksimal. Ketika seorang pemimpin
menggunakan gaya kepemimpinan Transformasional, ia mendorong kerja tim
yang efektif dan kolaboratif. Hal ini dapat terwujud melalui Komunikasi
Horizontal yang terbuka dan efektif antara anggota tim atau departemen. Dalam
Komunikasi Horizontal, anggota tim atau departemen dapat saling berbagi
informasi, membangun kepercayaan, dan menyelesaikan masalah bersama-sama.
Ketika gaya kepemimpinan Transformasional dan Komunikasi Horizontal
digunakan secara efektif dalam organisasi, dapat menghasilkan beberapa hasil
positif. Pertama, gaya kepemimpinan Transformasional dapat mempromosikan
kerja tim yang efektif dan meningkatkan kolaborasi antara anggota tim atau
departemen. Kedua, Komunikasi Horizontal dapat meningkatkan pemahaman
yang lebih baik tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota tim
atau departemen, dan pada akhirnya meningkatkan efektivitas kerja. Ketiga,
hubungan yang kuat antara anggota tim atau departemen dapat meningkatkan
produktivitas dan kreativitas, yang dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan
kesuksesan organisasi secara keseluruhan. Namun, jika gaya kepemimpinan
Transformasional dan Komunikasi Horizontal tidak diimplementasikan dengan
baik, dapat mengakibatkan hasil yang buruk dalam organisasi. Misalnya, jika
seorang pemimpin kurang fokus pada pengembangan anggota tim atau
departemen, dapat mengakibatkan kurangnya motivasi dan keterlibatan dari
anggota tim atau departemen tersebut. Begitu pula jika Komunikasi Horizontal
tidak terjalin dengan baik, dapat mengakibatkan kesalahpahaman dan
ketidaksepahaman antara anggota tim atau departemen, yang dapat menghambat
produktivitas dan efektivitas kerja.
Gaya kepemimpinan Transformasional dan Komunikasi Lintas Batas juga
memiliki hubungan penting dalam organisasi. Komunikasi Lintas Batas adalah
aliran komunikasi yang terjadi antara individu atau kelompok dari berbagai latar
belakang atau budaya yang berbeda. Sementara itu, gaya kepemimpinan
Transformasional fokus pada pengembangan bawahan dengan memberikan
inspirasi, motivasi, dan dorongan agar bawahan dapat mencapai potensi
maksimalnya. Ketika seorang pemimpin menggunakan gaya kepemimpinan
Transformasional, ia mendorong kerja tim yang inklusif dan kolaboratif. Hal ini
dapat terwujud melalui Komunikasi Lintas Batas yang efektif, di mana individu
atau kelompok dari berbagai latar belakang atau budaya yang berbeda dapat saling
berkomunikasi dengan cara yang saling menghormati dan membangun
kepercayaan. Ketika gaya kepemimpinan Transformasional dan Komunikasi
Lintas Batas digunakan secara efektif dalam organisasi, dapat menghasilkan
beberapa hasil positif. Pertama, gaya kepemimpinan Transformasional dapat
mempromosikan kerja tim yang inklusif dan kolaboratif, dan mendorong
pengembangan keragaman dalam organisasi. Kedua, Komunikasi Lintas Batas
dapat meningkatkan pemahaman yang lebih baik tentang latar belakang, budaya,
dan kebutuhan individu atau kelompok yang berbeda, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efektivitas kerja dan kepuasan karyawan. Ketiga, hubungan yang
kuat antara individu atau kelompok yang berbeda dapat meningkatkan
kepercayaan dan kolaborasi, dan pada akhirnya memperkuat organisasi secara
keseluruhan.
Namun, jika gaya kepemimpinan Transformasional dan Komunikasi Lintas
Batas tidak diimplementasikan dengan baik, dapat mengakibatkan hasil yang
buruk dalam organisasi. Misalnya, jika seorang pemimpin kurang peka terhadap
kebutuhan individu atau kelompok yang berbeda, dapat mengakibatkan
perpecahan dan ketidakharmonisan dalam organisasi. Begitu pula jika
Komunikasi Lintas Batas tidak terjalin dengan baik, dapat mengakibatkan
kesalahpahaman dan ketidaksepahaman antara individu atau kelompok yang
berbeda, yang dapat menghambat produktivitas dan efektivitas kerja.
Dalam pekerjaan proyek bersama, hubungan antara gaya kepemimpinan
Transformasional dan komunikasi sangat penting. Pekerjaan proyek bersama
melibatkan beberapa orang yang bekerja secara tim dan bekerja pada tujuan yang
sama. Dalam konteks ini, pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan
Transformasional dapat memotivasi dan menginspirasi tim untuk mencapai tujuan
bersama.
Dalam pekerjaan proyek bersama, komunikasi juga sangat penting untuk
memastikan bahwa semua anggota tim memiliki pemahaman yang sama tentang
tujuan proyek, tugas masing-masing, dan perkembangan proyek. Komunikasi
yang terbuka, jelas, dan efektif dapat membantu mengurangi kebingungan dan
meningkatkan koordinasi antara anggota tim. Ketika seorang pemimpin
menggunakan gaya kepemimpinan Transformasional dalam pekerjaan proyek
bersama, ia dapat memberikan inspirasi, motivasi, dan dukungan yang dibutuhkan
oleh anggota tim. Dalam konteks ini, pemimpin akan mendorong anggota tim
untuk mencapai potensi maksimalnya dengan memberikan arahan yang jelas,
memberikan umpan balik yang konstruktif, dan membangun kepercayaan dalam
diri anggota tim. Ketika gaya kepemimpinan Transformasional dan komunikasi
yang baik diimplementasikan dalam pekerjaan proyek bersama, dapat
menghasilkan beberapa hasil positif. Pertama, dapat meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kerja. Kedua, dapat meningkatkan kepuasan anggota tim, karena
mereka merasa didukung dan dihargai oleh pemimpin. Ketiga, dapat
meningkatkan kualitas proyek, karena anggota tim dapat bekerja dengan sinergi
dan memaksimalkan kemampuan masing-masing. Namun, jika gaya
kepemimpinan Transformasional dan komunikasi tidak diimplementasikan
dengan baik, dapat mengakibatkan hasil yang buruk dalam pekerjaan proyek
bersama. Misalnya, jika pemimpin kurang efektif dalam memberikan arahan yang
jelas dan umpan balik yang konstruktif, dapat mengakibatkan kebingungan dan
ketidaksepahaman dalam tim. Begitu pula jika komunikasi tidak terjalin dengan
baik, dapat mengakibatkan kesalahan dalam koordinasi dan hasil yang tidak
memuaskan. Oleh karena itu, pemimpin harus menggunakan gaya kepemimpinan
Transformasional dan memastikan komunikasi yang baik dan terbuka dalam
pekerjaan proyek bersama untuk memastikan keberhasilan proyek.
4.2. Hubungan Gaya kepemimpinan Dengan Komunikasi Serta Dampak
Terhadap Karyawan
Gaya kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang
bertujuan untuk menginspirasi dan memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan
bersama. Gaya kepemimpinan ini menempatkan fokus pada karyawan dan
membangun hubungan kerja yang positif dengan mereka. Komunikasi yang
efektif juga merupakan komponen penting dari gaya kepemimpinan
transformasional, karena membantu pemimpin membangun hubungan yang kuat
dengan karyawan. Ketika pemimpin menggunakan gaya kepemimpinan
transformasional, ia dapat berkomunikasi dengan karyawan secara terbuka dan
jujur, dan memastikan bahwa karyawan memiliki pemahaman yang jelas tentang
tujuan organisasi. Pemimpin juga akan mendengarkan masukan dan ide karyawan,
dan mengambil tindakan yang sesuai untuk mencapai tujuan bersama. Dalam gaya
kepemimpinan transformasional, pemimpin juga memotivasi karyawan untuk
berinovasi dan mencapai potensi terbaik mereka.
Dampak dari gaya kepemimpinan transformasional pada karyawan dapat
berupa:
1. Motivasi yang tinggi: Pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan
transformasional dapat memotivasi karyawan untuk bekerja lebih keras
dan mencapai tujuan yang lebih ambisius.
2. Hubungan yang kuat: Karyawan merasa dihargai dan didengar oleh
pemimpin, dan membangun hubungan kerja yang positif dengan
pemimpin.
3. Peningkatan keterlibatan: Karyawan merasa terlibat dan memiliki rasa
kepemilikan dalam organisasi, dan bekerja untuk mencapai tujuan
bersama.
4. Peningkatan produktivitas: Karyawan yang merasa dihargai dan
termotivasi akan bekerja dengan lebih efektif dan produktif.
5. Peningkatan kreativitas: Pemimpin yang menggunakan gaya
kepemimpinan transformasional mendorong karyawan untuk berinovasi
dan menciptakan ide baru, yang dapat menghasilkan solusi kreatif untuk
masalah organisasi.
5. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan yang telah
dilakukan mengenai gaya kepemimpinan, komunikasi dan karyawan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :

1. Gaya kepemimpinan yang diterapkan adalah kepemimpinan


transformasional dengan pola kumunikasi vertical, horizontal dan lintas
batas.

2. Komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan serta karyawan dapat
memberikan hasil yang baik dengan meningkatnya profit yang diperoleh
perusahaan yang dapat dilihat pada tahun-tahun sebelumnya

6. Lampiran

Diskusi Direktur Operasional Dengan Site Manager


Diskusi Site Manager Dengan Staff

Diskusi Site Manager Dengan Mitra Kerja


Diskusi Site Manager Dengan Karyawan

Anda mungkin juga menyukai