Anda di halaman 1dari 41

Interpretasi Makna Simbolik Pada Kanji

Berkarakter Dasar Hihen


1. Home
2. Pendidikan

INTERPRETASI MAKNA SIMBOLIK PADA KANJI BERKARAKTER DASAR HIHEN


HIHEN NO BUSHU NO ARU KANJI NO SHOUCHOUTEKI NA IMI NO KAISHAKU
SKRIPSI Skripsi ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera
Utara Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat
Ujian Sarjana Dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang
Oleh : ADJIE PRASETYO
070708013
DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Terlebih dahulu penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat penguasa alam semesta, Allah
Azza Wa Jalla karena atas berkat rahmat dan petunjuk dariNya skripsi yang sederhana ini
akhirnya dapat selesai dalam kurun waktu yang telah diharapkan sebelumnya. Cukup banyak
hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi ini tetapi semua itu
dihadapi dengan kesabaran, kerja keras yang tinggi serta doa yang selalu dihadiratkan kepada
Yang Maha Kuasa, sehingga semua dapat dijalankan dengan lancar. Namun kesulitankesulitan
yang dihadapi diharapkan juga bisa dijadikan motivasi. Selain itu, bantuan dari berbagai pihak
sangat mendukung dalam penulisan skripsi ini.
Skripsi yang berjudul “ INTERPRETASI MAKNA SIMBOLIK PADA KANJI
BERKARAKTER DASAR HIHEN” ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk meraih
gelar Sarjana pada jurusan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
Medan.
Pada kesempatan ini penulis akan mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Univeritas
SumateraUtara Medan.
2. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M. Hum, selaku Ketua Program Studi S-1 Sastra Jepang
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan.
3. Bapak Drs. Nandi S, selaku dosen pembimbing I yang banyak berjasa kepada penulis atas
segala perhatian, motivasi serta bimbingannya yang bertujuan agar skripsi ini menjadi sempurna
Universitas Sumatera Utara
4. Bapak Drs. Yuddi Adrian Muliadi, M.A., selaku dosen pembimbing II atas segala nasehat
tambahan untuk kesempurnaan skripsi ini
5. Seluruh dosen Sastra Jepang USU, yang telah memberikan pengajaran kepada penulis hingga
saat ini
6. Seluruh keluarga penulis, khususnya kepada kedua orang tua yang telah memberikan
dukungan moral serta materi sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Tanpa adanya
dukungan dari mereka penulis yakin skripsi ini tidak dapat selesai
7. Seluruh teman-teman stambuk ’07 atas kebersamaan selama ini. Khususnya kepada Aminullah
Gea yang secara ikhlas mengizinkan penulis untuk memakai mesin printer nya, sehingga penulis
bisa mengirit biaya untuk skripsi.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iv

BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................ 1 1.2 Perumusan


Masalah............................................................................... 8 1.3 Ruang Lingkup
Pembahasan................................................................. 9 1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
.................................................. 9 1.5 Tujuan dan Manfaat
Penelitian ............................................................. 14 1.6 Metodologi
Penelitian .......................................................................... 15 SEJARAH DAN CARA
PEMBENTUKAN KANJI 2.1 Sejarah Singkat
Kanji .......................................................................... 17 2.2 Jenis-Jenis
Kanji .................................................................................. 18 2.3 Cara Baca
Kanji.................................................................................... 20 2.4 Asal Usul
Kanji .................................................................................... 21
2.4.1 Berdasarkan Cara Pembentukan Kanji .................................. 22 2.4.1.1 Shokei
Moji ............................................................ 22 2.4.1.2 Shiji
Moji ................................................................ 22 2.4.1.3 Kai’i
Moji ............................................................... 23 2.4.1.4 Keisei
Moji............................................................... 24
2.4.2 Berdasarkan Cara Pemakaian Kanji ....................................... 25 2.4.2.1 Tenchuu
Moji .......................................................... 25 2.4.2.2 Kasha
Moji .............................................................. 25

Universitas Sumatera Utara


BAB III BAB IV

2.5 Bushu ................................................................................................. 26 2.5.1 Defenisi


Bushu ................................................................... 26 2.5.2 Jenis dan Arti masing-masing
Bushu ................................... 27 2.5.2.1 Jenis Bushu .......................................................... 27
2.5.2.2 Arti masing-masing Bushu ................................... 28 a)
Hen .......................................................... 28 b) Tsukuri ..................................................... 31 c)
Kanmuri ................................................... 32 d) Ashi .......................................................... 33 e)
Tare.......................................................... 33 f) Nyou ........................................................ 34 g)
Kamae ..................................................... 35
2.6 Karakteristik Api .............................................................................. 35 2.6.1 Api dan Asal-
Usulnya .......................................................... 35 2.6.2 Manfaat
Api ........................................................................ 37
INTERPRETASI MAKNA SIMBOLIK PADA KANJI YANG BERBUSHU HIHEN 3.1 Makna
yang Menyatakan Kata Benda ............................................ 39 3.2 Makna yang Menyatakan Kata
Sifat ............................................ 46 3.3 Makna yang Menyatakan Kata
Kerja ............................................... 48 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1
Kesimpulan ........................................................................................ 58 4.2
Saran ................................................................................................. 60

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN ................................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA ABSTRAK
Universitas Sumatera Utara
要旨 火偏の部首のある漢字の象徴的な意味の解釈 筆者はこの火偏の部首のある漢字の
象徴的な意味の解釈にたいしては意味論と 言語記号にもとずいて分析した。意味論は
語彙と文章の意味を含んでいる言語 における意味についての理論である。それに言語
記号は形体と記号に関する理 論である。 漢字は直訳的に「漢」の時代からの文字であ
り、日本語に使われる中国の文字 である。。四つの現代日本語の片仮名、平仮名、
ローマ字のほかに使用してい る文字である。漢字は5世紀に日本に来た韓国人と共に
はいった。そのあと、 上級の日本社会は6世紀に漢字の勉強を始めた。知識人の考え
は漢字の読み方 が分かりにくいため、万葉仮名を作ってしまった。 一方、漢字はさま
ざまな形がある。それは甲骨、金文、篆文、楷書と呼んでい る。 こうした甲骨は中国
に発見された古い文字である。殷(14-11紀元前)の 時代に使用された文字であ
る。 金文は周(11-7紀元前)の時代に使用された文字である。それは彫刻のブ ロ
ンズの道具から発見された。
Universitas Sumatera Utara
篆文は秦王(3紀元前)の初め、全中国を一つになった時の使用された文字で ある。
そのとき、各場所にすべての漢字をし用しにくいということであった。 楷書は現代、
使用された漢字である。秦王の後、漢王になって代わってきた。 現代、明治維新から
第二回世界大戦にかけて、全日本で使用した漢字は200 0字もある。今にかけて教
育基礎によると、常用漢字が1945字だけ使用さ れている。それは文部省が198
1年3月に出版されたが、1946年のある 1850字の前から少しずつ変化してき
た。 昔の日本語は中国字から借用したと言われた。形のほか、音声も意味も同じよ う
に借用された。その時、自立日本語があるから、中国字が来ると、二つの読 み方が現
れた。それは音読みと訓読みである。 音読みは昔の中国語の音声をまねてしまった読
み方である。それに対して、訓 読みは日本語の音声の読み方である。 日本語教育入門
によると、ある象形、指示、会意と形声が漢字の形声を表し、 それに対して、転注と
仮借が漢字の使用である。そのことは六書と言う。 漢字はいくつかのキャラクターの
結合からなっている。「劇」の例には上、ノ、 豕、りの字を含み、一つのキャラク
ターの間には部首というものがある。部首 は中国で3世紀以前作られ、214つもあ
る。 部首の言葉は「部」と「首」からなっている。つまり、部首は「頭の部分」と し
て、漢字の中に重要な部分になっってくる。
Universitas Sumatera Utara
部首の効果の一つは自分で漢字字書を引くことができるようになる。 位置によって、
部首が七種ある。それは偏、旁 , 冠 , 脚, 構、垂 , 繞 である。 全ての部首を暗記したら、
全漢字が理解することができると思われる。 偏の部首は一番多くの数量である。その
偏は少なくとも漢字の30つある。そ の30つの部首はそれぞれの意味がある。 その
一つの中で「火偏」という部首がある。この部首は火、なにか焼けたこと を表す。例
えば「焼く」である。 ANDREW NELSON の「最新漢字字典」では火偏の部首がある
漢字は52つ だと書いてある。つまり、名詞が18つ、形容詞が10つ、動詞が24
つであ る。 筆者は29つだけの漢字を説明してみた。つまり、名詞が11つ、形容詞
が3 つ、動詞が15つであった。 解釈した後、、「火偏」の部首は他の部首に結合さ
れたら、いつも火と関する 意味がする漢字ができた。
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Bila kita ditempatkan di tengah-tengah suatu lingkungan masyarakat
yang
menggunakan suatu bahasa yang tidak kita pahami sama sekali, serta mendengar percakapan
antar penutur-penutur bahasa itu, maka kita mendapat kesan bahwa apa yang merangsang alat
pendengar kita itu merupakan arus bunyi yang di sanasini diselingi perhentian sebentar atau lama
menurut kebutuhan penuturnya. Bila percakapan itu terjadi antara dua orang atau lebih, akan
tampak pada kita bahwa sesudah seseorang menyelesaikan arus bunyinya itu, maka yang lain
akan mengadakan reaksi. Reaksinya dapat berupa: mengeluarkan lagi arus-bunyi yang tidak
dapat kita pahami itu, atau melakukan tindakan tertentu.
Dari uraian tersebut kita dapat menarik kesimpulan bahwa apa yang dalam pengertian kita
sehari-hari disebut bahasa meliputi dua bidang yaitu: bunyi yang dihasilkan alat-alat ucap dan
arti atau makna yang tersirat dalam arus bunyi tadi; bunyi itu merupakan getaran yang
merangsang alat pendengar kita, serta arti atau makna adalah isi yang terkandung di dalam arus
bunyi yang menyebabkan adanya suatu reaksi itu (Keraf,1984:15).
Sejalan dengan pendapat itu, Kridalaksana (2008:24) menyatakan bahwa bahasa merupakan
sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja
sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Universitas Sumatera Utara
Suriasumantri (2005:175) memisahkan defenisi bahasa ke dalam dua aspek. Pertama, bahasa
dicirikan sebagai serangkaian bunyi. Dalam hal ini manusia mempergunakan bunyi sebagai alat
untuk berkomunikasi. Komunikasi seperti ini dikatakan juga sebagai komunikasi verbal. Kedua,
bahasa merupakan lambang dimana rangkaian bunyi ini membentuk suatu arti tertentu.
Rangkaian bunyi yang kita kenal sebagai kata melambangkan suatu obyek tertentu umpamanya
saja gunung atau seekor burung merpati. Perkataan gunung dan burung merpati sebenarnya
merupakan lambang yang kita berikan kepada dua obyek tersebut. Kiranya patut disadari bahwa
kita memberikan lambang kepada dua obyek tadi secara begitu saja, di mana tiap bangsa dengan
bahasanya yang berbeda pula. Jadi dengan bahasa bukan saja manusia dapat berpikir secara
teratur namun juga dapat mengkomunikasikan apa yang sedang dia pikirkan kepada orang lain.
Manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana komunikasi vital dalam hidup ini. Bahasa
adalah milik manusia. Bahasa adalah salah satu ciri pembeda utama manusia dari makhluk hidup
lainnya di dunia ini. Bahasa mempunyai fungsi yang amat penting bagi manusia, terutama sekali
fungsi komunikatif yang dilakukan secara lisan maupun tulisan (Tarigan,1993:9).
Dibanding dengan bahasa lisan, menurut teori tentang asal mula bahasa yang bersumber pada
Tuhan sudah ada sejak manusia diciptakan, bahasa tulis muncul relatif belum lama. Istilah
bahasa tulis digunakan untuk mengacu keseluruhan sistem komunikasi yang didasarkan atas
tulisan, bahasa digunakan untuk mengacu ke bahasa lisan, yaitu komunikasi melalui alat ucap,
sedangkan sistem tulisan merupakan bagian dari bahasa tulis (Cahyono,1995:17).
Universitas Sumatera Utara
Sejauh ini sekurang-kurangnya manusia telah mengenal empat macam tulisan, yaitu: piktograf,
ideograf, silabis, fonemis (Keraf,1984:46).
Piktograf adalah suatu urutan beberapa gambar untuk melukiskan suatu peristiwa, misalnya pada
orang Indian Mexico.
Ideograf atau logograf adalah tanda atau lambang yang mewakili sepatah atau pengertian,
misalnya huruf Cina.
Silabis adalah suatu tanda untuk menggambarkan suatu suku kata, misalnya tulisan katakana dan
hiragana dalam bahasa Jepang.
Fonemis adalah satu tanda untuk melambangkan satu bunyi, misalnya huruf Latin, Yunani,
Jerman, dan lain-lain.
Bahasa Jepang dikatakan mempunyai sistem tulisan silabis, yaitu sistem tulisan yang
menerapkan seperangkat lambang yang mewakili pengucapan suku kata. Huruf-huruf dalam
bahasa Jepang merupakan kelompok bunyi yang tidak mengandung makna atau disebut dengan
silabogram. Silabogram bahasa jepang pada hakekatnya merupakan pungutan aksara sistem
tulisan bahasa Cina ke dalam bahasa Jepang. Dalam perkembangan bahasa Jepang, aksara-aksara
bahasa Cina dipungut untuk menuliskan kata-kata pungutan dari bahasa Cina (Gleason dalam
Cahyono,1995:29).
Bahasa Jepang dikenal sebagai bahasa yang kaya dengan huruf, tetapi miskin dengan bunyi.
Karena, bunyi dalam bahasa Jepang terdiri dari lima buah vokal dan beberapa buah konsonan
yang diikuti vokal tersebut dalam bentuk suku kata terbuka. Untuk menyampaikan bunyi yang
terbatas tadi, digunakan empat macam huruf, yaitu huruf Hiragana, huruf Katakana, huruf
Romaji dan huruf Kanji (Sutedi, 2003 : 6).
Universitas Sumatera Utara
Huruf Hiragana dan Katakana sering disebut dengan huruf Kana. Sada dalam Sudjianto
(2007:73) menjelaskan bahwa Hiragana dikarang oleh Kobodaishi (弘法大師)namun
pendapat ini tidak beralasan sebab hiragana
tidak dibuat perseorangan dan tidak dibuat dalam satu kurun waktu tertentu. Hiragana digunakan
untuk menulis kosakata bahasa Jepang asli, apakah secara utuh atau digabungkan dengan huruf
Kanji. Contoh じしょ ( jisho = kamus).
Huruf Katakana digunakan untuk menulis kata serapan dari bahasa asing (selain bahasa Cina),
dalam telegram, menyebut nama hewan dan tumbuhan, menjelaskan bahasa iklan atau ketika
ingin menegaskan suatu kata dalam kalimat. Contoh :ドア (doa = pintu). Jumlah huruf Hiragana
dan Katakana yang sekarang
digunakan masing-masing 46 huruf, kedua jenis huruf ini digunakan untuk melambangkan bunyi
yang sama. Dari huruf tersebut, ada yang dikembangkan dengan menambahkan tanda tertentu
untuk membentuk bunyi lainnya yang jumlahnya masing-masing mencapai 50 bunyi
(Situmorang, 2007 : 81).
Huruf Romaji atau huruf Alfabet (latin) digunakan pula dalam bahasa Jepang, terutama dalam
buku-buku pelajaran bahasa Jepang tingkat dasar yang diperuntukkan bagi pembelajar yang
ingin mempelajari percakapan tanpa baca tulis. Huruf kanji yaitu huruf yang merupakan
lambang, ada yang berdiri sendiri, ada juga yang harus digabung dengan huruf kanji yang
lainnya atau dengan diikuti huruf Hiragana ketika digunakan untuk menunjukkan suatu kata
(Sutedi, 2003 : 7).
Menurut sarjana bernama Wan Yirong, huruf Kanji terbentuk pada masa Dinasti Shang (abad 17-
11 Sebelum Masehi). Hal ini berdasarkan penelitiannya terhadap Jiaguwen atau aksara di batok
kura-kura. Jiaguwen ditemukan oleh Wan
Universitas Sumatera Utara
Yirong pada tahun 1899. Sebelum ditemukan jiaguwen tersebut, penduduk desa Xiaotun yang
berada di Provinsi Henan sering menemukan kepingan tulangtulang binatang bertuliskan
karakter-karakter aneh. Mereka mengira tulang ini sebagai tulang naga dan memutuskan untuk
menjualnya pada toko obat tradisional dan menemukan beberapa ukiran. Setelah Wan Yirong
melakukan penelitian, dia percaya bahwa karakter-karakter tersebut digunakan pada masa
Dinasti Shang kuno. Tulang naga ini sebenarnya adalah tulang ramalan dengan prasasti yang
diukir di atasnya dan tulisan tulang ramalan ditemukan. Oleh karena itu, Wang Yirong dikenal
sebagai “bapak tulisan tulang naga” (Qiliang,2004:134).
Tulisan tulang ramalan muncul sebagai rangkaian tulisan terawal tetapi paling lengkap. Usianya
lebih dari 3000 tahun dan digunakan oleh orang-orang dari Dinasti Shang atau Yin untuk
peramalan dan pencatatan peristiwa. Para penenung pada masa Dinasti Shang, selalu
menggunakan cangkang kura-kura untuk meramal. Proses peramalan pada cangkang, pertama-
tama yang mereka lakukan adalah dengan membuat lubang pada cangkang, kemudian
meletakkan cangkang di api dan mulai dibakar. Pada suhu tinggi, cangkang merekah dan
polapola terbentuk di atasnya. Peramal akan meramalkan nasib seseorang menurut rekahan pada
cangkang tersebut. Berdasarkan rekahan ini, ia akan mengukir ramalan di atas cangkang. Tulisan
tulang ramalan ditemukan di situs yang dipercaya sebagai reruntuhan Dinasti Shang yang
terletak di desa Anyang di Provinsi Henan. Sekitar 15.000 keping tulang ramalan dan lebih dari
4.500 karakter tunggal telah ditemukan (Lim,2009:57).
Sebelum kanji masuk ke Jepang, ada pendapat yang mengatakan bahwa pernah ada huruf yang
benar-benar milik orang Jepang. Huruf itu disebut 神代文
Universitas Sumatera Utara
字 (Jindai Moji) yang secara harafiah berarti huruf zaman dewa. Pendapat ini
tidak ada sebelum zaman Heian (794-897) dan baru muncul setelah abad pertengahan (± 900).
Banyak diantara huruf itu dibuat pada zaman Edo (16031867). Apabila dilihat secara sepintas,
maka Jindai Moji mirip dengan huruf Korea yang disebut Hangul (Rachmah,2005:3).
Masuknya kanji bukan berarti huruf itu langsung dipakai oleh orang Jepang. Bagaimanapun juga
bagi orang Jepang diperkenalkannya huruf itu menimbulkan masalah baru bagi mereka,
mengingat kanji merupakan huruf yang rumit, sehingga tidak mudah bagi orang Jepang untuk
dapat langsung menerima dan memakainya. Sampai saat ini belum jelas ditemukan data yang
akurat untuk mengetahui kapan huruf kanji sampai ke Jepang. Secara umum huruf Kanji
diketahui telah masuk ke Jepang pada abad ke-5 saat orang Korea memasuki negara Jepang.
Pada abad ke-6 masyarakat Jepang golongan atas mulai mempelajari kanji. Karena dianggap
kanji itu susah untuk dimengerti maka para cendikiawan di Jepang membuat suatu sistem yang
disebut manyogana. Manyogana adalah suatu sistem pengalihan dari cara baca Cina menjadi cara
baca Jepang asli. Sistem tersebut pada awalnya hanya berupa 金石分 (kinsekibun),
yaitu suatu aksara yang ditulis pada monumen batu. Tetapi pada zaman Nara aksara tersebut
mulai meluas dipakai oleh kalangan masyarakat. Hal ini ditandai adanya Manyoshu ( kumpulan
lagu-lagu dan puisi Jepang ) (Suzuki,1988 : 4-9).
Pada zaman modern, sejak permulaan zaman Meiji (1868) sampai akhir Perang Dunia II, jumlah
aksara kanji yang dipakai umum di Jepang sekitar 3600 karakter, yang paling banyak dipakai
berjumlah 2000 karakter yang bisa dibaca
Universitas Sumatera Utara
baik dalam bahasa Cina maupun dalam bahasa Jepang. Pada waktu sekarang, jumlah aksara kanji
yang termasuk dalam kurikulum pendidikan dasar dan dipakai dalam publikasi untuk umum
terbatas pada 1945 Kanji Jōyō (pemakaian umum). Petunjuk ini telah dipublikasikan oleh
Kementerian Pendidikan pada bulan Maret tahun 1981 dan menunjukkan sedikit perubahan dari
daftar sebelumnya yang sebanyak 1850 karakter yang dikeluarkan pada tahun 1946
(Moriyama,2008 : 11).
Huruf Kanji kebanyakan terbentuk dari gabungan beberapa unsur atau karakter. Contoh: 劇
(geki: drama,sandiwara). Kanji ini terdiri atas karakter 上,
ノ, 七, 豕, dan り Diantara karakter-karakter tersebut, satu diantaranya ada yang
merupakan karakter dasar (bushu). Sebutan bushu atau karakter dasar ini muncul tiga abad yang
lalu di Cina yang dikembangkan melalui sistem penggabungan karakter-karakter sehingga
mencapai jumlah 214 unsur atau karakter dasar. Sistem ini masih digunakan sampai sekarang
baik dalam kamus-kamus Cina maupun dalam kamus Jepang (Nandi,2000:2).
Situmorang (2007:87) menjelaskan bushu adalah bagian yang terpenting yang menunjukkan
sehubungan dengan apa arti huruf tersebut. Apabila diklasifikasi keseluruhan bushu tersebut
dapat dibagi menjadi tujuh jenis, yaitu: 偏 (hen), 旁 (tsukuri), 冠 (kanmuri), 脚 (ashi), 構
(kamae), 垂 (tare), dan 繞
(nyou). 偏 (hen) adalah jenis bushu yang terbanyak dalam pembentukan karakter
kanji. Terdapat lebih kurang 30 jenis kanji berkarakter dasar hen. Dari 30 karakter dasar (bushu)
tersebut masing-masing mempunyai arti atau makna yang berlainan (Nandi,2000:10).
Universitas Sumatera Utara
Salah satu diantaranya adalah karakter dasar 火 (hi) atau disebut dengan istilah 火偏 (hihen).
Bushu atau karakter dasar ini menyatakan api atau sesuatu yang sifatnya terbakar. Contohnya: 焼
(yaku) yang berarti memanggang (Todo,1972:540).
Karakter dasar hi atau api jika digabungkan dengan karakter lain dapat membentuk makna baru.
Untuk mengetahui karakter dasar 火 (hi) dan hubungannya dengan karakter lain maka penulis
akan mencoba membahasnya melalui skripsi yang berjudul “Interpretasi Makna Simbolik Pada
Kanji Berkarakter Dasar Hihen”.
1.2 Perumusan Masalah Kanji merupakan huruf yang mengutarakan arti yang dibentuk meniru
bentuk bendanya, atau tanda-tanda yang diberikan dalam menunjukkan arti sesuatu benda atau
sifat atau pekerjaan atau tanda-tanda lainnya. Sebagai contoh huruf 火 (hi) yang berarti api bila
berdiri sendiri dan bila dipergunakan sebagai bushu disebut hihen. Kanji 火 maknanya tetap
sama yaitu api. Dengan begitu ketika kita memahami kanji yang mempunyai karakter hihen,
terdapat bermacammacam interpretasi yang berbeda-beda berdasarkan hubungan makna antara
karakter-karakter pembentuknya. Berdasarkan uraian di atas maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana karakteristik api
Universitas Sumatera Utara
2. Bagaimana makna simbolik dari kanji yang memiliki karakter hihen (火) berdasarkan
hubungan makna dengan karakter pembentuk lainnya.
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Penulis akan membahas hubungan makna kanji berkarakter
hihen
berdasarkan hubungan makna dengan karakter pembentuk lainnya. Kanji-kanji tersebut diambil
dari Kamus Kanji Modern Jepang- Indonesia oleh Andrew Nelson. Penulis akan
mengklasifikasikan bushu hihen berdasarkan kata sifat, kata kerja, dan kata benda. Dari sekitar
52 buah kanji yang berkarakter hihen, penulis hanya akan membahas 29 buah dengan perincian 3
buah kata sifat, 15 buah kata kerja, dan 11 buah kata benda. Hal ini dikarenakan hubungan
makna dengan karakter pembentuk lainnya jelas, dapat dimengerti serta sesuai dengan logika.
Untuk mendukung pembahasan ini, penulis juga akan membahas tentang sejarah singkat kanji
dan latar belakang pembentukan kanji dari jenis-jenis karakter dasar (bushu).
1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka
Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang, bunyi suara yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 1984 : 16).
Bahasa memiliki suatu lambang (kigou), dan lambang tersebut memiliki makna. Ferdinand de
Saussure dalam Dedi Sutedi (2003:3) mengemukakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
lambang bahasa terdiri dari signifant (nouki) dan signifie (shoki). Signifant (nouki)

merupakan bentuk atau warna yang bisa diamati dengan mata kita atau berupa

bunyi yang bisa diamati dengan telinga. Sedangkan signifie (shoki) merupakan

makna yang terkandung di dalam bentuk atau bunyi tersebut. Contoh pada huruf

kanji seperti berikut :

Lambang/記号

Signifant/能記

Signifie/所記

木 [k i]

Huruf kanji yaitu huruf yang merupakan lambang, ada yang berdiri sendiri, ada juga yang harus
digabung dengan huruf kanji yang lainnya atau dengan diikuti huruf Hiragana ketika digunakan
untuk menunjukkan suatu kata. Kanji juga memilki dua cara baca, yaitu onyomi dan kunyomi
(Situmorang,2007 : 100).
Kunyomi adalah cara baca wago (bahasa Jepang asli), huruf tersebut dibaca dari arti dalam
bahasa Jepang. Oleh karena itu sebuah huruf kanji dapat dibaca banyak dari bacaan kunyomi.
Contohnya : kanji 冬 dalam lafal Cina dibaca

dengan dong tetapi apabila dibaca dengan sistem kun-yomi dibaca dengan fuyu
(Suzuki,1988:47).
Onyomi adalah cara baca kanji menurut daerahnya di Cina, bunyi tersebut ada yang sama ada
juga yang berbeda.
Kanji pada umumnya berupa kombinasi dari bermacam-macam unsur. Salah satu cara agar
mendapat semangat dalam proses mempelajarinya ialah dengan mengenal unsur-unsurnya. Salah
satu unsur pembentuk kanji adalah bushu. Bushu adalah bagian penting atau karakter dasar yang
terdapat dalam suatu kanji (Moriyama,2008:16).

Universitas Sumatera Utara


Kata bushu kalau dilihat kanjinya terdiri atas dua buah huruf yaitu: 部 (bu)
yang berarti bagian dan 首 (shu) yang berarti leher atau kepala, sehingga bushu dapat
diterjemahkan bagian leher atau kepala atau dengan kata lain bagian yang terpenting dari suatu
huruf kanji yang dapat menyatakan arti kanji secara umum. Bushu ini biasa disebut juga dengan
karakter dasar kanji. Karakter-karakter dasar tersebut berjumlah sekitar 214 buah
(Nandi,2000:7). Berdasarkan letaknya, bushu dikelompokkan menjadi 7 macam dan salah
satunya adalah Bushu Hen.
Hen adalah bushu bagian sebelah kiri sebuah huruf kanji (Situmorang,2007:87). Bushu ini
jumlahnya terbanyak diantara bushu lainnya. Terdapat 38 jenis bushu hen, salah satunya 火偏 (hi
hen) (Suzuki,1988:36). Bushu ini selalu berkaitan dengan api dan hal-hal yang bersifat terbakar
(Todo:1972:540).
1.4.2 Kerangka Teori Kanji merupakan suatu tulisan berupa gambar atau lambang. Masing-
masing lambang menunjukkan makna tertentu. Dari defenisi kanji tersebut penulis menganalisis
kanji berkarakter dasar hihen dengan teori semantik dan semiotik.
Semantik berasal dari bahasa Yunani sema artinya tanda atau lambang (sign), juga dapat
ditemukan dalam kata semaphore. Semantik membahas aspekaspek makna dalam bahasa yang
mencakup deskripsi makna kata dan makna kalimat (Cahyono,1995:197).
Menurut Alston dalam Aminuddin (2001:55-62) ada 3 pendekatan dalam teori makna yang
masing-masing memiliki dasar pusat pandang yang berbeda. 1. Pendekatan Referensial
Universitas Sumatera Utara
Makna diartikan sebagai label yang berada dalam kesadaran manusia untuk menunjuk dunia luar.
Sebagai label atau julukan, makna itu hadir karena adanya kesadaran pengamatan terhadap fakta
dan penarikan kesimpulan yang keseluruhannya berlangsung secara subjektif.
2. Pendekatan Ideasional Makna diartikan gambaran gagasan dari suatu bentuk kebahasaan yang
bersifat sewenang-wenang tetapi memiliki konvensi sehingga dapat saling dimengerti. Dalam
pendekatan ideasional, makna dianggap sebagai pemerkah ide yang memperoleh bentuk lewat
bahasa dan terwujud dalam kode.
3. Pendekatan Behavioral Makna dalam peristiwa ujaran yang berlangsung dalam situasi
tertentu. Makna dianggap berperan penting tanpa mengabaikan konteks sosial dan situasional.
Makna disesuaikan dengan latar situasi dan bentuk interaksi sosial. Dalam pembahasan ini
penulis cenderung menggunakan pendekatan yang
kedua yaitu pendekatan ideasional, karena dalam berkomunikasi antara pembicara dengan
pendengar ada makna yang ingin disampaikan dan hal itu didasari dengan adanya saling
mengerti. Dalam berkomunikasi manusia sering menggunakan kode atau tanda dan dipengaruhi
oleh tanda dalam bernalar logika, sehingga timbullah ilmu yang mengkaji tentang tanda.
Universitas Sumatera Utara
Semiotik adalah teori tentang sistem tanda. Nama lain semiotik adalah semiologi (semiology)
dari bahasa Yunani semeion yang bermakna tanda, mirip dengan istilah semiotik (Lyons dalam
Pateda,1996:28).
Aminuddin (2001:37) lebih lanjut menjelaskan bahwa semiotik selalu berfokus terhadap tiga hal,
yaitu: karakteristik hubungan antara bentuk, lambang atau kata yang satu dengan lainnya,
hubungan antara bentuk kebahasaaan dengan dunia luar yang diacunya, juga berfokus pada
hubungan antara kode dengan pemakainya.
Semiotik bukan hanya berhubungan dengan isyarat-isyarat bahasa melainkan juga berhubungan
dengan isyarat-isyarat nonbahasa dalam komunikasi antar manusia (Parera,1990:13).
Charles Morris dalam Parera (1990:25) lebih lanjut menjelaskan bahwa dalam semiotik dikenal
beberapa istilah, yaitu sign, signal dan symbol.
Sign adalah substitusi untuk hal-hal yang lain. Oleh karena itu, sign memerlukan adanya
interpretasi. Misalnya, jika Anda melihat sebuah tomat berwarna merah, maka inilah satu sign
bagi Anda bahwa tomat itu sudah matang.
Signal adalah satu stimulus pengganti. Bunyi bel pintu adalah stimulus pengganti untuk tamu,
lampu merah adalah stimulus pengganti untuk berhenti, dan sebagainya.
Symbol adalah sebuah sign yang dihasilkan oleh interpreter tentang sebuah signal dan bertindak
sebagai pengganti untuk signal tersebut. Misalnya, jika seorang teman Anda melihat ke jam
tangannya, maka Anda menginterpretasikannya itu menjadi satu signal yang berarti “sudah
waktu”. Istilah symbol hanya dipakai untuk kata benda, situasi, peristiwa, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Dalam kajian semiotik, bahasa itu sendiri terdiri atas bahasa simbolik dan bahasa emotif.
Bahasa simbolik didefenisikan sebagai suatu bahasa yang sesuai dengan fakta atau bahasa
kefaktaan. Simbol itu bebas/impersonal dan harus diverifikasi dengan fakta.
Bahasa emotif mempunyai kegunaan dalam proses komunikasi untuk membangkitkan sikap yang
diharapkan dari orang lain atau untuk mendorong orang lain untuk bertindak dan sebagainya.
Dalam skripsi ini penulis menginterpretasikan makna kanji berkarakter dasar hihen secara
simbolik. Maksudnya penulis menguraikan hubungan antara karakter 火 (api) dengan karakter
pembentuk lainnya yang disesuaikan dengan fakta atau kejadian yang ada. Misalnya dalam kanji
爆, Kanji tersebut terbentuk atas karakter 火 dan 暴. Karakter 暴 merupakan kanji yang
bermakna kekerasan, kekejaman, kebiadaban. Apabila karakter 暴 bergabung dengan karakter
火, maka akan terbentuk sebuah pengertian api yang begitu kejam dan sifatnya begitu biadab
karena mampu membumihanguskan suatu tempat atau makhluk hidup yang terkena olehnya.
Peristiwa seperti itu bisa terllihat saat api tersebut muncul dari sesuatu yang meledak. Maka dari
interpretasi makna tersebut, penulis menelaah mengapa kanji 爆 bermakna meledak.
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Universitas Sumatera Utara
1.5.1 Tujuan Penelitian Adapun rincian tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk
mengetahui karakteristik api 2. Untuk menginterpretasikan makna simbolik dari kanji yang
memilikii karakter hihen( 火 ) berdasarkan hubungan makna dengan karakter pembentuknya.
1.5.2 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat: 1. Menambah pengetahuan
khususnya tentang kanji 2. Menjadi bahan acuan dalam memahami makna dari huruf kanji
melalui bushu-nya 3. Menunjang bahan perkuliahan khususnya mata kuliah kanji di Jurusan
Sastra Jepang S-1 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
1.6 Metodologi penelitian Metodologi adalah ilmu tentang metode atau uraian tentang metode.
Metode
adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu
pengetahuan, dsb); cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan
untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Metode penelitian memandu peneliti ke arah urutan
bagaimana penelitian dilakukan (Djadjasudarma,1993 :1).
Universitas Sumatera Utara
Metode penelitian bahasa berhubungan erat dengan tujuan penelitian bahasa. Penelitian bahasa
bertujuan mengumpulkan dan mengkaji data, serta mempelajari fenomena-fenomena
kebahasaan.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif
digunakan untuk analisis data karena data yang didapat bukanlah angka-angka tetapi berupa
kata-kata atau gambaran sesuatu (kualitatif) (Nasution,1996:128).
Metode penelitian deskriptif adalah metode yang bertujuan membuat deskripsi; maksudnya
membuat gambaran, lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta
hubungan fenomena-fenomena yang diteliti. Metode ini dikatakan pula sebagai pencarian data
dengan interpretasi yang tepat. Deskripsi berarti gambaran ciri-ciri data secara akurat sesuai
dengan sifat alamiah itu sendiri. Data yang dikumpulkan berasal dari naskah, wawancara,
catatan, dokumen pribadi, dsb. Secara deskriptif peneliti dapat memerikan ciri-ciri, sifatsifat,
serta gambaran data melalui pemilahan data yang dilakukan pada tahap pemilahan data setelah
data terkumpul. Metode ini didukung dengan metode kepustakaan. Metode kepustakaan akan
melibatkan hubungan peneliti dengan buku-buku (kepustakaan) dalam sumber kerja yang
dikaitkan dengan gejala-gejala kebahasaan yang muncul (Djadjasudarma,1993:3-15). Melalui
data yang diperoleh penulis berusaha menuturkan, menganalisa, mengklasifikasikan, dan
dituangkan dalam bentuk karya tulis.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
SEJARAH DAN CARA PEMBENTUKAN KANJI
2.1 Sejarah Singkat Kanji Kanji (漢字), secara harfiah berarti "aksara dari Han", adalah aksara
Cina
yang digunakan dalam bahasa Jepang. Kanji adalah salah satu dari empat set aksara yang
digunakan dalam tulisan modern Jepang selain kana (katakana, hiragana) dan romaji.
Ada beberapa ungkapan tentang asal-usul karakter kanji terbentuk, diantaranya “simpul
ikatan”,”ukiran ramalan” serta ”penemuan Cang Jie” (Lim,2009:17).
Ungkapan simpul ikatan, berarti tali diikat membentuk simpul untuk mencatat peristiwa,
khususnya dalam mencatat angka, seperti lima simpul berarti lima sapi dan tujuh simpul berarti
tujuh kantong nasi, dan sebagainya. Simpul
Universitas Sumatera Utara
ikatan umumnya digunakan untuk menyegarkan ingatan tetapi tidak bisa mencatat peristiwa,
fonetik dan ide komunikasi.
Ungkapan ukiran ramalan, berarti mengukir baris-baris sederhana pada lembaran kayu atau
bambu. Sama seperti metode mengikat simpul, ini juga digunakan untuk mencatat peristiwa
selama zaman kuno. Ukiran ramalan bisa juga digunakan sebagai bukti kontrak atau perjanjian
bila rakyat membuat kesepakatan, dua belah kayu digabungkan dan beberapa simbol diukir di
atasnya.
Penemuan karakter kanji oleh Cang Jie, mengenai asal-usul karakter kanji, ada pepatah yang
mengatakan “penemuan karakter oleh Cang Jie”. Ia adalah pejabat sejarawan Kaisar Kuning dan
menemukan bentuk terawal dari karakter China berdasarkan bentuk benda-benda alam dan
hewan, juga jejak kaki burung dan hewan.
Setelah karakter China diciptakan, karakter tersebut menyebar ke negaranegara seperti Jepang,
Vietnam, dan Korea. Karakter China menyebar ke Jepang sekitar abad kelima. Jepang
menggunakan karakter China sebagai fonetik tetapi ditulis dalam bahasa Jepang yang kemudian
membentuk katakana dan hiragana. Banyak karakter Jepang dipinjam dari karakter China dan
hanya seporsi kecil kecil yang diciptakan oleh orang Jepang, lebih dikenal sebagai kokuji (国
字), contoh: 峠 (touge), 畑 (hatake).
2.2 Jenis-Jenis Kanji
Universitas Sumatera Utara
Todo (1972:830) menjelaskan bahwa kanji terdiri dari bermacam-macam bentuk, diantaranya
yaitu: 甲骨 (kokotsu), 金文 (kinbun), 篆文 (tenbun), dan 楷 書 (kaisho).
甲骨 (kokotsu) adalah huruf Kanji yang paling kuno yang pernah ditemukan di China. Huruf ini
digunakan pada zaman In (殷) sekitar abad 14-11SM. Pada zaman itu hidup untuk menyembah
kepada Tuhan sangat perlu. Dalam tempat penyembahan itu terdapat kulit kura-kura dan tulang-
tulang binatang yang di masukkan ke dalam lubang, kemudian di bakar. Dan arang tersebut
dipakai untuk menulis huruf-huruf yang mereka ciptakan pada saat itu. Huruf ini ditemukan di
China 3500 tahun yang lalu.
金文 (kinbun) adalah huruf yang digunakan pada zaman dinasti Chou (周) sekitar abad 11 SM
sampai 7 SM. Huruf Kanji Kinbun diketemukan terukir di peralatan perunggu yang telah di
buatnya.
篆文 (tenbun) adalah huruf yang digunakan pada awal kekaisaran dinasti Chin (秦) pada waktu
negeri China bersatu, sekitar abad ke-3 SM. Pada saat itu setiap tempat di dalam negeri China
kesulitan menggunakan huruf Kanji yang bermacam-macam. Karena kesulitan dalam
menggunakan huruf Kanji Kinbun, akhirnya pemerintah menetapkan huruf Kanji Tenbun.
楷書 (kaisho) adalah huruf Kanji yang digunakan sekarang. Setelah dinasti Chin (秦) kemudian
berganti menjadi dinasti Han (漢) sekitar abad ke-3SM sampai abad ke-3M. pada masa ini huruf
Kanji berubah menjadi kebentuk garis lurus, huruf ini biasa disebut Reisho (隷書) atau karakter
persegi. Karakter ini
Universitas Sumatera Utara
sangat mudah ditulis dan juga digunakan secara umum sampai sekarang. Jenisjenis bentuk kanji
tersebut dapat kita lihat pada tabel di bawah ini:

甲骨 (kokotsu)

金文 (kinbun)

篆文 (tenbun)

楷書 (kaisho)

2.3 Cara Baca Kanji Telah disebutkan bahwa Jepang kuno meminjam tulisan dari Tiongkok.
Peminjaman huruf ini tidak hanya bentuknya saja tetapi juga lafal dan makna dari tulisan
tersebut. Dikarenakan Jepang pada waktu itu telah mempunyai bahasanya sendiri. Maka dengan
masuknya huruf Tiongkok yang lafalnya berbeda telah menimbulkan dualisme cara baca huruf
dalam bahasa Jepang, yaitu On’yomi dan Kun’yomi (Nandi,2003:12).
On’yomi yaitu pembacaan kanji dengan cara meniru pengucapannya dalam bahasa Cina zaman
dahulu. Kun’yomi yaitu pembacaan kanji dengan cara menetapkan bahasa Jepang sebagai cara
membaca kanji berkenaan dengan arti kanji tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Huruf kanji 人 dapat dibaca ジン (jin) dan dapat dibaca ニン (nin). Namun
selain itu, huruf 人 pun dapat dibaca ひと(hito). Pembacaan kanji yang pertama
yaitu dengan bunyi baca ジン (jin) atau ニン (nin) disebut on’yomi sedangkan
pembacaan yang kedua yaitu dengan bunyi baca ひと disebut kun’yomi. Munculnya cara baca
On’yomi yang lebih dari satu disebabkan karena kanji
yang masuk ke Jepang dipengaruhi oleh perubahan dan perkembangan zaman di Cina. Karena itu
dalam On’yomi dikenal ada istilah ‘Go-on’ (abad 6-7), ‘Kan-on’ (abad 8), dan ‘To-on’ (abad
12).
Go-on adalah bunyi huruf kanji yang paling awal dibawa ke Jepang. Bunyi huruf ini didatangkan
dari Cina bagian selatan, yaitu bunyi lafal yang digunakan masyarakat yang tinggal di hilir
Sungai Yangtse. Cara baca ini banyak ditemui dalam naskah Budha. Sehingga dipakai di Jepang
adalah sebagai pengaruh agama Budha. Contoh : 行列 (gyōretsu), 苦行 ( kugyō).
Kan-on merupakan cara baca huruf di bagian utara Cina. Bunyi huruf ini dibawa ke Jepang oleh
Kentoshi dan Kenzuishi yang dikirim oleh pemerintah Jepang untuk belajar ke luar negeri tahun
607-894. Contoh : 行動 (kōdō), 銀 行 (ginkō).
Tō-on masuk ke Jepang yaitu pada zaman feudal (zaman Heian hingga zaman Edo). Bunyi toon
dibawa oleh para pedagang Cina dari Ōchō. Contoh : 行脚 (an gya), 行灯 (andon).
Universitas Sumatera Utara
Walaupun pada bagian awal telah disebutkan bahwa huruf kanji dapat dibaca dengan on’yomi
dan kun’yomi, namun bukan berarti setiap kanji memiliki on’yomi dan kun’yomi. Sebab ada
kanji yang memiliki kun’yomi tetapi tidak memiliki on’yomi, misalnya huruf-huruf kanji 絵 (エ/
カイ)、愛 (あい)、菊 (キ ク)、dan sebagainya. Sebaliknya ada juga kanji yang memiliki
kun’yomi tetapi tidak memiliki on’yomi, misalnya huruf-huruf kanji 畑(はたけ/はた)、 扱(あ
つ かう)、 峠(とうげ)、dan sebagainya.
Di dalam Joyo kanji terdapat 2187 on’yomi dan 1900 kun’yomi sehingga jumlah keduanya
(on’yomi dan kun’yomi) mencapai 4087. Keadaan seperti ini dapat menunjukkan rata-rata setiap
satu kanji masing-masing memiliki 2,1 on’yomi dan kun’yomi (Katoo dalam Sudjianto,2007:71).
2.4 Asal Usul Kanji Asal-usul sebuah kanji dapat dilihat dari segi pembentukan serta
pemakaiannya. Menurut Nihongo Kyoiku Nyumon Yogoshu dalam Sudjianto (2007:67) bahwa
shokei, shiji, kai’i, dan keisei yang masing-masing menunjukkan pembentukan atau cara-cara
penciptaan sebuah kanji, dan terdapat tenchuu dan kasha yang masing-masing menunjukkan
pemakaian kanji. Klasifikasi 6 macam pembentukan serta pemakaian huruf kanji disebut dengan
istilah rikusho (六 書 ). Klasifikasi seperti ini diperkenalkan Xu Shen dari Dinasti Han secara
sistematik dalam bukunya Explaining and Analysing Simple Compound
Universitas Sumatera Utara
Characters( 説文解字), yang mencatat 9.353 karakter beserta asal-usul serta arti setiap
karakter (Lim,2009:29)
2.4.1 Berdasarkan Cara Pembentukan Kanji 2.4.1.1 Shokei Moji
Shokei moji yaitu huruf yang dibuat dengan cara meniru atau menggambarkan bentuk sebuah
benda.
Contoh :
→ →山 → →耳
→ →目

2.4.1.2 Shiji Moji Shiji artinya menunjuk sedangkan moji adalah huruf. Jadi, shiji moji
adalah huruf yang dibuat dari bentuk yang menunjukkan hal-hal yang abstrak yang digambarkan
dengan bantuan garis atau titik. Contoh :

上 (ue)

: atas

中 (naka) : tengah

Universitas Sumatera Utara


下 (shita) : bawah Huruf-huruf tersebut berasal dari gambar :
⇢ ⇢上
⇢ ⇢下

⇢上
⇢中
⇢下

2.4.1.3 Kai’i Moji Ka’i Moji adalah huruf kanji yang terbentuk dari penggabungan beberapa
penggabungan huruf sehingga menimbulkan makna yang baru. Contoh :明 (akarui) : terang
Kanji ini dibentuk dari gabungan 日 (hi:matahari) dan 月 (tsuki:bulan). Pengertiannya adalah
bahwa suasana ‘terang’ muncul karena adanya cahaya dari matahari dan bulan.

2.4.1.4 Keisei Moji

Universitas Sumatera Utara


Yang dimaksud dengan Keisei Moji adalah kanji yang dibuat dari gabungan bentuk dan bunyi.
Artinya, salah satu bagiannya merupakan karakter dasar (bushu) yang menunjukkan makna dan
bagian lainnya menunjukkan suara. Contoh kanji yang diambil dari bentuk : 清 (kiyo-meru):
jernih, bersih

Kanji tersebut merupakan gabungan dari karakter dasar 氵 (san-zui) yang

menyatakan air dan 青 (ao-i) yang berarti biru. Oleh karena itu, air yang biru
adalah jernih/bersih Sedangkan kanji yang diambil dari bunyi atau suara biasanya digunakan
untuk memudahkan dalam membaca onyomi dengan melihat kemiripan huruf. Artinya, jika ada
huruf yang bagiannya ada kesamaan, maka sebagian besar cara bacanya pun sama
(Nandi,2003:10). Contoh bagian huruf 交 (kou)

Jika ada huruf yang mempunyai unsur 交 ini, maka akan dibaca sama ‘kou’

walaupun dalam artinya berbeda. Contoh :

効 (kou)

: guna,faedah

校 (kou)

: sekolah

郊 (kou)

: luar, keliling (kota)

Universitas Sumatera Utara


2.4.2 Berdasarkan Cara Pemakaian Kanji 2.4.2.1 Tenchuu Moji
Tenchuu Moji sering disebut juga dengan karakter fonetik pinjaman. Ada kecenderungan bahwa
ungkapan beru yang muncul selama percakapan kita seharihari memiliki pengucapan tapi tak ada
katanya. Ungkapan ini dipinjam dari karakter lain dengan pengucapan yang sama dan dikenal
sebagai karakter fonetik pinjaman. Contoh : 分 (bun) : membagi Kanji ini dibentuk dengan
menambahkan karakter 刀 (pisau) dibawah karakter 八 (makna asli adalah memisahkan).
Apabila kedua karakter tersebut digabungkan akan memberi sebuah pengertian menggunakan
pisau untuk memisahkan benda dan karakter baru 分 (memisahkan) dibentuk.
2.4.2.2 Kasha Moji Kasha moji adalah peminjaman bunyi, sedangkan artinya tidak ada
hubungan sama sekali dengan huruf yang dipinjamnya. Biasanya Kasha Moji digunakan untuk
nama-nama tempat, negara, dan lain-lain. Contoh : 伊太利 (itari) : Italia
印度 (indo) : India
Universitas Sumatera Utara
2.5 Bushu 2.5.1 Defenisi Bushu
Huruf kanji terbentuk dari beberapa garis atau coretan. Garis-garis atau coretan-coretan tersebut
membentuk bagian-bagian kanji, lalu bagian-bagian tersebut pada akhirnya membentuk sebuah
huruf kanji secara utuh. Dengan adanya bagian-bagian pada sebuah kanji ini maka timbul istilah
yang disebut bushu (部首).
Kata bushu kalau apabila dilihat dari kanjinya terdiri atas dua buah huruf, yaitu :
部 (bu) : bagian
首 (shu) : leher,kepala Oleh karena itu, bushu dapat diterjemahkan bagian dari leher/kepala, atau
dengan kata lain bagian yang terpenting dari suatu huruf kanji yang dapat menyatakan arti kanji
secara umum. Bushu ini biasa disebut dengan karakter dasar kanji. Bushu sendiri merupakan
radikal yang digunakan untuk menggolongkan berbagai macam karakter, bushu dipercaya
diperkenalkan oleh Xu Zhen dari Dinasti Han Timur. Ia menggolongkan karakter berdasarkan
radikal dan ia
Universitas Sumatera Utara
menggolongkan 540 radikal. Namun pada masa Dinasti Ming terjadi sebuah revolusioner pada
bushu tersebut menjadi 214 radikal (Lim,2009:9).
Manfaat dengan adanya ketentuan bushu ini ialah dapat diperoleh kemudahan-kemudahan ketika
mencari arti suatu kanji baik itu melalui kamus atau interpretasi sendiri terhadap kanji tersebut.
Huruf Kanji kebanyakan terbentuk dari gabungan beberapa unsur atau karakter. Contoh: 劇
(geki: drama,sandiwara). Kanji ini terdiri atas karakter 上, ノ, 七, 豕, dan り Diantara karakter-
karakter tersebut, satu diantaranya ada yang merupakan karakter dasar (bushu). Bila tidak
terbiasa dan tidak tahu karakter dasar mana yang pasti dan harus diambil maka akan kesulitan
dalam mencari arti kanji yang dimaksud di dalam kamus kanji.
Tetapi walaupun demikian, ada juga kanji yang sekaligus sudah menunjukkan karakter dasar.
Artinya, bahwa arti atau makna dari kanji tersebut sama dengan arti atau makna dari karakter
dasarnya. Misalnya : 日 (hi=hari,matahari), 心 (kokoro=hati,perasaan), 米 (kome=beras), 火
(hi=api) dan lain-lain.
2.5.2 Jenis dan Arti masing-masing Bushu Kalau dilihat dari jenisnya, bushu terdiri atas
beberapa jenis. Dikarenakan
banyak jenis itulah masing-masing jenis pun mempunyai arti yang berbeda.
2.5.2.1 Jenis Bushu
Universitas Sumatera Utara
Terdapat tujuh macam bushu sesuai dengan letaknya pada suatu kanji. Walaupun pembagian ini
tidak mencakup seluruh aksara kanji tetapi setidaknya dengan mengenal ketujuh macam bushu
ini akan mempermudah memahami makna seluruh aksara kanji.
Adapun jenis-jenis bushu tersebut adalah sebagai berikut: 1. : letak karakter dasar (bushu)
terdapat di bagian kiri dan disebut ‘HEN’ (偏) 2. : letak bushu terdapat di bagian kanan dan
bushu ini disebut ‘TSUKURI’ (旁) 3. : letak bushu terdapat di bagian atas dan bushu ini
disebut ‘KANMURI’ (冠) 4. : letak bushu ini terdapat di bagian bawah dan bushu ini disebut
‘ASHI’ (脚) 5. : letak bushu ini terdapat di bagian atas melingkar ke kiri bawah dan disebut
‘TARE’ (垂) 6. : letak bushu yang melingkar dari kiri ke kanan bawah dan disebut ‘NYOU’
(繞)
Universitas Sumatera Utara
7. : letak bushu yang memagari bagian dalam dan disebut ‘KAMAE’ (構).
2.5.2.2 Arti Masing-masing Bushu Jenis bushu berdasarkan letaknya yang terdiri dari 7 jenis
tersebut dibagi
lagi menjadi beberapa bagian yang mempunyai arti atau makna masing-masing.
a) Hen (偏) Bushu seperti ini terdapat lebih kurang 30 jenis dan merupakan jenis bushu
terbanyak. Dari 30 bushu tersebut masing-masing mempunyai arti atau makna yang berlainan,
seperti sebagian yang sering kita temui dalam contoh berikut ini:
a. 「亻」:nimben
Bushu ini menunjukkan makna orang. Kanji yang mempunyai bushu ini artinya ada
hubungannya dengan sifat, perbuatan, kebiasaan dan keadaan orang.
Contoh: 休 (yasumi) :libur, istirahat 働 (hataraku) : bekerja
b. 「扌」:tehen Bushu ini menyatakan tangan. Bagian sususnan kanji ini memiliki arti yang
ada hubungannya dengan tangan.
Contoh: 打 (utsu) : memukul
Universitas Sumatera Utara
捨 (suteru) : membuang c. 「氵」:sanzui Bushu ini menyatakan air. Bagian sususnan kanji ini
artinya ada hubungannya dengan air atau zat cair. Contoh : 池 (ike) : kolam
滝 (taki) : air terjun d. 「木」:kihen Bushu ini memiliki makna pohon/kayu. Artinya bagian
susunan kanji ini ada hubungannya dengan kayu atau pohon.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT


MUSTIKA RATU Tbk

 1  106  22

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama


Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

 0  56  21

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA


PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK
SILAT INDONESIA MALANG)

 0  89  21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW


MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas
Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

 1  99  21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika
Indonesia Dipertanyakan")

 1  88  50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT


ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN
KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian
Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

 1  107  20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP


PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah
Malang)
 4  98  26

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU


SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

 4  89  2

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA


PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT
Victory International Futures Malang)

 1  79  45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA


DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy
Rumpoko-Punjul Santoso)

 1  90  25

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada


Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan
Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

 0  80  24

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor
Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria,
Sukimto dan Rekan)

 4  124  18

Interpretasi Makna Simbolik Pada Kanji Berkarakter Dasar Hihen

Anda mungkin juga menyukai