Anda di halaman 1dari 3

REVIEW JURNAL

Oleh

Yulia nengsih ( Nim : 221010220228 )

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


UNIVERSITAS U’BUDIYAH INDONESIA
2023
Which agents should we use for the treatment
of multidrug-resistant Mycobacterium tuberculosis?

Infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis menjadi penyebab utama kematian

didunia. Infeksi bakteri ini menyerang system pernafasan yaitu paru-paru. Penyakit ini disebabkan

oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sangat rentan terjadi pada anak-anak

ataupun orang dewasa. Resistensi terhadap bakteri Mycobacterium tuberculosis yang

menyebabkan banyaknya kegagalan dalam penyembuhan TB. Hal ini dapat diakibatkan karna 2

hal yaitu : pengobatan yang salah diresepkan (obat, interval dosis, durasi) dan ketidakpatuhan

pasien dalam minum obat.


Pengobatan yang digunakan adalah pengobatan yang menggunakan obat Anti

Tuberkolosis. Singkatan yang diadopsi secara luas MDR-TB (multidrug-resistant tuberculosis)

menunjukkan adanya resistensi M. Tuberculosis meliputi isoniazid dan rifampicin. Berikut

beberapa obat TBC paru yang digunakan pada tahap pengobatan pertama: Pyrazinamide, Isoniazid,

Streptomisin, Rifampin, Ethambutol. Penggunaan obat antituberkulosis yang tidak optimal

mengakibatkan lingkungan selektif dalam jaringan inang di mana mutan yang resistan terhadap

obat yang awalnya hanya sedikit mampu bereplikasi, akhirnya menggantikan populasi M.

tuberculosis yang awalnya rentan terhadap obat, yang kemudian menyebabkan penyakit itu

menjadi kambuh.

Aminoglikosida memberikan efek dengan mengikat su unit 30S dari ribosom bakteri,

sehingga menyevbabkan penurunan pembacaan mRNA dan ganguan sintesis protein pada bakteri.

Masalah penting lainnya yang terkait dengan pemberian aminoglikosida jangka panjang adalah

toksisitas. Ototoksisitas dan nefrotoksisitas diketahui dengan baik sebagai efek merugikan terkait

dosis dari sisi aminoglikosida. Amikasin dikenal sebagai kurang vestibulotoksik dan nefrotoksik
dibandingkan streptomisin dan kanamisin dan hal ini dapat menguntungkan dalam praktik klinis,

terutama untuk periode pengobatan yang lama.22 Toksisitas profil kapreomisin mirip dengan

aminoglikosida, termasuk nefrotoksisitas

Anda mungkin juga menyukai