Tuberculosis (TB-MDR)
DISUSUN OLEH PEMBIMBING
Deni Fahrian dr. Dewi Behtri, Sp.P(K)
1907101030056
• Pada tahun 2014, diperkirakan ada 480.000 kasus baru TB-MDR di seluruh dunia,
dan sekitar 190.000 kematian akibat TB-MDR dan lebih dari separuh kasus tersebut
terjadi di negara berkembang
• Menurut data WHO pada tahun 2016, Indonesia merupakan negara dengan
pasien TB terbanyakke-2 di dunia
DEFINISI
• Multidrug-resistant tuberculosis (TB-MDR) adalah kasus tuberkulosis yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang resisten minimal terhadap
rifampisin dan isoniazid secara bersamaan, dengan atau tanpa obat
antituberkulosis (OAT) lini I lainnya.
• Pasien dengan TB-MDR diterapi dengan OAT jangka pendek yang tidak sembuh
dan akan menyebarkan kuman. Pengobatan TB-MDR sulit diobati serta
memerlukan pengobatan jangka panjang dengan biaya mahal.
FAKTOR RESIKO
• Pasien dengan OAT yang resisten terhadap kuman tuberkulosis yang mendapat pengobatan
jangka pendek dengan monoterapi akan menyebabkan bertambah banyak OAT yang resisten.
• HIV akan mempercepat terjadinya infeksi TB menjadi sakit TB dan akan memperpanjang
periode infeksious.
Faktor resiko kejadian TB-MDR meliputi motivasi penderita yang rendah dan
ketidakteraturan berobat. Sedangkan beberapa faktor yang berhubungan
lainnya meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengetahuan,
dukungan keluarga, keaktifan petugas TB dan perilaku pemanfaatan sarana
pelayanan.
KRITERIA SUSPEK TB-
Suspek TB MDR adalah semua MDRorang yang mempunyai gejala TB dengan
salah satu atau lebih kriteria suspek dibawah ini :
• Pasien TB pengobatan kategori 2 yang gagal (kasus kronik)
• Pasien TB pengobatan kategori 2 yang tidak konversi
• Pasien TB yang pernah diobati pengobatan TB Non DOTS
• Pasien TB gagal pengobatan kategori 1
• Pasien TB pengobatan kategori 1 yang tidak konversi setelah pemberian sisipan
• Pasien TB kambuh
• Pasien TB yang kembali setelah lalai/default
• Suspek TB yang kontak erat dengan pasien TB-MDR
• Pasien koinfeksi TB dan HIV
MEKANISME RESISTENSI
• Strain yang resisten muncul akibat adanya perubahan atau
mutasi pada gen-gen tertentu dalam genom Mycobacterium
tuberculosis. Gen-gen ini merupakan target dari mekanisme
kerja OAT.
Resistensi terhadap pirazinamide terjadi karena adanya mutasi gen pncA. Mekanisme
resistensi pirazinamid berkaitan dengan hilangnya aktivitas pirazinamidase sehingga
tidak banyak pirazinamid yang diubah menjadi asam pirazinoat.
MEKANISME RESISTENSI
• Mekanisme terhadap etambutol
Mekanisme resistensi etambutol diketahui terkait dengan adanya mutasi pada gen
embB.
Berbagai penelitian telah mengidentifikasi adanya 5 mutasi pada kodon 306 (ATG),
yaitu ATG TG/CTG/ATA, ATC dan ATT. Akibatnya metionin (ATG) diganti oleh
valin, leusin atau isoleusin.
MEKANISME RESISTENSI
• Mekanisme terhadap streptomisin
Streptomisin bekerja pada tingkat subunit 30S dari ribosom pada protein ribosom S12
dan 16S rRNA yang dikodekan oleh gen rpsL dan rrs.
a. Metode konvensional
Menggunakan media padat (Lowenstein Jensen/ LJ) atau media
cair (MGIT).
b. Tes Cepat (Rapid Test).
Menggunakan cara Hain atau Gene Xpert.
• Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopis kuman tahan asam (BTA) dengan
pewarnaan Ziehl Neelsen.
a) Pemeriksaan fisik :
c) Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan dahak mikroskopis, biakan dan uji kepekaan M.
tuberculosis.
• Pemeriksaan darah tepi lengkap, termasuk kadar hemoglobin (Hb),
jumlah lekosit.
• Pemeriksaan kimia darah : faal ginjal, faal hati : SGOT, SGPT, serum kalium,
asam urat, gula darah.
• Pemeriksaan hormon bila diperlukan : Tiroid stimulating hormone (TSH)
• Tes kehamilan.
• Foto dada/ toraks.
• Tes pendengaran ( pemeriksanaan audiometri)
• Pemeriksaan EKG
• Tes HIV (bila status HIV belum diketahui)
Paduan ini diberikan pada pasien yang sudah terkonfirmasi TB-MDR secara
laboratoris. Paduan pengobatan ini diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal
dan tahap lanjutan.
PENATALAKSANAAN
• Tahapan pengobatan TB-MDR
a. Tahap awal
Tahap awal adalah tahap pengobatan dengan
menggunakan obat suntikan (kanamisin atau
kapreomisin) yang diberikan sekurang-
kurangnya selama 6 bulan atau 4 bulan
setelah terjadi konversi biakan.
PENATALAKSANAAN
b. Tahap lanjutan
Metode diagnostic TB-MDR bisa dilakukan dengan metode konvensional, rapid tes Gene
Xpert, dan uji kepekaan M. tuberculosis terhadap OAT. Konsep Directly Observed
Treatment Short Course (DOTS) merupakan salah satu upaya penting dalam menjamin
keteraturan berobat penderita dan menanggulangi masalah tuberkulosis khususnya TB-
MDR. Penemuan dan perkembangan obat-obat baru mungkin juga diperlukan untuk
menanggulangi hal ini
DAFTAR PUSTAKA
1. Paul R. The Threat of Multidrug-resistant Tuberculosis. J Glob Infect Dis.
2018;10(3):119–20.
2. Singh A, Prasad R, Kushwaha RAS, Al. E. Treatment outcome of
multidrug‑resistant tuberculosis with modified DOTS ‑plus strategy: A 2 years’
experience. Lung India. 2019;36(5):384–92.
3. Mehari K, Asmelash T, Hailekiros H, Wubayehu T, Godefay H, Araya T, et
al. Prevalence and Factors Associated with Multidrug- Resistant
Tuberculosis (MDR- TB) among Presumptive MDR-TB Patients in Tigray
Region, Northern Ethiopia. Can J Infect Dis Med Microbiol. 2019;2019:1–4.
4. Pontali E, D’Ambrosio L, Centis R, Sotgiu G, Migliori GB. Multidrug-
resistant tuberculosis and beyond: An updated analysis of the current evidence
on bedaquiline. Eur Respir J [Internet]. 2017;49(3):1–5. Available from:
http://dx.doi.org/10.1183/13993003.00146-2017
DAFTAR PUSTAKA
5. Hasanah M, , M, Wahyudi AS. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Efikasi
Diri Penderita Tuberculosis Multidrug Resistant (Tb- Mdr) Di Poli Tb-Mdr Rsud
Ibnu Sina Gresik. J Kesehat. 2018;11(2):72–5.
6. Syahrezki M. Faktor risiko tuberkulosis multidrug resistant (TB-MDR). J
Agromedicine [Internet]. 2015;2(4):403–18. Available from:
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/1227/ pdf
7. Reviono, Kusnanto P, Eko V, Pakiding H, Nurwidiasih D. Multidrug Resistant
Tuberculosis (MDR-TB): Tinjauan Epidemiologi dan Faktor Risiko Efek Samping
Obat Anti Tuberkulosis. Maj Kedokt Bandung. 2014;46(4):189–96.
8. WHO. Definitions and reporting framework for tuberculosis – 2013 revision
[Internet]. World Health Organization. 2014. 1–47 p.
DAFTAR PUSTAKA
9. Falzon D, Mirzayev F, Wares F, Baena IG, Zignol M, Linh N, et al. Multidrug-
resistant tuberculosis around the world: What progress has been made? Eur Respir
J [Internet]. 2015;45(1):150–60. Available from:
http://dx.doi.org/10.1183/09031936.00101814
10. Muhammad M, Fadli. Analisis Faktor Penyebab Multi-Drug Resistance
( Mdr ) Pada Penderita Tuberkulosis. J Publ Kesehat Masy Indones. 2019;6(2):62–
7.
11. Stosic M, Vukovic D, Babic D, Antonijevic G, Foley KL, Vujcic I, et al. Risk
factors for multidrug-resistant tuberculosis among tuberculosis patients in Serbia: A
case-control study. BMC Public Health. 2018;18(1):1–8.
12. Subuh M, Priohutomo S. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis.
Dinihari TN, Siagian V, editors. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia; 2014.
DAFTAR PUSTAKA
13. Narang SK. Extensively drug resistant tuberculosis (XDR-TB). JK Sci.
2009;11(2):102–3.
14. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Manajemen Terpadu
Pengendalian Tuberkulosis Resisten Obat. Jakarta; 2013. 6– 132 p.
TERIMA KASIH