BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
ISI
Tersangka Difteri adalah panas >38°C, sakit menelan, sesak napas disertai bunyi (stridor)
dan ada tanda selaput putih keabu-abuan (pseudomembran) di tenggorokan dan pembesaran
kelenjar leher. Apabila ditemukan penderita dengan gejala ini, catat dan kirim ke Dinkes
Kab./Kota. Lakukan rujukan pemeriksaan usap nasofarings. Jika hasil positif, lakukan
Respon KLB
Respons Tatalaksanan Kasus:
Pengobatan kasus
Memutus rantai penularan
Respons Pelaporan:
W1
Hasil pemeriksaan penunjang/lab
Respons Kesehatan Masyarakat:
Penyelidikan epidemiologi
Penatalaksanaan Kontak untuk Pengambilan usap nasofarings dan profilaksis
KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) ke masyarakat
Upaya peningkatan cakupan imunisasi (<7 tahun DT dan >7 tahun dT) melalui sweeping.
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphtheria, oleh
karena itu penyakitnya diberi nama serupa dengan kuman penyebabnya.
Sumber penularan penyakit difteri ini adalah manusia, baik sebagai penderita maupun
sebagai carier. Cara penularannya yaitu melalui kontak dengan penderita pada masa inkubasi
atau kontak dengan carier. Caranya melalui pernafasan atau droplet infection dan difteri kulit
yang mencemari tanah sekitarnya.
Menurut lokasi gejala difteria dibagi menjadi 3 yaitu, difteri hidung, difteri faring, difteri
laring dan difteri kutaneus.
Masa inkubasi penyakit difteri ini 2 – 5 hari, masa penularan penderita 2-4 minggu sejak
masa inkubasi, sedangkan masa penularancarier bisa sampai 6 bulan.
Gejala klinis penyakit difteri ini adalah : Panas lebih dari 38 °C, Adapsedomembrane bisa
dipharynx,larynx atau tonsil. Sakit waktu menelan. Leher membengkak seperti leher sapi
(bullneck), disebabkan karena pembengkakakn kelenjar leher.
Menurut tingkat keparahannya, penyakit ini dibagi menjadi 3 tingkat yaitu: Infeksi ringan,
Infeksi sedang dan Infeksi berat . Pencegahan difteri dilakukan dengan cara, yaitu : Isolasi
penderita, Imunisasi, dengan memberikan imunisasi DPT pada bayi dan vaksin DT pada anak
usia sekolah dasar.
3.2. Saran
Perlunya Kewaspasdaan Dini Penuyakit Difteri, karena difteri adalah penyebab
kematian pada anak-anak, maka disarankan untuk anak-anak wajib diberikan imunisasi yaitu
vaksin DPT yang merupakan wajib pada anak, tetapi kekebalan yang diperoleh hanya selama
10 tahun setelah imunisasi. Sehingga orang dewasa sebaiknya menjalani vaksinasi booster
(DT) setiap 10 tahun sekali