Anda di halaman 1dari 14

MODEL PEMBERDAYAAN KAUM FAKIR-MISKIN DI INDONESIA

A. Al-Quran Memandang Kaum Mustadh’afin


Dalam islam kefakiran dan kemiskinan harta bukanlah kehinaan dan kekayaan
harta bukanlah kemuliaan yang Allah berikan kepada manusia,
ُ‫﴾ َوأ َ َّما ِإذَا َما ا إبت َََلهُ فَقَدَ َر‬١٥﴿ ‫ن‬
ُِ ‫سانُ ِإذَا َما ا إبت َََلهُ َربُّهُ فَأ َ إك َر َمهُ َونَعَّ َمهُ فَيَقولُ َر ِبي أ َ إك َر َم‬ ِ ‫فَأ َ َّما إ‬
َ ‫اْلن‬
﴾ُ ١٦﴿ ‫َن‬ ُِ ‫ع َل إي ُِه ِر إزقَهُ فَ َيقولُ َر ِبي أَهَان‬َ
Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya
kesenangan, maka dia berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”. Adapun bila
Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezkinya maka dia berkata: “Tuhanku
menghinakanku (QS. al-Fajr: 15-16).
Namun, kemiskinan dan kekayaan merupakan ujian kepada umat manusia, siapa
diantara mereka yang dapat menjalankan amanah tersebut dengan sebaik-baiknya.
ُ‫ِي فِتإنَةُ َولَ ِك َّن‬ ُ‫علَى ِع إلمُ بَ إ‬
َُ ‫ل ه‬ َُ ‫عانَُا ث َُّم ِإذَا خ ََّو إلنَاهُ نِ إع َمةُ ِمنَّا قَا‬
َ ُ‫ل ِإنَّ َما أوتِيته‬ َ َ‫سانَُ ضرُ د‬ ِ‫س إ‬
َ ‫اْلن‬ َُّ ‫فَإِذَا َم‬
ُ َ ‫أ َ إُكث َ َره إُم‬
﴾ُ ٤٩﴿ َُ‫ل َي إعلَمون‬
Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami
berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata: "Sesungguhnya aku diberi nikmat itu
hanyalah karena kepintaranku." Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan
mereka itu tidak mengetahui (QS. az-Zumar: 9)
Al-Quran memerintahkan muslim untuk memperjuangkan orang-orang yang dalam
keadaan mustadh’afin dimuka bumi agar mereka memperoleh hak-haknya demi
kehidupan yang lebih baik. Kaum mustadh’afid dalam konteks pembahasan ini adalah
orang-orang yang tertindas secara ekonomi. al-Quran menyebutkan bahwa orang
tertindas secara ekonomi paling tidak ada fakir dan miskin.
Dalam UU 13 tahun 2011 kata fakir dan miskin didefinisikan dengan orang yang
sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber
mata pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar
yang layak bagi kehidupan dirinya dan/atau keluarganya
Adapun menurut al-Ishfahani dalam Mu’jam Mufradat al-Fazh al-Quran kata fakir
mempunyai empat makna: pertama, adanya kebutuhan primer yang harus dicukupi

1
dalam kehidupan dunia. kedua, tidak adanya penghasilan, dikarenakan orang fakir
tidak punya daya upaya untuk memperoleh penghasilan, ketiga kefakiran jiwa dan
keempat, menggantungkan diri kepada Allah. Pada asalnya al-Isfahani menyatakan
kata fakir berarti patah tulang punggungnya. Hal ini memberi arti bahwa beban yang
dipikul sedemikian berat sehingga mematahkan tulang punggungnya1.
Kata miskin (‫ (مسكين‬secara bahasa berasal Bahasa Arab )‫ (سكن‬yang memiliki arti
mendiami, tidak bergerak. Dalam kamus Mu’jamul Wasith miskin diartikan ُ‫منُليسُعنه‬
‫ماُيكفيُ عليهُأوُ فقير‬. Sedangkan miskin menurut KBBI ialah orang tidak berharta, serba
kekurangan (berpenghasilan rendah). Miskin menurut syariat ialah Orang yang
mempunyai harta atau penghasilan untuk memenuhi keperluannya dan orang yang
dalam tanggungannya, tetapi tidak sepenuhnya mencukupi2.
al-Quran tidak memberikan batasan-batasan khusus tentang fakir dan miskin,
sehingga memunculkan perbedaan dikalangan ulama dalam memandang fakir dan
miskin. Ada yang berpendapat bahwa fakir lebih baik kondisi ekonominya daripada
miskin begitupun sebaliknya.
Dalam al-Quran dan hadispun tidak menetapkan kriteria sesorang dikatakan fakir
atau miskin, karena ukuran kefakiran dan kemiskinan dalam suatu kondisi atau satu
wilayah akan berbeda satu dengan yang lainnya. oleh karena itu pemerintah Indonesia
menentukan kriteria fakir miskin sesuai dengan kondisi dan situasi masyarakat
Indonesia pada saat ini.
Adapaun kriteria fakir dan miskin yang dibuat pemeintah Indonesia sebagai
berikut; (1) Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang (2) Jenis
lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan (3) Jenis
dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok
tanpa diplester (4) Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan
rumah tangga lain (5) Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik (6)
Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan (7)
Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah (8)
Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu (9) Hanya

1
. Dalam Abad Badaruzzaman. Teologi Kaum Tertindas. Hal 102
2
. Yusuf Qardhawi. Fiqih Zakat.

2
membeli satu stel pakaian baru dalam setahun (10) Hanya sanggup makan sebanyak
satu/dua kali dalam sehari (11) Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di
puskesmas/poliklinik (12) Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani
dengan luas lahan 0,5 ha. Buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan,
atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp 600.000 per bulan (13)
Pendidikan tertinggi kepala kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya
SD (14) Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp 500.000,
seperti: sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor, atau barang
modal lainnya3.
Al-Quran sebagai panduan hidup umat islam memberikan gambaran secara umum
tentang penyebab kemiskinan yaitu factor eksternal dan internal. Adapun factor
eksternal, adalah adanya raja yang dzalim dimana raja tersebut mempunyai kebijakan
merampas kapal nelayan,
ُ‫ن أ َ ِعي َب َها َو َكانَُ َو َراءهم َّم ِلكُ َيأإخذُ ك َّل‬ ُُّ ‫سا ِكينَُ َي إع َملونَُ فِي إال َبحإ ُِر فَأ َ َر‬
ُ‫دت أ َ إ‬ َّ ‫أ َ َّما ال‬
ُ‫س ِفينَةُ فَ َكان إ‬
َ ‫َت ِل َم‬
﴾ُ ٧٩﴿ُ ُ‫صبا‬
‫غ إ‬
َ ُ‫س ِفينَة‬
َ
Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan
aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja
yang merampas tiap-tiap bahtera (QS. al-Kahfi: 79).
Dalam hal ini adalah adanya kebijakan dari pemerintah (pemimpin) yang dengan
sengaja menerapkan kebijakan yang menguntungkan pihak-pihak tertentu, atau
membuat kebijkan tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, sehingga kebijakan
tersebut menghambat rakyat mengaktualisasikan kemampuannya secara maksimal,
akibatnya masyarakat tidak memperoleh lapangan kehidupan social-ekonomi
semestinya,
Faktor berikutnya adalah adanya sikap malas, ogah-ogahanan serta pemahaman
yang keliru dalam memahami teks-teks keagamaan, sehingga menyebakan
timbulnya paham pasrah kepada takdir (fatalism). Orang-orang yang terjangkiti
virus tersebut menjdikan meraka melakukan sesautu dengan berat, sehingga yang
dilakukannya tidak dapat diselesaikan dengan baik dan sempurna. Virus di atas

3
.

3
merupakan akhlak mazmumah, karena manusia terjangkiti virus di atas akan
condong menggantungkan khidupannya kepada pihak lain yang akibatnya
menjadikan manusia tidak produktif,

َ ‫لَّ َوه إُم ك‬


‫سالَى‬ َّ ‫لَ يَأإتونَُ ال‬
ُ ِ‫صَلَُة َ إ‬ ُ ‫لَّ أَنَّه إُم َكفَروُاإ بِاللُِ َوبِ َرسو ِل ُِه َو‬ َُ َ‫َو َما َمنَعَه إُم أَن ت إقب‬
ُ ِ‫ل ِم إنه إُم نَفَقَاته إُم إ‬
ِ ‫لَّ َوه إُم َك‬
﴾ُ ٥٤﴿ َُ‫ارهون‬ ُ ‫لَ ين ِفقونَُ ِإ‬
ُ ‫َو‬
Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-
nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan
mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula)
menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan (at-Taubah: 54).
Al-Quran mengkritik keras orang-orang yang malas dan menggolongkan
meraka kepada golongan munafik,
َ‫ل‬ َ ‫صَلَةُِ قَاموُاإ ك‬
َُ َّ‫سالَى ي َرآؤونَُ الن‬
ُ ‫اس َو‬ ُ َُ‫ن إالمنَافِ ِقينَُ يخَادِعون‬
َّ ‫للاَ َوه َُو خَادِعه إُم َوإِذَا قَاموُاإ إِلَى ال‬ َُّ ِ‫إ‬
﴾ُ ١٤٢﴿ ُ‫لَّ قَ ِليَل‬ ُ َُ‫يَ إذكرون‬
ُ ‫للاَ ِإ‬
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas
tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan
malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah
mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali (QS. an-Nisa’:142).
B. Sinkronisasi Sistem Dalam Memberdayakan Fakir dan Miskin
al-Quran dan hadis merupakan rujukan utama umat islam dalam memperoleh
kebahagian dunia dan akhirat lahir dan batin. Ironisnya dalam era sekarang umat islam
tidak lagi menjadikan al-Quran dan Hadis menjadi panduan utama dalam
menyelesaikan perbagai macam problem yang dihadapi umat manusia khususnya
dibidang kemiskinan. Padahal didalamnya banyak berisi tentang petunjuk untuk
menyelesaikan problem kemiskinan yang melanda umat manusia. Oleh karena itu,
umat islam harus mambaca dan merenungkan serta menggali kembali konsep-konsep
al-Quran dan Hadis dalam pemberdayaan fakir-miskin diperlukan ta’awun dan syura
agar pemberdayaan fakir miskin menjadi komprehensif apalagi dalam konteks
Indonesia untuk memberdayakan fakir miskin dilakukan oleh berbagai kementerian
dan lembaga. adapun konsep-konsep yang penulis temukan dalam al-Quran dan
Hadis paling tidak sebagai berikut;

4
Pertama; zakat secara bahasa berasal dari kata ُ‫ زكا‬yang berarti tumbuh,
berkembang, suci, bersih, berkah dan baik. Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan
oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Sedangkan zakat menurut kaidah fikih
adalah sejumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan untuk diserahkan kepada pihak-
pihak yang telah ditetapkan oleh al-Qur’an.
Allah swt selalu menyandingkan kata shalat dengan zakat4. Sebagaimana dipahami
shalat merupakan ibadah vertikal antara manusia dengan Tuhannya, namun lebih dari
itu ibadah (shalat) harus mampu merubah kehidupan dirinya menjadi peka terhadap
kondisi social-ekonomi orang-orang disekelilingnya dengan memberikan sebagian
harta untuk berzakat yang merupakan merupakan ibadah vertical sekaligus horinzontal
dengan masyarakat. Zakat merupakan ibadah khusus bagi orang muslim yang
memiliki kelebihan harta5.
ُ‫ع ِليم‬ َ ُ‫س َكنُ لَّه إُم َوللا‬
َ ُ‫س ِميع‬ َ َُ‫صَلَت َك‬ َُّ ‫علَ إي ِه إُم ِإ‬
َ ‫ن‬ َ ‫ل‬
ُِ ‫ص‬
َ ‫ط ِهره إُم َوتزَ ِكي ِهم ِب َها َو‬ َ ‫ن أ َ إم َوا ِل ِه إُم‬
َ ‫صدَقَةُ ت‬ ُ‫خ إُذ ِم إ‬
﴾ُ ١٠٣﴿
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui (QS. at-Taubah: 103).
Oleh karena itu, orang yang mempunyai kewajiban zakat harus membayarnya
sebagai bukti kecintaan, ketundukan dan kepatuhannya kepada Allah swt. Zakat
merupakan ibadah khsusus yang tidak dapat digantikan dengan ibadah mahdhah
lainnya. disinilah menunjukkan bahwa ibadah harta merupakan memiliki kedudukan
yang tinggi, penting dan fundamental islam demi membangun kesejahteraan ekonomi
umat islam secara bermartabat dan berkeadilan yaitu dilarangnya harta hanya dikuasai
oleh kelompok tertentu6 dan keislaman seseorang tidak akan sah bila tidak
menunaikan zakat, karena zakat merupakan pilar tegaknya agama islam,
﴾ُ ١١﴿ َُ‫ت ِلقَ إومُ َي إعلَمون‬ ُِ ‫الز َكاُة َ فَإِ إخ َوانك إُم ِفي الد‬
ِ َ‫ِين َونف‬
ُِ ‫صلُ اآل َيا‬ َّ ‫فَإِن ت َابواإُ َوأَقَامواإُ ال‬
َّ ُ‫صَلَُة َ َوآت َواإ‬

4
.
5
.
6
.

5
Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu)
adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum
yang mengetahui (QS. at-Taubah: 11).
Keimanan harus menjadi modal utama untuk punya semangat mengeluarkan
sebagian harta. Dengan berzakat seorang mukmin ingin membuktikan bahwa apa yang
diberikan di jalan Allah tidak akan disia-siakan olehNYA dan diganti yang lebih baik,
karena pada hakekatnya harta yang dikeluarkan untuk zakat tidak berkurang, namun
sebalikya harta itu menjadi suci, bersih, tumbuh dan berkembang dengan baik,
sebagaimana firman Allah swt,
ُ‫ل سنبلَةُ ِمئ َُة َحبَّةُ َوللا‬
ُِ ‫ل فِي ك‬
َُ ِ‫سنَاب‬
َ ‫س إب َُع‬ ُ‫ل َحبَّةُ أَنبَت إ‬
َ ‫َت‬ ُِ َ ‫ل للاُِ َك َمث‬ َ ‫َّمثَلُ الَّذِينَُ ين ِفقونَُ أ َ إم َوالَه إُم فِي‬
ُِ ‫سبِي‬
﴾ُ ٢٦١﴿ ُ‫ع ِليم‬
َ ُ‫شُاءُ َوللاُ َوا ِسع‬
َ َ‫ضا ِعفُ ِل َمن ي‬
َ ‫ي‬
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh
bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa
yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui (QS.
al-Baqarah: 261).
Zakat dalam terminologi fikih dibagi menjadi dua bagian; (a) Zakat Fitrah (b)
Zakat Mal. Zakat fitrah adalah zakat yang sebab diwajibkannya adalah berbuka pada
bulan Ramadhan7. Zakat fitrah berbeda dengan zakat yang lain, karena zakat ini
merupakan zakat pribadi-pribadi8 yang menjadi tanggungjawab orang yang
memberikan nafkah pada keluarga tersebut, dengan mengeluarkan 1 sha’ (2,167kg)
makanan kebutuhan pokok pada suatu negara atau daerah atau mengganti dengan nilai
yang seharga sebelum pelaksaan shalat idul fitri.
Zakat Mal adalah zakat yang dikenakan atas harta yang dimiliki oleh individu
dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh fiqih9. Zakat

7
. Dalam sejarahnya zakat fitrah disyariatkan pada bulan kedua hijrah seiring dengan ditetapkannya
puasa Ramadhan, untuk menyucikan orang yang berpuasa dari perkataan yang tidak baik, dengan
memberikan makanan kepada orang miskin agar tidak meminta-minta pada Hari Raya. Yusuf Qardhawi.
Fikih Zakat. Hal 920. Dalam bukunya Fikih Kontemporer Ahmad Sarwat berpendapat bahwa zakat fitrah
adalah salah satu bentuk zakat yang diwajibkan Allah buat laki-laki, wanita, besar, kecil, anak-anak,
dewasa dari umat ini. Hal 75
8
. Ibid hal 921
9
.

6
Mal dibagi menjadi zakat ternak, perniagaan, pertanian, emas dan perak, profesi,
barang temuan (rikaz).
Dalam islam tidak semua jenis harta diwajibkan untuk dikeluarkan zakatnya.
Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah, para ulama telah menyusun kriteria jenis harta
yang wajib dizakati10. Bila harta seseorang tidak memiliki kriteria yang telah
ditetapkan, maka tidak ada kewajiban zakat. Meski pun secara nominal lebih tinggi11.
Namun yang menjadi ukuran apakah harta yang dimiliki oleh seseorang itu wajib dikeluarkan
zakat atau tidak, bukan sekedar nilainya (nishab), tetapi masih ada sisi-sisi lainnya
serta kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi12. Paling tidak ada 5 kriteria utama
yang telah disepakati oleh para ulama, yaitu: Harta yang dimiliki secara penuh, Harta
harus Berkembang (tumbuh), Memuhi Nisab, mencapai haul dan melampaui
kebutuhan pokok, serta setelah dikurangi membayar pajak kepada negara.
Zakat sebagai ibadah yang syariatnya diatur di dalam islam maka peruntukannya
pun harus mengikuti syariat islam,

ِ ‫ب َو إالغ‬
‫َار ِمينَُ َوفِي‬ ِ ‫علَ إي َها َو إالم َؤلَّفَ ُِة قلوبه إُم َوفِي‬
ُِ ‫الرقَا‬ ِ ‫ين َو إال َع‬
َ َُ‫ام ِلين‬ َ ‫صدَقَاتُ ِل إلفقَ َراء َو إال َم‬
ُِ ‫سا ِك‬ َّ ‫ِإنَّ َما ال‬
﴾٦٠﴿ ُ‫ع ِليمُ َح ِكيم‬ َ ‫ل فَ ِري‬
َ ُ‫ضةُ ِمنَُ للاُِ َوللا‬ ُِ ‫سبِي‬
َّ ‫إن ال‬
ُِ ‫ل للاُِ َواب‬
ُِ ‫سبِي‬
َ
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan)
budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang
dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana (QS. at-Taubah: 60).
Zakat merupakan sarana latihan bagi manusia untuk menumbuhkan karakter
terpuji, dengan mendorong dan memotivasi manusia untuk melaksanakan amanah
harta yang dibebankan kepadanya untuk pihak lain yang membutuhkan. Dalam
masyarakat yang tingkat kemiskinannya tinggi dan kebutuhan sosialnya banyak zakat
saja tidaklah mencukupi untuk menyelesaikan kesenjangan dan kebutuhan tersebut.
Dalam harta orang kaya masih ada hak sosial, sebagimana hadis bahwa dalam harta
masih ada hak dikeluarkan selain zakat. Jika zakat merupakan salah satu rukun islam,

10
. Ahmad Sarwat. Fikih Zakat Kontemporer.
11
12

7
maka mengelurkan harta selain zakat merupakan salah satu tiang sendi kebaikan.
Kewajiban membantu orang yang dalam kefakiran dan kemiskinan yang tidak terkait
dengan nisab dan waktu, lebih popular dikenal oleh masyarakat dengan infak13.
Ke-Dua: Infak adalah mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan untuk
suatu kepentingan sosial yang diperintahkan oleh ajaran islam14. Infak merupakan
harta yang dikeluarkan oleh seorang beriman dalam keadaan lapang maupun sempit,
dikeluarkan oleh yang berpenghasilan tinggi maupun rendah. Infak merupakan harta
yang dikeluarkan untuk diberikan kepada siapapun yang diperbolehkan oleh agama
sesuai dengan urutan nasab terdekat dan selanjutnya,
ُ‫ين َواب ِإن‬ َ ‫ى َو إال َم‬
ُِ ‫سا ِك‬ ُ ‫إن َواأل َ إق َربِينَُ َو إاليَت َا َم‬
ُِ ‫ن َخيإرُ فَ ِل إل َوا ِلدَي‬
ُ‫ل َما أَنفَ إقتم ِم إ‬ ُ‫يَسإأَلونَكَُ َماذَا ين ِفقونَُ ق إ‬
﴾ُ ٢١٥﴿ ُ‫ع ِليم‬ َ ‫للاَ ِب ُِه‬
ُ ‫ن‬ َُّ ِ‫ن َخيإرُ َفُإ‬ُ‫ل َو َما ت َ إف َعلوُاإ ِم إ‬
ُِ ‫س ِبي‬
َّ ‫ال‬
Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja
harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan."
Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha
Mengetahuinya (QS. 2: 215).
Dalam berinfak haruslah memperhatikan kaidah-kaidah agama agar tidak menyakiti
orang-orang yang memperoleh infak tersebut, seperti larangan untuk riya’, pamer
kekayaan serta menekan kepada penerima infak, sebagaimana Allah katakan,
ُِ‫لَ يؤإ ِمنُ بِالل‬
ُ ‫اس َو‬ ُِ ‫صدَقَاتِكم بِ إال َم‬
ُ ِ َّ‫ن َواألذَى َكالَّذِي ين ِفقُ َمالَهُ ِرئ َاء الن‬ ُ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَُ آ َمنوُاإ‬
َ ‫لَ تب ِإطلوُاإ‬
َ ‫علَى‬
‫ش إيءُ ِم َّما‬ ُ ُ‫ص إلدا‬
َ َُ‫لَّ َي إقدِرون‬ َ َ ‫علَ إي ُِه ت َرابُ فَأ‬
َ ُ‫صا َبهُ َوا ِبلُ فَت ََر َكه‬ َ ُ‫ص إف َوان‬ ُِ ‫َو إال َي إو ُِم‬
ُِ َ ‫اآلخ ُِر فَ َمثَلهُ َك َمث‬
َ ‫ل‬
﴾ُ ٢٦٤﴿ َُ‫لَ يَ إهدِي إالقَ إو َُم إال َكافِ ِرين‬
ُ ُ‫سبوُاإ َوللا‬
َ ‫َك‬
Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima), seperti orang yang
menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia dan dia tidak beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di
atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih
(tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan;

13
. Harun Nasution dkk. Ensiklopedia Islam Indonesia. PT. Djambatan. Jakarta. 2002
14
. Op cit. hal 453-455.

8
dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir (QS. al-Baqarah:
264).
Dalam kehidupan masyarakat yang kebutuhan sosial-ekonomi yang terus
meningkat perlu mendapatkan pengawasan dan pendampingan secara teratur. Maka
tidak menutup kemungkinan jumlah harta yang terkumpul dari zakat dan infak tidak
mencukupi dalam memberdayakan kaum fakir-miskin, islam memberikan system
denda bagi pemeluknya yang tidak dapat melaksanakan perintah syariat dan
pemelukknya yang melanggar syariat. Pemberian sanksi demi tegaknya syaraiat dan
keteraturan hidup umatnya islam memberikan berbagai aturan yang harus diikuti dan
ditaati oleh setiap pemeluknya, namun bila umat islam tidak mampu melaksanakan
atau melanggar syariat, umat islam harus melakukan “penebusan dosa” dengan
mengganti atau membayar denda baik berupa puasa, membebaskan budak atau
memberi pakaian dan makanan bagi fakir miskin.
Ketiga; Fidyah berasal dari Bahasa arab ‫ الفداء‬yang berarti menebus, membayar
denda. Jadi fidyah memiliki arti tebusan atau pembayaran denda karena tidak
melakukan kewajiban atau denda karena membuat kesalahan atau tebusan dari Allah
sebagai anugrah atas ketaatan hambanya15. Tebusan ini dapat dibayar dengan uang
atau harta, karena tidak dapat menjalankan kewajiban ibadah.
Fidyah dalam artian membayar denda mislanya seorang muslim tidak dapat
melaksanakan puasa dibulan ramadhan disebabkan kondisi yang tidak memungkinkan
seseorang melakukan puasa, baik karena sakit berat yang tidak ada kemungkinan
sembuh, seorang yang sudah usia lanjut, wanita hamil dan menyusui yang tidak
memungkinkan mereka untuk mengqadhanya, maka seorang muslim dalam kondisi
tersebut harus mengganti puasa yang ditinggalkan dengan membayar fidyah (denda)
sesuai dengan hari yang dia tinggalkan dengan memberikan makan seorang fakir
miskan sebesar satu sha’ gandum (3.5 liter) dengan makan yang mengenyangkan dan
harus sesuai dengan yang dia makan16 atau dengan bentuk lain yang setara
berdasarkan pada firman Allah,

15
. Harun Nasution. Ensiklopedi Islam Indonesia. PT Djambatan. Jakarta. 2002
16
. AL-MARAGHI

9
ُ‫ى الَّذِينَُ ي ِطيقونَهُ فِ إديَة‬
ُ َ‫عل‬ َُ ‫ن أَيَّامُ أخ‬
َ ‫َر َو‬ َ ‫أَيَّاماُ َّم إعدودَاتُ فَ َمن َكانَُ ِمنكم َُّم ِريضاُ أ َ إُو‬
َ ‫علَى‬
ُ‫سفَرُ فَ ِعدَّةُ ِم إ‬
﴾ُ ١٨٤﴿ َُ‫ع َخيإراُ فَه َُو َخيإرُ لَّهُ َوأَن ت َصوموُاإ َخيإرُ لَّك إُم ِإن كنت إُم ت َ إعلَمون‬ َ َ ‫ط َعامُ ِم إس ِكينُ فَ َمن ت‬
َُ ‫ط َّو‬ َ
(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu ada
yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa)
sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-
orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah,
(yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati
mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih
baik bagimu jika kamu mengetahui (QS. al-Baqarah: 184).
Membayar fidya (denda) disebabkan tidak melaksanakan kewajiban atau yang
dilarang dalam melaksanakan ibadah haji yang sering disebut dengan “DAM”
(mengalirkan darah dengan menyembelih hewan) ada empat macam pelanggaran
dalam ibadah haji yaitu;
Pertama dam tertib artinya pelaksanaan pembayaran dam harus sesuai dengan tata
urutannya yaitu pertama harus menyembelih kambing, jika tidak mendapatkan baru
melaksanakan puasa tiga hari berturut-turut ditanah suci dan empat hari jika sudah
kembali ke tanah air denda ini untuk pelanggaran sebagai berikut; melakukan haji
tamattu’, melakukan haji qiran, kehilangan waktu wukuf di Arafah, tidak melempar
jumrah yang ketiga, tidak mabit di Muzalifah pada malam nahar, tidak mabit di Mina
pada malam-malam tasyriq, tidak berihram di Miqad, tidak melakakukan thawaf
wada’, tidak berjalan kaki jika dinazarkan berjalan kaki dalam ibadah haji.
Kedua dam tahyir artinya dalam pelaksanaan membayar denda boleh memilih
alternative satu dari tiga hal yang telah ditentukan yaitu, menyembelih kambing, atau
puasa tiga hari atau memberi makan fakir-miskin tiga sha’ kepada enam orang fakir-
miskin. Dam akhyar diwajibkan kepada orang yang tengah melaksanakan ibadah haji
tetapi melakukan delapan hal berikut; mencabut tiga helai rambut atau lebih
berurutan, memotong tiga kuku atau lebih secara berurutan, menutup kepala,
berpakaian yang dijahit (tidak memakai ihram), berminyak harum, memakai wangi-
wangian, melakukan perbuatan yang bisa mengantarkan kepada hubungan seksual,
melakukan hubungan seksual antara tahalul pertama dan tahalul kedua dalam ibadah
haji.

10
Ketiga dam tartib dan ta’dil artinya dam yang pembayarannya harus tertib dalam
melakukan alternative pengganti. Wajib yang pertama adalah menyembelih seekor
unta, jika tidak mendapatkan diganti dengan seekor sapi, jika tidak mendapatkan
diganti dengan menyembelih tujuh ekor kambing, jika tidak mendapatkan
menyedekahkan harta seharga tujuh ekor kambing, atau jika tidak mampu boleh
menggantinya dengan puasa. Hukkuman membayar dam ini diwajibkan kepada para
jama’ah haji yang melakukan hubungan seksual yang merusak ibadah hajinya
Keempat dam tahyir dan ta’dil artinya denda yang pembayarannya boleh memilih
diantara tiga hal; menyembelih binatang buruan yang diburu, membeli makanan
seharga binatang yang diburu lalu disedekahkan atau puasa satu hari untuk harga
satumud dari harga binatang buruan tersebut. Dam ini dibebankan kepada orang yang
sedang melaksanakan ibadah haji tetapi melakukan perbuatan, merusak atau
memburu atau membunuh binatang buruan; memotong pohn-pohon atau mencabut
rerumputan ditanah haram.
Ke-Empat; Kaffarah secara bahasa berasal dari kata ka-fa-ra mempunyai arti
menutupi. Lebih detail kamus mujam al-wasith ‫ماُيستغفرُبهُالُثمُمنُصدقةُوُصومُوُنحوُذلك‬.
“apa-apa yang menjadi sebab terampuninya dosa/kesalahan dengan membayar
sadaqah, puasa dan semacamnya”. Adapun pembayaran untuk membebaskan dari
kesalahan yang disebutkan dalam al-Quran dan hadis sebagai berikut: (a) Kaffarah
Zhihar (b) kaffarah Yamin (c) kaffarah membunuh binatang saat memakai ihram (d)
kaffarah berjima’ disiang hari di bulan Ramadhan.
Zhihar secara Bahasa diartikan dengan punggung. Orang yahudi mengatakan istri
yang digauli diibaratkan kendaraan yang ditunggangi17, sehingga orang yahudi
melarang menggauli istri dari belakang, karena dapat mengakibatkan kecacatan pada
anak yang dilahirkan. Secara syariat zhihar adalah ucapan seorang mukallaf kepada
wanita yang halal digaulinya bahwa wanita itu sama dengan salah seorang yang
digaulinya baik karena hubungan darah, perkawinan, penyusuan maupun sebab lain18.

17
. Quraish Shihab. Tafsir al-Misbah vol 14. Hal 61-64.
18
. ibid

11
Zhihar merupakan tradisi jahiliah untuk mentalak istri yang disebabkan oleh satu
atau lain hal dengan mengatakan “kamu bagaikan punggung ibuku”19. Ungkapan
tersebut menyebabkan timbulnya hukum bagi suami ataupun istri yaitu tidak bolehnya
suami mencumbu, menggauli istrinya, sehingga istri menjadi haram selama-lamanya20.
Perbuatan tersebut tentu merupakan tindakan pelanggaran syariat dan merupakan
tindakan kekerasan dalam rumah tangga. Disamping merupakan bentuk melecehkan
dan merendahkan martabat wanita21. Oleh karena itu, islam sebagai agama rahmat
dengan tujuan mengangat derajat setiap manusia menuju fitrah kemanusiaannya
khususnya kepada wanita yang diperlakukan semena-mena pada masa Jahiliyah dan
tradisi yahudi, maka islam memberikan solusi dengan merubah tradisi tersebut sesuai
dengan fitrah manusia yang ingin membentuk keluarga bahagia dan harmonis dalam
kehidupan rumah tangga.
Islam yang menghendaki kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah dan wa
rahmah amat sangat melarang perbuatan tersebut, sehingga islam memberikan
hukuman berat kepada suami yang melakukan perbuatan tersebut, kerena zhihar
merupakan perbuatan keci dan munkar yang tidak ada landasan syariatnya. Dengan
hukuman yang berat diharapkan suami tidak mudah untuk membiasakan ucapan, sikap
dan perbuatan yang melanggar aturan Islam. Namun, jika suami terlanjur melakukan
tindakan kekerasan dalam rumah tangganya dengan perbuatan zhihar dan ingin
kembali berkumpul dengan istrinya, maka suami harus bertaubat dengan memohon
ampun dan membayar denda zhihar sebagimana yang diajarkan oleh Allah swt,
ُ‫عظونَُ ِب ِه‬ َ ‫ل أَن يَت َ َماسَّا ذَ ِلك إُم تو‬ ُِ ‫سائِ ِه إُم ث َُّم يَعودونَُ ِل َما قَالوا فَتَحإ ِريرُ َرقَبَةُ ِمن قَ إب‬ َ ِ‫ظاهِرونَُ ِمن ن‬ َ ‫َوالَّذِينَُ ي‬
‫ل أَن يَت َ َماسَّا فَ َمن لَّ إُم يَ إست َِط إُع‬
ُِ ‫إن ِمن قَ إب‬
ُِ ‫إن متَت َا ِب َعي‬
ُِ ‫ش إه َري‬ ِ َ‫﴾ فَ َمن لَّ إُم يَ ِج إُد ف‬٣﴿ ُ‫للا ِب َما ت َ إع َملُونَُ َخ ِبير‬
َ ُ‫صيَام‬ َُّ ‫َو‬
َ َُ‫للا َو ِل إل َكافِ ِرين‬
﴾٤﴿ ُ‫عذَابُ أ َ ِليم‬ َُِّ ‫ود‬ ُ َُ‫الل َو َرسو ِل ُِه َوتِ إلك‬
ُ ‫حد‬ ‫فَإِ إ‬
َُِّ ِ‫طعَامُ ِستِينَُ ِم إس ِكيناُ ذَ ِلكَُ ِلتؤإ ِمنوا ب‬
Orang-orang yang mendzhihar isteri mereka, kemudian mereka hendak menarik
kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang
budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan
kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 4. Barangsiapa

19
.
20
.
21

12
yang tidak mendapatkan (budak), maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan
berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak kuasa
(wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya
kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan itulah hukum-hukum Allah, dan bagi
orang-orang kafir ada siksaan yang sangat pedih (QS. al-Mujaadilah: 2-4).
b) al-aiman merupakan bentuk jamak dari kata Yamin yang secara Bahasa adalah
al-yad (tangan) kemudian diperuntukkan untuk kata al-halif (sumpah), karena orang
arab dahulu ketika menyumpah, setiap orang memukulkan tangan kanan mereka
kepada tangan kanan orang yang bersumpah. Adapun secara istilah adalah penegasan
sesuatu dengan menyebut nama atau sifat Allah swt22.
Kaffarat al-yamin berate sesuatu yang wajib ditanggung karena adanya pelanggaran
dengan tujuan untuk menutupi atau memaafkan pelanggaran agar di hari kiamat kelak
tidak mendapatkan hukuman oleh sebab sumpah23. Maka untuk membebaskan dari
ucapan tersebut diwajibkan baginya membayar kaffarah yamin sebagai berikut,
ُ‫سا ِكينَُ ِم إن‬
َ ‫عش ََرةُِ َم‬ ‫ارت ُه ِإ إ‬
َ ُ‫ط َعام‬ َ َّ‫عقَّدتُّمُ األ َ إي َمانَُ فَ َكف‬ ِ ‫اخذك ُم للاُ ِباللَّ إغ ُِو فِي أَ إي َمانِك إُم َولَـ ِكن ي َؤ‬
َ ‫اخذكم ِب َما‬ ِ ‫لَ ي َؤ‬
ُ
‫ارةُ أَ إي َمانِك إُم ِإذَا‬
َ َّ‫ص َيامُ ثََلَثَ ُِة أَيَّامُ ذَ ِلكَُ َكف‬ ‫ط َمُا ت إ‬
ِ َ‫ط ِعمونَُ أَ إه ِليك إُم أَ إُو ِكس َإوته إُم أَ إُو تَحإ ِريرُ َرقَ َبةُ فَ َمن لَّ إُم َي ِج إُد ف‬ َ ‫أَ إو‬
ُِ ‫س‬
﴾ُ ٨٩﴿ َُ‫للا لَك إُم آ َياتِ ُِه لَ َعلَّك إُم تَ إشكرون‬
ُ ُ‫َحلَ إفت إُم َواحإ فَظواإُ أَ إي َمانَك إُم َكذَ ِلكَُ ي َب ِين‬
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud
(untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang
kamu sengaja, maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh
orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau
memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barangsiapa
tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari.
Yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan
kamu langgar). Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu
hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur kepada-Nya (QS. al-Maidah: 89).
(c) Kaffarah Saum Ramadhan
Puasa merupakanibadah dengan menjaga diri dari makan, minum, hubungan
seksual dan hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenam

222222
. Shahih fikih sunah. Hal 471.
23
. Ibid hal 515

13
matahari. Puasa adalah ibadah yang wajib dikerjakan oleh umat muslim dalam
kedaaan sehat dan muqim.
Puasa hakekatnya adalah untuk dapat mengekang hawa nafsu dan peka terhadap
kehidupan social agar manusia mencapai derajat takwa (mampu melakukan ibadah
ritual, social, dan menahan diri). Oleh karena itu, dalam ibadah puasa harus diisi
dengan perbuatan-perbuatan ibadah seperti: membaca Quran, berdzikir, membaca
buku, kuliah dll. Bukan malah isi dengan perbuatan yang dapat menghilangkan,
membatalkan ibadah puasa apalagi malah menambah dosa. Apabila seorang yang
berpuasa ramadhan melanggar aturan selama melaksanakan puasa, maka harus
membayar denda bisa berupa membebaskan budak, puasa dua bulan berturut-turut
atau memberi makan 60 fakir miskin,
‫ عن أبي‬،‫ عن حمي ُد بن عب ُد الرحمن‬،‫ عن الزهري‬،‫ن بن عيينة‬
ُ ‫ حدثنُا سفيا‬.‫حدثنا أب ُو بك ُر بن أبي شيبة‬

‫ت على‬
ُ ‫ وقع‬:‫ ((وما أهلكك؟)) قال‬:‫ قال‬.‫ت‬
ُ ‫ هلك‬:‫ى هللا عليه وسل ُم رجل فقال‬
ُ ‫ى النبي صل‬
ُ ‫ أت‬-:‫هريرة؛ قال‬

‫ن‬
ُ ‫ ((صم شهري‬:‫ قال‬.‫ ل أج ُد‬:‫ ((أعتق رقبة)) قال‬:‫ فقال النبي صلى هللا عليه وسلم‬.‫امرأتي في رمضان‬

‫ فينما هو كذلك إ ُذ‬.‫ ((اجلس)) فجلس‬:‫ قال‬.‫ ل أج ُد‬:‫ ((أطعم ستين مسكينا)) قال‬:‫ قال‬.‫ ل أطيق‬:‫متتابعين)) قال‬

‫ن لبتيها‬
ُ ‫ ما بي‬،‫ يُا رسول هللا! والذي بعثك بالحق‬:‫ب فتصدق به)) قال‬
ُ ‫ فقا ُل ((اذه‬.‫أتى بمكتل يدعى العرق‬

.))‫ ((فانطلق فأطعم ُه عيالك‬:‫ قال‬.‫ت أحوج إلي ُه منا‬


ُ ‫أهل بي‬

C. Model Pengentasan Kemiskinan Berbasis Masyarakat Desa


Masyarakat desa

14

Anda mungkin juga menyukai