I. Data Personal
Kami diarahkan untuk berkumpul dan bercengkrama dengan Hasil perjalanan di awal
hingga akhir dengan temen-temen yang lain.
Kontribusi Sosial : Kami belum memiliki kontribusi sosial karena kami Masih tahap
adaptasi mengenal lingkungan sekitar kampus UGM.
Jumlah Kegiatan Modul MN : 1 Kegiatan (Berkunjung Wisdom Park UGM dan
Sekitaran Gedung UGM yaitu Masjid UGM, Museum UGM, FEB dan FIB UGM serta
Balairung UGM)
Bulan berjalan Kebinekaan : Pada Minggu Pertama di Bulan Ke-2 Kegiatan Modul Nusantara Kali ini
Kegiatan W1 Kelompok 4 Kali Berkunjung Ke Kesultanan Mataram yang memiliki cukup penting
(11 dalam perjalanan Kebudayaan Islam di Yogyakarta terutamanya di Kota Gedhe yaitu
September – Masjid Kota Gedhe, disini kami mempelajari hal-hal penting dalam perkembangan
17 September kerjaan islam serta keterlibatan para pemuka agama, hingga pengembangan
2022) kebudayaan yang bercorak Islam di Jawa.
Pada awalnya daerah Mataram dikuasai kesultanan Pajang sebagai balas jasa atas
perjuangan dalam mengalahkan Arya Penangsang. Sultan Hadiwijaya menghadiahkan
daerah Mataram kepada Ki Ageng Pemanahan. Selanjutnya, oleh Ki Ageng Pemanahan
Mataram dibangun sebagai tempat permukiman baru dan persawahan, Akan tetapi,
kehadirannya di daerah ini dan usaha pembangunannya mendapat berbagai jenis
tanggapan dari para penguasa setempat. Misalnya, Ki Ageng Giring yang berasal dari
wangsa Kajoran secara terang-terangan menentang kehadirannya.
Setibanya kami disana, diberikan Informasi Sejarah Oleh Salah satu Pengurus Masjid
Kota Gedhe, Mataram, Tentang Perkembangan Masjid Kota Gedhe dan Sejarah
Penting Terbentuknya Kerajaan Mataram Kota Gedhe, Seperti diceritakan Oleh
Pengurus Masjid Kota Gedhe di dalam naskah keraton (antara lain: Serat Cebolek dan
Babad Giyanti) menceritakan, bahwa Pangeran Mangkubumi (Pendiri Keraton Yogya),
Putra Amangkurat IV adalah seorang pejuang yang taat beragama. Dikisahkan, Sholat
lima waktunya tidak pernah ditinggalkan, gemar mengaji bahkan hafal sebagian ayat-
ayat Al-Qur‟an.
Dikutip dari laman resmi Kemenparekraf, Minggu (8/5/2022), berada di jantung Kota
Yogyakarta, kerajinan perak Kotagede sudah ada sejak zaman Belanda. Awalnya
kerajinan perak hanya dikhususkan untuk pesanan Keraton, Sedangkan Pengrajin di
Kotagede dikenal telaten dalam seni menempa, mengukir, dan membentuk perak
menjadi berbagai macam bentuk. Keluasan Pengerajin Tersebut dalam membuat ukiran
perak sudah dikuasai secara turun-temurun, dari generasi ke generasi.
Inspirasi : Saya Sangat Terkesima dan Terinspirasi Oleh Seseorang Penjual dan
Pelopor Kerajinan Perak Khas KotaGedhe Karena Saking indahnya, banyak turis
mancanegara berdatangan mencari perhiasaan perak khas Kotagede sebagai aksesoris
atau cenderamata. Menariknya lagi, keindahan hasil kerajinan perak Kotagede juga
banyak yang diekspor ke luar negeri.
Tentu saja perkembangan kerajinan perak di Kotagede ini menjadi langkah awal yang
sangat baik bagi perekonomian Indonesia. Mengingat, industri kerajinan perak menjadi
salah satu industri kreatif yang potensial untuk terus dikembangkan dan berdaya saing
tinggi, Selain membuka peluang lapangan kerja seluas-luasnya, popularitas kerajinan
perak di pasar internasional juga dapat terus mendorong kebangkitan ekonomi nasional
pasca pandemi.
Kontribusi Sosial : Kami belum memiliki kontribusi sosial karena kami Masih
diperkenalkan Oleh Kebudayaan dan Inspirasi selah satu pengerajin Perak yang dapat
berkembang walau pandemi melanda di Kawasan Kota Gedhe, Mataram
Bulan berjalan Kebinekaan : Kami Kelompok 4 Modul Nusantara UGM Mengunjungi Batik
Kegiatan W3 Giriloyo dan Surjan Batik pada tanggal 1 Oktober 2022 dan belajar membuat batik
(26 tulis menggunakan canting. Desa Wisata Batik Tulis Giriloyo Yogyakarta ini
September- merupakan desa wisata yang mengunggulkan batik tulis keturunan Kraton dan metode
01 Oktober 2022) pewarnaan batik menggunakan cara tradisional. Kami yang berkunjung di desa wisata
ini melakukan kegiatan belajar membatik, dan belanjar batik, bahkan bisa menikmati
suasana alam pedesaan.
Kabupaten Bantul merupakan salah satu wilayah yang terletak di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Kabupaten ini memiliki kekayaan seni dan budaya, kekayaan
alam, serta merupakan daerah yang berpotensi sebagai objek dan daya tarik wisata.
Masyarakat setempat mulai mengelola kawasan- kawasan tersebut sebagai peluang
usaha untuk meningkatkan perekonomian mereka dari segi pariwisata. Banyak objek
pariwisata yang bermunculan di daerah Bantul, khususnya di Kecamatan Imogiri, mulai
dari wisata alam hingga Desa Wisata Batik Tulis Giriloyo Yogyakarta.
Desa wisata ini berperan penting dalam melestarikan warisan budaya bangsa terutama
batik tulis, dengan didukung bahwa batik ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan
untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible
Heritage of Humanity) sejak Oktober 2009 oleh UNESCO, Desa wisata ini terletak di
lokasi yang strategis hanya sekitar 17 km dari arah Kota Yogyakarta yaitu Jl. Imogiri
Timur, No. Km 14, Karang Kulon, Wukirsari, Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Desa Wisata Batik Tulis Giriloyo Yogyakarta merupakan desa wisata yang
tergolong baru dan dalam proses perkembangan karena masih berdiri 10 tahun pada 2019.
Selain itu pada tahun 2019 di Kabupaten Bantul Desa Wisata Batik Tulis Giriloyo
Yogykarta masuk dalam kategori sebagai desa wisata terbaik.
Perekonomian di kampung ini ikut mati dan melumpuhkan kegiatan membatik. Hingga
akhirnya tercetuslah ide untuk membangun kembali Kampung Batik Giriloyo yang
selanjutnya berkembang menjadi sentra batik tulis di DIY. Dari ide kreatif mereka,
dibangunlah sebuah tempat workshop serta showroom atau galeri batik Giriloyo yang
dalam bentuk joglo-joglo yang berasal dari kas desa. Sejarah Sentra Batik Tulis
Giriloyo Belum di temukan bukti otentik tentang kapan masuk nya kerjainan batik tulis
di daerah Giriloyo.
Namun dari beberapa penuturan warga setempat, kerajinan batik tulis ini mulai
berkembang sekitar tahun 1654 atau abad ke 17. Pada saat itu, kerajaan Mataram di
bawah pimpinan Sultan Agung. Pada tahun tersebut Sultan Agung memerintahkan agar
daerah perbukitan Imogiri dijadikan area pemakaman raja-raja. Sehingga pihak
kerajaan mengirim abdi dalem keraton untuk menjaga area tersebut. Selain menjaga
makam, abdi dalem ini juga memiliki keahlian membuat batik tulis yang hasil nya di
gunakan untuk keperluan keraton. Semenjak itulah di daerah Giriloyo berkembang
kerajinan batik tulis, dari hasil interaksi warga setempat dengan abdi dalem keraton,
kerajinan batik tulis semakin berkembang di daerah ini yang kemudian di wariskan
secara turun temurun.
Awalnya, penduduk giriloyo hanya bertindak sebagai buruh nyanting batik dari selama
puluhan tahun lamanya dan menjual hasil karya mereka dalam bentuk produk setengah
jadi kepada juragan batik di pusat kota Yogyakarta. Batik Tulis Jogja Asli Mempunyai
Motif Unik 1/3 Batik tulis Jogja asli atau Yogyakarta mempunyai motif yang unik dan
bisa Anda jumpai di Batikdlidir. Beberapa motifnya hampir mirip dengan motif batik
Solo. Mungkin karena lokasi dari kedua kota ini berdekatan. Sehingga, motifnya bisa
menyebar. Sama halnya dengan Solo, Jogja juga punya motif batik khas. Ada beberapa
motif yang menjadi andalan. Seperti batik tulis dengan motif isen. Motif batik ini terdiri
dari motif utama dan juga isian (isen).
Perpaduan antara keduanya menjadikan motif ini sangat indah. Motif ini juga terdiri
dari beberapa jenis motif. Seperti isen cecek pitu, isen cecek, sisik melik, cecek sewut,
dan beberapa jenis lainnya. Selain motif isen, Jogja juga punya motif batik tulis gurda
atau garuda. Motif ini berbentuk sebuah burung garuda. Ada sayap, ekor dan juga
badannya. Bagi orang Jogja, burung ini mempunyai kedudukan yang sangat tinggi. Kita
sebagai Pemuda Berbudaya Ikut Serta berperan aktif untuk Berkontribusi terlibat
secara langsung di dalam menumbuhkan rasa peduli terhadap budaya lokal serta
berusaha untuk terus melestarikan serta membudayakannya agar warisan dari leluhir
kami tidak hilang dari peradaban yang kian maju akibat adanya globalisasi disaat
ini.
Hari Sabtu, 01 Oktober 2022, kami Kelompok 4 Modul Nusantara UGM setelah
berkunjung ke Kampung Batik Giriloyo kami ikut serta Mengetahui sejarah dan
budaya batik, sehingga kami dapat berperan aktif dalam menumbuhkan rasa peduli
terhadap budaya lokal serta berusaha untuk terus melestarikan serta
membudayakannya agar tidak warisan dari leluhir kami tidak hilangdari peradaban
yang kian maju akibat adanya globalisasi disaat ini.
Rencana Kebinekaan : Untuk Rentang Waktu Minggu ini Kami Mengikuti Kalender Akademik
kegiatan W4 UGM di Jadwalkan bahwa Tanggal 02 Oktober – 8 Oktober kami melaksanakan Ujian
Untuk Bulan Tengah Semester (UTS) secara Luring. Belum ada Kegiatan Kebenikaan yang akan
Selanjutnya kami kunjungi, kegiatan kami akan laksanakan kembali pada tanggal 22 Oktober
(02 Oktober – 2022 dengan mengunjungi Keraton, Sentra Gudeg, dan Jemparingan.
8Oktober)
Refleksi : Untuk Rentang Waktu Minggu ini Kami Mengikuti Kalender Akademik
UGM di Jadwalkan bahwa Tanggal 02 Oktober – 8 Oktober kami melaksanakan Ujian
Tengah Semester (UTS) secara Luring. Belum ada Kegiatan Refleksi yang akan kami
kunjungi, kegiatan kami akan laksanakan kembali pada tanggal 22 Oktober 2022
dengan mengunjungi Keraton, Sentra Gudeg, dan Jemparingan.
Inspirasi : Untuk Rentang Waktu Minggu ini Kami Mengikuti Kalender Akademik
UGM di Jadwalkan bahwa Tanggal 02 Oktober – 8 Oktober kami melaksanakan Ujian
Tengah Semester (UTS) secara Luring. Belum ada Kegiatan Inspirasi yang akan
kami kunjungi, kegiatan kami akan laksanakan kembali pada tanggal 22 Oktober
2022 dengan mengunjungi Keraton, Sentra Gudeg, dan Jemparingan.
Kontribusi Sosial : Untuk Rentang Waktu Minggu ini Kami Mengikuti Kalender
Akademik UGM di Jadwalkan bahwa Tanggal 02 Oktober – 8 Oktober kami
melaksanakan Ujian Tengah Semester (UTS) secara Luring. Belum ada Kegiatan
Kontribusi Sosial yang akan kami kunjungi, kegiatan kami akan laksanakan
kembali pada tanggal 22 Oktober 2022 dengan mengunjungi Keraton, Sentra
Gudeg, dan Jemparingan.
Terima kasih sebesar-besarnya kepada Kakak mentor dan Dosen Modul Nusantara yang telah membimbing
kami dalam kegiatan Modul Nusantara kali ini. Harapan saya untuk Modul Nusantara selanjutnya ialah agar
setiap minggunya dilaksanakan Modul Nusantara untuk mengisi waktu luang kami.
IV. Lampiran
Pembuat Laporan,
(Aisyah Salsabiela)